Anda di halaman 1dari 29

TUGAS UAS MEMBUAT MAKALAH YANG BENAR

Tugas UAS ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Teknologi Informasi dan komunikasi TIK
Yang diampu Oleh Bahrur Rosyidi, M.Pd

Kelas 23A2 / Kelompok 4

1. Alisa Rahma Anggraini (23862061030)


2. Muhammad Raihan (23862061048)
3. Nisa’atul Mukarromah (23862061057)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT MALANG

NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menulis guna menyelesaikan makalah pada mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik ini. Tak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada Nabi
agung junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita harapkan
syafaat dan karunianya pada hari akhir kelak. Atas rahmat dan hidayahNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Landasan Historis Pendidikan
Indonesia Pada Zaman Purba Hingga Zaman Pemerintahan Kolonial Belanda
Pendidikan Dan Pendidikan Yang Diselenggarakan” Makalah “Landasan Historis
Pendidikan Indonesia Pada Zaman Purba Hingga Zaman Pemerintahan Kolonial
Belanda Pendidikan Dan Pendidikan Yang Diselenggarakan” kami susun guna
memenuhi tugas mata kuliah Landasan Pendidikan di Universitas Islam Raden
Rahmat Malang. Disisi lain kami juga berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi para pembaca khususnya untuk
teman-teman sekalian mengenai topik “Landasan Historis Pendidikan Indonesia
Pada Zaman Purba Hingga Zaman Pemerintahan Kolonial Belanda Pendidikan
Dan Pendidikan Yang Diselenggarakan”.Kami selaku penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah Landasan
Pendidikan. Terkait dengan tugas yang telah diberikan ini karena dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terkait bidang mata kuliah Landasan Pendidikan yang
kami tekuni.. Kami selaku penulis menyadari bahwasannya makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, November 2023

Penyusun

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. II


DAFTAR ISI ......................................................................................................... III
DAFTAR TABEL .................................................................................................... 1
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... 2
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... 3
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................. 5
D. Manfaat ........................................................................................................... 6
BAB II ..................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 7
A. Pendidikan pada zaman purba hingga zaman pemerintahan kolonial belanda7
B. Pendidikan yang diselenggarakan Kaum Pergerakan Kebangsaan ............... 14
BAB III .................................................................................................................. 19
PENUTUP ............................................................................................................. 19
A. Kesimpulan ............................................................................................. 19
B. Saran ............................................................................................................. 19
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................................ 20

III
IV
DAFTAR TABEL

Table 2. 1 Jadwal mata kuliah ................................................................................ 10


Table 2. 3 Jadwal mata kuliah lanjutan .................................................................. 10

1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 2 Pendidikan pada zaman hindu budha................................................ 18


Gambar 2. 1 Pendidikan pada zaman kolonial ...................................................... 18

2
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. 1 ......................................................................................................... 21
Lampiran 1. 2 ......................................................................................................... 22
Lampiran 1. 3 ......................................................................................................... 23
Lampiran 1. 4 ......................................................................................................... 24
Lampiran 1. 5 ......................................................................................................... 25

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah atau history adalah keadaan masa lampau dengan segala macam kejadian
atau kegiatan yang didasari oleh konsep-konsep tertentu. Sejarah penuh dengan
informasi yang mengandung kejadian, model, konsep, teori, praktik, moral, cita-
cita dan sebagainya. (Pidarta, 2007: 109).

Sejarah adalah suatu peristiwa yang telah terjadi di masa lampau, yang merupakan
bagian dari kehidupan manusia, sejarah itu diisi tergantung pada pembuat sejarah
apakah diisi dengan tinta sejarah yang bermanfaat atau sebakliknya. Hingga
sampai saat ini pun sebenarnya kita juga sedang membuat sejarah tentang
kehidupan kita untuk generasi penerus kita baik itu untuk anak dan cucu kita dan
semua orang yang terlibat dalam aktivitas kehidupan kita. Secara tidak langsung
kita ada pada saat ini merupakan sejarah dari orang tua kita, orang tua kita ada
dari orang tua kita sebelumnya dan begitulah seterusnya.

Peristiwa sejarah meliputi berbagai aktivitas manusia semua bidang manusia salah
satunya adalah landasan sejarah dalam bidang pendidikan yang merupakan
pembahasan makalah ini. Pendidikan merupakan hasil sejarah orang – orang
sebelum kita yang berjasa dalam bidang sejarah, oleh karena itu dengan adanya
landasan sejarah pendidikan di masa lalu bisa dijadikan gambaran untuk
melakukan pendidikan dimasa sekarang. Sehingga dalam pelaksannan pendidikan
dapat mengarah pada tujuan sebenarnya pendidikan itu.Indonesia sendiri telah
mengalami berbagai perubahan dan salah satunyadi bidang pendidikan.
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Untuk memajukan
pendidikan suatu bangsa maka kita perlu mempelajari sejarah pendidikan itu
sendiri, baik yang bersifat nasional maupun internasional. Karena dengan
mernpelajari sejarah pendidikan maka kita dapat mengetahui apa yang sudah
dikerjakan oleh pendahulu kita serta hasil yang diperoleh.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pendidikan pada zaman purba hingga zaman pemerintahan

kolonial belanda ?

2. Bagaimana Pendidikan yang diselenggarakan kaum pergerakan kebangsaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pendidikan pada zaman purba hingga zaman
pemerintahankolonial belanda
2. Untuk mengetahui Pendidikan yang diselenggarakan kaum
pergerakan kebangsaan

5
D. Manfaat

Dari penulisan makalah ini diharapkan kita semua selaku calon pendidikan dapat
mempelajari kelebihan dan kekurangan system pendidikan yang ada sekarang di
Indonesia dengan mempelajari terlebih dahulu sejarah pendidikan Landasan
historis pendidikan Indonesia pada zaman purba hingga zaman pemerintahan
kolonial Belanda, dimulai dengan adanya sistem pendidikan informal yang
1
dilakukan dalam keluarga dan masyarakat . Selanjutnya, pada zaman
pemerintahan kolonial Belanda, pendidikan di Indonesia mengalami transformasi
signifikan dengan didirikannya sekolah-sekolah Belanda dan pendidikan yang
lebih terstruktur. Pendidikan yang diselenggarakan pada masa tersebut lebih
menekankan pada pendidikan yang mengakulturasi nilai-nilai Barat. Landasan
historis ini menjadi dasar pengembangan pendidikan di Indonesia hingga saat ini.

1
Buku kita bias

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendidikan pada zaman purba hingga zaman pemerintahan kolonial


belanda

1. Zaman Pra Hindu, hindu, budha, dan islam

Sebelum pengaruh hindu masuk di indonesia telah terdapat system


kemasyarakatan dan pendidikan. Pendidikan merupakan bagian dari system
kemasyarakatan itu. Zaman pra hindu ini masih bercorak adatasli, sekalipun
keasliannya ini tidak sama dengan sifat primitive. Hal ini karena tanda-tanda
kemajuan dari keprimitifan itu memang telah ada (Soemaryo,tt:1).

Namun demikian kebudayaan pada waktu itu masih dapat dibedakan antara yang
palaelitis (palaios=lama kuno) dengan yang neolitis (neos = baru). Kebudayaan
palaeolitis ini seperti yang kita jumpai pada orang-orang Kubu, Weda, dan
Negrito, sedangkan kebudayaan Neolitis seperti yang kita jumpai pada sebagian
orang-orang pedalaman di Kalimantan dan Sulawesi. Kepercayaan mereka adalah
animisme dan sebagian yang lain adalah dyinamisme, sedangkan hidup
kemasyarakatannya adalah gotongroyong (belum ada perbedaan kelas). Empu
(juga sebagai guru) mengembantugas lahiriah dan tugas maknawiah. Tugas
lahiriah sebagai pandai besi dan tugas maknawiah sebagai dukun. Tujuan
pendidikan ialah : manusia gotongroyong, manusia menghormati empu, dan
manusia taat akan adat (Jumhur, 1974:103).2

Setelah zaman pra hindu masuk pendidikan pada zaman pengaruh hindu di
Indonesia, berlangsunglah akulturasi (pembudayaan) di zaman ini Abad yang
cukup lama ini membuat akulturasi adat asli dan kebudayaan hindu dengan

2
Ahmadi, H. Abu. 2003. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

7
sangatkuat, dan terjadilah “kebudayaan asli uang diperkuat dengan unsur-unsur
asing. Lebih-lebih di Jawa kebudayaan Jawa asli menjadi sangat “anggun”, karena
unsur-unsur kehinduan diolah dan dicernakan sebegiturupa, sehingga sifat
kehinduan menjadi sifat kejawaan (Soemaryo, tt:1). Di India terdapat
penggolongan masyarakat sebagai berikut

1.) KastaBrahmana

2.) Kasta Ksatria masyarakat yang dijamin

3.) KastaWaisa

4.) Kasta Sudra masyarakat yang menjamin

Pada zaman kerajaan Majapahit, pendidikan dilaksanakan di Padepokan-


padepokan, di asrama-asrama, di pertapaan-pertapaan oleh para Brahmana.
System pengajaran diberikan secara perorangan (hoofdelijk). Seorang guru
mengajar seorang siswa, siswa-siswa yang lain menanti gilirannya, sambil
membaca-baca sendiri. Kemajuan yang telah dicapai antara lain: bidang politik,
ekonomi, social, dan kebudayaan, sedangkan kelemahannya anataralain : kurang
memperhatikan generasi muda dan kurang mempersiapkan kader-kader pimpinan
bangsa. (Soemartoyo)

Dalam maslah spiritual, manusia itu hidup dalam “sangsara”, yaitu perpindahan
jiwa yang tak berkeputusan, dan tujuannya ialah mencapai “muksa” (bersatu
dengan syiwa. Untuk itu salah satu lakunya ialah dengan “bertapa” (Djumhur,
1974:107-108).3

Setelah itu masuklah pengaruh budha yang Dalam masalah spiritual, manusia
sampai pada “muksa”, laku “sangsara” nya tidak melalui “bertapa”, melainkan
melalui “asthabrata” : kepercayaan, pertimbangan, perkataan, perbuatan,
penghidupan, usaha Samadhi, dan persatuan pikiran yang baik, sedangkan

3
Hadi, Soedama. 1983. Pendidikan Nasional dan Pengembangan Masyarakat. Yogyakarta: IKIP
Sanata Dharma. Hal. 5 dan 21.

8
pengertian “nirwana” (tujuan asthabrata tersebut) adalah “sepi dari kehendak”
(Djumhur, 1974:108). Pada zaman Sriwijaya yang berpusat di Plembang, telah
terdapat perguruan tinggi agama Budha, yang dipimpin oleh maha guru yang
bernama Dharmapala. Aktivitas yang dilakukan antara lain menterjemahkan
buku-buku agama Budha, disamping kerajaan Sriwijaya, kerajaan Mataramkuno
yang berpusat di jawa Tengah, juga telah memiliki perguruan tinggi agama Budha
yang dipimpin oleh Jama Badra. Aktivitas yang dilakukanantara lain
menterjemahkan buku-buku agama budha dan buku lain kedalam bahasa Jawa
Kuno, misalnya buku Ramayana.

Setelah pengaruh budha masuklah pengaruh islam bagi Sejarah Pendidikan di


Indonesia Masa ini berlangsung mulai memperoleh kedudukan yang baik di Jawa
sekitar abad XV. Melalui usaha mubaligh islam yang datang dari India, agama ini
sangat berpengaruh di Nusantara, terutama di daerah-daerah pantai (Soemaryo,
tt:1).4

Pendidikan dan pengajarannya antara lain sebagai berikut :

1.) Langgar atau Surau: mengaji Al-qur’an


(individual/semiklasikal).Pembimbingnya semacam “tutor”.

2.) Pondok pesantren : belajar ilmu agama, ilmu bahasa, ilmu falaq,
hokum fiqih, logika, dsb.Pembimbingnya adalah “Kyai”.

3.) Madrasah: belajar ilmu pengetahuan umum dan kejuruan, agama, dan
sebagainya. Pembimbingnya adalah “guru”.

4.) Pada zaman kerajaan Demak, R. Patah mendirikan pesantren-pesantren,


untuk menggantikan asrama-asrama. System pendidikan dan pengajarannya
perorangan / hoof delijk.

4
Soemartoyo, tt., Pengantar Perkembangan Pendidikan dan Kebudayaan di
Indonesia. Yogyakarta. IKIP Sanata Dharma. Hal. 1-5

9
Table 2. 1 Jadwal mata kuliah

Jam pukul kelas matkul sks Nama dosen

Senin 11.00 – 23A2 Perkembangan 2 Dr.yulia ekayanti

6-7 13.20 pesesrta didik

5-6 13.00 – 23A2 B.indonesia 2 Yuris persada


14.00

10-11 15.00 – 23A2 Landasan 2 Diana


16.40 pendidikan kusumaningrum

Selasa 14.00 – 23A2 Etika profesi 2 Wulli


guru oktiningrum
9-10 15.50

11-12 15.50 – 23A2 Belajar dan 2 Adzimatnur


17.30 pembelajaran muslihasari

Kamis 1-2 07.00 – 23A2 Filsafat 2 Andi wibowo


08.40 pendidikan

3-4 08.40 – 23A2 B.Inggris 2 Rizal


10.20

Table 2. 2 Jadwal mata kuliah lanjutan

Jum’at 11- 15.50 - 23A2 Tik 2 Bahrur


12 17.30

Sabtu 5-6 10.20 – 23A2 Pemdiikan 2 h.fadil

10
12.00 agama 8

7-8 14.00 – 23A2 Pendidikan 2 Ambarwati


16.40 pancasila

2. Zaman Kolonial Belanda

Masa ini berlangsung dari abad ke XVI sampai kira-kira pertengahan abad XX.
Selama periode ini bangsa Indonesia berkenalan dan terkena pengaruh peradaban
Barat dan pada umumnya kebudayaan Belanda pada khususnya. Ilmu
pengetahuan dan teknologi Barat, agama Kristen dan Katolik, memberikan corak
lain dari cara kehidupan menurut rasa “ketimuran”. Akibatnya sering kali terjadi
konfrontasi, tetapi juga terjadi adaptasi, integrasi, konvergensi, dan saling
pemanfaatan antara kedua belah pihak. Hal inilah yang menyebabkan kebudayaan
Indonesia berangsur-angsur maju ke arah “modernisasi”, yang tidak sama dengan
“westernisasi”. Dengan kata lain kebudayaan Indonesia ingin menjadi modern,
dengan tetap mempertahankan identitasnya sebagai bangsa Indonesia (Soemaryo,
tt : 1 – 2). (Hadi, 1983)

Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah : menyiapkan tenaga rendah/murahan,


mengabdi kepentingan penjajah melaksanakan politik memecah belah,
dipertahankan kekuasaan politik dan ekonomi penjajah. Pada zaman VOC, Inggris
dan Hindia Belanda, pendidikan untuk rakyat Nusantara sangat terlantar. Setelah
adanya tanam paksa (cultuur Stelsel 1830), Belanda menjadi kaya raya, maka
muncullah suatu usul dari Van Deventer tahun 1848, yang disebut “Politik Etis”
(politik balas jasa), yang isinya agar Belanda membalas budi kepada rakyat

11
Indonesia dalam bentuk ducasi (pendidikan), irigasi (pengairan dan kolonisasi
(transmigrasi) ).5

Sekolah-sekolah dibuka lebih banyak untuk melayani orang-orang Belanda


sendiri, sedangkan untuk orang-orang pribumi hanya sebagian kecil saja. Sekolah-
sekolah rendah yang dibuka antara lain : ELS (Europese Lager School), HCS
(Holands Inlandse School), Schakel School (Sekolah sambungan), Sekolah
Keputrian, Sekolah Ambon, Sekolah angka satu, Sekolah angka dua, dan
sebagainya.Sejak Budi Utomo didirikan (1908), maka terdapat perubahan dalam
penyelenggaraan sekolah, antara lain :

a. Sekolah angka satu (5 th) ditingkatkan menjadi 6 th. Dan pada tahun 1914
diubah menjadi HIS (7 th) dengan bahasa pengantar bahasa Belanda.

b. Sekolah angka dua (3 th) ditingkatkan menjadi 5 tahun.Setelah tahun diseleksi


dengan kalsifikasi:

 Yang kurang cerdas, melanjutkan ke kelas 4 dan 5.


 Yang cerdas, melanjutkan ke Schakel School (5 th, dan
berbahasa Belanda) dan boleh melanjutkan ke MULO
(Meer Uitgebreid Lager Onderwijs).

c. Dari MULO (SMP 3 th) dapat melanjutkan ke AMS (Al-Gemene Middlebbare


School).

d. Dari AMS (SMA 3 th) dapat melanjutkan ke :

 GHS (Geneeskudige Hoge School) = Kedokteran


 RHS (Rechtskundige Hoge School) = Sekolah
Tinggi Hukum
 THS (Technische Hoge School) = Sekolah Tinggi
Teknik.

12
Sekolah-sekolah lain yang timbul stelah Budi Utomo antaralain

1.) Sekolah-sekolah Muhammadiyah 1912, yang didirikan oleh K.H Ahmad


Dahlan, yang berpusat di Yogyakarta6

2.) Sekolah-sekolah yang didirikan oleh misi Katholik yang berpusat di Muntilan
oleh Pastor Van Lith, dan sekolah-sekolah yang didirikan oleh Zending (sekolah
Kristen)

3.) Taman Siswa (3 Juli 1922)

Sekolah ini didirikan oleh Ki Hajar Dewantoro dan berpusat di Yogyakarta Azas
Taman Siswa adalah Panca Dharma : Kemanusiaan, kodrat alam, kemerdekaan,
kebangsaan, dan kebudayaan.Tujuan pendidikan adalah hidup tertib dan damai.
Sedangkan isi pendidikannya mengutamakan kebudayaan sendiri, yaitu
kebudayaan Indonesia, dengan prinsip “trikon” : konsentris, kontinuitas, dan
konvergensi.

Metode pendidikannya adalah “Tut Wuri Handayani” dengan sistem “Among”,


dan macam sekolah yang didirikannya ialah : Taman Indria (TK), Taman Putra
(SD), Taman Dewasa (SMP), Taman Madya (SMA), Taman Guru (SPG), dan
Sarjana Wiyata (Universitas). Tetapi sayang sebelum tugas pokok KPN selesai
pecah perang dunia II. Indonesia lepas dari penjajahan Belanda (1942), tetapi
jatuh ke tangan Jepang/Dai Nippon. (Ahmadi H. A., 2003)

4.) Sekolah Kerja di Kayu Tanam

Sekolah ini didirikan oleh Moh. Syafei dan berpusat di Kayu Tanam, Sumatera
Barat. Tujuan pendidikannya ialah, berdiri di atas kaki sendiri, sedangkan mata
pelajaran yang dimaksudkan untuk membantu tercapainya tujuan tersebut ialah :
seni keterampilan, pertanian, dan koperasi.7

Sesudah Budi Utomo ini sesungguhnya masih banyak sekolah-sekolah yang


bertumbuhan, seperti Sekolah Kartini, Sekolah Dewi Sartika, dan sebagainya.

6
7

13
Namun karena sempitnya ruangan ini (hanya dasar-dasar) terpaksa hal tersebut
tidak dapat dituliskan di dalam buku ini seluruhnya.

B. Pendidikan yang diselenggarakan Kaum Pergerakan Kebangsaan

Kaum pergerakan nasional merupakan tokoh-tokoh yang berperan penting pada


masa penjajahan Belanda. Kaum pergerakan berjuang melalui berbagai bidang,
khusus dalam bahasan ini adalah melalui jalaur pendidikan. Untuk mengubah
keadaan akibat penjajahan, kaum pergerakan memasukan pendidikan ke dalam
program perjuanganya.Dewasa ini lahirlah sekolah-sekolah partikelir (perguruan
nasional) yangdiselenggarakan para perintis kemerdekaan. Pelopor Pendidikan
Pada Masa Pergerakan Nasional Lahirnya golongan terpelajar merupakan solusi
terbaik bagi bangsa Indonesia saat itu untuk keluar dari cengkeraman penjajah.
Golongan terpelajar berupaya membebaskan bangsa Indonesia dari berbagai
diskriminasi yang dilakukan kolonial Belanda. Golongan terpelajar berupaya
membangkitkan kesadaran masyarakat akan rasa nasionalisme melalui jalur
pendidikan (Imsawati, 2017). Beberapa tokoh golongan terpelajar yang lahir saat
pergerakan nasional diantaranya sebagai berikut:

1. R.A. Kartini
R.A. Kartini berupaya memperjuangkan emansipasi kaum wanitademi
perbaikan kedudukan dan derajat kaum wanita untuk mengejarkemajuan
melalui upaya pendidikan. Usaha Kartini di bidang pendidikantidak terlalu
banyak, namun ia telah memberikan petunjuk jalan,melakukan rintisan
pendidikan bagi kaum wanita. Cita-citanya memberikan gambaran
perjuangan dan cita-cita kaum wanita Indonesia.
2. Budi Utomo
Dalam kongresnya yang pertama, Budi Utomo menegaskan bahwatujuan
perkumpulan itu adalah untuk kemajuan yang selaras buat negeridan
bangsa Indonesia, terutama dengan memajukan pengajaran, pertanian,
peternakan, dagang, teknik industri, dan kebudayaan. Untukitu Budi
Utomo pada tahun 1913 mendirikan Darmo-Woro Studiefonds dan

14
mendirikan tiga Sekolah Netral di Solo serta dua di Yogyakarta.Kemudian
pada tahun 1918 mendirikan Kweekschool di Jawa Tengah,kemudian
Sekolah Guru Kepandaian Putri untuk Sekolah Kartini, enam Normaal
School, dan sepuluh Kursus Guru Desa. Pada tahun itu sekolah-sekolah
Budi Utomo telah berkembang hingga jumlahnya kurang lebihmencapai
480 (H.A.R. Tilaar, 1995: 25).
3. Muhammadiyah8
Pada tanggal 18 November 1912 K.H. Ahmad Dahlan
mendirikanorganisasi perkumpulan Muhammadiyah di Yogyakarta.
Muhammadiyahdengan berbagai sekolahnya, didirikan dalam rangka
memberikan pendidikan bagi bangsa Indonesia sesuai dengan kebutuhan
bangsaIndonesia sendiri. Pendidikan Muhammadiyah berasaskan Islam
dan berpedoman kepada Al-Qur’an dan Hadits. Tujuan pendidikan
Muhammadiyah adalah membentuk manusia muslim berakhlak
mulia,cakap, percaya diri dan berguna bagi masyarakat. Sebagai orang
muslimharus mempunyai ciri-ciri berjiwa tauhid yang murni, beribadah
kepada Allah, berbakti kepada orang tua dan baik kepadakerabatnya;
memiliki akhlak yang mulia dan halus perasaannya, berilmu pengetahuan
dan mempunyai kecakapan, dan cakap memimpin keluargadan
masyarakat.Untuk mencapai tujuannya Muhammadiyah mendirikan
sekolah-sekolah yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, di bawah
pimpinan Majelis Pengajaran.Sekolah-sekolah itu di samping memberikan
pendidikan agama Islam, memberikan juga mata pelajaran seperti di
sekolah-sekolah Pemerintah. Usaha-usaha lain berupa perluasan
pengajian-pengajian, menyebarkan bacaan-bacaan agama,mendirikan
masjid-masjid, madrasah-madrasah, dan pesantren. (Ahmadi, (2003))
4. Trikoro Dharmo

8
Muchtar.(1976). Pendidikan Nasional Indonesia.Bandung: Balai Pendidikan
IKIP

15
Trikoro Dharmo didirikan pada tahun 1915, dan selanjutnya berdiri
berbagai perkumpulan pemuda dan pelajar di berbagai tempat di tanah air
hingga terwujudnya Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Berbagaiorganisasi
pemuda dan pelajar ini bersama-sama gerakan lainnyamenyumbangkan
jasa-jasa yang besar demi pendidikan nasional dankemerdekaan Indonesia.
Mereka bersepakat untuk memperbanyak kesempatan memperoleh
pendidikan dengan membuka sekolah-sekolahsehingga dapat menampung
semakin banyak anak Indonesia,mempermudah untuk dapat mengikuti
pelajaran bagi semua lapisanmasyarakat, dan agar para anak didik
mempunyai perasaan peka sebagai putra Indonesia (H.A.R. Tilaar, 1995:
29).
5. Perguruan Taman Siswa9
Pada mulanya Perguruan Taman Siswa di pelopori oleh Ki
HadjarDewantara bersama rekan-rekannya berjuang di jalur politik
praktis,selanjutnya mulai tahun 1921 perjuangannya difokuskan di jalur
pendidikan. Hal ini dilakukan mengingat Departemen
PengajaranPemerintah Belanda bersikap diskriminatif mengenai hak dan
penyelenggaraan pendidikan bagi bangsa Indonesia. Pendidikan
Kolonialtidak berdasarkan kebutuhan bangsa kita, melainkan hanya
untukmemenuhi kepentingan kolonial. Isi pendidikannya tidak sesuai
dengankemajuan jiwa-raga bangsa. Pendidikan kolonial tidak dapat
mengadakan perikehidupan bersama, sehingga kita selalu bergantung
kepada kaum penjajah. Pendidikan kolonial tidak dapat menjadikan kita
menjadimanusia merdeka. (Yusuf, (2022))
Cara atau metode pendidikannya adalah among-methode yaitu menyokong
kodrat alamnya anak yang kita didik, agar dapatmengembangkan hidupnya
lahir dan batin menurut kodratnya sendiri-sendiri".Dasar sistem among ini
adalah kodrat alam dan kemerdekaan.Pendidikan dengan sistem among

9
Ahmadi.(2003).Ilmu Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta

16
memakai cara pondok asrama, karenadengan cara itu dapatlah ketiga
lingkungan pendidikan bekerja bersama-sama (keluarga, perguruan dan
perkumpulan pemuda). Persatuan ketigacorak lingkungan tersebut penting
sekali untuk sempurnanya pendidikan. Adapun semboyan yang paling
terkenal adalah “Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso,
Tutwuri handayani.Artinya: Kalau pendidik berada di muka, dia memberi
teladan kepada peserta didik. Kalau berada di tengah, membangun
semangat, berswakarya, dan berkreasi pada peserta didik. Kalau berada di
belakang, pendidik mengikuti dan mengarahkan peserta didik agar berani
berjalandi depan dan sanggup bertanggung jawab.
6. Nahdlatul Ulama’ 10
Nahdlatul Ulama didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari1926 oleh
K.H. Hasyim Asy’ari. Untuk mencapai tujuannya, NahdlatulUlama
menyelenggarakan berbagai usaha seperti memajukan danmemperbanyak
pesantren dan madrasah serta mengadakan tabligh-tabligh dan pengajian-
pengajian, disamping usaha lainnya. Pada akhirtahun 1938 Komisi
Perguruan NU telah menetapkan susunan madrasah-madrasahnya sebagai
berikut: Madrasah Awaliyah (2 tahun); MadrasahIbtidaiyah (3 tahun);
Madrasah Tsanawiyah (3 tahun); Madrasah Mu’alimin Wusytha (2 tahun);
dan Madrasah Mu’alimin Ulya (3 tahun).Selanjutnya setelah menjadi
partai politik (Mei 1952) hingga sekarang NU terus berjuang melakukan
inovasi dan menyelenggarakan pendidikan(I. Djumhur dan H.
Danasuparta, 1976: 59).
7. INS KayutanamIndonesisch Nederland School (INS) 11
INS KayutanamIndonesisch Nederland School (INS) didirikan oleh
MohammadSjafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayutanam, Sumatera
Barat.Pada tahun 1950 kepanjangan INS diubah menjadi Indonesian

10
Yusuf, Rinaldo.(2022).Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia.Klaten:Lakeisha

17
Nasional School, dan selanjutnya menjadi Institut Nasional Sjafei.
Perjuangan INS juga diarahkan demi kemerdekaan melalui pendidikan
yang menekankanlulusannya agar dapat berdiri sendiri tidak tergantung
pada orang lainatau jabatan yang diberikan oleh kaum penjajah.
Sebagaimanadikemukakan oleh Ag. Soejono (1979: 57) pada awal
didirikannya INSmempunyai dasar pendidikan yaitu berfikir secara logis
atau rasional,keaktifan atau kegiatan, pendidikan kemasyarakatan, dan
memperhatikan bakat anak. (Muchtar, (1976).)

Gambar 2. 1 Pendidikan pada zaman kolonial

18

Gambar 2. 2 Pendidikan pada zaman hindu budha


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan nasional melahirkan pentingnya dalam mencerdaskan kehidupan


bangsa dan memperjuangkan kemerdekaan dalam rangka melahirkan Negara
nasional. Setiap masa atau periode, memiliki karakteristik pendidikan yang
berbeda dari segi pengajaran, objek, pola belajar serta tujuan pendidikannya. i Dari
semua periode tersebut semua memiliki peran penting dalam kebhinekaan di
Indonesia, karena memberikan dampak besar bagi keberlangsungan pendidikan
saat ini.ii

B. Saran

Dengan mempelajari dan mengkaji tentang makalah ini, diharapkan kepada


mahasiswa untuk lebih berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang ada di
dunia pendidikan, karena sudah sepantasnya bagi mahasiswa yang nantinya akan
menjadi penerus di dalam dunia pendidikan.

Selesainya makalah dari kelompok kami yang ternyata jauh dari kata sempurna
dikarenakan banyak kekurangan dalam segi penulisan pembahasan, kami
mengharapkan saran sekaligus kritikan sebagai upaya refleksi untuk penambahan
wawasan dan sebagai perbaikan acuan penyusunan makalah-makalah selanjutnya.
Namun, semoga dengan selesainya makalah dari kelompok kami dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca dan khususnya bagi penyusun.

19
DAFTAR RUJUKAN

Ahmadi. ((2003)). Ilmu Pendidikan.Jakarta:Rineka Cipta.

Ahmadi, H. A. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Hadi, S. 1. ( 1983). Pendidikan Nasional dan Pengembangan Masyarakat.


Yogyakarta: IKIP Sanata Dharma, Hal. 5 dan 21.

Muchtar. ((1976).). Pendidikan Nasional Indonesia.Bandung: Balai Pendidikan


IKI.

Soemartoyo, t. (n.d.). Pengantar Perkembangan Pendidikan dan Kebudayaan di


Indonesia. Yogyakarta. IKIP Sanata Dharma, Hal. 1-5.

Yusuf. ((2022)). Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia.Klaten:Lakeish.

20
Lampiran 1. 1
shapes

21
Lampiran 1. 2
Equation
𝒏
𝒏
(𝒙 + 𝒂)𝒏 = ∑ ( ) 𝒙𝒌𝒂𝒏−𝒌
𝒌
𝒌=𝟎


𝒏𝝅𝒙 𝒏𝝅𝒙
𝒇(𝒙) = 𝒂𝟎 + ∑ (𝒂𝒏 𝐜𝐨𝐬 + 𝒃𝒏 𝐬𝐢𝐧 )
𝑳 𝑳
𝒏=𝟏
𝒏𝒙 𝒏(𝒏 − 𝟏)𝒙𝟐
(𝟏 + 𝒙 ) 𝒏 = 𝟏 + + +⋯
𝟏! 𝟐!

22
Lampiran 1. 3
Syimbol

₤₤®ℜ₺₽℀℠℡

23
Lampiran 1. 4
Grafik

Series 1
3
Series 2
Series 3
2

0
Category 1 Category 2 Category 3 Category 4

24
Lampiran 1. 5
Endnote

i
Buku tulis baru vision
ii
Buku ajar baru

25

Anda mungkin juga menyukai