Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Yuberti, M.Pd

Disusun Oleh

Zein Fudhail Al Vhito (2111090028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke-hadirat ALLAH Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dan sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada suri
tauladan kita Nabi Muhammad sholallahu alaihi wasalam, yang kita harapkan
syafaat dari beliau di Yaumul Qiyamah. Penulisan Makalah yang berjudul
“Sejarah Perkembangan Teknologi Pembelajaran” ini dalam rangka memenuhi
tugas Dosen Ibu Prof. Dr. Yuberti M.Pd pada mata kuliah Teknologi
Pembelajaran Fisika.

Saya Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-


kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang saya miliki. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini saya
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama sahabat dan
dosen mata kuliah Teknologi Pembelajaran Fisika yang telah memberikan saran
dan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah tulisan ini. Akhirnya,
semoga tulisan yang jauh dari sempurna ini ada manfaatnya.

Bandar Lampung, 14 Maret 2024

Zein Fudhail Al Vhito

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...............................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan Masalah.....................................................................................................1

BAB II.................................................................................................................................2

PEMBAHASAN.................................................................................................................2

A. Sejarah Perkembangan Teknologi Pendidikan...................................................2

B. Tahap-Tahap Sejarah Pengembangan Teknologi Pendidikan..........................5

BAB III..............................................................................................................................10

PENUTUP.........................................................................................................................10

A. Kesimpulan...........................................................................................................10

B. Saran.....................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Isu utama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, adalah
peningkatan kualitas pendidikan. Karena kompleksnya masalah yang ada di dunia
pendidikan dewasa ini, penelitian bergerak di bidang pendidikan dengan tujuan
menemukan solusi untuk masalah pendidikan. Hal ini disebabkan oleh fakta
bahwa pengembangan ilmu pengetahuan hanya dapat dilakukan melalui penelitian
dan diskusi yang rasional.1

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teori pendidikan, kemajuan


teknologi baru, dan keadaan dunia saat ini, teknologi pendidikan terus
berkembang. Teknologi pendidikan telah berkembang sejak lama. Ada banyak
pendapat dan peristiwa sejarah yang mendasari awal perkembangan teknologi
pendidikan, terutama dalam hal perkembangan instruksional. Dalam
pengembangan sumber daya manusia, khususnya sistem pendidikan dan pelatihan,
teknologi pendidikan sebagai teori dan praktik telah menjadi komponen penting.

Sejarah perkembangan teknologi pendidikan harus diingat saat berbicara


tentang kecepatan perkembangan teknologi pendidikan dewasa ini. Mulai dari
penciptaan definisi teknologi pendidikan, manfaatnya bagi dunia pendidikan, dan
para pakar yang mengonsepkannya dan berkontribusi besar padanya, teknologi
pendidikan telah menjadi salah satu elemen penting dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pembahasan ini yaitu:
1. Bagaimana sejarah perkembangan teknologi pendidikan ?
2. Apa saja tahap-tahap sejarah perkembangan teknologi pendidikan?

1
Akhmad et al., INOVASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI.

1
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah pada pembahasan ini yaitu:
1. Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan teknologi pendidikan
2. Mengetahui apa saja tahap-tahap sejarah perkembangan teknologi
pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Teknologi Pendidikan


Banyak orang tahu awal teknologi pembelajaran dari ribuan tahun lalu.
Indonesia sudah memiliki teknologi pembelajaran yang mulai berkembang pada
tahun 1951. Teknologi pembelajaran dimulai sebagai salah satu metode yang
digunakan untuk menemukan masalah pendidikan saat ini dan menemukan solusi
yang tepat untuk menyelesaikannya. Ini juga digunakan sebagai media untuk guru
berkomunikasi dengan siswa dan meningkatkan proses pembelajaran.2

Keilmuan teknologi pendidikan tidak memiliki sejarah yang jelas. Dari


perspektif sejarah, informasi menunjukkan bahwa revolusi pendidikan pertama
yang dilakukan oleh kaum Sufi pada sekitar 500 tahun sebelum Masehi memulai
pendidikan formal yang diberikan oleh pendidik. Kaum Sufi memberikan bantuan
pendidikan kepada masyarakat saat itu, dan masyarakat memberikan imbalan
kepada kaum sufi setelah mereka menerima pengetahuan baru dari mereka. Sistem
kaum sufi pada masa itu adalah nomaden, berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain, dan berbagi pengetahuan melalui perjalanan dari satu komunitas ke
komunitas lainnya. Akibatnya, masyarakat menyematkan istilah "guru berkelana"
kepada mereka. Ini adalah revolusi pertama dalam dunia pendidikan yang ditandai
dengan penyerahan pendidikan anak-anak dari orang tua kepada guru, sehingga
mereka dapat dididik dan dididik melalui proses pembelajaran.3

Berbicara mengenai tokoh-tokoh di era revolusi pertama tersebut, setidaknya


ada tiga filusuf terkenal yang dapat disebutkan, yakni Socrates (469- 399 SM),
Plato (439-347 SM), serta Aristoteles (384-322 SM).

1. Socrates (469-399 SM)

2
Anwar et al., Pengembangan Media Pembelajaran “Telaah Perspektif Pada Era Society 5.0.”
3
“Teknologi Pendidikan ”

3
Socrates adalah seorang filsuf yang mengajarkan cara-cara untuk
mendapatkan pengetahuan tentang kebaikan, kebenaran, dan keindahan. Dia
membicarakan fenomena kehidupan melalui pendekatan dialog lisan dan
membahas bagaimana memperoleh nilai-nilai kebaikan, keindahan, dan bahkan
kebenaran itu sendiri. Pemikiran Socrates menghasilkan pengetahuan yang dapat
diterapkan untuk membangun masyarakat zaman itu.4

2. Plato (439-347 SM)

Plato memiliki cara berpikir yang agak berbeda.Plato menjadi filsuf yang
lebih menekankan pemikirannya pada bagaimana menciptakan aspek intelektual
manusia. Plato percaya bahwa pendidikan hanya dapat diakses oleh mereka yang
memiliki intelektualitas tinggi karena prinsip-prinsip kebenaran, kebaikan, dan
keindahan adalah universal dan hanya dapat dipahami oleh mereka yang memiliki
intelektualitas tinggi.

3. Aristoteles (384-322 SM)

Aristoteles, yang juga disebut sebagai "tangan kanan" seorang raja yang
disebut "Alexander the Great" Murid Plato ini berbicara tentang asronomi, fisika,
botani, zoologi, etika, logika, dan metafisika. Aristoteles menganggap manusia
sebagai makhluk rasional karena mereka dapat melihat dan memahami hukum-
hukum rasional yang berasal dari alam semesta. Manusia membutuhkan desain
pendidikan yang mendukung posisinya sebagai makhluk rasional. Pendidikan
adalah cara bagi manusia untuk mencapai keseimbangan dan kebahagiaan dalam
hidup mereka. Sebaliknya, ketika nilai-nilai pendidikan dilepaskan dari pilar
kehidupan masyarakat, peradabannya akan runtuh.

Ketiga tokoh tersebut disebut sebagai nenek moyang pendidikan.


Perkembangan budaya selar menghasilkan pendidikan yang lebih terorganisir dan
kurikulum yang lebih komprehensif. Beberapa tokoh pendidikan melakukan
kemajuan dalam pendidikan dengan menerapkan ide-ide baru, termasuk teknologi
pendidikan, untuk memperbarui pendidikan. Jan Komensky (Comenius, 1572-
1670), Jean Jacques Rousseau (1772-1778), Johan Pestalozzi (1747-7827),
4
Effendi, Mengenal Filsafat Pendidikan: Ikhtiar Filosofis Kurikulum Merdeka.

4
Friedrich Froebel (1782-1852), Johan Herbart (1776-1841), Herbert Spencer
(1820-1903), John Dewey (1859-1952), Ivan Illich (1926-1990), Ki Hajar
Dewantara (1889-1959), dan Mohammad Syafei (1896-1969).5

1. Jan Komensky (1572-1670)


Ia berpendapat bahwa lingkungan sekolah harus didasarkan pada prinsip
pertumbuhan dan perkembangan anak dan pengajaran harus berlangsung dalam
suasana yang meyenangkan dengan mengunakan bahasa yang dikenal dan
mempelajari objek yang dikenal pula.
2. Jean Jacques Rousseau (1712-1778)
Ia berpendapat bahwa pendidikan harus kembali ke lingkungan alam.
3. Johan Pestalozzi (1747-1827)
Ia berpendapat bahwa, pada dasarnya, semua orang baik-baik saja, tetapi
karena masyarakat yang korup, mereka menjadi buruk. Sekolah tradisional hanya
menekankan pengulangan dan hafalan, yang membuatnya bosan. Sekolah
tradisional perlu diperbarui untuk menjadi lebih mampu mengatasi perubahan
sosial. Rangsangan pengindraan akan menyebabkan belajar. Pembelajaran harus
berkembang secara alamiah, konkret ke abstrak, dekat ke jauh, dan mudah ke
sulit.
4. Friedrich Froebel (1782-1852)
Ia berpendapat bahwa cara mengajar yang baik adalah berbasis pada aktivitas
diri, sehingga perlu dikelola lingkungan yang sesuai. Pendidikan juga harus
memperhatikan nilai-nilai luhur yang dijunjung.
5. Johann Herbart (1776-1841)
Ada lima tahap yang dikemukakan oleh johann herbart yaitu persiapan,
presentasi, asosiasi, sistematisasi, dan aplikasi.
6. Herbert Spencer (1820-1903)
Ia berpendapat bahwa manusia telah berkembang melalui berbagai fase
evolusi, dari yang sederhana menjadi yang kompleks dan dari yang seragam
menjadi yang beragam. Setelah awalnya homogen, masyarakat menjadi lebih
kompleks, dengan beragamnya tugas dan tanggung jawab yang menuntut keahlian
5
“SYAFRIL-TEKNOLOGI.”

5
y-ang sesuai unhrk masing-masing bidang keahlian tersebut. Pendidikan harus
disesuaikan dengan bakat dan tuntutan lingkungan anak. Orang-orang yang
kuatakan tetap hidup. Orang yang dididik harus mampu bertahan hidup,
menguasai kegiatan secara efektif, dan meningkatkan kinerja.
7. John Dewey (1859-1952)
Ia berpendapat bahwa proses sosial di mana orang-orang yang belum matang
(anak-anak) diajak berpartisipasi dalam masyarakat. Melalui pengalaman dan
penyelesaian masalah yang berkelanjutan, pendidikan bertujuan untuk membantu
pertumbuhan pribadi dan sosial individu. Menurut Dewey, metode reflektif adalah
metode ilmiah yang terdiri dari langkah-langkah berikut: (1) peserta didik
memiliki pengalaman langsung dengan berpartisipasi dalam suatu kegiatan Tang
yang diminati; (2) berdasarkan pengalaman tersebut, peserta didik menemukan
masalah khusus yang menggerakkan pikirannya; (3) peserta didik memiliki atau
mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut; (4)
peserta didik menciptakan berbagai hipotesis dan gagasan tentang solusi untuk
masalah tersebut.
8. Ivan Illich (1926-1990)
Ia berpendapat bahwa pendidikan di sekolah telah menghambat
perkembangan masyarakat dan individu. Jaringan pendidikan akan membantu
masyarakat maju jika hams dibebaskan dari sekolah. Konsep bahwa belajar hanya
terjadi di sekolah adalah salah karena belajar adalah proses yang berlangsung
sepanjang hidup. Jika tidak ada bimbingan guru, belajar yang sebenarnya
berlangsung lebih lama di luar sekolah. Perpustakaan, laboratorium, kelas, galeri
seni, dan tempat lainnya adalah tempat belajar.6
9. Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
Ia berpendapat bahwa hak setiap orang untuk memilih sendiri, dan karena itu,
pengajaran harus mengajarkan anak-anak untuk menjadi manusia yang merdeka
secara pikiran, mental, dan fisik. Pengajaran harus mengutamakan kecerdasan
pikiran.7

6
Haq, “Gagasan Inovasi Pendidikan" Paragon Inspiring Lecturer".”
7
Ikmal, Nalar Humanisme Dalam Pendidikan: Belajar Dari Ki Hadjar Dewantara Dan Paulo Freire.

6
10. Mohammad Syafei (1896-1969)
Menurut Syafei, dasar pendidikan adalah berpikir secara logis dan rasional,
meninggalkan cara berpikir mistik dan takhayul, menyesuaikan materi pendidikan
dengan kebutuhan masyarakat, dan menggunakan hasil pendidikan untuk
kemajuan masyarakat. Pendidikan harus berhasil menanamkan rasa percaya diri
dan keberanian untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Syafei
berpendapat bahwa masyarakatlah yang menilai siswa dan memberikan "ijazdt",
atau pengakuan, sehingga mereka tidak perlu mengikuti aturan pemerintah (zaman
penjajahan Belanda) yang mendidik secara elitis untuk kepentingan penjajahan.

Pada tahun 1950 hingga 1995, terjadi perubahan besar dalam teknologi
pembelajaran, salah satunya adalah kemunculan komputer dalam pembelajaran.
Komputer pertama kali digunakan dalam pendidikan pada tahun 1980. Semua
orang berusaha menggunakan komputer dengan baik dan sistematis untuk
mencapai tujuan pendidikan. Alat yang disebut komputer sangat disukai oleh
masyarakat umum. Pada awal tahun 1983, empat puluh persen sekolah dasar dan
tujuh puluh lima persen sekolah menengah menggunakan komputer untuk
pembelajaran.8

Banyak guru yang sangat menyukai adanya keberadaan komputer pada saat
itu karena komputer dapat melakukan beberapa fungsi seperti mengetahui
informasi tentang perubahan dalam sistem pendidikan pada tahun tersebut. Sangat
berbeda pada tahun 1990an. Dimana komputer mempunyai dampak yang sangat
besar terhadap pembelajaran di setiap sekolah. Salah satu dampak yang sering
terjadi di kalangan masyarakat yaitu kurangnya interaksi sosial terhadap sesama
individu. Karena dapat menyebabkan masyarakat menjadi kecanduan.9

Indonesia saat ini memiliki banyak teknologi pembelajaran baru. seperti


laptop, televisi, proyektor, dan sebagainya. Karena laptop adalah alat
pembelajaran yang dapat dibawa ke mana saja dan praktis, tidak seperti komputer
yang hanya duduk di ruangan dan mahal. Sementara proyektor digunakan untuk
memfasilitasi penyampaian materi dan membantu guru, banyak teknologi
8
Pustikayasa et al., TRANSFORMASI PENDIDIKAN: Panduan Praktis Teknologi Di Ruang Belajar.
9
Fitria, “Sejarah Perkembangan Teknologi Pembelajaran.”

7
bermanfaat bagi semua orang. Karena mereka mudah dan membantu, setiap orang
akan merasakan kepuasan tersendiri dalam mencari informasi.10

B. Tahap-Tahap Sejarah Pengembangan Teknologi Pendidikan


Teknologi pendidikan telah mengalami kemajuan besar seiring dengan
kemajuan teknologi lainnya. Ini adalah tahap perkembangan teknologi pendidikan
dalam sejarah:

1. Pendidikan Tradisional (Pra-Teknologi)

Sebelum adanya teknologi modern, metode pendidikan tradisional


adalah lisan dan tatap muka. Melalui ceramah, diskusi, dan demonstrasi, guru
akan memberikan pengetahuan secara langsung kepada siswa mereka.
Sumber informasi utama adalah buku-buku tulis tangan dan materi-materi
yang dibuat secara manual oleh guru. Dalam proses pembelajaran, interaksi
antara guru dan siswa, serta antara siswa satu sama lain, sangat penting. Ini
sering terjadi dalam lingkungan kelas yang terpusat. Sangat penting bahwa
orang berada di kelas secara pribadi, dan pembelajaran dilakukan secara
kolektif. Pendidikan tradisional menekankan nilai-nilai seperti disiplin,
tanggung jawab, dan interaksi sosial yang kuat, yang masih dianggap penting
dalam pendidikan modern, meskipun akses ke informasi terbatas.11

2. Awal Teknologi Pendidikan (Awal Abad ke-20)

Munculnya teknologi sederhana pada awal abad ke-20 menjadi titik balik
penting dalam pendidikan. Teknologi seperti proyektor, radio, dan film
menawarkan alternatif baru untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Ini
masih belum sekompleks teknologi modern saat ini. Proyektor
memungkinkan guru untuk memvisualisasikan materi pelajaran dengan lebih
jelas, membantu memperjelas konsep-konsep abstrak, dan membuat
pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa. Gambar-gambar besar yang

10
Yaumi, Media Dan Teknologi Pembelajaran Edisi Kedua.
11
Mukhlis, Rezi Susanto, and Karolina, “Metode Pembelajaran Dalam Perspektif Pendidikan Islam
Dan Relevansinya Dengan Pembelajaran Di Era Revolusi Industri 4.0.”

8
diproyeksikan dapat berasal dari slide, filmstrip, atau bahkan gambar yang
digambar secara langsung oleh guru.

Selain itu, radio adalah alat penting untuk pendidikan pada awal abad ke-
20. Program pendidikan, seperti ceramah, diskusi, dan pertunjukan edukatif,
disiarkan melalui radio. Siswa dapat memperoleh informasi dan pengetahuan
baru dengan mendengarkan siaran ini di rumah atau di sekolah mereka. Film
juga memainkan peran penting dalam mengubah cara pendidikan
disampaikan. Film pendidikan dapat mengambil siswa ke tempat yang jauh,
menunjukkan proses yang kompleks, atau menceritakan sejarah melalui
rekaman visual.12

Teknologi sederhana ini memungkinkan penggunaan pendekatan


pengajaran yang lebih kreatif dan dinamis. Guru meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan menggunakan media kontemporer selain buku teks dan
ceramah. Hal ini juga memungkinkan banyak orang untuk mendapatkan
informasi dan pengetahuan yang sebelumnya sulit diakses, memperluas
cakupan pendidikan mereka. Oleh karena itu, awal abad ke-20 menandai awal
transformasi teknologi dalam pendidikan. Ini membawa perubahan besar
dalam pengajaran dan akses ke pendidikan.13

3. Revolusi Komputer (1970-1980-an)

Revolusi komputer pada tahun 1970-an dan 1980-an adalah momen


penting dalam sejarah pendidikan kontemporer. Perkembangan teknologi
komputer membawa perubahan besar dalam cara pembelajaran dengan
membawa berbagai kesempatan baru yang belum pernah terjadi
sebelumnya.14

Revolusi komputer menguntungkan para pendidik maupun siswa. Program


pelatihan komputer dibuat untuk membantu guru memperoleh keterampilan
teknologi yang diperlukan untuk memasukkan teknologi ke dalam proses
12
APRIYANI, “IMPLEMENTASI PENGGUNAAN METODE STORYTELLING BERBANTU AUDI VISUAL
LIQUID CRYSTAL DISPLAY (LCD) MATA PELAJARAN SKI KELAS V MIN 7 BANDAR LAMPUNG.”
13
Dananjaya, Media Pembelajaran Aktif.
14
Sulianta, Literasi Digital, Riset Dan Perkembangannya Dalam Perspektif Social Studies.

9
pembelajaran. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang teknologi
komputer, guru dapat membuat pengalaman pembelajaran siswa mereka lebih
hidup dan relevan. Secara keseluruhan, pendidikan berubah karena revolusi
komputer pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dengan menambahkan komputer
ke dalam program pendidikan, ada peluang baru dan peluang untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Perangkat lunak
pendidikan, aplikasi belajar interaktif, dan program pelatihan komputer telah
membuat pendidikan lebih murah, interaktif, dan sesuai dengan kebutuhan
zaman. Revolusi ini mempercepat kemajuan pendidikan menuju era digital.15

4. Internet dan E-learning (1990-2000-an)

Kemunculan internet telah membawa perubahan besar dalam dunia


pendidikan, mengubah cara kita mendapatkan informasi, mempresentasikan,
dan belajar. Akses tak terbatas ke berbagai sumber daya pendidikan global
sekarang tersedia melalui internet. Bahan bacaan, jurnal ilmiah, simulasi
interaktif, dan video pembelajaran adalah beberapa contohnya. Sekarang guru
dan siswa dapat dengan mudah dan cepat mendapatkan informasi terkini dari
berbagai tempat di seluruh dunia. Selain itu, internet memungkinkan
pengembangan platform e-learning, atau pembelajaran jarak jauh, yang
memungkinkan siswa mengikuti kelas secara online dari mana pun mereka
berada, tanpa terbatas waktu atau lokasi geografis. Interaktif, video, teks, dan
audio adalah beberapa format di mana materi pembelajaran disajikan.16

5. Mobile Learning (2010-sekarang)

Perkembangan smartphone dan tablet telah sangat memengaruhi


transformasi pendidikan kontemporer. Paradigma pembelajaran telah diubah
dengan kehadiran perangkat ini yang memberikan fleksibilitas dan
portabilitas yang belum pernah terjadi sebelumnya.17

15
Kusum, Akbar, and Fitrah, Dimensi Media Pembelajaran (Teori Dan Penerapan Media
Pembelajaran Pada Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Era Society 5.0).
16
Putro et al., “Revolusi Belajar Di Era Digital.”
17
Mukhid, “Disain Teknologi Dan Inovasi Pembelajaran Dalam Budaya Organisasi Di Lembaga
Pendidikan.”

10
Pertama-tama, berbagai aplikasi mobile yang dimaksudkan untuk
pendidikan dapat diakses melalui smartphone dan tablet. Aplikasi ini
mencakup berbagai materi pendidikan, mulai dari pelajaran dasar hingga
pelajaran tingkat lanjutan. Dengan materi ini tidak lagi terbatas oleh
lingkungan kelas tradisional, siswa dapat mengaksesnya di mana pun mereka
berada, baik di rumah, di perjalanan, atau di sekolah. Selain itu, aplikasi-
aplikasi ini biasanya memiliki berbagai fitur interaktif, seperti kuis,
permainan, dan video pembelajaran, yang membuat pembelajaran lebih
menarik dan menyenangkan. Selain itu, platform pembelajaran berbasis
aplikasi memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan individual.
Mereka dapat menyesuaikan pembelajaran mereka sesuai dengan kebutuhan
dan preferensi individu mereka.

Selain itu, penggunaan smartphone dan tablet meningkatkan interaksi


siswa dengan materi pelajaran. Siswa dapat menjadi lebih aktif dalam proses
pembelajaran berkat fitur interaktifnya, seperti pemutaran video interaktif,
diskusi online dengan sesama siswa, dan tanggapan langsung terhadap latihan
soal. Mereka tidak hanya menonton secara diam-diam, tetapi juga
berpartisipasi secara aktif dalam mengkonsumsi dan memahami materi
pembelajaran. Dengan demikian, pengembangan tablet dan smartphone telah
memungkinkan pembelajaran yang lebih personal, portabel, dan fleksibel.
Siswa sekarang dapat belajar di mana pun mereka mau, kapan pun mereka
mau. Ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas pendidikan, tetapi juga
meningkatkan interaksi siswa-materi pelajaran dan memungkinkan
pengalaman pembelajaran yang lebih beragam dan menarik.

6. Teknologi Canggih dalam Pendidikan (Sekarang dan masa depan)

Teknologi seperti kecerdasan buatan (AI), realitas virtual (VR), dan


augmented reality (AR), serta analisis data pendidikan dan pemodelan
pembelajaran telah menjadi fokus utama untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran dan meningkatkan pengalaman belajar.18
18
Najjar and Oktasari, “Embracing Mobile Learning In Education: Membuka Keuntungan,
Menghadapi Tantangan, Dan Menjelajahi Prospek Masa Depan.”

11
Kecerdasan buatan (AI) sangat membantu dalam personalisasi pembelajaran.
Dengan menggunakan algoritma cerdas, AI dapat menganalisis pola belajar
siswa dan memberikan rekomendasi yang disesuaikan dengan kebutuhan
individu. Ini memungkinkan guru menyusun kurikulum yang lebih sesuai
dengan minat dan pemahaman siswa, sehingga pembelajaran lebih efektif dan
efisien.

Selain itu, realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR) memberi
siswa kesempatan untuk mengalami pengalaman belajar yang lebih
mendalam dan interaktif. Teknologi ini memberikan siswa kesempatan untuk
berinteraksi secara langsung dengan materi pelajaran melalui situasi realistis
dan simulasi. Misalnya, siswa dapat melakukan eksperimen ilmiah di
lingkungan virtual, menjelajahi lokasi geografis dalam AR, atau bahkan
merasakan pengalaman sejarah yang nyata.19

Pemodelan pembelajaran (Learning Analytics), juga dikenal sebagai


analisis pembelajaran, menggunakan teknik statistik dan analisis data untuk
memahami dan meramalkan perilaku pembelajaran. Dengan memodelkan
cara faktor-faktor seperti lingkungan belajar, metode pengajaran, dan
karakteristik siswa berinteraksi satu sama lain, pemodelan pembelajaran dapat
membantu membuat pengalaman belajar yang lebih efektif dan efisien.20

Secara keseluruhan, kemajuan teknologi ini membuka banyak peluang


baru untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Analisis data pendidikan,
pemodelan pembelajaran, kecerdasan buatan, dan realitas virtual (AR) dapat
membuat pendidikan lebih personal, mendalam, dan efektif. Ini berarti
lingkungan belajar yang lebih inklusif dan menarik bagi semua siswa, dan
pendidik akan memiliki wawasan yang lebih baik tentang bagaimana
membantu siswa mereka berkembang secara individual.21

19
Liriwati, “Transformasi Kurikulum; Kecerdasan Buatan Untuk Membangun Pendidikan Yang
Relevan Di Masa Depan.”
20
Ananda and Wandini, “Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Ditinjau Dari Self
Efficacy Siswa.”
21
Pustikayasa et al., TRANSFORMASI PENDIDIKAN: Panduan Praktis Teknologi Di Ruang Belajar.

12
13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Teknologi pendidikan telah mengalami perkembangan yang signifikan.
Meskipun teknologi pembelajaran telah ada sejak ribuan tahun yang
lalu, perhatian publik mulai tertarik padanya di Indonesia pada tahun
1951. Sekitar 500 tahun sebelum Masehi, kaum Sufi memulai revolusi
pendidikan pertama. Mereka memperkenalkan pendidikan formal yang
diberikan oleh guru dan memperluas akses pengetahuan dengan
perjalanan dari satu komunitas ke komunitas lainnya. Mulai dari
penggunaan komputer pada tahun 1980-an hingga munculnya laptop,
televisi, proyektor, dan teknologi pembelajaran lainnya, kemajuan
teknologi telah mengubah cara kita belajar dan mengajar. Untuk
meningkatkan pengalaman belajar, teknologi seperti kecerdasan buatan
(AI), realitas virtual (VR), augmented reality (AR), analisis data
pendidikan, dan pemodelan pembelajaran sangat penting.
2. Tahap-tahap perkembangan teknologi pendidikan meliputi tahap
pendidikan tradisional, awal teknologi pendidikan, revolusi komputer,
internet dan e-learning, mobile learning, teknologi canggih dalam
pendidikan

B. Saran
Demikian materi yang dapat saya paparkan mengenai Sejarah
pengembangan teknologi pendidikan. Saya menyadari bahwa makalah ini
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, serta jauh dari
kesempurnaan karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi. Maka dari itu saya berharap kepada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun.

14
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, Akhmad, Syamsiah Badruddin, Muhamad Januaripin, Salwa Salwa, and


Vincent Gaspersz. INOVASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN
TINGGI : Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan. PT. Sonpedia
Publishing Indonesia, 2024.
Ananda, Ema Rizky, and Rora Rizki Wandini. “Analisis Kemampuan Literasi
Matematika Siswa Ditinjau Dari Self Efficacy Siswa.” Jurnal Obsesi:
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 6, no. 5 (2022).
Anwar, Faisal, Hadi Pajarianto, Elin Herlina, Totok Dwi Raharjo, Lathifatul
Fajriyah, Irnin Agustina Dwi Astuti, Alim Hardiansyah, and Komang Ayu
Suseni. Pengembangan Media Pembelajaran “Telaah Perspektif Pada
Era Society 5.0.” Tohar Media, 2022.
APRIYANI, Ramli. “IMPLEMENTASI PENGGUNAAN METODE
STORYTELLING BERBANTU AUDI VISUAL LIQUID CRYSTAL
DISPLAY (LCD) MATA PELAJARAN SKI KELAS V MIN 7 BANDAR
LAMPUNG,” 2021.
Dananjaya, Utomo. Media Pembelajaran Aktif. Nuansa cendekia, 2023.
Effendi, Yulius Rustan. Mengenal Filsafat Pendidikan: Ikhtiar Filosofis
Kurikulum Merdeka. Media Nusa Creative (MNC Publishing), 2022.
Fitria, Lailatul. “Sejarah Perkembangan Teknologi Pembelajaran,” n.d.
Haq, Furqonul. “Gagasan Inovasi Pendidikan" Paragon Inspiring Lecturer",”
2021.
Ikmal, Hepi. Nalar Humanisme Dalam Pendidikan: Belajar Dari Ki Hadjar
Dewantara Dan Paulo Freire. Nawa Litera Publishing, 2021.
Kusum, Jaka Wijaya, Muh Rijalul Akbar, and Muh Fitrah. Dimensi Media
Pembelajaran (Teori Dan Penerapan Media Pembelajaran Pada Era
Revolusi Industri 4.0 Menuju Era Society 5.0). PT. Sonpedia Publishing
Indonesia, 2023.

15
Liriwati, Fahrina Yustiasari. “Transformasi Kurikulum; Kecerdasan Buatan Untuk
Membangun Pendidikan Yang Relevan Di Masa Depan.” IHSAN: Jurnal
Pendidikan Islam 1, no. 2 (2023): 62–71.
Mukhid, M Pd. “Disain Teknologi Dan Inovasi Pembelajaran Dalam Budaya
Organisasi Di Lembaga Pendidikan,” 2023.
Mukhlis, Muhammad, Kemas Rezi Susanto, and Asri Karolina. “Metode
Pembelajaran Dalam Perspektif Pendidikan Islam Dan Relevansinya
Dengan Pembelajaran Di Era Revolusi Industri 4.0,” 2021.
Najjar, Syafrillah, and Harni Oktasari. “Embracing Mobile Learning In Education:
Membuka Keuntungan, Menghadapi Tantangan, Dan Menjelajahi Prospek
Masa Depan,” 1:74–83, 2023.
Pustikayasa, I Made, Imam Permana, Fitriani Kadir, Rony Sandra Yofa Zebua,
Perdy Karuru, Liza Husnita, Ni Putu Sri Pinatih, Sri Wahyu Indrawati,
Dina Sri Nindiati, and Erma Yulaini. TRANSFORMASI PENDIDIKAN:
Panduan Praktis Teknologi Di Ruang Belajar. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia, 2023.
Putro, Adi Nugroho Susanto, Muhammad Wajdi, Siyono Siyono, Aditya Noor
Cahya Perdana, Saptono Saptono, Diana Yanni Ariswati Fallo, Anis Umi
Khoirotunnisa, KMAyT Wiwin Agustina Ningtyas, Ferdinand Salomo
Leuwol, and Simon Batu Pationa. “Revolusi Belajar Di Era Digital.”
Penerbit PT Kodogu Trainer Indonesia, 2023.
Sulianta, Feri. Literasi Digital, Riset Dan Perkembangannya Dalam Perspektif
Social Studies. Feri Sulianta, 2020.
“SYAFRIL-TEKNOLOGI.Pdf,” n.d.
“Teknologi Pendidikan - FULL.Pdf,” n.d.
Yaumi, Muhammad. Media Dan Teknologi Pembelajaran Edisi Kedua. Prenada
Media, 2021.

16

Anda mungkin juga menyukai