Disusun Oleh
Puji syukur saya panjatkan ke-hadirat ALLAH Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Dan sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada suri
tauladan kita Nabi Muhammad sholallahu alaihi wasalam, yang kita harapkan
syafaat dari beliau di Yaumul Qiyamah. Penulisan Makalah yang berjudul
“Sejarah Perkembangan Teknologi Pembelajaran” ini dalam rangka memenuhi
tugas Dosen Ibu Prof. Dr. Yuberti M.Pd pada mata kuliah Teknologi
Pembelajaran Fisika.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan Masalah.....................................................................................................1
BAB II.................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.................................................................................................................2
BAB III..............................................................................................................................10
PENUTUP.........................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Isu utama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, adalah
peningkatan kualitas pendidikan. Karena kompleksnya masalah yang ada di dunia
pendidikan dewasa ini, penelitian bergerak di bidang pendidikan dengan tujuan
menemukan solusi untuk masalah pendidikan. Hal ini disebabkan oleh fakta
bahwa pengembangan ilmu pengetahuan hanya dapat dilakukan melalui penelitian
dan diskusi yang rasional.1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada pembahasan ini yaitu:
1. Bagaimana sejarah perkembangan teknologi pendidikan ?
2. Apa saja tahap-tahap sejarah perkembangan teknologi pendidikan?
1
Akhmad et al., INOVASI DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGI.
1
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah pada pembahasan ini yaitu:
1. Mengetahui bagaimana sejarah perkembangan teknologi pendidikan
2. Mengetahui apa saja tahap-tahap sejarah perkembangan teknologi
pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Anwar et al., Pengembangan Media Pembelajaran “Telaah Perspektif Pada Era Society 5.0.”
3
“Teknologi Pendidikan ”
3
Socrates adalah seorang filsuf yang mengajarkan cara-cara untuk
mendapatkan pengetahuan tentang kebaikan, kebenaran, dan keindahan. Dia
membicarakan fenomena kehidupan melalui pendekatan dialog lisan dan
membahas bagaimana memperoleh nilai-nilai kebaikan, keindahan, dan bahkan
kebenaran itu sendiri. Pemikiran Socrates menghasilkan pengetahuan yang dapat
diterapkan untuk membangun masyarakat zaman itu.4
Plato memiliki cara berpikir yang agak berbeda.Plato menjadi filsuf yang
lebih menekankan pemikirannya pada bagaimana menciptakan aspek intelektual
manusia. Plato percaya bahwa pendidikan hanya dapat diakses oleh mereka yang
memiliki intelektualitas tinggi karena prinsip-prinsip kebenaran, kebaikan, dan
keindahan adalah universal dan hanya dapat dipahami oleh mereka yang memiliki
intelektualitas tinggi.
Aristoteles, yang juga disebut sebagai "tangan kanan" seorang raja yang
disebut "Alexander the Great" Murid Plato ini berbicara tentang asronomi, fisika,
botani, zoologi, etika, logika, dan metafisika. Aristoteles menganggap manusia
sebagai makhluk rasional karena mereka dapat melihat dan memahami hukum-
hukum rasional yang berasal dari alam semesta. Manusia membutuhkan desain
pendidikan yang mendukung posisinya sebagai makhluk rasional. Pendidikan
adalah cara bagi manusia untuk mencapai keseimbangan dan kebahagiaan dalam
hidup mereka. Sebaliknya, ketika nilai-nilai pendidikan dilepaskan dari pilar
kehidupan masyarakat, peradabannya akan runtuh.
4
Friedrich Froebel (1782-1852), Johan Herbart (1776-1841), Herbert Spencer
(1820-1903), John Dewey (1859-1952), Ivan Illich (1926-1990), Ki Hajar
Dewantara (1889-1959), dan Mohammad Syafei (1896-1969).5
5
y-ang sesuai unhrk masing-masing bidang keahlian tersebut. Pendidikan harus
disesuaikan dengan bakat dan tuntutan lingkungan anak. Orang-orang yang
kuatakan tetap hidup. Orang yang dididik harus mampu bertahan hidup,
menguasai kegiatan secara efektif, dan meningkatkan kinerja.
7. John Dewey (1859-1952)
Ia berpendapat bahwa proses sosial di mana orang-orang yang belum matang
(anak-anak) diajak berpartisipasi dalam masyarakat. Melalui pengalaman dan
penyelesaian masalah yang berkelanjutan, pendidikan bertujuan untuk membantu
pertumbuhan pribadi dan sosial individu. Menurut Dewey, metode reflektif adalah
metode ilmiah yang terdiri dari langkah-langkah berikut: (1) peserta didik
memiliki pengalaman langsung dengan berpartisipasi dalam suatu kegiatan Tang
yang diminati; (2) berdasarkan pengalaman tersebut, peserta didik menemukan
masalah khusus yang menggerakkan pikirannya; (3) peserta didik memiliki atau
mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut; (4)
peserta didik menciptakan berbagai hipotesis dan gagasan tentang solusi untuk
masalah tersebut.
8. Ivan Illich (1926-1990)
Ia berpendapat bahwa pendidikan di sekolah telah menghambat
perkembangan masyarakat dan individu. Jaringan pendidikan akan membantu
masyarakat maju jika hams dibebaskan dari sekolah. Konsep bahwa belajar hanya
terjadi di sekolah adalah salah karena belajar adalah proses yang berlangsung
sepanjang hidup. Jika tidak ada bimbingan guru, belajar yang sebenarnya
berlangsung lebih lama di luar sekolah. Perpustakaan, laboratorium, kelas, galeri
seni, dan tempat lainnya adalah tempat belajar.6
9. Ki Hajar Dewantara (1889-1959)
Ia berpendapat bahwa hak setiap orang untuk memilih sendiri, dan karena itu,
pengajaran harus mengajarkan anak-anak untuk menjadi manusia yang merdeka
secara pikiran, mental, dan fisik. Pengajaran harus mengutamakan kecerdasan
pikiran.7
6
Haq, “Gagasan Inovasi Pendidikan" Paragon Inspiring Lecturer".”
7
Ikmal, Nalar Humanisme Dalam Pendidikan: Belajar Dari Ki Hadjar Dewantara Dan Paulo Freire.
6
10. Mohammad Syafei (1896-1969)
Menurut Syafei, dasar pendidikan adalah berpikir secara logis dan rasional,
meninggalkan cara berpikir mistik dan takhayul, menyesuaikan materi pendidikan
dengan kebutuhan masyarakat, dan menggunakan hasil pendidikan untuk
kemajuan masyarakat. Pendidikan harus berhasil menanamkan rasa percaya diri
dan keberanian untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka sendiri. Syafei
berpendapat bahwa masyarakatlah yang menilai siswa dan memberikan "ijazdt",
atau pengakuan, sehingga mereka tidak perlu mengikuti aturan pemerintah (zaman
penjajahan Belanda) yang mendidik secara elitis untuk kepentingan penjajahan.
Pada tahun 1950 hingga 1995, terjadi perubahan besar dalam teknologi
pembelajaran, salah satunya adalah kemunculan komputer dalam pembelajaran.
Komputer pertama kali digunakan dalam pendidikan pada tahun 1980. Semua
orang berusaha menggunakan komputer dengan baik dan sistematis untuk
mencapai tujuan pendidikan. Alat yang disebut komputer sangat disukai oleh
masyarakat umum. Pada awal tahun 1983, empat puluh persen sekolah dasar dan
tujuh puluh lima persen sekolah menengah menggunakan komputer untuk
pembelajaran.8
Banyak guru yang sangat menyukai adanya keberadaan komputer pada saat
itu karena komputer dapat melakukan beberapa fungsi seperti mengetahui
informasi tentang perubahan dalam sistem pendidikan pada tahun tersebut. Sangat
berbeda pada tahun 1990an. Dimana komputer mempunyai dampak yang sangat
besar terhadap pembelajaran di setiap sekolah. Salah satu dampak yang sering
terjadi di kalangan masyarakat yaitu kurangnya interaksi sosial terhadap sesama
individu. Karena dapat menyebabkan masyarakat menjadi kecanduan.9
7
bermanfaat bagi semua orang. Karena mereka mudah dan membantu, setiap orang
akan merasakan kepuasan tersendiri dalam mencari informasi.10
Munculnya teknologi sederhana pada awal abad ke-20 menjadi titik balik
penting dalam pendidikan. Teknologi seperti proyektor, radio, dan film
menawarkan alternatif baru untuk menyampaikan informasi kepada siswa. Ini
masih belum sekompleks teknologi modern saat ini. Proyektor
memungkinkan guru untuk memvisualisasikan materi pelajaran dengan lebih
jelas, membantu memperjelas konsep-konsep abstrak, dan membuat
pembelajaran menjadi lebih menarik bagi siswa. Gambar-gambar besar yang
10
Yaumi, Media Dan Teknologi Pembelajaran Edisi Kedua.
11
Mukhlis, Rezi Susanto, and Karolina, “Metode Pembelajaran Dalam Perspektif Pendidikan Islam
Dan Relevansinya Dengan Pembelajaran Di Era Revolusi Industri 4.0.”
8
diproyeksikan dapat berasal dari slide, filmstrip, atau bahkan gambar yang
digambar secara langsung oleh guru.
Selain itu, radio adalah alat penting untuk pendidikan pada awal abad ke-
20. Program pendidikan, seperti ceramah, diskusi, dan pertunjukan edukatif,
disiarkan melalui radio. Siswa dapat memperoleh informasi dan pengetahuan
baru dengan mendengarkan siaran ini di rumah atau di sekolah mereka. Film
juga memainkan peran penting dalam mengubah cara pendidikan
disampaikan. Film pendidikan dapat mengambil siswa ke tempat yang jauh,
menunjukkan proses yang kompleks, atau menceritakan sejarah melalui
rekaman visual.12
9
pembelajaran. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang teknologi
komputer, guru dapat membuat pengalaman pembelajaran siswa mereka lebih
hidup dan relevan. Secara keseluruhan, pendidikan berubah karena revolusi
komputer pada tahun 1970-an dan 1980-an. Dengan menambahkan komputer
ke dalam program pendidikan, ada peluang baru dan peluang untuk
meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Perangkat lunak
pendidikan, aplikasi belajar interaktif, dan program pelatihan komputer telah
membuat pendidikan lebih murah, interaktif, dan sesuai dengan kebutuhan
zaman. Revolusi ini mempercepat kemajuan pendidikan menuju era digital.15
15
Kusum, Akbar, and Fitrah, Dimensi Media Pembelajaran (Teori Dan Penerapan Media
Pembelajaran Pada Era Revolusi Industri 4.0 Menuju Era Society 5.0).
16
Putro et al., “Revolusi Belajar Di Era Digital.”
17
Mukhid, “Disain Teknologi Dan Inovasi Pembelajaran Dalam Budaya Organisasi Di Lembaga
Pendidikan.”
10
Pertama-tama, berbagai aplikasi mobile yang dimaksudkan untuk
pendidikan dapat diakses melalui smartphone dan tablet. Aplikasi ini
mencakup berbagai materi pendidikan, mulai dari pelajaran dasar hingga
pelajaran tingkat lanjutan. Dengan materi ini tidak lagi terbatas oleh
lingkungan kelas tradisional, siswa dapat mengaksesnya di mana pun mereka
berada, baik di rumah, di perjalanan, atau di sekolah. Selain itu, aplikasi-
aplikasi ini biasanya memiliki berbagai fitur interaktif, seperti kuis,
permainan, dan video pembelajaran, yang membuat pembelajaran lebih
menarik dan menyenangkan. Selain itu, platform pembelajaran berbasis
aplikasi memungkinkan siswa untuk belajar secara mandiri dan individual.
Mereka dapat menyesuaikan pembelajaran mereka sesuai dengan kebutuhan
dan preferensi individu mereka.
11
Kecerdasan buatan (AI) sangat membantu dalam personalisasi pembelajaran.
Dengan menggunakan algoritma cerdas, AI dapat menganalisis pola belajar
siswa dan memberikan rekomendasi yang disesuaikan dengan kebutuhan
individu. Ini memungkinkan guru menyusun kurikulum yang lebih sesuai
dengan minat dan pemahaman siswa, sehingga pembelajaran lebih efektif dan
efisien.
Selain itu, realitas virtual (VR) dan augmented reality (AR) memberi
siswa kesempatan untuk mengalami pengalaman belajar yang lebih
mendalam dan interaktif. Teknologi ini memberikan siswa kesempatan untuk
berinteraksi secara langsung dengan materi pelajaran melalui situasi realistis
dan simulasi. Misalnya, siswa dapat melakukan eksperimen ilmiah di
lingkungan virtual, menjelajahi lokasi geografis dalam AR, atau bahkan
merasakan pengalaman sejarah yang nyata.19
19
Liriwati, “Transformasi Kurikulum; Kecerdasan Buatan Untuk Membangun Pendidikan Yang
Relevan Di Masa Depan.”
20
Ananda and Wandini, “Analisis Kemampuan Literasi Matematika Siswa Ditinjau Dari Self
Efficacy Siswa.”
21
Pustikayasa et al., TRANSFORMASI PENDIDIKAN: Panduan Praktis Teknologi Di Ruang Belajar.
12
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Teknologi pendidikan telah mengalami perkembangan yang signifikan.
Meskipun teknologi pembelajaran telah ada sejak ribuan tahun yang
lalu, perhatian publik mulai tertarik padanya di Indonesia pada tahun
1951. Sekitar 500 tahun sebelum Masehi, kaum Sufi memulai revolusi
pendidikan pertama. Mereka memperkenalkan pendidikan formal yang
diberikan oleh guru dan memperluas akses pengetahuan dengan
perjalanan dari satu komunitas ke komunitas lainnya. Mulai dari
penggunaan komputer pada tahun 1980-an hingga munculnya laptop,
televisi, proyektor, dan teknologi pembelajaran lainnya, kemajuan
teknologi telah mengubah cara kita belajar dan mengajar. Untuk
meningkatkan pengalaman belajar, teknologi seperti kecerdasan buatan
(AI), realitas virtual (VR), augmented reality (AR), analisis data
pendidikan, dan pemodelan pembelajaran sangat penting.
2. Tahap-tahap perkembangan teknologi pendidikan meliputi tahap
pendidikan tradisional, awal teknologi pendidikan, revolusi komputer,
internet dan e-learning, mobile learning, teknologi canggih dalam
pendidikan
B. Saran
Demikian materi yang dapat saya paparkan mengenai Sejarah
pengembangan teknologi pendidikan. Saya menyadari bahwa makalah ini
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan, serta jauh dari
kesempurnaan karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi. Maka dari itu saya berharap kepada pembaca untuk memberikan
kritik dan saran yang membangun.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
Liriwati, Fahrina Yustiasari. “Transformasi Kurikulum; Kecerdasan Buatan Untuk
Membangun Pendidikan Yang Relevan Di Masa Depan.” IHSAN: Jurnal
Pendidikan Islam 1, no. 2 (2023): 62–71.
Mukhid, M Pd. “Disain Teknologi Dan Inovasi Pembelajaran Dalam Budaya
Organisasi Di Lembaga Pendidikan,” 2023.
Mukhlis, Muhammad, Kemas Rezi Susanto, and Asri Karolina. “Metode
Pembelajaran Dalam Perspektif Pendidikan Islam Dan Relevansinya
Dengan Pembelajaran Di Era Revolusi Industri 4.0,” 2021.
Najjar, Syafrillah, and Harni Oktasari. “Embracing Mobile Learning In Education:
Membuka Keuntungan, Menghadapi Tantangan, Dan Menjelajahi Prospek
Masa Depan,” 1:74–83, 2023.
Pustikayasa, I Made, Imam Permana, Fitriani Kadir, Rony Sandra Yofa Zebua,
Perdy Karuru, Liza Husnita, Ni Putu Sri Pinatih, Sri Wahyu Indrawati,
Dina Sri Nindiati, and Erma Yulaini. TRANSFORMASI PENDIDIKAN:
Panduan Praktis Teknologi Di Ruang Belajar. PT. Sonpedia Publishing
Indonesia, 2023.
Putro, Adi Nugroho Susanto, Muhammad Wajdi, Siyono Siyono, Aditya Noor
Cahya Perdana, Saptono Saptono, Diana Yanni Ariswati Fallo, Anis Umi
Khoirotunnisa, KMAyT Wiwin Agustina Ningtyas, Ferdinand Salomo
Leuwol, and Simon Batu Pationa. “Revolusi Belajar Di Era Digital.”
Penerbit PT Kodogu Trainer Indonesia, 2023.
Sulianta, Feri. Literasi Digital, Riset Dan Perkembangannya Dalam Perspektif
Social Studies. Feri Sulianta, 2020.
“SYAFRIL-TEKNOLOGI.Pdf,” n.d.
“Teknologi Pendidikan - FULL.Pdf,” n.d.
Yaumi, Muhammad. Media Dan Teknologi Pembelajaran Edisi Kedua. Prenada
Media, 2021.
16