Anda di halaman 1dari 9

Mohammad Lukmanul Hakim

Tema : Islam di spanyol dan sisilia serta dinasti-dinasti kecil semasa dengan Abbasiyah
PERKEMBANGAN PERADABAN

A. Islam di Spanyol
Agama islam adalah agama yang mudah oleh karena itu tidak diragukan lagi apabila perkembangan
islam begitu cepat di dunia. Di Asia dan Afrika, pertumbuhan dan kemajuan islam begitu mudah tetapi di
Eropa pertumbuhan islam begitu pelan karena tidak mudah berdakwah kepada kaum sekulerisme. Spanyol
pada zaman duhulu pernah dikuasai oleh umat islam di masa kejayaannya tahun 93-989 H/713-1492 M.
Berarti lama sekali islam masuk di Spanyol. Sudah pasti segala kebudayaan islam masih mengalami
kemunduran, tetapi bukan berarti setelah kemunduran itu islam lenyap sama sekali dari bumi Spanyol.
Masuknya Islam di Spanyol
Semenanjung Iberia di Eropa, yang meliputi wilayah Spanyol dan wilayah Spanyol dan wilayah Portugal
sekarang ini, menjorok keselatan ujungnya hanya dipisahkan oleh sebuah selat sempit dengan ujung benua
Afrika. Bangsa Grik Tua menyebutkan selat sempit itu dengan tiang-tiang Hercules dan diseberang selat
sempit itu sepanjang kenyataan memisahkan lautan tengah dengan lautan Tengah dan lautan Atlantik.
Semenanjung Iberia, sebelum ditahklukan bangsa Visighots pada tahun 507 M, didiami oleh bangsa
Vandals. Justru wilayah kediaman mereka itu disebut dengan Vandalusia. Dengan mengubah ejaannyadan
cara menyembunyikannya, bangsa arab pada masa belakangan menyebut semenanjung Iberia itu dengan
Andalusia
Sejarah bangsa Vandal tidak banyak diketahui karena sebelum mereka sempat berbuat banyak, pada
permulaan abad keenam datanglah bangsa Ghotia Barat merebut negeri itu dan mengusir bangsa Vandalusia
ke Afrika. Pada permulaan berdirinya kerajaan Ghotia di Spanyol merupakan kerajaan yang sangat kuat,
tetapi pada akhir pemerintahannya menjadi lemah dengan berdirinya wilai yah-wilayah kecil sebagai akibat
perpecahan dalam pemerintahan.
Disamping itu, pejabat wilayah kerajaan banyak hidup dalam kemewahan, sementara rakyat hidup dalam
kemelaratan karena banyak dan beratnya pajak yang harus mereka bayar. Hal tersebut menimbulkan
kegelisahan di kalangan rakyat, banyak di antara mereka yang mengeluh dengan keadaan itu. Suasana yang
demikian bertambah panas, ketika pejabat Ghotia Barat memaksa penduduk yang beragama Yahudi agar
masuk agama Nasrani. Orang-orang Yahudi dikejar-kejar, dan untuk mencari keselamatan dirinya, banyak
yang masuk agama Nasrani walaupun dengan keadaan terpaksa. Dikarenakan tidak mempunyai kekuatan
untuk melawan, maka mereka hanya berdiam diri walaupun merasa menderita dengan perlakuan tersebut.
Namun dalam hati, mereka selalu mengharapkan suatu waktu dapat melepaskan diri dari penguasa-penguasa
yang zalim itu.
Sepeninggal Witiza terjadi perebutan kekuasaan antara putra Witiza dengan Roderick, panglima
Spanyol, yang ingin menjadi raja. Putra Witiza merasa paling berhak menggantikan ayahnya. Namun, ia
tidak mampu menghadapi Roderick. Oleh karena itu, putra Witiza bersekutu dengan Grafff Yulian yang
sudah lama bermusuhan denngan Roderick. Bersekutunya dua kekuatanan itu ternyata belum dapat
mematahkan pertahanan Roderick. Oleh karena itu, untuk menambah kekuatan, Graff Yulian meminta
bantuan Musa bin Nushair yang menjabat sebagai gubernur Afrika Utara dibawah pemerintahan Bani
Umayyah di Damaskus.
B. Islam di Sisilia
1. Letak Geografis Sisilia
Sisilia adalah pulau di Laut Tengah, letaknya di sebelah selatan semenanjung Italia, dipisahkan oleh selat
Messia. Pulau ini bentuknya mendekati segitiga dengan luas ±25.708 km2 . Sebelah utara terdapat teluk
Palermo dan Italia, sebelah Timur terletak teluk Catania. Belahan baratnya berbukit-bukit memanjang.
Lereng gunungnya ditumbuhi berjenis-jenis tanaman keras dan hutan. Pulau ini dibagi menjadi tiga bagian :
Val di Mazara Val di Noto dan Val Demone. Islam telah menjadi agama resmi di Val Mazara, sedang  di dua
bagian yang lain kebanyakan penduduknya Kristen.
Sebelum dikuasai Islam, pulau ini di bawah kekuasaan Byzantium. Mereka menjadikan pulau ini sebagai
markas tentara untuk mengahadapi orang islam. Sebagaimana diketahui, daulah Umawiyah terutama khalifah
Muawiyah bin Abu Sufyan mengepung kota Konstantinopel menguasai Afrika Utara dan mengusai pulau-
pulau di Laut Tengah. Untuk menghadapi umat islam, kaisar Konstantinopel II dari Byzantium sengaja
datang tahun 662 M untuk mempertahankan semenanjung Italia dan pulau Sisila dari ancaman Islam, namun
ia terbunuh.
2. Penaklukan Sisilia oleh umat islam
Usaha untuk menjadikan pulau Sisilia menjadi wilayah Islam telah dimulai sejak khalifah Usman Bin
Affan mengirimkan gubernur Muawiyah bin Abi Sufyan menyerang pulau-pulau di Laut Tengah, termasuk
Sisilia, pada tahun 652 M.
Serangan kedua dilakukan pada tahun 667 M setelah Muawiyah menjadi khalifah. Pada zaman Abd Malik
juga dilakukan  serangan, selanjutnya pada zaman Al-Walid bin Abdul Malik. Gubernur Afrika Utara, Musa
bin Nushair setelah berhasil menguasai Andalus/Spanyol juga menyerang Sisilia di bawah pimpinan
anaknya, Abdullah. Setelah itu terjadi penyerangan yang tidak terkoordinir seperti pada tahun 724-740 M.
Penyerangan serupa terjadi silih berganti, namun belum berhasil, hanya mendapatkan harta rampasan perang.
Barulah penakhlukan itu berhasil setelah comander Euphemius seorang pangeran dan komandan angkatan
laut Byzantium mengundang Ziyadatullah, gubernur ketiga dinasti Aghlabb, untuk mengadakan intervensi ke
Sisilia.
3. Kedudukan sisilia dalam tranformasi pemikiran
Sebagai titik temu dua wilayah yang berbeda , Sislia secara khusus beradaptasi untuk brtindak sebagai
perantara dalam proses peralihan khazanah pengetahuan kuno dan pengetahuan pertengahan adalah di sislia
pada 1160 terjemahan pertama buku berjudul almagest terbit dalam bahasa latin. Dirterjemahkan langsung
dari bahasa yunani oleh seorang penduduk sisilia yang cakap berbahsa yunani.wiliam tidak hanya
menyokong  Proyek penterjemahan dari bahasa arab ,ia juga mendorong para penterjemah langsung dari
bhasa yunani.
Orang –orang yahudi di Sisilia , sebagimana di Spanyol , berperan penting dalam proyek penterjemahan
ini.meskipun bebrapa buku berbahasa arab dan yunani di terjemahkan lagi di  toledo dan hasilnya lebih baik,
tetap saja sumbangan sisilia sangat bernilai penting,
Karena raja-raja normandia dan para penerusnya di sisilia tidak hanya berkuasa atas kepulaan itu.jejak
jejak pengetahuan arab bisa di dapatkan dengan jelas disebelah utara alps. Misalnya rancangan compali yang
bercorak renaisne bisa dikatakan di pengaruhi oleh corak arsitekture menara bundar yang tersebar di afrika
utara.
Pada awal abad ke 13 produksi sutra telah menjadi industri di beberapa kota italia.para perajin di sana
mengekspor produk-produk tiruan dari Sisilia ke berbagai negara eropa. Kebutuhan orang eropa terhadap
tekstil dari timur itu sangat besar sehingga ada suatu masa ketika orang-orang eropa merasa belum
bersempurna berpakaian  jika tidak memiliki paling tidak satu setel pakaian semacam itu.
Selama abad ke -15 ketika orang –rang kaya di Venesia sedang gencar-gencarnya mengadopsi dan
menyebrakan gaya serta corak  islam dalam kesenian.lebih jauh Venesia menjadi pusat industri lain..
Karajianan melapisi kuningan dengan emas perak atau tembaga merah itu merupakan satu bidang seni yang
berkembang utamanya di mosul pada abad ke -12 Secara keseluruhan, Sisilia sebagai mediator kebudayaan
muslim biasa menklaim dirinya sebagai pusat kebuyaan paling penting kedua setelah Spanyol dan sedikit
lebih tinggi dari tingkat peradaban di Siriah pada masa gejolak perang salib.
C. Dinasti-dinasti  Kecil Yang Semasa Dengan Bani Abbasyiah
1. Dinasti Idrisi di Maroko (172 H-375 H / 788 M-985 M)
Kerajaan ini didirikan oleh Indris bin Abdullah, cucu Hasan putra Ali. Dia adalah salah seorang tokoh bani
Alawiyyin (nisyah Ali bin Abu Thalib). Pada tahun 172 H/788 M, Idris dilantik sebagai imam, dan
terbentuklah kerajaan Idrisi dengan ibu kota Walila. Namun masa pemerintahannya hanya bertahan selama 5
tahun. Selanjutnya Idris bin Idris bin Abdullah (Idris II) menggantikan ayahnya sebagai pemerintah (177
H/793 M).
Dengan pusat pemerintahannya dipindahkan ke Fes sebagai Ibu kota yang baru pada tahun 192 H.Ketika
Idris II wafat, Pemerintahannya diganti oleh Muhammad Al-Muntashir (213 H / 828 M). Pada masa ini,
kerajaan Idrisi berpecah-pecah. Akibatnya kerajaan menjadi lemah, terutama selepas Muhammad Al-
Muntashir meninggal, pemerintahannya semakin rapuh.Kerajaan indrisi adalah kerajaan Syiah pertama
dalam sejarah. Zaman kerajaan Indrisi (172-314 H/789-926 M) adalah suatu jangka waktu yang cukup lama
dibandingkan dengan kerajaan-kerajaan yang lain. Dalam aspek dakwahnya, Idrisi yang membawa Islam dan
mampu meyakinkan penduduk Maroko dan sekitarnya.
2. Dinasti Aghlabi (184 H-296 H / 800 M-908 M).
Dinasti Aghlabiyah adalah salah satu Dinasti Islam di Afrika Utara yang berkuasa selama kurang lebih l00
tahun (800-909 M). Wilayah kekuasaannya meliputi Ifriqiyah, Algeria dan Sisilia. Dinasti ini didirikan oleh
Ibnu Aghlab.
Aghlabiyah memang merupakan Dinasti kecil pada masa Abbasiyah, yang para penguasanya adalah berasal
dari keluarga Bani al-Aghlab, sehingga Dinasti tersebut dinamakan Aghlabiyah. Awal mula terbentuknya
Dinasti tersebut yaitu ketika Baghdad di bawah pemerintahan Harun ar-Rasyid. Di bagian Barat Afrika
Utara, terdapat dua bahaya besar yang mengancam kewibawaannya. Pertama dari Dinasti Idris yang beraliran
Syi’ah dan yang kedua dari golongan Khawarij.Dengan adanya dua ancaman tersebut terdoronglah Harun ar-
Rasyid untuk menempatkan bala tentaranya di Ifrikiah di bawah pimpinan Ibrahim bin Al-Aghlab. Setelah
berhasil mengamankan wilayah tersebut, Ibrahim bin al-Aghlab mengusulkan kepadaHarun ar-Rasyid supaya
wilayah tersebut dihadiahkan kepadanya dan anak keturunannyasecara permanen. Karena jika hal itu terjadi,
maka ia tidak hanya mengamankan dan memerintah wilayah tersebut, akan tetapi juga mengirim upeti ke
Baghdad setiap tahunnya sebesar 40.000 dinar. Harun ar-Rasyid menyetujui usulannya, sehingga berdirilah
Dinastikecil (Aghlabiyah) yang berpusat di Ifrikiah yang mempunyai hak otonomi penuh. Meskipundemikian
masih tetap mengakui akan kekhalifahan Baghdad .Pendiri Dinasti ini adalah Ibrahim ibn al-Aghlab pada
tahun 800 M. Pada tahun itu Ibrahim diberi provinsi Ifriqiyah (Tunisia Modern) oleh Harun al-Rasyid
sebagai imbalan atas pajak tahunan yang besarnya 40.000 dinar dan meliputi hak-hak otonom yang besar.
Untuk menaklukkan wilayah baru dibutuhkan suatu proses yang panjang dan perjuangan yang besar, namun
tidak seperti Ifriqiyyah yang sifatnya adalah pemberian.Dinasti Aglabiyah berkuasa kurang lebih dari satu
abad, mulai dari tahun 800-909 M.
Nama Dinasti Aglabiyah ini diambil dari nama ayah Amir yang pertama, yaitu Ibrahim bin al-Aglab. Ia
adalah seorang pejabat Khurasan dalam militer Abbasiyah. Pada tahun 800 M. Ibrahim I diangkat sebagai
Gubernur (Amir) di Tunisia oleh Khalifah Harun ar-Rasyid. Karena ia sangat pandai menjaga hubungan
dengan Khalifah Abbasiyah seperti membayarpajak tahunan yang besar, maka Ibrahimi I diberi kekuasaan
oleh Khalifah, meliputi hakhakotonomi yang besar seperti kebijaksanaan politik, termasuk menentukan
penggantinyatanpa campur tangan dari penguasa Abbasiyah. Hal ini dikarenakan jarak yang cukup
jauhantara Afrika Utara dengan Bagdad. Sehingga Aglabiyah tidak terusik oleh pemerintahanAbbasiyah.
Para penguasa Dinasti Aghlabiyah yang pernah memerintah adalah sebagai berikut :
a.       Ibrahim (179 H/795 M)
b.      Abdullah I (197 H/812 M)
c.       Ziyaadatullah (210 H/817 M)
d.      Abu Ilqal Al-Aghlab (223 H/838 M)
e.       Muhammad I (226 H/841 M)
f.       Ahmad (242 H/856 M)
g.      Ziyaadatullah II (248 H/863 M)
h.      Abu Al-gharaniq Muhammad II (250 H/863 M)
i.        Ibrahim II (261 H/875 M)
j.        Abdullah II (289 H/902 M)
k.      Ziyaadatullah III (290-296 H/903-909 M)
Aghlabiyah adalah pembangun yang penuh semangat. Di antara bangunan-bangunan peninggalan Aghlabiah
adalah:
1)       Pembangunan kembali Masjid Agung Qayrawan oleh Ziyadatullah I
2)      Pembangunan Masjid Agung Tunis oleh Ahmad.
3)      Pembangunan karya-karya pertanian dan irigasi yang bermanfaat, khususnya di Ifriqiyah selatan yang
kurang subur. 
Menjelang akhir abad IX, posisi Aghlabiah di Ifqriqiyah menjadi merosot. Hal inidisebabkan karena amir
terakhirnya yaitu Ziyadatullah III tenggelam dalam kemewahan (berfoya-foya), dan seluruh pembesarnya
tertarik pada Syi’ah, juga propaganda Syi’iah, Abu Abdullah. Perintis Fatimiyah, Mahdi Ubaidillah
mempunyai pengaruh yang cukup besar di Barbar, yang akhirnya menimbulkan pemberontakan militer, dan
Dinasti Aghlabiyah dikalahkan oleh Fatimiyah (909 M), Ziyadatullah III diusir ke Mesir setelah melakukan
upaya-upaya yang sia-sia demi untuk mendapatkan bantuan dari Abbasiah untuk menyelamatkan Aghlabiah.
3. Dinasti Thulun di Mesir (254 H-292 H / 868 M-967 M)
uluniyah adalah sebuah dinasti yang muncul dan berkuasa di Mesir dan Suriah, independent dari khalifah-
khalifah Abbasiyah. Ia merupakan sebuah kerajaan yang mendapat kuasa otonomi dari kerajaan pusat di
Bagdad. Kerajaan ini memerintah Mesir dan Suria di antara tahun 254 – 292 H / 868 – 905 M dan pendirinya
ialah Ahmad bin Tulun, seorang panglima Turki. Pendiri Dinasti Thulun yang berumur pendek (Daulah 868-
905) di Mesir dan Suriah adalah Ahmad Ibn Thulun. Ahmad bin Thulun Lahir 23 Ramadhan 220 abad ke-3
Hijriah.
Dinasti Thulun adalah dinasti kesultanan Mesir pertama dan berhasil memasukkan Syria ke dalam wilayah
kekuasaannya. Awal garis keturunan Thulun adalah seorang budak yang dihadiahkan kepada Khalifah
Ma’mun dari Dinasti Abbasiah oleh seorang penguasa dari Bukhara. Putra Thulun, yaitu Ahmad bin Thulun
mendirikan dinasti raja-raja yang berkuasadiMesir danSyria dari tahun 254 hingga 292 H. Kemampuan
militernya yang menonjol menjadikanThulun terpilih sebagai anggota pasukan khusus pengawal Khalifah.
Meski termasuk dalam jajaran pembesar militer, literatur sejarah tak pernah mencatat keterlibatanThulun
dalam peristiwa revolusi yang dilakukan oleh budak-budak berkebangsaan Turki (Mamalik) pasca
meninggalnya al-Mu’tashim tahun 842 M.
Ayahnya adalah seorang turki dari Farghanah, Pada 817 dipersembahkan oleh penguasa Samaniyah di
Bukhara sebagai hadiah untuk al-Ma’mun. Pada 868, Ahmad berangkat ke Mesir sebagai pimpinan tentara
untk gubernur mesir. Di sini ia segera berusaha mendapatkan kemerdekaan dirinya. Ketika menghadapi
tekanan keuangan karena adanya pembrontakan wangsa zanj, Khalifah al-Mu’tamid (870-892) meminta
bantuan finansial kepada komandan pasukannya yang orang mesir itu, tetapi permintaan itu tidak dipenuhi.
Peristiwa ini menjadi titik balik yang mengubah sejarah kehidpan Mesir selanjutnya. Peristiwa ini juga
menandai bangkitmya sebuah Negara merdeka dilembah sungai Nil yang kedaulatannya bertahan selama
abad pertengahan. 
Pada tahun 254 H/868 M, Ibn Tulun dihantar ke Mesir sebagai wakil pemerintahan. Semasa Baghdad
mengalami krisis, Ibn Tulun memanfaatkan situasi ini dan kemudian melepaskan Baghdad.Dalam
membangun negeri, beliau menciptakan stabilitas keamanan dalam negeri. Selepas itu ia memperhatikan
juga, di bidang ekonomi. Dalam bidang keamanan, ia membangun angkatan perang, dengan kekuatan
tentaranya, memperluas wilayahnya hingga ke Syam.Selepas Ibn Tulun (279 H/884 M), kepemimpinan
diteruskan oleh Khumarawaih (270 H/884 M), Jaisy (282 H /896 M), Harun (283 H/896 M) dan Syaiban
(292 H/905 M).
Kematian Khumarawih pada 895 (282H) merupakan awal kemunduran dinasti itu. Persaingan yang hebat
antara unsure-unsur pembesar dinasti telah memecah persatuan dalam dinasti. Amir yang ketiga, Abu al-
Asakir bin khumarawih, dilawan oleh sebagian pasukannya dan dapat disingkirkan (896/283 H) Adiknya
yang baru berusia 14 tahun, Harun bin Khumarawih, diangkat sebagai amir yang keempat. Akan tetapi
kelemahan sudah sedemikian rupa, sehingga wilayah syam dapat direbut oleh pasukan Qaramitah. Amirnya
yang kelima , Syaiban bin Ahmad bin thulun, hanya 12 hari saja memerintah, karena ia menyerah ke tangan
pasukan Bani Abbas yang menyerang Mesirpada 905 (292H), dan demikian berakhirlah riwayat dinasti
Thuluniyah.
4. Dinasti Ikhsyidiyah (323 H- 357 H / 934 M-967 M)
Dinasti Ikhsyidiyah berdiri pada tahun 323-358M.yang didirikan oleh Muhammad Ibn Tugj yang berasal
dari Turki,berkuasa di Mesir setelah Tuluniyah.Ibn Tugj menjadi gubernur Mesir sebagai hadiah dari
Abbasiyah setelah dapat mempertahankan wilayah Nil itu dari serangan kaum Fatimiyah yang berpusat
diAfrika Utara.Ia diberi gelar Ikhsyid yang berarti pangeran atau penguasa menurut istilah yang biasa dipakai
di Sogdia dan Fargana,oleh khalifah ar-Radi yang Abbasi itu.Ia mempertahankan gelar Amir al-
Umara,panglima tertinggi bagi khalifah.Serangan bertubi-tubi dari Fatimiyah sepanjang pemerintahan
Ikhsyidiyah menyebabkan dinasti ini tidak lama memegang tampuk kekuasaan di Mesir,dan pada akhirnya
Ikhsyidiyah menyerah kalah terhadap Fatimiyah yang telah menguat di Afrika Utara,di bawah
panglimanya,Jauhar as-Siqili. 
Pada tahun 358 H/969 M, kerajaan Ikhsidi berakhir .Sejarah sumbangan kerajaan ini , ilmu pengetahuan dan
budaya, lahirlah ilmuan seperti abu Ishaq al-Mawazi, Hasan ibn Rasyid al-Mishri dll. Ikhsidi juga
mewariskan bangunan megah seperti Istana al-Mukhtar di Raudah dan Taman Bustan al-Kafuri.
5.  Dinasti Hamdaniyah (317 H – 399 H / 929 M – 1009 M)
Ketika kerajaan Ikhsidi berkuasa di Utara Mesir, muncul kerajaan lain yaitu kerajaan Hamdani yang
berpaham Syiah. Nama kerajaan berasal dari nama pendirinya yaitu, Hamdan ibn Hamdun, yang berasal dari
suku Arab Taghlib. Kerajaan ini terbagi menjadi dua pihak, Mosul dan Aleppo.
            Pihak Mosul dengan para pemerintahannya :
a.        Abu al-Hayja Abdullah (293 H/905 M)
b.      Nashir al-Daulah al-Hasan (17 H/929 M)
c.       Uddad al-daulah Abu taghlib (358 H/ 969 M)
d.      Ibrahim dan Al-Husein (379-389 H/981-991 M)
Pihak Alleppo dengan pemerintahannya seperti :
1)      Saif al-daulah Ali (33 H/945)
2)      Sa’d al-daulah syarif I (356 H/967 M)
3)      Sa’id al-daulah sa’id (381 H/991 M)
4)      Ali II (392 H /1002 M)
5)      Syarif II (394 H/1004 M)
Kerajaan Hamdani terkenal sebagai pelindung sastera Arab terutama Saif al-Daulah. Beberapa tokoh ternama
seperti al-Farabi, Al-Isfahani dan Abu al-Firus. Kerajaan Hamdani adalah benteng kekuatan dari pada
serangan Rom ke wilayah kekuasaan islam.
Selepas tahun 356 H dan 358 H, kerajaan Hamdani merosot dari tangan-tangan penggantinya. Pada
umumnya mereka saling berebut kekuasaan antara keluarga sendiri. Akibatnya mereka jatuh ke tangan
Kerajaan Fatamiah.
6. Dinasti Qaramitah.
Qirmit bermakna melangkah pendek apabila berjalan. Ini kerana Hamdan dilihat pada zahirnya sebagai
seorang yang bersifat zuhud dan fakir. Dia menetap di kampung daerah Teluk Parsi dengan mendirikan
sebuah kawasan dan menamakannya dengan Darul Hijrah kononnya mengikut contoh nabi. Selepas berjaya
mendapat pengaruh, dia menyebarkan ajarannya di daerah sekitarnya. Dinasti Qaramitah dimulai di tahun
874 M olah Hamdan Qirmit. Ia seorang penganut fahamSyi'ah Ismailiah di Irak.Di tahun 899 M kaum
Qaramitah ini dapat membentuk negara merdeka di Teluk Persia, yang kemudian menjadi pusat kegiatan
merekadalam menentang kekuasaan Bani Abbas. Di tahun 930 M, serangan serangan mereka meluas sampai
sejauh Mekkah. Sewaktu pulang mereka bawa lari al-Hajr al-Aswad yang dikembalikan baru dua puluh tahun
kemudian.

Pertanyaan : Penjelasan  faktor internal maupun faktor external penyebab dari perjanjian hudaybiyah
dan sekaligus anda jelaskan isi dari perjanjian hudaibiyah tersebut dan serta akibat dari perjanjian hudaibiyah
tersebut ke islam baik itu sisi ekonomi , sosial ,politik , dll?
Sumber : http://immstitwates.blogspot.com/2014/04/sejarah-peradapan-islam-di-sisilia-dan.html

Anda mungkin juga menyukai