Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENDIDIKAN DAN PROMOSI KESEHATAN

“PENDIDIKAN KESEHATAN DAN DOMAIN BELAJAR”

DOSEN PENGAMPU :

Ahmad Jamaluddin, S.Kep.,Ns.,M.Kep

KELOMPOK 1

Nur Maghfirah Idris 70300121001 Fadhilah Ramani 70300121007


Amin
Nurul Fadila Malik 70300121002 Ismi Fauziah 70300121008
Nurul Magfirah 70300121003 Nur Faradiba Adelia 70300121009
Rahana
Nurul Qur’ani 70300121004 Arnia Muliarsi 70300121010
Muslihatun Fazriah 70300121005 Dwi Hartina Kahar 7030012100
6

UNIVERISTAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEPERAWATAN
2021

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang maha mengetahui segala
apa yang ada di bumi. Shalawat dan salam kita haturkan kepangkuan Nabi besar Muhammad
SAW. yang telah membawa umat manusia dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan.

Dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Pembuatan makalah ini
bertujuan untuk menyelesaikan tugas kelompok agar memenuhi tugas PENDIDIKAN DAN
PROMOSI KESEHATAN yang telah di tetapkan, dan juga agar setiap mahasiswa/i dapat
terlatih dalam pembuatan makalah.

Makalah ini berjudul “Pendidikan Kesehatan dan Domain Belajar”. Pada kesempatan
ini kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Ahmad Jamaluddin, S.Kep.,Ns.,M.Kep atas
bimbingannya dalam menyelesaikan makalah ini, adapun sumber-sumber dalam pembuatan
makalah ini, di dapatkan dari beberapa buku dan jurnal atau yang membahas tentang materi
yang berkaitan dan juga melalui media internet. Kami sebagai pembuat makalah ini sangat
berterima kasih kepada penyedia sumber meski kami tidak dapat mengucapkannya secara
langsung.

Kami menyadari bahwa setiap manusia memiliki keterbatasan, begitupun dengan


kami yang masih sebagai status seorang mahasiswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin
masih banyak sekali kekurangan yang ditemukan, oleh karena itu kami mengucapkan mohon
maaf sebesar-besarnya. kami mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca sekalian dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Gowa, 2 Juni 2022

Tim penyusun

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGATAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................4

A. Kata Pengantar.....................................................................................................................4

B. Tujuan..................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................6

A. Pendidikan Kesehatan..........................................................................................................6

B. Domain Kesehatan...............................................................................................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................................13

A. Kesimpulan........................................................................................................................13

B. Saran...................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

BAB I

PENDAHULUAN

A. KATA PENGANTAR

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan pada masa yang
lalu, di mana dalam konsep promosi kesehatan tidak hanya merupakan proses penyadaran
masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan dalam bidang kesehatan saja,
tetapi juga sebagai upaya yang mampu menjembatani perubahan perilaku, baik di dalam
masyarakat maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Perubahan lingkungan yang
diharapkan dalam kegiatan promosi kesehatan meliputi lingkungan fisik-nonfisik, sosial-
budaya, ekonomi, dan politik. Promosi kesehatan adalah perpaduan dari berbagai macam
dukungan baik pendidikan, organisasi, kebijakan, dan peraturan perundang-undangan untuk
perubahan lingkungan.

Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik individu, keluarga,


kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan
yang bersumber masyarakat serta terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong
terbentuknya kemampuan tersebut.

Pendidikan merupakan usaha yang dilaksanakan secara sadar untuk mewujudkan


suasana belajar serta menuntut peserta didik untuk menggali potensi diri serta berperan aktif
dalam prosesnya. Pendidikan kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan
kontrol dam memperbaiki kesehatan individu. Kesempatan yang direncanakan untuk
individu, kelompok atau masyarakat agar belajar tentang kesehatan dan melakukan
perubahan-perubahan secara suka rela dalam tingkah laku individu.

Wood dikutip dari Effendi (1997), memberikan pengertian pendidikan kesehatan


merupakan sejumlah pengalaman yang berpengaruh menguntungkan secara kebiasaan, sikap
dan pengetahuan ada hubungannya dengan kesehatan perseorangan, masyarakat, dan bangsa.
Kesemuanya ini, dipersiapkan dalam rangka mempermudah diterimanya secara suka rela
perilaku yang akan meninhkatkan dna memelihara kesehatan.

Pendidikan kesehatan sangat penting untuk menunjang program-program kesehatan


yang lain. Akan tetapi pernyatan ini tidak didukung dengan kenyataan yang ada. karena
program pelayanan kesehatan yang ada kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Pendidikan
merupakan ‘behavior investment’ jangka panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat
dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan hanya
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan
pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku manusia
itu ke dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk tujuan  pendidikan. Bahwa dalam
suatu pendidikan adalah mengembangkan atau    meningkatkan ketiga domain perilaku
tersebut, yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor.

B. TUJUAN
1. Mampu memahami konsep dan aspek pendidikan kesehatan.
2. Mampu memahami prinsip-prinsip pendidikan kesehatan.
3. Mampu memahami ruang lingkup pendidikan kesehatan.
4. Mampu memahami definisi dan aspek domain belajar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN KESEHATAN

1.1 Definisi dan Konsep Pendidikan Kesehatan

Tahun 1984, World Health Organization (WHO) mengubah istilah pendidikan


kesehatan menjadi promosi kesehatan. Perbedaan kedua istilah tersebut yaitu pendidikan
kesehatan merupakan upaya untuk mengubah perilaku sedangkan promosi kesehatan selain
untuk mengubah perilaku juga mengubah lingkungan sebagai upaya untuk memfasilitasi ke
arah perubahan perilaku tersebut. Istilah Health Promotion (promosi kesehatan) ini secara
resmi disampaikan pada Konferensi Internasional tentang Health Promotion di Ottawa,
Kanada pada tahun 1986.

Pendidikan adalah upaya persuasive atau pembelajaran kepada masyarakat agar


masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Inforamsi tentang kesehatan disajikan, kemudian masyarakat dibantu untuk
menggali nilai dan sikap sehingga mereka dapat membuat keputusan sendiri untuk
mengadopsi praktik kesehatan yang baru sesuai dengan informasi kesehatan yang diberikan.
Tujuannya adalah memberikan informasi dan memastikan pengerahuan dan pemahaman
masyarakat tentang masalah kesehatan, serta menetapkan keputusan untuk mengubah
perilaku atas dasar informasi kesehatan yang diberikan.

Dapat dirumuskan bahwa pengertian pendidikan kesehatan adalah upaya untuk


memengaruhi, dan atau memengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
agar melaksanakan perilaku hidup sehat. Sedangkan secara operasional, pendidikan
kesehatan merupakan suatu kegiatan untuk memberikan dn atau meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan praktik masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka
sendiri.

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan
itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa,
lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini
berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya
untuk mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain
yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan
sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat
tidak terlepas dari kegiatan belajar.

Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.
Seseorang dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Namun
demikian tidak semua perubahan itu terjadi karena belajar saja, misalnya perkembangan anak
dari tidak dapat berjalan menjadi dapat berjalan. Perubahan ini terjadi bukan hasil proses
belajar tetapi karena proses kematangan.

Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu mencakup empat
aspek pokok yaitu:

1) Promosi ( promotif )
2) Pencegahan ( preventif )
3) Penyembuhan ( kuratif )
4) Pemulihan ( rehabilitatif )

1.2 Prinsip-Prinsip Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan itu penting untuk menunjang program-program kesehatan yang


lain. Akan tetapi program-program pelayanan kesehatan kurang melibatkan pendidikan
kesehatan. Pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat dan
yang mudah dilihat atau diukur, karena pendidikan merupakan ‘behavioral investment’
jangka panjang. Artinya pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian.
Dalam waktu yang pendek, pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan
berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan.

Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka


menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya akan berpengaruh pada peningkatan
indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran pendidikan kesehatan.

1) Pendidikan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas, tetapi merupakan kumpulan


pengalaman dimana saja dan kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan
sikap dan kebiasaan sasaran pendidikan.
2) Pendidikan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh seseorang kepada
orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang dapat mengubah
kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri.
3) Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah lakunya
sendiri.
4) Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah lakunya sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan.

1.3 Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara lain
dimensi sasaran pendidikan, dimensi tempat pelaksanaan atau aplikasinya, dan dimensi
tingkat pelayanan kesehatan.

 Dimensi sasaran pendidikan kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok :


- Pendidikan kesehatan individual, dengan sasaran individu
- Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok
- Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat luas.
 Dimensi tempat pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai
tempat, misal disekolah, rumah sakit, tempat kerja, dll. Dimensi tingkat pelayanan
kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5 tingkat pencegahan :
1) Promosi kesehatan (health promotion)
2) Perlindungan khusus (specific protection)
3) Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment)
4) Pembatasan cacat (disability limitation)
5) Rehabilitasi (rehabilitation)
 Dimensi tingkat pelayanan kesehatan pendidikan kesehatan dapat dilakukan
berdasarkan 5 tingkat pencegahan dari leavel and clark, sebagai berikut;
1) Promosi kesehatan seperti peningkatan gizi, kebiasaan hidup dan perbaikan
sanitasi lingkungan.
2) Perlindungan khusus seperti adanya program imunisasi.
3) Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera.
4) Pembatasan Cacat yaitu seperti kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat
tentang kesehatan dan penyakit seringkali mengakibatkan masyarakat tidak
melanjutkan pengobatannya sampai tuntas, sedang pengobatan yang tidak
sempurna dapat mengakibatkan orang yang ber sangkutan menjadi cacat.
5) Rehabilitasi (pemulihan).
B. DOMAIN BELAJAR

2.1 Definisi Domain Belajar

Domain belajar atau juga disebut ranah belajar bisa diartikan sebagai cakupan dalam
proses belajar. Menurut Benjamin Bloom (1956) dalam Potter & Perry (2009), terdapat tiga
domain pembelajaran yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Memahami tiap domain ini akan
mempermudah tugas pelayanan kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien dan masyarakat.

Belajar merupakan proses interaksi secara aktif antara individu dengan lingkungannya
melalui proses melihat (visual) mendengar (audio) dan pemahaman terhadap stimulus
lingkungan serta aktifitas fisik menuju tujuan yang diharapkan. Tujuan belajar dapat diartikan
sebagai suatu kondisi perubahan tingkah laku dari individu setelah individu tersebut
melaksanakan proses belajar. Melalui belajar diharapkan dapat terjadi perubahan
(peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya. Dalam
menjalankan tugasnya, seorang perawat dapat memberikan edukasi kepada klien. Untuk
menjadi seorang pengajar/educator yang baik, perawat butuh untuk mengerti mengenai
teoriteori pembelajaran.

2.2 Aspek Ranah Perilaku

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku manusia
itu ke dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk tujuan  pendidikan. Bahwa dalam
suatu pendidikan adalah mengembangkan atau    meningkatkan ketiga domain perilaku
tersebut, yakni:

1) Kognitif

Pengertian kognitif menurut bestable (2003) adalah “semua hal yang berhubungan dengan
perilaku intelektual dan memerlukan kemampuan untuk berpikir” (potter & perry 7th ed.
2009, p. 365). Sehingga kognitif adalah suatu upaya untuk menerima informasi baru yang
didalamnya terdapat proses berpikir, menelaah, dan akhirnya memunculkan suatu konsep
pengetahuan akan suatu hal.

Terdapat 6 cakupan dalam kognitif (Cognitive Behavior) , yaitu:

a) Knowledge, dengan pengetahuan maka akan didapatkan sebuah fakta dan informasi
baru. Contohnya klien mengetahui tentang penyakit yang dideritanya
b) Comprehension, pemahaman adalah kemampuan untuk memahami materi yang
dipelajari. Contoh, klien mampu menguraikan secara cpesifik bagaimana obat-obat
yang baru diberikan untuknya akan dapat meningkatkan kesehatan fisiknya.
c) Application, aplikai atau penerapan mencakup penggunaan informasi yang baru
diketahuinya untuk diterapkan dalam situasi yang tepat. Contoh, klien dapat mengatur
jadwal makannya setelah diberi informasi oleh perawat.
d) Analysis, konsep analisis di sini adalah mengaitkan gagasan yang satu dengan yang
lain dengan cara-cara yang tepat. Contoh, klien mampu memisahkan informasi
penting dan tidak penting pada penggunaan obat terutama menanggapi mitos yang
berkembang di masyarakat.
e) Synthesis, klien mampu menerapkan semua yang dia dapat selama berada di rumah
sakit
f) Evaluation, klien mampu menyadari kebutuhan akan informasi kesehatan.
2) Afektif

Domain afektif terkait dengan sikap, nilai-nilai, ketertarikan, apresiasi dan penyesuaian
perasaan sosial. Domain ini memiliki lima tingkatan yaitu : kemauan menerima,
menanggapi, berkeyakinan, penerapan karya, ketekunan dan ketelitian.

Terdapat 5 cakupan, yaitu :

a) Receiving
Pada tingkat receiving atau attending, peserta didik memiliki keinginan
memperhatikan suatu fenomena khusus atau stimulus, misalnya kelas, kegiatan,
musik, buku, dan sebagainya. Tugas pendidik mengarahkan perhatian peserta didik
pada fenomena yang menjadi objek pembelajaran afektif. Misalnya pendidik
mengarahkan peserta didik agar senang membaca buku, senang bekerjasama, dan
sebagainya. Kesenangan ini akan menjadi kebiasaan, dan hal ini yang diharapkan,
yaitu kebiasaan yang positif.
b) Responding
Responding merupakan partisipasi aktif peserta didik, yaitu sebagai bagian dari
perilakunya. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja memperhatikan fenomena
khusus tetapi ia juga bereaksi. Hasil pembelajaran pada ranah ini menekankan pada
pemerolehan respons, berkeinginan memberi respons, atau kepuasan dalam memberi
respons. Tingkat yang tinggi pada kategori ini adalah minat, yaitu hal-hal yang
menekankan pada pencarian hasil dan kesenangan pada aktivitas khusus. Misalnya
senang membaca buku, senang bertanya, senang membantu teman, senang dengan
kebersihan dan kerapian, dan sebagainya.
c) Valueing
Valeuing melibatkan penentuan nilai, keyakinan atau sikap yang menunjukkan derajat
internalisasi dan komitmen. Derajat rentangannya mulai dari menerima suatu nilai,
misalnya keinginan untuk meningkatkan keterampilan, sampai pada tingkat
komitmen. Valuing atau penilaian berbasis pada internalisasi dari seperangkat nilai
yang spesifik. Hasil belajar pada tingkat ini berhubungan dengan perilaku yang
konsisten dan stabil agar nilai dikenal secara jelas. Dalam tujuan pembelajaran,
penilaian ini.diklasifikasikan sebagai sikap dan apresiasi.
d) Organizing
Pada tingkat organization, nilai satu dengan nilai lain dikaitkan, konflik antar nilai
diselesaikan, dan mulai membangun sistem nilai internal yang konsisten. Hasil
pembelajaran pada tingkat ini berupa konseptualisasi nilai atau organisasi sistem nilai.
Misalnya pengembangan filsafat hidup.
e) Characterizing
Tingkat ranah afektif tertinggi adalah characterization nilai. Pada tingkat ini peserta
didik memiliki sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada waktu tertentu
hingga terbentuk gaya hidup. Hasil pembelajaran pada tingkat ini berkaitan dengan
pribadi, emosi, dan sosial.
3) Psikomotor

Domain psikomotor terkait dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual dan
motorik. Domain inimemiliki tujuh tingkatan yaitu : persepsi, kesiapan melakukan
suatu kegiatan, mekanisme, respon terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan organisasi.
Terdapat tujuh cakupan, yaitu:

a) Persepsi, berkaitan dengan pemahaman. Keadaan yang menyadari suatu objek atau
kualitas penggunaan seluruh organ indra. Sesorang merasakan adanya rangangan
sebagai tanda untuk melakukan tugas tertentu. Misalnya, setelah mendengarkan bunyi
mobil ambulans, orang tersebut akan menyetir mobilnya ke tepi untuk menghindari
kecelakaan.
b) Set, mengeset kesiapan otak untuk menjalankan tindakan psikomotor, yang diset
adalah mental, fisik, dan emosi. Ada tiga perangkat, mental, fisik, dan emosi. Sebagai
contoh, seseorang menggunakan penilaian untuk menentukan cara terbaik untuk
melakukan tindakan motorik. Sebelum melakukan tindakan, seperti bangun dari kursi
roda, seseorang berada pada bentuk dan posisi tubuh yang sesuai. Klien mungkin
membuat komitmen untuk menjalankan latihan tertentu secara teratur.
c) Respons terbimbing, Akan kinerja suatu tindakan, di abwah bimbingan seorang
instructor. Hal ini merupakan tindakan meniru dari tindakan yang didemonstrasikan.
Sebagai contoh, klien menyiapkan injeksi insulin setelalh memperhatikan contoh dari
perawat dan mencoba untuk menirunya dengan benar.
d) Mekanisme, mekanisme merupakan tingkat perilaku yang lebih tinggi di mana
seseorang telah memiliki kepercayaan diri dan ketrampilan dalam melakukan perilaku
tertentu. Biasanya ketrampilan menjadi lebih kompleks dan mencakup lebih dari
beberapa tahapan daripada ketrampilan terbimbing. Sebagai contoh, klien mampu
mengeluarkan sejumlah insulin dengan jarum suntik dari dosis yang berbeda.
e) Respons kompleks terbuka, mencakup yang terdiri dari pola gerakan yang kompleks..
seseorang memperlihatkan ketrampilan secara halus dan benar tanpa ragu-ragu.
Sebagai contoh, klien dapat menyuntikkan insulin secara mandiri pada berbagai
tempat penyuntikkan.
f) Adaptasi, terjadi bila seseorang mampu mengubah respon motorik ketika muncul
masalah yang tidak diduga. Sebagai contoh, ketika perawat menyuntik, munculnya
darah dalam alat suntikan karena diaspirasi mengakibatkan perubahan cara memegang
alat suntik.
g) Keaslian, merupakan aktivitas motorik yang paling kompleks yang mencakup
penciptaan pola gerakan yang baru. Seseorang bertindak berdasarkan kemampuan dan
Keaslian ketrampilan psikomotor yang ada. Sebagai contoh, seorang perawat
menggunakan metode yang lain untuk penusukan vena pada klien yang mengalami
pembengkakan tangan.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pendidikan kesehatan adalah upaya untuk memengaruhi, dan atau memengaruhi orang
lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat.

Perilaku manusia itu sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat
luas. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologis pendidikan membagi perilaku manusia
itu ke dalam 3 domain. Pembagian ini dilakukan untuk tujuan  pendidikan. Bahwa dalam
suatu pendidikan adalah mengembangkan atau    meningkatkan ketiga domain perilaku
tersebut, yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor. Melalui belajar diharapkan dapat terjadi
perubahan (peningkatan) bukan hanya pada aspek kognitif, tetapi juga pada aspek lainnya.

B. SARAN

Dalam menjalankan tugas, seorang perawat dapat memberikan edukasi kepada klien.
Untuk menjadi seorang pengajar/educator yang baik, perawat butuh untuk mengerti mengenai
teoriteori pembelajaran. Makalah yang kami buat ini jauh dari kesempurnaan. Dengan
dibuatnya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan pembaca.
Selanjutnya penulis makalah mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

2009. “ Prinsip-Prinsip Pendidikan Kesehatan”.


https://riokesehatan.blogspot.com/2009/07/prinsip-prinsip-pendidikan-kesehatan.html.
Diakses pada 2 Juni 2022.

2017. “Makalah Kesehatan Keperawatan dan Umum”.


https://www.ilmulengkap.xyz/2017/05/makalah-pendidikan-kesehatan.html?m=1.
Diakses pada 2 Juni 2022.

Fatmalah, Handayani. 2015. “Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan”.


https://fatmalahandayani.wordpress.com/2015/09/22/konsep-dasar-pendidikan-
kesehatan/. Diakses pada 2 Juni 2022.

Maa, Siti Rifah Setiawati. 2018. “TELAAH TEORITIS: APA ITU


BELAJAR? HELPER. 35(1), 31-46.

Potter & Perry. 2009. “Fundamental of Nursing Fundamental keperawatan buku 1”. Jakarta :
Salemba Medika.

Rismayanti, I Dewi Ayu, Elfirida Nona Ferni, Sudarwati Nababan, Dll. 2022 .”Pendidikan
Dan Promosi Kesehatan”.Media Sains Indonesia. Hal.

Susipurwati. 2010. “Domain Proses Belajar dan Mengajar”.


http://susipurwati.blogspot.com/2010/10/domain-proses-belajar-mengajar.html?
m=1. Diakses pada 2 Juni 2022.

Zulkarnaen, Iskandar Sababa. 2017. “Domain Belajar”. https://pdfcoffee.com/domain-


belajar-5-pdf-free.html. Diakses pada 2 Juni 2022.

Anda mungkin juga menyukai