DERMATITIS ATOPI
Disusun Oleh:
Narasumber:
Dermatitis Atopik adalah peradangan kulit berupa dermatitis kronis yang berulang disertai
rasa gatal dan mengenai bagian tubuh tertentu. Predileksi terjadinya dermatitis atopic
bergantung pada fase penyakit tersebut, seperti jika pada bayi ditemukan didaerah wajah,
sedangkan pada anak-anak ditemukan pada daerah fleksura atau lipatan.
Berdasarkan penelitian International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC)
yang melibatkan 2 juta anak pada 100 negara., Sekitar 15-30% anak-anak dan 2-10% dewasa
mengalami dermatitis atopi. Sekitar 45% kasus dermatitis atopi dimulai pada 6 bulan pertama
kehidupan, 60% terjadi pada tahun pertama, dan 85% dimulai sebelum 5 tahun. Sekitar 70%
anak memiliki remisi sebelum masa remaja. Dermatitis atopic dapat juga muncul saat dewasa.
Berdasarkan, tingginya angka dermatitis atopi, perlunya pemahaman dan pemaparan dalam
kasus ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Dermatitis Atopik adalah peradangan kulit berupa dermatitis kronis yang berulang disertai
rasa gatal dan mengenai bagian tubuh tertentu. Predileksi terjadinya dermatitis atopic
bergantung pada fase penyakit tersebut, seperti jika pada bayi ditemukan didaerah wajah,
sedangkan pada anak-anak ditemukan pada daerah fleksura atau lipatan. 1
2.2 Epidemiologi
Berdasarkan penelitian International Study of Asthma and Allergies in Childhood (ISAAC)
yang melibatkan 2 juta anak pada 100 negara., Sekitar 15-30% anak-anak dan 2-10% dewasa
mengalami dermatitis atopi. Sekitar 45% kasus dermatitis atopi dimulai pada 6 bulan pertama
kehidupan, 60% terjadi pada tahun pertama, dan 85% dimulai sebelum 5 tahun. Sekitar 70%
anak memiliki remisi sebelum masa remaja. Dermatitis atopic dapat juga muncul saat dewasa.
Agar mudah dalam pengaplikasiannya di klinik, dermatitis atopik dibagi berdasarkan usia
pasien saat awitan dermatitis atopik1
Dermatitis atopik biasanya pada bayi berusia 2 bulan hingga pada usia 2 tahun. Pasien biasanya
mengalami inflamasi pertamakali di 3 bulan pertama kehidupan. Pada fase ini biasanya
manifestasi klinisnya predileksinya di daerah wajah bagian pipi secara simetris. Lesi dapat
meluas ke arah dahi, perioral, perinasal, kulit kepala, telinga, leher, pergelangan tangan dan
tungkai terutama daerah volar dan fleksor.
Penyebaran paling sering terjadi pada daerah dagu, oral dan perinasal karena daerah iritasi
akibat seringnya dibersihkan dan adanya kebiasaan lip licking.
Saat anak sudah mulai dapat merangkak dam fungsi motoriknya sudah mulai bertambah maka
lesi kulit mulai ditemukan di daerah ekstensor yaitu di lutut, siku dan di termpat lainnya yang
mudah terjadi trauma. Lesi yang terlihat seperti lesi dermatitis akut, eksudatif, erosi, dan
eskoriasi. Biasanya pada lesi ini sering kali terdapat infeksi sekunder, sehingga higienitas pada
pasien penderita dermatitis atopik terutama di daerah predileksinya harus dijaga.1
Alergen makanan kadang-kadang masih berpengaruh terutama pada bayi-bayi yang berusia
kurang dari 1 tahun, sedangkan pada usia selanjutnya biasanya alergen inhalan lebih
berpengaruh.1
Pada dermatitis fase anak yaitu dermatitis atopik yang terjadi pada anak usia 2 tahun hingga 12
tahun. Biasanya merupakan kelanjutan dari fase infantil . Tempat predileksinya biasanya di
fosa kubiti dan poplitea, fleksor pergelangan tangan, kelopak mata dan leher, biasanya tersebar
secara simetris. Predileksi di fleksor area diakibatkan oleh adanya keberulangan gerakan fleksi
ekstensi yang menimbulkan keringat. Hal ini menimbulkan menimbulkan sensasi perih dan
gatal yang sangat intens. Pakaian yang ketat pada daerah ini juga akan menambah berat penyaki
karena proses penahanan panas. Awalnya lesi berupa papul yang sangat cepat berubah menjadi
plak, yang selanjutnya terlikenifikasi saat tergaruk. Awalya Plak berwarna pucat dengan
inflamasi ringan. Kemerahan dan erosi pada lesi terjadi saat tergaruk.
Pada fase ini biasanya lesi sudah mulai kronis. Pada pasien ini baik pada kulit yang terdapat
lesi dermatitis atopik dan kulit secara keseluruhan cenderung lebih kering. Lesi yang kronis
biasanya cenderung hiperkeratosis, hiperpigmentasi, erosi, ekskoriasi, krusta dan skuama. Pada
fase ini pencetus bisa berupa alergen hirup, wol dan bulu binatang.1
Dermatitis atopik ini terjadi pada pasien yang berusia lebih dari 13 tahun dan merupakan
kelanjutan fase infantil dan anak. Lesi yang timbul mirip dengan lesi dermatitis atopik pada
fase anak hingga dapat meluas mengenai kedua telapak tangan, jari-jari, pergelangan tangan,
bibir, leher, bagian anterior kulit kepalaa, dan puting susu. Tanda lesi kronis berupa plak
hiperpigmentasi, hiperkeratosis, likenifikasi, ekskoriasi, dan skuamasi. Fase ini berlangsung
kronik dan sering residif hingga pasien usia 30 tahun bahkan lebih.1
Penyebab inflamasi pada fase dewasa belum diketahui seutuhnya, tetapi ada teori yang
mengkaitkan dengan perubahan hormone dan stress. Kejadian DA saat dewasa ada yang tidak
mempunyai riwayat DA saat masih anak-anak, tetapi hal ini jarang terjadi.
Inflamasi pada dewasa biasa terjadi pada area fleksor, tangan, sekeliling ata dan anogenital
area. Pada dermatitis tangan diakibatkan banyaknya variasi zat yang mengiritasi. Pada
sekeliling mata dikarenakan kulitnya sangat tipis dan seringnya terekspos oleh iritan dan
seringnya tergores oleh garukan.
Berikut adalah tabel kriteria diagnosis dermatitis akut. Untuk penegakan diagnosis harus
memenuhi tiga kriteria mayor dan tiga kriteria minor yang terdapat pada tabel berikut.
- Kulit yang gatal, atau ada bekas garukan pada anak kecil
Kulit kering atau perubahan kulit pada fosa kubiti, fosa poplitea, anterior dorsum pedis
atau seputar leher
Riwayat asma pada anak atau hay fever (atau pada anak <4 tahun, riwayat atopi pada
generasi pertama dalam keluarga)
Riwayat kulit kering sepanjang setahun kebelakang
Dermatitis fleksural (pipi, dahi, paha lateral pada anak <4 tahun)
Awiten di bawah usia 2 tahun (tidak termasuk pada anak < 4 tahun)
Manifestasi klinis berupa rasa gatal merupakan gejala utama pada dermatitis atopik. Gatal
dapat dirasakan hilang timbul, terutama memberat pada malam hari. Rasa gatal tersebut
kemudian digaruk, menimbulkan prurigo papul dan likenifikasi.2 Lesi kulit yang bersifat akut
dapat berupa papul eritematosa yang disertai dengan ekskoriasi, vesikel dengan dasar
eritematosa dan eksudat serosa, yang terasa gatal. Lesi subakut memiliki karakteristik papul
eritematosa dengan ekskoriasi, skuama, dan krusta. Lesi yang kronik memiliki karakter plak
2.9 Tatalaksana
Penanganan kasus dermatitis kontak perlu memperhatikan hidrasi kulit, terapi farmakologis,
serta identifikasi dan eliminasi faktor pencetus seperti iritan, alergen, agen infeksi, dan stressor
emosional.
Untuk bayi dan anak dapat digunakan kortikosteroid golongan VII-IV. Pada dermatitis atopik
fase infantil/anak yang ringan dapat diberikan krim hidrokortison 1-2.5%, metilprednisolon,
atau flumetason (golongan VII).
Pada derajat sedang dapat diberikan golongan VI, misal: desonid, triamsinolon asetonid,
hidrokortison butirat, flusinolon asetonid. Pada kondisi lebih parah dapat diberikan golongan
V seperti betametason 17 valerat atau flutikason, atau golongan IV seperti mometason furoat.
Kortikosteroid topikal potensi kuat dapat dipakai secara singkat (1-2 minggu) untuk keadaan
Pelembab
Pada pasien dermatitis atopik, fungsi sawar kulit berkurang dan kulit kering sehingga mudah
terjadi kerusakan pada kulit menjadi tidak intak dan dapat menjadi jalur masuk patogen, iritan,
dan alergen.2 Pelembab dapat berfungsi memulihkan dan mempertahankan sawar kulit.
Pelembab dapat digunakan dua kali sehari, dioleskan setelah mandi. Beberapa jenis pelembab
Takrolimus merupakan penghambat kalsineurin yang bekerja pada sel T, sel Langerhans, sel
mast, dan sel keratinosit. Takrolimus bekerja dengan menghambat degranulasi sel mast dan
menekan pengeluaran TNF alfa. Salep takrolimus 0,03% dapat digunakan secara intermiten
pada anak usia lebih dari dua tahun dengan dermatitis atopik sedang atau berat; untuk dewasa
dapat diberikan salep 0.1%. Takrolimus tidak memiliki efek samping atrofi kulit.
Pimekrolimus merupakan golonga askomisin makrolaktam yang bekerja dengan menghambat
sitokin inflamasi dari sel mast yang teraktivasi, yang bekerja selektif terutama pada sel T.
Pimekrolimus juga mencegah pelepasan mediator inflamasi. Pimekrolimus krim 1% dapat
digunakan untuk usia dua tahun keatas dengan dermatitis atopik ringan-sedang.1,6
- Edukasi
Perlunya edukasi mengenai faktor pencetus keberulangan. Alergi pada makanan dapat
berangsur-angsur menghilang. Uji kulit seperti skin prick test (uji tusuk) dilakukan sebelum
memberikan diet makanan, perlu diingat pula bahwa uji kulit dan diet makanan ditentukan oleh
ahlinya.1
Dermatitis atopik cenderung akan mengalami remisi spontan di usia > 5 tahun pada >40%
kasus. Pada beberapa kasus dapat terus terjadi hingga 15-20 tahun namun lebih ringan. Pada
pasien dengan remisi, tidak menutup kemungkinan untuk terjadi relaps ketika dewasa.6
Gambar 9. Tatalaksana dermatitis Atopik
Berikut adalah tabel yang dapat merangkum tatalaksana Dermatitis Atopik
BAB III
ILUSTRASI KASUS
3.2 Anamnesis
Bercak kemerahan yang gatal pada lipat dalam lutut tungkai kiri sejak 1 minggu
sebelum masuk puskemas
Awalnya bercak kecil lama kelamaan membesar. Pasien tidak bersin-bersin di pagi hari, asma,
alergi makanan dan riwayat pipi merah saat menyusui Terdapat riwayat keuarga yaitu ibu
pasien sering bersin di pagi hari dan menderita asma dan ayah pasien alergi seafood. Pasien
tidak pernah memelihara kucing, anjing, atau hewan peliharaan lainnya. Ibu pasien mengaku
anaknya lebih sering menggaruk jika berkeringat. Pasien sudah pernah mengalami masalah
kulit ini sebelumnya sekitar 2 tahun lalu dan hilang timbul.
Pasien tidak ada riwayat ganti sabun atau salep sebelumnya. Pasien juga jarang menggunakan
celana pendek selutut, pasien tidak ada riwayat digigit serangga atau terkena carian tubuh
serangga. Ibu mengaku memandikan pasien rutin dan rutin membersihkan rumah. Pasien
dimandikan dengan air hangat. Pasien juga memiliki kulit kering, pasien tidak tampak memiliki
kulit bersisik. Pasien tidak ada riwayat alergi makanan.
Status Dermatologis
Non medikamentosa
Medikamentosa
setirizin sirup 1 x 5 ml
3.11 Prognosis
Ad vitam : Bonam
Ad functionam : Bonam
Sanationam : Dubia Ad Malam
PEMBAHASAN
Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik pada anak M, didapatkan diagnosis kerja Dermatitis
Atopik. Pada pasien ini usia anak merupakan faktor predisposisi dari penyakit dermatitis
atopic. Usia anak adalah 6 tahun dan memiliki kesesuaian lesi yaitu terletak pada fleksor-
fleksor ekstrimitas. Berdasarkan kriteria hanifin Rajka dan Kriteria William sudah terpenuhi
untuk didiagnosis dermatitis atopi
Kriteria Wiliam:
1. Riwayat perubahan kulit/ kering di fosa kubiti, fosa poplitea, anterior dorsum pedis
2. Riwayar kulit kering sepanjang akhir tahun
3. Dermatitis fleksura
Kriteria Mayor ; Dermatitis fleksura, riwayat kulit kering dan adanya ruam gatal
Kriteria Minor; Gatal saat berkeringat, kulit kering, onset dini
Pada pemeriksaan fisik didapatkan ; Pada daerah lipat dalam tungkai kiri terdapat plak
eritematosa dengan ukuran lentikuler hingga plakat bertbatas tegas sebagian difus, sebagian
terdapat hiperpigmentasi, diatasnya terdapat krusta merah kehitaman disertai skuama halus,
kering putih. Pemeriksaan fisik sangat mendukung diagnosis dengan dermatitis Atopik.
Adanya faktor genetic yaitu ibu sering bersin dan asma serta ayah alergi seafood sangat
mendukung faktor risiko terjadinya dermatitis atopic pada anak. Hal ini terutama berhubungan
dengan adanya mutasi pada protein pembentuk barrier epidermis seperti filaggrin. Adanya
ketidakseimbangan protease dan protease inhibitor akan mengakibatkan meningkatnya
produksi dan ekspresi enzim tryptic pada stratum korneum yang berkontribusi pada inflamasi
pada dermatitis atopic.
Diagnosis banding sudah tersingkirkan karena tidak ada riwayat penggunaan celana pendek
atau penggunaan perubahan bahan bahan yang dioleskan ke kulit anak.
Untuk pemeriksaan lanjutan, diperlukan pemeriksaan skin prict supaya bisa lebih memastikan
allergen apa saja yang bisa menjadi pencetus.
Penatalaksanaan pasien dinilai sudah tepat yaitu medika mentosa dan non medikamentosa.
BAB V
KESIMPULAN
An M , perempuan usia 6 tahun datang dengan keluhan Terdapat gatal pada lipat dalam lutut
tungkai kiri sejak satu minggu sebelum masuk puskesmas. Gatal dirasakan terus-menerus
sepanjang hari sehingga sering ingin digaruk. Karena sering digaruk, sehingga terdapat
hiperpigmentasi skuama dan krusta. Sebelumnya pernah mengalami hal serupa. Awalnya
bercak kecil lama kelamaan membesar. Terdapat riwayat keluarga (+) kulit kering +(). Ibu
pasien mengaku anaknya lebih sering menggaruk jika berkeringat. Keluhan sudah berulang 2
tahun. Ibu mengaku memandikan pasien rutin dan rutin membersihkan rumah. Pasien
dimandikan dengan air hangat. Pasien juga memiliki kulit kering, Pada daerah lipat dalam
tungkai kiri terdapat plak eritematosa dengan ukuran lentikuler hingga plakat bertbatas tegas
sebagian difus, sebagian terdapat hiperpigmentasi, diatasnya terdapat krusta merah kehitaman
disertai skuama halus, kering putih. Terapi yang diberikan adalah medikamentosa dan non
medikamentosa. Prognosis advitam bonam, ad functionam bonam dan ad sanationam dubia ad
malam.
DAFTAR PUSTAKA
1. Boediardja SA. Dermatitis atopik. Dalam: Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Menaldi
SLS, Bramono K, Indriatmi W, editor. Edisi ke-7. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2016. hal. 167-82.
2. Asher MI, Montefort S, Bjorksten B, Lai CK, Strachan DP, Weiland SK, Williams H:
Worldwide time trends in the prevalence of symptoms of asthma, allergic
rhinoconjunctivitis, and eczema in childhood: ISAAC Phases One and Three repeat
multicountry cross-sectional surveys. Lancet 2006;368:733-743.
3. Barnetson RS, Rogers M: Childhood atopic eczema. BMJ 2002;324:1376-1379.
4. Dharmage SC, Lowe AJ, Matheson MC, Burgess JA, Allen KJ, Abramson MJ: Atopic
dermatitis and the atopic march revisited. Allergy 2014;69:17-27.
5. Spergel JM: From atopic dermatitis to asthma: the atopic march. Ann Allergy Asthma
Immunol 2010;105:99-106.
6. Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K, editor
Fitzpatrick’s: dermatology in general medicine.. Edisi ke-7. US: McGraw-Hill; 2008.
7. James WD, Elston DM, Berger TG. Andrew’s diseases of the skin: clinical
dermatology. 12 th ed. United States of America: Elsevier, Inc; 2011.
8. Wolff K, Johnson RA, Saavedra AP. Fitzpatrick’s color atlas and synopsis of clinical
dermatology. 7th ed. United States of America: McGraw-Hill; 2013.