Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA DERMATITIS KONTAK


No. Dokumen :
No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit : 1 Juni 2016
Halaman : 1/4
Tanda Tangan

PENGERTIAN
Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik terhadap paparan bahan iritan eksternal yang
mengenai kulit. Dikenal dua jenis dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak iritan yang timbul melalui mekanisme non
imunologik dan dermatitis kontak alergik yang diakibatkan mekanisme imunologik yang spesifik.

GAMBARAN KLINIS
1. Fase akut : 24-48 jam pada tempat terjadinya kontak dengan bahan penyebab. Ringan apabila hanya berupa
eritema dan edema, sedangkan berat bila eritema dan edema lebih hebat dan disertai pula vesikel
atau bula yang bila pecah akan terjadi erosi dan eksudasi. Lesi menyebar dan batas kurang jelas.
2. Fase Sub Akut : akan terlihat eritema, edema ringan, vesikula, krusta dan pembentukan papulae.
3. Fase Kronis : Lesi cenderung simetris, batasnya kabur, kelainan kulit berupa likenifikasi, papula, skuama, terlihat
pula bekas garukan berupa erosi atau ekskoriasi, krusta serta eritema ringan.

PENGKAJIAN
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik didapatkan adanya eritema, edema dan papula disusul dengan pembentukan vesikel yang
jika pecah akan membentuk dermatitis yang membasah. Lesi pada umumnya timbul pada tempat kontak,
tidak berbatas tegas dan dapat meluas ke daerah sekitarnya.
Kriteria diagnosis dermatitis kontak alergik adalah :
 Adanya riwayat kontak dengan suatu bahan satu kali tetapi lama, beberapa kali atau satu kali tetapi
sebelumnya pernah atau sering kontak dengan bahan serupa.
 Terdapat tanda-tanda dermatitis terutama pada tempat kontak.
 Terdapat tanda-tanda dermatitis disekitar tempat kontak dan lain tempat yang serupa dengan
tempat kontak tetapi lebih ringan serta timbulnya lebih lambat, yang tumbuhnya setelah pada
tempat kontak.
 Rasa gatal

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang umumnya muncul pada klien penderita kelainan kulit seperti dermatitis kontak
adalah sebagai berikut :
1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit,

1
2. Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar allergen,
3. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus,
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus,
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus,
6. Kurang pengetahuan tentang program terapi berhubungan dengan inadekuat informasi.

INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kekeringan pada kulit
Tujuan : kulit klien dapat kembali normal.

Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan kulit agar mempunyai hidrasi yang baik dan turunnya peradangan, ditandai
dengan peningkatan kenyamanan kulit, berkurangnya derajat pengelupasan kulit, berkurangnya kemerahan,
berkurangnya lecet karena garukan, penyembuhan area kulit yang rusak.

Intervensi: Mandi paling tidak sekali sehari selama 15-20 menit. Segera oleskan salep atau krim yang telah diresepkan
setelah mandi. Mandi lebih sering jika tanda dan gejala meningkat.

Rasional : dengan mandi air akan meresap dalam saturasi kulit. Pengolesan krim pelembab selama 2-4 menit setelah
mandi untuk mencegah penguapan air dari kulit. Gunakan air hangat jangan panas.

Diagnosa 2: Resiko kerusakan kulit berhubungan dengan terpapar allergen


Tujuan : Tidak terjadi kerusakan pada kulit klien.

Kriteria hasil : Klien akan mempertahankan integritas kulit, ditandai dengan menghindari allergen.

Intervensi: Ajari klien menghindari atau menurunkan paparan terhadap alergen yang telah diketahui.

Rasional : menghindari alergen akan menurunkan respon alergi. Tidak memelihara binatang.

Diagnosa 3: Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan pruritus


Tujuan : Rasa nyaman klien terpenuhi

Kriteria hasil: Klien menunjukkan berkurangnya pruritus, ditandai dengan berkurangnya lecet akibat garukan, klien tidur
nyenyak tanpa terganggu rasa gatal, klien mengungkapkan adanya rasa nyaman.

Intervensi: Jelaskan gejala gatal berhubungan dengan penyebabnya (misal keringnya kulit) dan prinsip terapinya (misal
hidrasi) dan siklus gatal-garuk-gatal-garuk.

Rasional: dengan mengetahui proses fisiologis, psikologis, prinsip gatal serta penanganannya akan meningkatkan rasa
kooperatif. Cuci semua pakaian sebelum digunakan untuk menghilangkan formaldehid dan bahan kimia lain serta
hindari menggunakan pelembut pakaian buatan pabrik.

2
Diagnosa 4: Gangguan pola tidur berhubungan dengan pruritus.
Tujuan : Klien bisa beristirahat tanpa adanya pruritus.

Kriteria Hasil : Mencapai tidur yang nyenyak, melaporkan gatal mereda, mempertahankan kondisi, lingkungan yang
tepat, menghindari konsumsi kafein, serta meningkatkan tidur.

Intervensi : nasihati klien untuk menjaga kamar tidur agar memiliki ventilasi dan kelembaban yang baik.

Rasional: udara kering membuat kulit terasa gatal, lingkungan yang nyaman meningkatkan relaksasi.

Diagnosa 5: Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak bagus.
Tujuan : Pengembangan peningkatan penerimaan diri pada klien tercapai.

Kriteria Hasil: mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima keadaan diri, mengikuti dan turut berpartisipasi
dalam tindakan perawatan diri, melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi, menguatkan kembali dukungan
positif dari diri sendiri, menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan menekankan teknik untuk meningkatkan
penampilan.

Intervensi:
1. Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak mata,ucapan merendahkan diri sendiri).
Rasional: Gangguan citra diri akan menyertai setiap penyakit/keadaan yang tampak nyata bagi klien,
kesan orang terhadap dirinya berpengaruh terhadap konsep diri.
2. Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.
Rasional: Terdapat hubungan antara stadium perkembangan, citra diri dan reaksi serta pemahaman
klien terhadap kondisi kulitnya.
3. Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.
Rasional:   klien membutuhkan pengalaman didengarkan dan dipahami.
4. Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang cemas mengembangkan kemampuan
untuk menilai diri dan mengenali masalahnya.
Rasional: Memberikan kesempatan pada petugas untuk menetralkan kecemasan yang tidak perlu  
terjadi dan memulihkan realitas situasi, ketakutan merusak adaptasi klien .
5. Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt merias, merapikan.
Rasional: membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.
6. Mendorong sosialisasi dengan orang lain.
Rasional: membantu meningkatkan penerimaan diri dan sosialisasi.

Diagnosa 5: Kurang pengetahuan tentang program terapi


Tujuan: Terapi dapat dipahami dan dijalankan.

Kriteria Hasil: memiliki pemahaman terhadap perawatan kulit, mengikuti terapi dan dapat menjelaskan alasan terapi,

3
melaksanakan mandi, pembersihan dan balutan basah sesuai program, menggunakan obat topikal dengan tepat,
memahami pentingnya nutrisi untuk kesehatan kulit.

Intervensi :
1. Kaji apakah klien memahami dan mengerti tentang penyakitnya.
2. Rasional: memberikan data dasar untuk mengembangkan rencana penyuluhan.
3. Jaga agar klien mendapatkan informasi yang benar, memperbaiki kesalahan konsepsi/informasi.
Rasional: Klien harus memiliki perasaan bahwa sesuatu dapat mereka perbuat.
4. Peragakan penerapan terapi seperti, mandi dan penggunaan obat-obatan lainnya.
Rasional: memungkinkan klien memperoleh cara yang tepat untuk melakukan terapi.
5. Nasihati klien agar selalu menjaga hygiene pribadi juga lingkungan.
Rasional: Dengan terjaganya higiene, dermatitis alergi sukar untuk kambuh kembali.

Anda mungkin juga menyukai