Anda di halaman 1dari 61

dr.

Otto Filarda Wicaksono


Puskesmas Cerme 2015
PENDAHULUAN
 Kasus Asli
 Alasan Klinis: alergi yang diderita pasien adalah khas dan
tidak membaik dalam beberapa minggu.
 Kasus ini menarik karena penyakit ini tanpa penyebab yang
jelas dan pasien sudah melakukan pengobatan sendiri namun
tidak kunjung membaik.
 Fokus pembicaraan adalah mengenai tinjauan pustaka dari
penyakit yang diderita pasien.
 Masalah kasus ini adalah berupa penyebab penyakit yang tidak
jelas dan terapi yang tidak tepat pada pasien.
 Tujuan presentasi ini adalah untuk mengetahui penyebab dan
pengobatan yang tepat bagi pasien.
IDENTITAS PASIEN
 Data Administrasi Pasien:
 Nama: Tn. HS
 No. Register: 010013996
 Status Kepegawaian: Karyawan Swasta
 Status Sosial: Menengah
 Usia: 34 Tahun
 Tanggal Pemeriksaan : Senin, 21 Desember 2015
 Data Demografis:
 Alamat: Ds. Banjarsari RT 3/3, Kec. Cerme, Gresik
 Pekerjaan: Karyawan Swasta
 Jenis Kelamin: Laki-laki
ANAMNESA
Keluhan Utama :
 Gatal-gatal di bagian perut bawah sampai setengah punggung bawah.

Riwayat Penyakit Sekarang :


 Pasien datang ke poli umum Puskesmas Cerme Gresik dengan keluhan
muncul bintul – bintul kemerahan pada bagian perut bawah melingkar
sampai setengah punggung bawah, disertai gatal – gatal. Keluhan ini
timbul sejak ±3 minggu yang lalu.
 Awalnya keluhan muncul secara tiba-tiba, tanpa diketahui penyebabnya.
Pasien lalu mengatakan bahwa keluhan memberat saat berkeringat saat
sedang bekerja.
 Pasien sudah berusahan mengobati dengan obat minum antijamur namun
tetap tidak membaik.
Riwayat Penyakit dahulu :
 Pasien menyangkal pernah menderita penyakit seperti ini
sebelumnya.
 Riwayat Alergi makanan / obat / lain – lain disangkal.
 Riwayat penggunaan obat: Ketokonazol oral.
DATA KLINIS
 Anamnesis terfokus diagnosis:
 Bintul-bintul merah dari perut bawah melingkar sampai
setengah punggung bagian bawah.
 Gatal-gatal.
 Memberat saat berkeringat pada bagian tersebut.
 Anamnesis penyingkir DD:
 DD 1: Infeksi Jamur/Mikosis:
 Riwayat pemberian obat jamur tidak membaik.
 Efloresensi tidak mendukung.
 DD 2: Dermatitis Kontak:
 Tidak ada riwayat alergi sebelumnya.
 Tidak ada riwayat kontak dengan benda tertentu.
 Efloresensi tidak mendukung.
 DD 3: Erupsi Obat Alergika:
 Tidak ada riwayat minum obat sebelumnya.
 Efloresensi tidak mendukung.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaraan : Compos Mentis
 Status gizi : Baik
 Kepala : dalam batas normal
 Leher : Pembesaran KGB  dalam batas normal
 Thorax : Dalam batas normal
 Abdomen : Dalam batas normal
 Ekstremitas : Lihat status dermatologis
Status Dermatologis
 Regio Thorax Posterior Inferior
 Efloresensi : tampak peninggian kulit dengan permukaan kerucut
(berbintil-bintil) berwarna kemerahan (maculopapula) di atas kulit yang
eritematous, ukuran hampir seragam.
Pemeriksaan Kulit :
 Tes tekan : warna merah pada kulit tidak hilang saat ditekan,
kemudian tetap merah saat jari dilepaskan.
 Dugaan Diagnosis: Dermatitis Papulosa
 Dugaan DD:
 Infeksi Jamur pada Kulit/Mikosis
 Dermatitis Kontak
 Erupsi Obat Alergika

 Pemeriksaan Penunjang:
 Tidak diperlukan karena diagnosis berdasarkan efloresensi dan
anamnesis.
DIAGNOSIS
 Diagnosis: Dermatitis Papulosa
 Alasan:
 Anamnesis:
 Bintul-bintul merah di perut bawah melingkar sampai setengah punggung
bagian bawah.
 Gatal-gatal.
 Tidak ada riwayat alergi apapun.
 Tidak ada riwayat minum obat apapun.
 Pemeriksaan Fisik:
 peninggian kulit dengan permukaan kerucut (berbintil-bintil) berwarna
kemerahan (maculopapula) di atas kulit yang eritematous, ukuran hampir
seragam.
DIAGNOSIS HOLISTIK
 Diagnosis Klinis: Dermatitis Papulosa
STATEGI PENANGANAN MASALAH
 Diagnosis Klinis:
 Jaga daerah yang terkena agar tetap kering.
 Hindari makanan dan obat penyebab tersering alergi.
 Minum obat teratur.
 Kontrol gejala penyakit ke PKM secara berkala.
ALASAN KONSULTASI DAN RUJUKAN
 Tidak diperlukan karena sedang menunggu hasil pengobatan.
 Pasien akan dirujuk ke poli spesialis kulit dan kelamin jika
saat kontrol gejala penyakit tidak membaik atau bahkan
memburuk.
PENJELASAN UNTUK PASIEN DAN
KELUARGANYA
 Diagnosis dan konsekuensi: penyakit radang pada kulit jika
tidak diobati akan bertambah parah gejalanya dan
mengganggu aktivitas dan pekerjaan sehari-hari.
 Masalah dan risiko yang dihadapi: jika tidak diobati akan
bertambah parah gejalanya dan mengganggu aktivitas dan
pekerjaan sehari-hari.
 Jalan keluar: kontrol ke PKM secara berkala.
 Apa yang sebaiknya dilakukan: minum obat dan kontrol ke
PKM secara berkala.
 Khasiat dan efek samping obat: jangan beli obat-obat yang
diberikan atas kehendak sendiri karena akan menimbulkan
berbagai macam efek samping dan resistensi.
PERAN PASIEN DAN KELUARGANYA
DALAM PENANGANAN MASALAH
 Kaitan dengan obat: patuh dalam minum obat sampai gejala
klinis membaik.
 Kaitan dengan diet: menghindari makanan dan obat yang
sering menyebabkan alergi.
 Kaitan dengan kegiatan lain: hindari bekerja dengan
membiarkan bagian tubuh dalam keadaan lembab dalam
jangka waktu lama.
 Kaitan dengan agama: tidak ada.
 Kaitan dengan budaya: jangan membeli obat atas kehendak
sendiri.
IDENTIFIKASI RISIKO DAN
PENCEGAHANNYA
 Risiko kambuh: ada, namun tidak menular.
 Cara pencegahan:
 Jaga daerah tersebut agar cepat kering.
 Hindari makanan dan obat yang sering menyebabkan alergi.
 Hindari memberi obat-obatan sendiri.
RESUME
Laki-laki, 34 tahun datang dengan keluhan muncul bintil-bintil merah
pada perut bawah melingkar sampai setengah punggung disertai rasa
gatal sejak ±3 minggu yang lalu. Pasien tidak penah menderita sakit kulit
seperti ini sebelumnya. Keluhan tidak menghilang setelah pasien minum
obat antijamur ketokonazol oral..Tidak ada riwayat alergi apapun pada
pasien.

Status Dermatologis
 Regio Thorax Posterior Inferior
 Efloresensi : tampak peninggian kulit dengan permukaan kerucut
(berbintil-bintil) berwarna kemerahan di atas kulit yang eritematous, ukuran
hampir seragam.

Pemeriksaan Kulit :
 Tes tekan : warna merah pada kulit tidak hilang saat ditekan,
kemudian tetap merah saat jari dilepaskan.
Management
 Farmakologis:
 Dexamethasone 3x 0.5mg PO selama 3 hari
 Loratadine 1x 10mg PO selama 5 hari

 NonFarmakologis:
 Memotivasi pasien untuk kontrol penyakit kulitnya setelah
pengobatan selama 3-4 hari.
 Menghentikan obat antijamur yang selama ini dipakai.
 Mencari tau allergen yang dimiliki pasien.
 Hindari sementara makan-makanan yang mengandung kacang2an,
susu, seafood, telor.
 Jaga bagian punggung bawah agar tetap kering saat bekerja dengan
handuk kering.
dr. Otto Filarda Wicaksono
Puskesmas Cerme 2015
Definisi :
 Peradangan kulit (epidermis/dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh eksogen ( bahan kimia, fisik,
mikroorganisme ) dan endogen ( misal :der- matitis
atopik)
 Menimbulkan kelainan klinis berupa efloresensi
polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel, skuama,
likenifikasi) dan gatal
 Cenderung residif dan menjadi kronis
 Nama lain : eksem
Pembagian Dermatitis

DERMATITIS

Atopi Makanan
Kontak

Iritan Alergik Infantil Anak Dewasa Erupsi obat

Akut Kronis

Stasis Liken simplek kronis Numularis


Gejala klinis

 Keluhan pertama gatal


 Penyebaran dapat setempat, generalisata, universalis,
dengan batas tegas atau tidak tegas

 St. akut : eritema, edema, vesikel/bula, erosi dan


eksudasi tampak basah (madidans)
 St. subakut : eritema berkurang, eksudat mengering
krusta
 St. kronis : lesi kering, skuama, hiperpigmentasi,
likenifikasi, papul, erosi dan ekskoriasi

 Stadium bisa tidak berurutan,juga bisa hanya


oligomorfi
Dermatitis Akut
Dermatitis kronik (atopic eczema)
Tata nama dan klasifikasi

 Berdasarkan etiologi : - dermatitis kontak


- radiodermatitis
- dermatitis medikamentosa
 Berdasarkan morfologi : - dermatitis papulosa
- dermatitis vesikulosa
- dermatitis madidans
- dermatitis eksfoliata
 Berdasarkan bentuk : - dermatitis numularis
 Berdasarkan lokasi : - dermatitis intertriginosa
- dermatitis interdigitalis
- dermatitis manus
- dermatitis generalisata
 Berdasarkan lama/stadium : dermatitis akut,subakut dan kronis
Pengobatan

 Sistemik :
- Antihistamin
- Antihistamin kombinasi dengan antiserotonin,
antibradikin, Anti SRA
- Pada kasus akut dan berat : kortikosteroid

 Topikal :
- Dermatitis akut/basah (madidans) :
Tx basah (kompres terbuka)
- Subakut : losio,krim,pasta, linimentum
- Kronik : salep
Dermatitis Kontak

Definisi :
Dermatitis yang disebabkan oleh bahan
(substansi) yang menempel di kulit

Jenis :
1. Dermatitis kontak iritan
2. Dermatitis kontak alergik
Perbedaan Dermatitis
Kontak Iritan dan Kontak Alergik

Kontak Iritan Kontak


Perbedaan alergik
Akut Kronis
Penyebab Iritan akut : Detergen, sabun, Alergen/Bahan
Podofilin, Antralin, pelarut,tanah, air, kimia dengan
asam fluorohidro- dll BM 500-1000 Da
genat (sensitizer)

Mekanisme Kerusakan sel krn Kerusakan sel Reaksi tipe IV


bahan iritan krn bahan iritan
Perbedaan Dermatitis
Kontak Iritan dan Kontak Alergik

Kontak Iritan Kontak


Perbedaan alergik
Akut Kronis

Permulaan Kontak pertama Kontak lama Kontak ulang


penyakit

Penderita Semua orang idem Orang dengan


hipersensitifitas

Tanda Kulit pedih/panas, Kulit kering, pruritus,eritem,


eritema, batas eritema,skuama, kulit kering,
tegas batas tidak tegas, skuama, batas
kulit retak tidak jelas
Perbedaan Dermatitis
Kontak Iritan dan Kontak Alergik
Kontak Iritan Kontak alergik
Perbedaan
Akut Kronis
Diagnosis - Anamnesis yang -Idem - Idem
cermat dan teliti
- Pemeriksaan fisik
- Uji tempel
(stlh 3 minggu)

Uji tempel Eritem batas jelas, - Idem - Batas tak jelas,


reaksi berkurang reaksi tetap/
setelah tes dilepas bertambah setelah
tes dilepas
Pengobatan - Hindari bahan iritan - Idem - Hindari bahan kontak
- Jika ada radang, - Akut : KS jangka
berikan KS topikal pendek
- Ringan : KS topikal
Irritant hand dermatitis Dribble rash in a baby

Lick dermatitis in an older child


Dermatitis Kontak Alergik

 Kasus lebih sedikit


 Penyebab utama : alergen
(biasanya bahan kimia dengan BM 500-1000 Da)

Patogenesis
 Mekanisme : respon imun yang diperantarai oleh sel
(cell –mediated immune respons) / reaksi tipe IV
 Timbul lambat (24 jam) : delayed hipersensitivity
 Fase sebelum orang terkena dermatitis kontak
alergik :
- Hapten (bahan kimia sederhana) berikatan dengan
sel kulit antigen lengkap
- Antigen ditangkap makrofag dan sel Langerhans,
dipresentasikan ke sel T
- Sel T berdiferensiasi dan berproliferasi
sel T efektor , menyebar ke seluruh jaringan
tubuh, sistem limfoid membuat sensitivitas
yang sama diseluruh kulit tubuh
- Fase saat kontak pertama alergen sampai kulit
menjadi sensitif disebut : fase sensitisasi ( fase
induksi )

- Periode pajanan ulang dengan alergen yang sama


disebut : fase elisitasi ( 24-48 jam )
Contact dermatitis Photocontact allergy to
from adhesive plaster sunscreen

Contact dermatitis due to


nickel in watch strap
DERMATITIS ATOPIK

Definisi :
Peradangan kulit kronis dan residif , gatal ,
berhubungan dengan atopi

 Istilah atopi pertama kali oleh Coca (1928) yang


artinya sekelompok penyakit individu yang mempunyai
kepekaan dalam keluarganya, mis : asma bronkial.
rinitis alergi, dll
 Nama lain : eksema konstitusional, eksema fleksural,
neurodermatitis diseminata, prurigo besnier
 70 % penderita ditemukan stigmata atopi
( asma bronkial, rinitis alergi, konjungtivitis
alergi )
 Bisa diturunkan dari banyak gen (polygenic)
 80 % penderita dermatitis atopi IgE didalam
serum meningkat
 Tanda penting adalah pruritus dan reaktivitas
kulit
 Menurut RAJKA, pruritus ada 2 :
- Timbul karena rangsangan imunologik dan
nonimunologik
- Karena faktor intrinsik kulit (ambang gatal yang
rendah)

 Pada keadaan berat kadar histamin akan meningkat


(dari basofil)
 Digores timbul garis putih ( white
dermographism ), karena vasokonstriksi
pembuluh darah kecil
 Disuntik histamin,asetilkolin/metakolin
kulit menjadi berwarna coklat (orang normal
merah)
 Kulit biasanya kering, kadar lipid berkurang,
banyak kehilangan air.
 Faktor psikologis (stres) : +
Gambaran klinis

 Bentuk infantil ( 2 bulan- 2 tahun)


- Lesi mulai di pipi,bisa badan, leher,lengan,
tungkai
- Lesi berupa eritema dan papulovesikel
miliar sangat gatal
- Pada usia 18 bulan tampak likenifikasi
dibagian fleksor
 Bentuk anak (3 – 11 tahun)

- Lesi kering, likenifikasi, batas tidak tegas


- Di lipat siku, lipat lutut, leher, pergelangan
kaki
- Sering ditemukan lipatan Dennie Morgan :
lipatan kulit dibawah kelopak mata bawah
 Bentuk remaja dan dewasa (12 – 30 thn)

- Biasa di muka, leher, dada bagian atas, lipatan2


- Gejala utama :
pruritus, likenifikasi, papul, ekskoriasi, krusta
- Bisa di bibir, vulva, puting susu, skalp
- Kulit tampak kering, sukar berkeringat, ambang
rasa gatal rendah
- Timbul kelainan lain : xerosis kutis,iktiosis
pomfoliks, pitiaris alba, keratosis pilaris dll
- Cenderung mengalami kontak urtikaria, reaksi
anafilaktik terhadap obat, gigitan serangga
Infantile atopic dermatitis

.
Atopic dermatitis in pre-schoolers
Atopic dermatitis in adults

Persistent atopic dermatitis


• Diagnosis
Menurut HANIFIN dan RAJKA :
bila didapatkan minimal 3 kriteria mayor dan 3
kriteria minor
Kriteria mayor :
1. Pruritus
2. Distribusi dan morfologi lesi sesuai usia
3. Cenderung kronis dan kambuh
4. Didapatkan riwayat atopi pada penderita ataupun
keluarga ( asma bronkhial, rinitis alergika ,
dermatitis atopik)
Kriteria minor :

- Xerosis - Keratokonus
- Iktiosis - Katarak subkapsular
- Tes kulit tipe cepat yang reaktif anterior
- Peningkatan kadar IgE - Daerah bawah mata gelap
- Kecenderungan infeksi kulit yang - Kepucatan fasial
berulang - Pitiriasis alba
- Timbul pada usia muda - Lipatan pada leher depan
- Dermatitis pada tangan - Gatal bila berkeringat
- Dermatitis pada putting susu - Intoleran terhadap wool
- Konjungtiviyis rekuren - Dermografisme putih
- Lipatan infraorbital Dennie - Pengaruh faktor lingkungan
Morgan dan emosi thd perjalanan
penyakit
Penatalaksanaan

- Hindari pemakaian sabun terlalu sering, agar lipid di kulit tidak


banyak berkurang
- Gunakan emolien, agar kulit tidak kering
- Hindari pakaian yang terlalu ketat, gunakan bahan katun (
menyerap keringat )
- Mandi dengan air bersuhu sama dengan suhu tubuh
- Hindari kontak dengan debu rumah / bulu binatang
- Hindari makanan penyebab alergi
- Hindari stress emosional
- Hindari berdekatan dengan penderita varisela,
herpes zoster,atau herpes simpleks
- Hindari kuku yang panjang

Pengobatan
- Sistemik :
a. Gatal antihistamin
Klorpromazin (bila hebat)
b. Infeksi sekunder antibiotika
c. Kortikosteroid jangka pendek ( 7 –10 hari )
- Topikal :

a. Bayi kompres larutan Asam salisil 1/1000


atau PK 1/10.000, setelah kering bisa dengan krim
hidrokortison 1% atau 2%

b. Dewasa bisa diberikan salap Kortikosteroid


golongan sedang/ kuat karena sudah ada
likenifikasi, bisa ditambahkan asam salisil 3–5%

c. Likuor karbonas detergens 2 –5%, berkhasiat sbg


vasokontriksi, astringen, desinfektan, antipruritus
d. Ter sering digunakan, tetapi efek samping
fotosensitisasi

e. Urea 10 % bisa dikombinasi dengan kortikosteroid


topikal
Perbedaan Liken Simpleks Kronis,
Dermatitis Numularis
dan Dermatitis stasis

Perbedaan Liken simpleks Dermatitis Dermatitis


kronis Numularis Stasis

Nama lain Neurodermatitis Eksem numular, Dermatitis


sirkumskripta, eksem diskoid gravitasional
liken vidal

Definisi Peradangan kulit Disebabkan oleh Dermatitis


kronis, bakteri, sekunder krn
gatal sekali, dermatitis kontak, hipertensi vena
kulit tebal, lingkungan lembab ekstremitas bwh
kulit menonjol
Perbedaan Liken Simpleks Kronis,
Dermatitis Numularis
dan Dermatitis stasis

Perbedaan Liken simpleks Dermatitis Dermatitis


kronis Numularis Stasis
Gejala Gatal sekali, Gatal sekali, Gatal
lesi dimana2, lesi berbatas tegas, bervariasi,
pada wanita umur pada pria 55-65 thn bisa nekrosis
30-50 thn dan sklerosis,
lama2 bisa
ulkus
Diagnosis Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan
gambaran klinis gambaran klinis gambaran klinis
Perbedaan Liken Simpleks Kronis,
Dermatitis Numularis
dan Dermatitis stasis

Perbedaan Liken simpleks Dermatitis Dermatitis


kronis Numularis Stasis
Pengobatan - Antihistamin - Kompres larutan - Kompres, jika
- Glukokortikoid PK 1/10.000 kering beri krim/
topikal - Antibiotik salap kortiko-
- Glukokortikoid - Kortikosteroid steroid
intralesi jangka pendek - Infeksi beri anti-
biotika
Lichen simplex on an ankle
Nummular Dermatitis (discoid eczema)
Gravitational eczema Lipodermatosclerosis

Gravitational ulcer

Anda mungkin juga menyukai