Anda di halaman 1dari 41

LOGO

DERMATITIS KONTAK ALERGI

Preceptor :
Dr. Yosse Rizal, Sp.KK
BAGIAN KULIT KELAMIN RSAM BUKITTINGGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2017
DEFENISI

Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan


dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor
eksogen dan atau faktor endogen, menimbulkan
kelainan klinis berupa efloresensi polimorfik

Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan


oleh bahan atau substansi yang menempel pada kulit.
2 JENIS DERMATITIS KONTAK

3
Dermatitis Kontak elergi

Bahan Kimia

Bahan Logam
ETIOLOGI

Bahan lainnya : Semen, cat


rambut, alat Pembersih
rumah tangga, karet, obat-
obatan
Patogenesis DKA
Patogenesis DKA

Matthias Peiser. Role of Th17 cells in skin Inflammation of allergic contact dermatits. Clinical and Developmental Immunology Hindawi 2013, 261037 : p 1-10
Faktor Predisposisi

1. Faktor eksternal

2. Faktor Internal
pH

Faktor Eksternal

1. Potesi sensitisasi allergen

2. Dosis per unit area

3. Luas daerah yang terkena

4. Lama pajanan

5. Suhu dan kelembaban lingkungan


pH

Faktor internal

1. Keadaan kulit pada lokasi kontak

2. Status imunologik

3. Genetik

4. Status higinie dan gizi


Gejala Klinis

Penderita pada umumnya mengeluh GATAL !

Kelainan kulit bergantung pada keparahan dermatitis. Pada yang akut dimulai
dengan bercak eritema berbatas tegas, kemudian diikuti edema,
papulovesikel, vesikel atau bula.
Akut Subakut Kronis

- Vesikel atau bula yang terisi cairan - Eritem bertambah - Kemerahan dan bengkak
jernih multiple dan berat. Bila - Edema mengurang - Lebih menonjolkan sisik,
terjadi vesikel/berair, timbul erosi - Papul menggantikan vesikel hyperkeratosis, dan
dan eczema likenifikasi di daerah yang
- Edema, eritema terkena
- Infeksi sekunder dengan bakteri
gram (+)
Berbagai Lokasi Terjadinya DKA
(Sularsito,2010).
Lokasi Kemungkinan Penyebab
Tangan Pekerjaan yang basah (Wet Work) misalnya
memasak makanan (getah sayuran, pestisida)
dan mencuci pakaian menggunakan deterjen.

Lengan Jam tangan (nikel), sarung tangan karet, debu


semen, dan tanaman.
Ketiak Deodoran, anti-perspiran, formaldehid yang
ada di pakaian.
Wajah Bahan kosmetik, spons (karet), obat topikal,
alergen di udara (aero-alergen), nikel (tangkai
kacamata).

Bibir Lipstik, pasta gigi, getah buah-buahan.


Lokasi Kemungkinan Penyebab
Kelopak mata Maskara, eye shadow, obat tetes mata, salep
mata.
Telinga Anting yang terbuat dari nikel, tangkai kacamata,
obat topikal, gagang telepon.
Leher Kalung dari nikel, parfum, alergen di udara, zat
warna pakaian.
Badan Tekstil, zat warna, kancing logam, karet (elastis,
busa), plastik, deterjen, bahan pelembut atau
pewangi pakaian.

Genitalia Antiseptik, obat topikal, nilon, kondom,


pembalut wanita, alergen yang berada di tangan,
parfum, kontrasepsi.

Paha dan tungkai bawah Tekstil, kaus kaki nilon, obat topikal,
sepatu/sandal.
Dermatitis Kontak Alergi pada lengan
Dermatitis Kontak Alergi pada bibir
Dermatitis Kontak Alergi pada telinga
Dermatitis Kontak Alergi pada badan
Dermatitis Kontak Alergi pada
genetalia
DIAGNOSIS

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


Riwayat awal pasien terkena penyakit melihat lokalisasi
Riw. Penyakit dan
Sekarang pola kelainan kulit
Gambaran klinis Riw. Penyakit Dahulu
Riw. Penyakit Status Dermatologi !
Keluarga
Riw. Sosial / Individu

Onset, Lokasi, Pemeriksaan


Kuantitas, Kualitas,
Kronologi, Faktor yang Penunjang
memperberat dan
memperingan, Keluhan
penyerta
Tes tempel (patch test)
Tes tempel (patch test)

Uji tempel digunakan


untuk mendeteksi
hipersensitivitas
terhadap zat yang
bersentuhan
dengan kulit sehingga
alergen dapat
ditentukan
Yang harus diperhatikan dalam
pelaksanaan uji tempel
21
patch-test.

AHasil uji positif


terhadap picaridin
(KBR) 2,5%.

BHasil uji positif


terhadap methyl
glucose diolate
(MGD) 10%.

Company Logo
Diagnosis Banding
Variabel DKI DKA
Penderita Banyak orang Tidak banyak yang menderita
Lokasi Terlokalisasi Tersebar
Batas tegas Sering khas Dapat terjadi
Waktu untuk resolusi klinis setelah Sering mengurang setelah 96 jam Beberapa hari
bahan disingkirkan
Terjadinya reaksi Terjadi cepat dengan iritan kuat 24-72 jam
(menit-jam); lambat dengan iritan
lemah
Hubungan dengan pekerjaan Membaik dengan liburan lama (4 Dapat membaik bahkan pada akhir
minggu) minggu
Atopi Predisposisi Predisposisi tidak diketahui
Morfologi Eritem, sisik, fisura Vesikel yang sulit dibedakan dari
iritan
Agen penyebab Tergantung pada konsentrasi agen Relatif tidak terkait dengan jumlah
dan kondisi barier kulit; hanya aplikasi, biasanya konsentrasi yang
terjadi di atas ambang batas sangat sedikit pun bias mencetuskan.

Sistem imun Respon imun tidak spesifik Tipe IV


Penatalaksanaan

Pencegahan Penggunaan sarung tangan karet di ganti dengan


sarung tangan plastik, menggunakan mesin cuci, sikat
bergagang panjang, penggunaan deterjen sesuai
aturan pabrik
Kortikosteroid
Steroid menghambat aktivasi dan proliferasi spesifik antige

Pengobatan Topikal Antibiotika dan antimikotika


Mengatasi superinfeksi atau infeksi sekunder

Antihistamin
Menghambat pelepasan histamin dan
Pengobatan Sistemik memperoleh efek sedatif

Kortikosteroid
Bekerja dengan menghambat proliferasi limfosit
Laporan Kasus

Identitas Pasien
Nama : Ny. P
Umur : 40 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bukittinggi
Tanggal Masuk : 23 Maret 2017

25
Anamnesis

Keluhan Utama
Timbul bercak merah kehitaman, gatal
dikedua punggung kaki sejak 3 minggu
SMRS.

26
Riwayat Penyakit Sekarang
Timbul bercak merah kehitaman, gatal
dikedua punggung kaki sejak 3 minggu SMRS.
Awalnya pasien memakai sendal jepit yang
terbuat dari karet. Kemudian timbul rasa gatal
dan agak panas dipunggung kaki sepanjang tali
sendal jepit. Pasien tidak ada riwayat alergi
terhadap kulit, nikel dan zat kimia lainnya dan
tidak ada riwayat alergi terhadap makanan dan
belum pernah diobati.

27
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan
yang serupa sebelumnya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga tidak ada menderita penyakit
yang sama
Riwayat pengobatan

28
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Cooperatif
Status Gizi : Baik
Pemeriksaan Thorax : Dalam Batas Normal
Pemeriksaan Abdomen : Dalam Batas Normal

29
Status Dermatologikus
Lokasi : Pada kedua punggung
kaki kiri dan kanan
Distribusi : Simetris, Bilateral
Bentuk :Tidak Khas
Susunan :Tidak Khas
Batas :Tegas

30
Efloresensi :Makula
Hiperpigmentasi,skuama, fissura, likenifikasi
Status Venerolikus : Tidak ditemukan kelainan
Kelainan Selaput : Tidak ditemukan kelainan
Kelainan Kuku : Kuku dan jaringan sekitar
kuku tidak ditemukan kelainan
Kelainan Rambut : Tidak ditemukan kelainan
Kelainan Kelenjar Limfe : Tidak terdapat
pembesaran KGB

31
32
33
Pemeriksaan Penunjang
Test Patch
Diagnosa Kerja
Dematitis Kontak Alergi
Diagnosa Banding
Dermatitis kontak iritan

34
Penatalaksanaan
Umum
Hindari Kontak dengan bahan yang menjadi pemicu
reaksi alergi
Menjelaskan kepada pasien agar tidak menggaruk-
garuk lesi
Menjelaskan kepada pasien agar menjaga
kebersihan kulit
Menjelaskan kepada pasien agar tidak menggunakan
sandal jepit yang menjadi pemicu reaksi alergi

35
Khusus
Sistemik : Metyl prednisolon tab 3x1
Chlorpheniramine Maleat 3x1

Topikal : desoksimetason 0,25%, 2 kali


sehari
Prognosis
Quo ad Sanationam : Bonam
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad Kosmetikum : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Analisa Kasus

Seorang pasien perempuan berumur 40 tahun datang pada


hari kamis,23 Maret 2017 ke Poli Kulit RSAM dengan
keluhan utama timbul bercak merah kehitaman gatal
dikedua punggung kaki sejak 3minggu yang lalu. Pasien
didiagnosis dengan dermatitis kontak alergi yang
disebabkan oleh sandal jepit yang terbuat dari karet.
Dengan diagnosis banding dermatitis kontak iritan.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis

38
Dari hasil anamnesis,pasien mengeluhkan timbulnya gatal
dan sedikit panas setelah pasien memakai sandal jepit yang
terbuat dari karet. Keluhan tersebut muncul di sepanjang tali
sandal jepit. Etiologi lain dari dermatitis kontak alergi pada
pasien disingkirkan setelah anamnesa bahwa pasien tidak
memiliki riwayat alergi terhadap nikel,zat kimia , dan makanan
lainnya. Dari hasil pemeriksaan klinisnya, lokasi timbulnya
kelainan sesuai dengan kontak bahan yang dicurigai dan
mengikuti bentuk tali sandal jepit. tampak macula
hiperpigmentasi,skuama, fissura dan likenifikasi pada kedua
punggung kaki kiri dan kanan . Distribusinya secara simetris
dan bilateral. Bentuk dan susunannya tidak khas tetapi memiliki
batas yang tegas. Kuku dan jaringan sekitar pada pasien tidak
ditemukan kelainan.
Pemeriksaan penunjang yang disarankan untuk
pasien yaitu dilakukan pemeriksaan tes patch. Dan
penatalaksanaan yang dapat diberikan kepada pasien
yaitu berupa tatalaksana umum dengan memberikan
edukasi untuk menghindari sandal jepit yang merupakan
penyebab alergi pada pasien. Tatalaksana khusus
dengan memberikan obat secara sistemik dengan Metyl
prednisolon tab 3x1 dan Chlorpheniramine Maleat 3x1
serta obat topical desoksimetason 0,25%, 2 kali sehari.
LOGO

Anda mungkin juga menyukai