Anda di halaman 1dari 30

PEMERIKSAAN

GENITALIA DAN
PELVIS

Tjahjanti K.
GENITALIA
WANITA
PENDAHULUAN
Pemeriksaan genitalia umumnya menimbulkan
kecemasan bagi yg akan dan sedang
menjalaninya yg disebabkan oleh :
 Daerah genitalia mrpk area yg sgt pribadi,
shg memperlihatkan area ini mrpk suatu hal
yg memalukan (Potter & Perrry 1995) dimana
klien mungkin merasa daerah genitalianya
tdk bersih, berbau dan mengeluarkan sekret
yang tidak menyenangkan
 Kecemasan kehilangan kemampuan kontrol
urinasi atau flatus
PENDAHULUAN

 Posisi litotomi mrpk implikasi seksual. Stlh


itu dgn posisi ini, seringkali klien diselimuti
hingga lutut, shg sulit bg klien mengetahui
apa yg dilakukan oleh pemeriksa
 Kurangnya kontak mata antara pemeriksa-
klien, menyebabkan kurangnya komunikasi
shg menimbulkan depersonalisasi
 Kurangnya pengetahuan akan prosedur yg
dijalankan jg merupakan salah satu sumber
kecemasan
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Struktur anatomi genitalia wanita terdiri dari
struktur genitalia eksterna dan interna
 Struktur genitalia eksterna tdd mons pubis,
labia mayora, labia minora, klitoris, meatus
urinarius, orifisium vagina, himen dan perineum
 Sementara struktur genitalia interna : Vagina,
Serviks, Uterus, dan Adnexa
 Vagina berbentuk tubulus dgn rugae dan
panjang ± 10 cm. Struktur dikelilingi oleh
membran mukosa yg berisi sel epitel squamosa
yg dilapisi oleh otot longitudinal dan sirkular.
ANATOMI DAN
FISIOLOGI
 Serviks mrpk bagian bwh melahirkan mulut
rahim berbentuk kecil dan regular. Pada wanita
yg telah melahirkan biasanya lebih besar dan
tidak regular. Uterus berbentuk spt buah pir dan
terletak diantara kandung kemih dan rektum
 Otot-otot dasar panggul tdd 3 otot, yaitu
muskulus superfisial, muskulus urogenital dan
muskulus levator ani. Ketiga muskulus ini
bertugas menyangga organ-organ di dalam
pelvis, mengendalikan miksi dan defekasi, serta
berperan aktif dlm meningkatkan kepuasan
seksual wanita
HASIL PENGKAJIAN FISIK YG
DIHARAPKAN

1. Labia mayora simetris, distribusi rambut


pubis rata dan membentuk segitiga, tdk
ada lesi/oedema/peradangan, tdk berbau
2. Klitoris berwarna merah muda dan tdk
ditemukan eksudat
3. Orifisium uretra berwarna merah muda dan
tdk ditemukan eksudat
4. Labia minora berwarna merah muda dan
tdk ditemukan eksudat
HASIL PENGKAJIAN FISIK YG
DIHARAPKAN

5. Kelenjar Bartholin dan Skene tdk


membesar dan tdk ditemukan
pengeluaran sekret yg abnormal
6. Pemeriksaan vagina didptkan mulut rahim
berwarna pink dan tdk ditemukan lesi
7. Klien mampu memahami pentingnya
pemeriksaan fisik genitalia dan pelvis
PERSIAPAN ALAT

Untuk pemeriksaan diperlukan :


1. Sarung tangan bersih
2. Jelly
3. Spekulum (sebaiknya yg telah
direndah dgn air hangat)
4. Lampu
PERSIAPAN KLIEN
1. Jelaskan tujuan dan prosedur yg
akan dilakukan
2. Kosongkan kandung kemih
3. Posisi klien litotomi
4. Selama pemeriksaan informasikan
data yg diperoleh
PROSEDUR PEMERIKSAAN
1. Inspeksi genitalia eksterna : mons pubis, labia mayora dan
labia minora. Selanjutnya dgn menggunakan tangan non
dominan buka area labia utk melihat klitoris, meatus
urinarius, dan meatus vagina
2. Palpasi kelenjar Bartholin dan Skene, dgn cara : buka labia
mayora masukkan jari telunjuk ke dlm vagina.
 Palpasi kelenjar Skene dgn menekan scr halus ke arah
dinding anterior vagina, jari bergerak ke arah luar
vagina.
 Palpasi kelenjar Bartholin dgn meletakkan jari telunjuk
ke arah posterior di dasar vagina. Lakukan palpasi dgn
jari telunjuk dan jempol di kiri kanan vagina bagian
bawah.
Pada kedua kelenjar lakukan penilaian akan ada tidaknya
pengeluaran sekret dan pembesaran kelenjar
PROSEDUR PEMERIKSAAN
3. Nilai kekuatan otot vagina dgn
memasukkan telunjuk sepanjang 2 – 4 cm
ke dlm vagina lalu minta klien utk
berusahan menjepitnya
4. Letakkan jari telunjuk dan tengah di
bagian bwh orifisium vagina, minta klien
utk mengedan dan perhatikan apakah ada
tonjolan yg menunjukkan adanya sistokel
(hernia kandung kemih ke vagina) atau
rektokel (hernia dinding rektum ke vagina)
PROSEDUR PEMERIKSAAN
5. Mengkaji organ interna dgn menggunakan
spekulum
a. Dlm memasukkan spekulum, buka
orifisium vagina dgn meletakkan jari
tengah dan telunjuk di bagian dlm vagina
dan tekan secara halus
b. Spekulum yg telah dihangatkan
dimasukkan dgn kemiringan 45º. Minta
klien rileks dgn melakukan menarik nafas
dlm
PROSEDUR PEMERIKSAAN

5. Mengkaji organ interna dgn menggunakan


spekulum
c. Setelah spekulum masuk, lepaskan jari yg
menahan vagina tetap terbuka. Gerakan
spekulum scr halus dan perlahan. Melalui
spekulum cari mulut rahim. Setelah didpt
lalu spekulum dikunci
PROSEDUR PEMERIKSAAN
6. Inspeksi serviks. Perhatikan permukaan
serviks melalui spekulum dgn pencahayaan
cukup. Nilai warna, bentuk, ada/tdknya lesi
atau tanda2 peradangan, cairan purulen atau
darah diluar periode menstruasi
7. Palpasi vagina dan serviks. Gunakan lubrikan
atau jelly sblm mempalpasi. Masukkan jari
tengah dan telunjuk utk menilai dinding
vagina, ada tdknya nodul. Pada mulut rahim,
kaji posisi, mobilitas dan konsistensinya
PROSEDUR PEMERIKSAAN
8. Palpasi pelviks bimanual. Posisi pemeriksa
berdiri. Jari tengah dan telunjuk dari tangan
non dominan berada di dlm vagina,
sementara tangan dominan mempalpasi area
di antara umbilikus dan simfisis pubis. Lalu
palpasi dgn arah palpasi menuju ke jari2
tangan non dominan yg terdpt di dlm vagina
PROSEDUR PEMERIKSAAN
9. Lanjutkan pemeriksaan dgn mengkaji adnexa.
Jari2 tangan non dominan yg semua mempalpasi
serviks, dipindahkan ke bagian atau kanan ujung
vagina. Sementara tangan dominan yg semua
mempalpasi bagian abdomen, dipindahkan ke
kuadran kiri bwh abdomen, sesuai dgn posisi
jari-jari di dlm vagina. Palpasi ovarium dan
adnexa. Pembesaran atau posisi jari-jari di dlm
vagina. Palpasi ovarium dan adnexa.
Pembesaran atau adanya massa pd kedua organ
ini menyebabkan organ2 ini terpalpasi
GENITALIA PRIA

PENDAHULUAN
Pemeriksaan alat genitalia pd pria jarang
menimbulkan kecemasan dan
depersonalisasi bg klien
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Struktur anatomi genitalia pria jg terdiri dari
struktur genitalia eksterna dan interna
 Struktur genitalia eksterna tdd penis dan
skrotum. Skrotum mrpk kantung yg
berbentuk spt buah pir, berwarna lebih gelap
dari warna area sekitarnya, bergantung scr
bebas dan fleksibel, berisi testis yg berfungsi
menghasilkan spermatozoa (dlm tubulus
seminiferus dari testis). Septum vertikal
membagi skrotum menjadi dua ruang. Setiap
ruang berisi testis, epididimis, vas deferens
dan spermatic cord.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Rambut skrotum biasanya jarang dan
permukaannya terdpt dua otot, yaitu otot
kremasters dan dartos. Otot kremaster
berkontraksi memasukkan testis ke dlm
tubuh bila udara dingin dan sebaliknya,
sedangkan otot dartos yg menyebabkan
sktrotum mengecil/mengerut bila dingin.
 Fungsi utama skrotum adalah melindungi
epididimis dan memproteksi produksi sperma
dgn adaptasi terhadap suhu
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Batang penis mengandung 3 tabung silindris
jaringan erektir, 2 korpora kavernosa yg
terletak sejajar dan korpus spongiosum yg
mengandung uretra. Akhir dr korpus
spongiosum membentuk kepala penis. Pd
pria yg tdk disunat memiliki kepala ini
ditutupi kulit yg dpt ditarik. Pd bagian
bawah permukaan penis, diantara kepala
dan batang terdpt kulit tambahan yg
disebut fenulum. Panjang rata2 penis yg
tdk mengalami ereksi umumnya antara 8,5
– 11,5 cm (Potter & Perry 1995)
ANATOMI DAN FISIOLOGI
 Kelenjar prostat yg sebesar biji kemiri
terletak di bwh kandung kemih. Kelenjar ini
memberikan sebagian cairan mani.
 Vas deferans mirip tabung yg menyampaikan
spermatozoa dari testis ke prostat
 Untuk melakukan pemeriksaan fisik
diperlukan sarung tangan dan jelly untuk
lubrikasi lampu
PERSIAPAN KLIEN

1. Kosongkan kandung kemih


2. Jelaskan tujuan
3. Bekerja dgn diselingi humor seringkali
menurunkan stres, tapi pada
pemeriksaan ini harus berhati-hati
4. Saat melakukan kegiatan, sampaikan
data yg diperoleh
PROSEDUR
1. Posisi klien dianjurkan berdiri
2. Inspeksi rambut pubis. Nilai distribusi (merata atau
tdk), jml distribusi dan tekstur biasanya b.d ras dan
usia klien. Rambut pubis mengindikasikan seksual
underdevelopment
3. Inspeksi penis meliputi ukuran, pigmentasi, kepala
penis dan meatus urinarus. Pigmentasi bergantung
pd ras dan umumnya berwarna lebih gelap dari area
lainnya. Kepala penis scr normal berbentuk halus,
tdk ada lesi, kemerahan dan cairan abnormal. Bila
klien tdk disirkumsisi, minta klien utk menarik
foreskin, apakah ada kesulitan utk menariknya.
(Phimosis : kondisi dimana foreskin sulit atau tdk
bisa diretraksi). Kaji meatus urinarius, posisinya
berada ditengah-tengah ujung penis
PROSEDUR
4. Inspeksi skrotum. Minta klien utk
mengangkat penisnya ke atas shg skrotum
terlihat jelas. Observasi bentuk skrotum
(spt buah pir). Inspeksi bagian depan dan
belakang, adanya pembengkakan
(unilateral/bilateral), kemerahan atau lesi.
Kulitnya keriput. Transluminasi dgn
menggunakan senter ke arah skrotum pd
ruang gelap, dpt dilakukan utk menilai ada
tdknya massa
PROSEDUR
5. Inspeksi daerah inguinal, sementara
klien bernafas normal, selanjutnya
minta klien utk mengedan. Lihat apakah
ada benjolan massa atau tdk
6. Palpasi penis. Tekan kepala penis shg
ujung meatus terbuka. Meatus scr
normal berwarna merah muda tdk
ditemukan cairan yg tdk normal
PROSEDUR
7. Palpasi skrotum, kaji ukuran skrotum, bentuk
dan konsistensinya serta mobilitas bila
ditemukan massa didlmnya. Kaji ada tdknya
pembengkakan, lesi atau nodul. Bila selama
palpasi klien mengatakan nyeri, angkat skrotum,
bila nyeri itu hilang kemungkinan klien
mengalami peradangan epididimis.
8. Palpasi testis pd bagian skrotum. Setiap testis
harus berbentuk oval, rata, elastis dan solid
9. Palpasi epididimis, dilakukan dibagian posterior
testikel. Kaji ada tdknya nyeri
PROSEDUR
10. Palpasi daerah inguinal. Hernia inguinal
terdeteksi dgn adanya benjolan atau massa
pd daerah tsb. Pertama-tama palpasi
daerah inguinal kanan dgn menekan jari
telunjuk disudut atas skrotum kanan. Lalu
minta klien utk batuk atau mengedan. Lalu
periksa juga skrotum kiri
11. Palpasi daerah inguonal utk menilai ada
tdknya pembesaran limfa. Kondisi normal
tdk ditemukan nodul, bila ditemukan
umumnya ukurannya tdk lebih dari 0,5 cm
dan dapat digerak-gerakan
PROSEDUR
12. Kaji kelenjar prostat. Utk memudahkan
pemeriksaan minta klien utk membungkuk,
bila klien keberatan dgn posisi ini, posisi
miring dpt dianjurkan. Pemeriksaan ini
dilakukan dgn memasukkan jari ke dlm
rektum. Palpasi permukaan prostat, kaji
bentuk. Identifikasi ada atau tdk
pembesaran, pembengkakan dan massa
SELAMAT
BELAJAR DAN
BERLATIH

Anda mungkin juga menyukai