Prepusium (kulup). Jika ada, tarik prepusium atau minta pasien menariknya.
Langkah ini penting untuk mendeteksi chancre dan karsinoma. Smegma, bahan
putih seperti keju, secara normal dapat menumpuk di bawah kulit prepusium.
Glans. Carilah ada tidaknya ulkus, jaringan parut,nodul, atau tanda peradangan
Periksalah kulit di sekitar pangkal penis untuk ekskoriasi atau peradangan. Carilah
ada tidaknya telur kutu di pangkal rambut pubis.
Tekan dengan lembut glans di antara telunjuk di atas dan jempol di bawah.
Tindakan ini akan membuka meatus uretra dan saat diinspeksi ada tidaknya duh.
Normalnya tidak terlihat duh
Jika pasien melaporkan pengeluaran duh yang pemeriksa tidak dapat lihat, minta ia
agar memeras batang penis dari pangkal menuju glans. Atau pemeriksa dapat
melakukannya sendiri. Perasat ini dapat mengeluarkan sebagian cairan dari meatus
uretra untuk pemeriksaan selanjutnya. Siapkan kaca objek dan medium biakan.
(Bickley, 2013)
b. Palpasi
Palpasi semua kelainan penis, dengan mencatat ada tidaknya nyeri atau
indurasi. Palpasi batang penis antara jempol dan telunjuk dan jari tengah, dengan
mencatat ada tidaknya indurasi. Palpasi batang penis dapat diabaikan pada pasien
pria muda asimtomatis.
a. Inspeksi
Mungkin terdapat papul atau nodul berbentuk kubah yang berwarna putih atau
kuning yang dibentuk oleh sumbatan folikel dan terisi debris keratin epitel folikel
yang terkelupas. Kista epidermoid semacam ini sering ditemukan, umumnya
multiple, dan jinak.
b. Palpasi
Palpasi masing-masing testis dan epididymis antara jempol dan telunjuk dan
jari tengah. Temukan epididymis di permukaan superior posterior masing-masing
testis. Epididimis teraba nodular dan seperti tambang serta jangan dikacaukan
dengan benjolan abnormal.
Perhatikan ukuran, bentuk, konsistensi, dan nyeri tekan, raba ada tidaknya
nodus. Tekanan pada testis normalnya menimbulkan nyeri visceral dalam.
C. Hernia
a. Inspeksi
Dengan duduk nyaman di depan pasien, dengan pasien berdiri didampingi
seorang asisten, inspeksi daerah inguinal dan genitalia untuk bagian-bagian yang
menonjol dan asimetris. Sembari melakukan observasi, minta pasien untuk
mengejan (perasat Valsalva) untuk meningkatkan tekanan intraabdomen, untuk
memudahkan deteksi setiap hernia.
b. Palpasi
Cincin eksternal mungkin cukup besar bagi pemeriksa untuk mempalpasi secara
oblik di sepanjang kanalis inguinalis ke arah cincin inguinal interna. Minta
pasien untuk mengejan. Periksa adanya tonjolan yang meluncur di kanalis
inguinalis dan membentur ujung jari.
Untuk memeriksa hernia ingunalis kiri, lakukan teknik yang sama dengan
telunjuk kiri.
B. Pemeriksaan Luar
Labia minora
Klitoris
Meatus uretra
C. Pemeriksaan Dalam
a. Memasukkan spekulum
b. Inspeksi serviks
d. Inspeksi vagina
Lumasi telunjuk dan jari tengah salah satu tangan pemeriksa yang telah
memakai sarung tangan, dan dari posisi berdiri, masukkan kedua jari tersebut
ke dalam vagina sembari memberikan tekanan terutama kea rah posterior.
Jempol pemeriksa harus dalam posisi abduksi, jari manis dan kelingking fleksi
ke telapak tangan. Menekan ke arah dalam pada perineum dengan jari-jari
fleksi jarang menyebabkan rasa tidak nyaman dan memungkinkan pemeriksa
memposisikan jari peraba dengan tepat. Perhatikan adanya nodularitas atau
nyeri tekan di dinding vagina, termasuk bagian uretra dan kandung kemih di
anterior.
Kini geser jari-jari yang ada di dalam panggul ke forniks anterior dan
palpasi korpus uterus di antara tangan pemeriksa. Dalam posisi ini, jari-jari
panggul pemeriksa dapat meraba permukaan anterior uterus, dan tangan
abdomen pemeriksa dapat meraba sebagian dari permukaan posterior.
Jika pemeriksa tidak dapat meraba uterus dengan salah satu dari
perasat-perasat tersebut, uterus mungkin miring ke posterior (retrodisplaced).
Selipkan jari-jari panggul pemeriksa ke dalam forniks posterior dan rabalah
uterus yang menyentuh ujung-ujung jari pemeriksa. Dinding abdomen pada
pasien obesitas atau yang kurang melemas juga dapat menghambat pemeriksa
meraba uterus meskipun organ ini terletak di anterior.
Pada pasien dengan nyeri panggul atau nyeri tekan dinding vagina,
palpasilah otot-otot dasar panggul dalam rotasi searah jarum jam untuk
menemukan titik pemicu. Lakukan pemeriksaan rektovagina jika
diindikasikan. Pemeriksaan rektovagina memiliki 3 tujuan utama : meraba
uterus retrofleksi, ligamentum uterosakrum, cul-de-sac dan adneksa ; untuk
melakukan penapisan terhadap kanker kolorektum pada wanita berusia 50
tahun atau lebih.
g. Hernia
Hernia lipat paha terjadi pada wanita serta pria, tetapi penyakit ini jauh lebih
jarang. Teknik pemeriksaan pada dasarnya sama dengan teknik pada pria.
Wanita juga perlu berdiri ketika diperiksa. Namun, untuk meraba hernia
inguinalis indirek, palpasi labia mayora dan ke arah atas tepat lateral dari
tuberkulum pubis.
DAFTAR PUSTAKA
Bickley, L. S. (2013). Guide to Physical Examination and History Taking. New york: Wolters
Kluwer Health.