testis, epididimis, vasdeverens , vesika seminalis & kelenjar prostat Glans penis : dibentuk oleh ekstensi & ekspensi korpus spongiosum penis & korpus kavernosum penis. Penis memiliki fungsi ekskresi & ereksi atau ejakulasi sperma. Proses ereksi terjadi ketika korpus kavernosum memanjang 20-50 cm dilalui oleh drah menuruni penis & meningkatkan dilatasi arteri. Skrotum : merpkan kantung yg berisikan testis & sperma. Kantung ini dibagi 2 bagian yaitu : kiri & kanan. Bgn kiri dr skrotum biasanya lebih rendah dr bgn kanan. Kedua bgn dr skrotum dipisahkn oleh spektum. Testis : panjangnya 4 – 5 cm dgn lebar 3 cm & ketebalan 2 cm. Testis menghsilksn spermatozoa & testosteron. Epididimis : merpkan & transmisi sperma Vasdeferens : sbg saluran dr epididimis menuju vesikula seminalis. Kelenjar prostat : terletak dibawah KK disekitar uretiliki diameter anteriorposterior 2 cm. Memiliki 3 lobus ( lobus lateral kanan & kiri disertai lobus medial. Masing2 lobus tdk berhubungan satu sama lain. Vesika seminalis : panjang 5 – 10 cm , letaknya dibawah permukaan belakang kandung kemih didepan rektum a. Genitalia eksternal : suprapubis , labia mayora, labio minora fouschette, kelenjar bartholin, vagina introitus , orifisium uretra & klitoris simpisis pubis ; tertutup oleh lemak disebut monspubis Labia mayora : terdiri dr 2 bgn yg tersusun atas lemak yg berada mulai dr monspubis sampai ke perineum. Pd masa pubertas daerah monspubis mulai ditumbuhi rambut. labio minora : terdiri dr 2 bgn yg memiliki karakteristik lebih tipis & lebih gelap drpd labia mayora. Terletak disamping labia mayora mulai dr klitoris sampai fouschette. Klitoris : merpkan jaringan erektil yg hampir sama dgn korpus kavernosum pd penis. Panjangnya ± 2 cm Orivisium vagina / introitus vagina : terletak di bgn belakang , sebelah bawah dr orivisium uretra. b. Genitalia internal wanita :. Lebih lengkap pd MK Anatomi. Pemeriksaan genitalia berbeda antara laki-laki & perampuan � Pd laki – laki pemeriksaan dilakukan dgn memperhatikan : ukuran , bentuk penis, testis serta keadaan kelainan yg ada. � Seperti : #. Hipospadia-- orifisium uretra di ventral penis, biasanya dekat glans atau sepanjang penis. #. Epispadia --- muara uretra pd dorsal penis : biasanya dekat glans atau batang penis # Fimosis -- pembukaan prepusium sangat kecil sehingga tdk dpt ditarik ke glans penis . adanya radang pada testis & skrotum. Pd wanita Dilakukan dgn cara : memperhatikan adanya # epispadia -- terbelahnya mons pubis , klitoris dan uretra membuka dibagian dorsal. # tanda – tanda sekunder : pertumbuhan rambut , serta cairan yg keluar dr genitalia. 1. Mengkaji adanya abnormalitas pd genitalia 2. Melakukan perawatan hygiene vulva atau penis Alat Lampu yg dpt diatur pencahayaannya Sarung tangan Spekulum ( pd wanita ) kapas sublimat Klien Jelaskan kpd klien ttg tujuan pemeriksaan & setiap tahapan yg akan dilakukan Jaga privasi klien Anjurkan klien utk BAK sebelum dilakukan pemeriksaan Pemeriksa Cuci tangan sebelum & sesudah pakai sarung tangan & masker Ruang yg cukup terang o Posisi berdiri atau berbaring o Cara Inspeksi & palpasi 1. Inspeksi : Seluruh bgn inguinal , kembudian lanjutkan ke bgn kulit sekitar genitalia, distribusi rambut, bentuk & ukuran penis& skrotum Rambut genital umumnya kasar sama dgn rambut aksila Warna penis : merah muda , coklat atau hitam Inspeksi adanya lesi, nodul, bengkak, posisi lubang genitalia ( normalnya terletak ditengah kepala penis) , cairannya ( jika ada ) terhdp warna Lubang uretra abnormal : Dibawah batang penis : hipospadia Diatas batang penis : epispadia dgn minta klien utk pegang penisnya & minta klien utk angkat ke salah satu arah , lihat dan amati kesimetrisan skrotum . Pd keadaan N; biasanya tdk simetris krn testis kiri lebih rendah dr testis kanan. Kulit skrotum lebih gelap dibanding dgn kulit bgn kulit genital lainnya. o Penis : Secara hati – hati dgn menggunakan ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. kondisi N : teraba lunak , perhatikan adanya bengkak, nodul, indurasi. pergerakan bebas dan sangat sensitif terhdp tekanan. o Skrotum & Testis : palpasi dgn menggunakan 2 jari & bedakan konsistensi , teratur, pergerakkan bebas & sangat sensitif terhdp tekanan o palpasi hernia normalnya ada penonjolan �Posisi klien lithotomi & rileks. 1. Inspeksi o kulit genitalia & distribusi rambut ., o labia mayor : anak – anak terlihat datar, dewasa terjadi penumpukan lemak krn pengaruh estrogen. o Labia minor ; warna lebih gelap drpd labia mayor. o Klitoris ; bentuk, ukuran, dan letak dlm vagina o serviks dan vagina dgn spekulum . N; tlg servik bulat . Servik warna merah muda; ukurannya 2-3 cm, permukaan lembut dan utuh. 2. Palpasi Genitalia eksternal : dgn menggunakan satu tangan utk buka labia , tangan lain palpasi labia mayor & minor. Labia dd kondisi N : teraba lunak dgn tekstur yg homogen. Palpasi area lain : ukuran, konsistensi, mobilitas, & tendernes o Perineum & otot introitus vagina : bila ada peradangan atau pengeluaran cairan pd lubang uretra . ( perhatikan warna, bau dan konsistensinya ) o Kelenjar skene : N; tdk dpt dipalpasi & tdk ada aliran. o Kelenjar bartholin : N ; tdk nyeri saat dipalpasi o Pemeriksaan otot pelvis : dgn cara masukan jari telunjuk & tengah kedlm vagina, anjurkan klien utk kontraksi vagina. N: kekuatan otot lebih lemah pd multipara dr nulipara & tdk ada penonjolan. o kelenjar getah bening inguinal :N : tdk ada pelebaran & tdk ada nyeri. A. Anatomi Rektosigmoid Organ saluran pencernaan terakhir disebut Rektoigmoid ( Anus,Rektum &sigmoid ). Saluran Anal : Merpkan bgn akhir dr kolon o panjangnya : ± 2,5 – 4 cm menuju perineum o Mengarah ke umbilikus dgn membentuk sudut lebih kearah kanan menghdp rektum. o Dikelilingi o/ sfingter eksternal & internal yg selalu tertutup, kecuali saat flaktus & defekasi. � Otot sfingter eksternal : kerja berdasarkan kesadaran � Otot sfingter internal : kerja dibawah kesadaran. � Jaringan epithel skuamosa yg tersusun sekitar anus memungkinkan terjadi infeksi, krn melebar disepanjang spingter , ditandai dgn warna lebih gelap & ditumbuhi rambut � dibagian anal terdpt fleksus venosus yg ada hubungan dgn zona hemoroidalis. � Vena varikosa & fleksus diketahui sbg haemoroid eksternal. Sedangkan hemoroid internal terletak lebih tinggi dr grs pektinat & bersifat lembut dgn epithelium berwarna merah. Posisi klien : miring atau sim,s ( kedua lutut ditekuk ) 1. Inspeksi : o Inspeksi daerah rektosigmoid dgn membuka secara perlahan – lahan bokong dgn kedua tangan utk memeriksa anus & jaringan sekitarnya. o lihat & amati kulit disekitar anus akan terlihat berwarna lebih gelap dr sekitarnya. o kemudian inspeksi kedaerah perineal yg terlihat lembab dgn ditumbuh sedikit rambut, lihat dan amati adanya luka atau lecet , scar, inflamasi , abses perirektal , haemoroid eksternal, fistula, tumor atau infeksi. 2. Palpasi : o Pd kondisi normal saluran anal ; pendek dr pinggiran anal sampai pinggiran anorektal ± 3 cm. o Palpasi bgn subkutan dan sfingter eksternal ; dgn memutar jari telunjuk utk periksa otot. o Lakukan palpasi dlm dr sfingter internal dgn melalui sfingter eksternal & jaringan sekitarnya utk mengkaji otot levator ani, palpasi bgn lateral dan bgn posterior dgn cara menyentuh dinding rektal yg satu dgn dinding rektal yg lain. o o Palpasi mukosa saluran anal dari adanya tumor & polip. o Palpasi daerah kogsigis dgn menggunakan pemeriksaan bimanuel jari telunjuk & ibu jari , dgn menggunakan jari mampu mencapai kedlm 6-10 cm. Utk palpasi dinding lateral rektum putar jari telunjuk ke sisi rektum dimana tlg iskia & sakrotuberus dpt diidentifikasi. o Kelenjar prostat : lakukan palpasi dinding anterior dr rektum sehingga akan teridentifikasi ukuran, tendeness, mobilitas, dan konsistensi.