Anda di halaman 1dari 26

PEMERIKSAAN FISIK

LEHER
1. ZAHWA ADELLIA

2. SHINTA RAHMAWATI

3. SETIYA PORBA ARGA


PENGERTIAN
Pemeriksaan leher merupakan bagian dari pemeriksaan fisik, yang
meliputi: inspeksi, palpasi dan auskultasi organ-organ di regio leher. Hasil
pemeriksaan leher, membantu dokter menegakkan diagnosis yang berhubungan
dengan penyakit leher.

Tujuan pembelajaran adalah mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan leher


dengan benar dan lengkap dalam rangka membantu menegakkan diagnosa
penyakit.
Keterampilan pemeriksaan leher yang harus dipelajari mahasiswa adalah:
1. Melakukan pemeriksaan leher, meliputi: regio colli, trachea, kelenjar tiroid,
kelenjar limfonodi.
2. Melakukan interpretasi dan melaporkan hasil pemeriksaan leher.
Leher adalah struktur yang rumit karena menghubungkan kepala dan thoraks.

Struktur yang melewati leher adalah batang otak, saraf, trakea, esofagus dan
pembuluh darah besar.

Leher dibagi 4 Regio.


1. Regio anteroposterior yang di sebut serviks. Terdapat saluran pencernaan
dan saluran pernapasan.
2. Regio lateral dekstra
3. Regio lateral sinistra, terdiri atas otot leher yang besar dan kelenjar limfe
servikalis
4. Regio posterior, disebut juga buka yang berisi struktur batang otak,
veetebra, dan struktur lain.
PEMERIKSAAN LEHER
 Saat inspeksi leher, diperhatikan warna dan keutuhan kulit,
ada/tidaknya benjolan yang ada di sekitar leher. Kadang
didapatkan benjolan yang mengikuti gerakan laring pada penyakit
struma dan kista duktus tiroglossus.

 Palpasi leher berguna untuk mengenal bagian-bagian dari


kerangka laring (kartilago hioid, kartilago tiroid, kartilago
krikoid, dan gelang-gelang trakea).

 Laring yang normal mudah digerakkan ke kanan dan ke kiri oleh


tangan pemeriksa.

 Melakukan pemeriksaan leher, meliputi: regio colli, trachea,


kelenjar tiroid, dan kelenjar limfonodi
REGIO COLLI
A. Inspeksi
Inspeksi pada leher untuk melihat adanya asimetri, denyutan abnormal,
tumor, keterbatasan gerakan dalam range of motion (ROM) maupun
pembesaran kelenjar limfe dan tiroid.

B. Palpasi
Pemeriksaan palpasi leher dilakukan pada tulang hioid, tulang rawan
tiroid, kelenjar tiroid, muskulus sternokleidomastoideus, pembuluh karotis
dan kelenjar limfe. Pemeriksaan dilakukan pada kedua sisi (bilateral)
bersamaan
PEMERIKSAAN TRACHEA
A. Inspeksi
Inspeksi trachea untuk melihat adanya deviasi
trachea, simetris, asimetris.
B. Palpasi
Palpasi trachea dilakukan dengan cara ujung
jari telunjuk dan jari manis menekan pada
daerah m. sternocleidomastoideus kanan dan
kiri dengan trachea dan pasien diminta
menelan ludah.
Bandingkan pada kedua sisi. Bila kedua
jari tangan bisa masuk maka posisi
trachea normal, tetapi bila salah satu
jari ada yang terhalang masuk,
artinya ada devisi ke arah sisi ini.
Massa di leher atau mediastinum
akan mendorong trachea ke salah
satu sisi. Deviasi trachea dapat juga
disebabkan oleh adanya kelainan
dirongga dada, seperti atelektasis,
masa tumor paru atau pneumothorak
yang luas.
PEMERIKSAAN KELENJAR LIMFONODI

a. Inspeksi
Inspeksi dilakukan untuk melihat adanya pembesaran, peradangan pada limfonodi seperti penyakit
tuberculosis, limfoma maligna, metastase, HIV/ AIDs.
b. Palpasi
Kelenjar limfonodi leher pada umumnya baru teraba apabila ada pembesaran lebih dari 1 cm.
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis/berurutan mulai dari submental berlanjut ke arah angulus
mandibula, sepanjang muskulus sternokleidomastoideus, klavikula, dan diteruskan sepanjang saraf
asseorius
Pada keganasan kelenjar getah bening, terutama limfoma, dinilai kelenjar mana saja yang membesar,
multipel atau tunggal, permukaannya, mobile atau terfiksasi, konsistensi, nyeri tekan atau tidak, adakah
luka pada kelenjar tersebut.

Gambar Kiri : pocket lymphadenopathy


cervicalis porterior pada TBC,
Kanan : metastase karsinoma
nasofaring ke kelenjar limfe leher
TEKNIK PEMERIKSAAN

1 2
Penderita diminta duduk tegak Dengan menggunakan bantalan
dan rileks, dengan leher sedikit jari II dan III, pemeriksa
fleksi ke depan. mempalpasi kulit di atas masing-
masing area limfonodi pada
kedua sisi secara bersamaan.

3
4
Pemeriksaan limfonodi
dilakukan secara sistematis Urutannya ialah sebagai berikut :
dengan urut.
Limfadenopati yang hanya berukuran kecil, discrete dan mobile dapat
bersifat fisiologis.Adanya nyeri tekan menunjukkan
inflamasi.Limfadenopati yang keras pada palpasi dan terfiksasi
mengindikasikan keganasan.
KETERANGAN GAMBAR
a. Limfonodi preaurikular yang terletak di depan telinga
b. Limfonodi aurikula posterior yang terletak di superfisial dari posesus mastoideus
c. Limfonodi oksipital yang terletak di dasar tengkorak bagian posterior
d. Limfonodi tonsilar yang terletak di sudut mandibula
e. Limfonodi submandibular yang terletak diantara sudut dan ujung dari mandibula
f. Limfonodi submental yang terletak di dagu sedikit ke posterior
g. Limfonodi servikal superfisial yang terletak di superfisial dari muskulus
sternokleidomastoideus
h. Limfonodi servikalis posterior yang terletak di sepanjang tepi anterior muskulus
trapezius
i. Limfonodi servikalis profunda yang terletak di sebelah dalam muskulus
sternokleidomastoideus
j. Limfonodi supraklavikular yang terletak di dalam fosa supraklavikularis medialis, di
bawah klavikula, dan di samping muskulus sternokleidomastoideus. Pada saat
pemeriksaan di daerah ini, penderita diminta untuk inspirasi
Catat ukuran, bentuk, batas,
mobilitas, konsistensi, dan
adanya nyeri. Limfonodi yang
kecil, mobil, tidak nyeri sering
didapatkan pada orang normal.
• Palpasi limfonodi, kiri : lnn. preaurikuler,
• tengah : lnn. cervicalis anterior danposterior,
• kanan : lnn. supraklavikularis
PEMERIKSAAN KELENJAR TIROID

B. Palpasi
A. Inspeksi Teknik palpasi kelenjar tiroid
Inspeksi kelenjar tiroid - Penderita duduk tegak dengan leher sedikit fleksi
dilakukan dari posisi depan ke depan untuk merelaksasikan muskulus
untuk menilai apakah terdapat sternokleidomastoideus.
pembesaran kelenjar tiroid, - Letakkan kedua jari telunjuk di bawah kartilago
derajat pembesaran tiroid, dan krikoid pada leher penderita.
tanda inflamasi. - Minta penderita untuk minum air dan menelan,
kemudian rasakan ismus tiroid yang bergerak ke
atas. Ismus ini tidak selalu teraba oleh bantalan
jari telunjuk pemeriksa.
- Dengan jari tangan kiri, pemeriksa mendorong
trakea ke kanan. Jari tangan kanan mempalpasi
lobus kanan yang terletak di antara trakea dan
sternomastoid. Tentukan batas lateral. Dengan
Inspeksi kelenjar cara yang sama, periksa juga tiroid di sisi kiri.
tiroid, Permukaan anterior lobus lateral tiroid kira-kira
kiri : saat istirahat, berukuran sebesar ruas ibu jari distal.
kanan : pada gerakan
menelan
- Evaluasi ukuran, bentuk, dan konsistensi,
serta identifikasi adanya nodul atau nyeri. Jika
didapatkan kelenjar tiroid yang membesar, cari
adanya bruit dengan menggunakan stetoskop
yang diletakkan di atas permukaan lobus lateral.

c. Auskultasi
Auskultasi pada kelenjar tiroid dapat
mendeteksi bising sistolik yang mengarahkan
adanya penyakit Graves.

Gambar Struma/ goiter


PERSIAPAN PERAWAT

1) Perawat memberi salam kepada


klien/keluarga klien.
2) Perawat memperkenalkan diri.
3) Perawat menjelaskan tujuan, prosedur,
dan lama tindakan kepada keluarga/klien.
4) Perawat menanyakan kesiapan klien
sebelum kegiatan dilakukan.
5) Perawat memberikan posisi yang nyaman
pada klien.
6) Perawat memberikan informed consent pada
pasien.
PERSIAPAN PASIEN
1. Perawat memastikan kesiapan klien.
2. Pastikan identitas klien yang akan
dilakukan tindakan.
3. Kaji kondisi klien.
4. Jelaskan kepada pasien dan keluarga klien
mengenai tindakan yang akan dilakukan.
5. Menanyakan kepada klien apakah perlu ke
toilet terlebih dahulu.
6. Berikan pakaian serta selimut yang tepat.
7. Atur suhu ruangan agar tetap dalam keadaan
hangat.
PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN

1. Penlight
2. Stetoskop
3. Dua penggaris
PEMERIKSAAN LEHER

C. Palpasi nodus limfe. Kaji adanya edema, entema,


A. Kaji bentuk dan warna kulit leher atau guratanmerah.
• Minta klien rileks dan sedikit memfleksikan
B. Kaji kesimetrisan bilateral otot leher. Lakukan palpasi secara berurutan
leher pada :
• Fungsi M. O Nodus oksipital di bagian dasar tengkorak
Sternocleidomastoideus. Minta O Nodus posaaurikular di Os. Mastoideus
klien merefleksikan leher O Nodus preakular tepat di depan telinga
dengan dagu ke arah dada. O Nodus retrofaring di sudut mandibular
Gerakkan kepala klien ke arah O Nodus submaksilaris dan nodus submentaldi garis
samping sehingga telinga tengah sudut di belakang sudut mandibula.
bergerak ke arah bahu. • Minta klien membungkukkan kepala ke
• Fungsi M. depan dan merilekskan bahu. Lakukan
Trapezius.Hiperektensikan kepala palpasi pada:
klien ke arah O Nodus servikal di sekitar M.
belakang.Normalnya leher dapat sternocleidomastoideus
bergerak bebas tanpa ada rasa
ketidaknyamanan atau
rasapusing.
PEMERIKSAAN LEHER

E. Lakukan palpasi trakea untuk mengetahui


adanya deviasi trakea. Palpasi takik
suprasternal, susurknn ibu jari dan telunjuk
D. Lakukan palpasi kelenjar tiroid. disetiap sisi leher.

• Lakukan palpasi tiroid dari F. Kaji A. carotis. Klien berada dalam posisi
anterior. Ibu jari meraba berbaring terlentang dengan posisi
lobus lateral tiroid madn kepala ditinggikan 30°
kedua sisi trakea. • Inspeksi adanya pulsasi arteri
• Palpasi A carotis. Minta klien memiringkan
• Lakukan palpasi tiroid kepala ke salah satu sisi. Susurkan jari
dari arah posterior. Jari – telunjuk dan jari tengah di sekitar medial M.
jari terletak medial terhadap Sternocleidomastoidcus.
M. sternocleidomastoideus • Lakukan auskultasi pada A carotis
dan minta klien untuk
menelan. Tundukkan kepala
klien ke depan untuk
mengurangi ketegangan M.
sternocleidomastoideus
PEMERIKSAAN LEHER

G. Lakukan palpasi V. jugularis. H. Ukur tekanan V. Jugularis


Klien berada pada posisi • Posisikan klien semifowler
semifowler. Minta • Inspeksi adanya pulsasi vena
pasien menoleh ke salah • Ukur Jarak vertikal antara sudut Louis
dan tingkat tertinggi titik pulsasi vena
satu sisi. Regangkan V.
yang bisa terlihat
jugularis dengan • Buat garis dari tepi bawah penggaris
menggunakan jari biasa dengan ujung area pulsasi di V.
telunjuk dan jari tengah Julgularis. Kemudian ambil penggaris
di atas M. sentimeter dan buat tegak lurus dengan
sternocleidomastoideus. penggaris pertama setinggi sudut sternum.
Lepaskan regangan dan Ukur dalam cm jarak antara penggaris
catat adanya kedua dengan sudut sterna.
• Ulangi pengukuran di sisi yang lain.
eksensiensi V. jugularis
EVALUASI

1. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik.


2. Berikan penjelasan bahwa hasil
pemeriksaan akan diberikan setelah
interpretasi.
3. Cuci tangan.
CHEKLIST PEMERIKSAAN LEHER

NO ASPEK YG DINILAI CEK

1 Inspeksi Regio Colli

2 Pemeriksaan Trachea

3 Pemeriksaan Kelenjar Limfonodi

4 Pemeriksaan Tiroid

5 Cuci tangan secara aseptik sesudah pemeriksaan dengan 6 langkah


VIDEO PEMERIKSAAN LEHER

2.14
THANKS!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai