Anda di halaman 1dari 19

Makanan Pendamping

ASI
Krisna Fernanda Suryaputra
102017103
Skenario 4

Seorang ibu membawa bayi laki-lakinya berusia 5 bulan ke poliklinik untuk


konsultasi mengenai makanan pendamping ASI
Anamnesis

 Riwayat Kehamilan : ANC teratur


 Riwayat Persalinan : Lahir secara spontan, menangis kuat, di bidan
 Riwayat Imunisasi : DPT 2x, Polio 3x, Hepatitis B 2x, BCG 1x
 Bayi sudah minum ASI sejak lahir
 Data pada KMS normal
Imunisasi

 Imunisasi adalah proses dimana seseorang dibuat menjadi kebal terhadap


penyakit menular biasanya dengan memberi vaksin.
 Vaksin yang berisi antigen ini akan menstimulasi sistem pertahanan tubuh
terhadap penyakitnya tersebut.
 Pemberian imunisasi dijadwalkan sesuai dengan balans antara risiko anak
terkena infeksi dan kemampuannya untuk memberi respon imun yang baik
 Biasanya tidak diberikan jika anak tersbut dalam keadaan sakit atau ada
riwayat reaksi berat sebelumnya
Hepatitis B
 Mencegah penyakit hepatitis B yang dapat menyebabkan kerusakan hati
 Jenis : Vaksin mati
 Dosis & Lokasi : 0.5 ml intramuscular di paha
 Diberikan dalam waktu 12 jam setelah kelahiran, didahului dengan pemberian
vitamin K.
 Jika bayi lahir dengan ibu HbsAg (+) : berikan kombinasi dengan Hb
 Kejadian ikutan pasca imunisasi :
 Demam yang tidak tinggi
 Timbul bengkak kemerahan, nyeri, bengkak.
 Rasa mual
 Nyeri sendi
BCG

 Mencegah TB berat
 Jenis : Vaksin Hidup
 Dosis & Lokasi : 0.05 ml (< 1 tahun) 0.1 ml (> 1 tahun) intrakutan di lengan
kanan atas m. deltoideus.
 Diberikan sebelum umur 3 bulan dan jika uji tuberculin (-)
 Kejadian ikutan pasca imunisasi :
 Ulkus lokal 3 minggu setelah diberi vaksin, akan hilang 2-3 bulan kemudian
 Penyuntikan terlalu dalam, luka parut tertarik ke dalam
DPT

 Mencegah infeksi difteri, pertussis, dan tetanus


 Jenis : vaksin mati
 Dosis & Lokasi : 0.5 ml intramuscular
 Diberikan minimal usia 2 bulan dengan interval 4-8 minggu
 Kejadian ikutan pasca imunisasi :
 Nyeri, bengkak, kemerahan pada daerah suntikan
Polio

 2 sediaan :
• OPV (oral) : virus hidup dilemahkan
• IPV : inaktif, suntikan

 OPV diberikan 2 tetes per-oral


 IPV 0.5 ml intramuscular (dapat diberikan sendiri atau dengan kombinasi)
 Diberikan kepada anak yang belum mendapat imunisasi polio
KMS
Kartu Menuju Sehat
 Instrumen pemantauan pertumbuhan
ASI

 Menyusui adalah proses fisiologis untuk memberi nutrisi yang optimal untuk
anak
 ASI diberika secara eksklusif selama 6 bulan, selanjutnya akan didampingi
MPASI (Makanan pendamping ASI) selama 2 tahun selanjutnya
 ASI memiliki komposisi antara lain : lemak, karbohidrat, protein, dan
antibody
 Menyusui selama 6 bulan terbukti menurunkan risiko terkena penyakit infeksi
dan penyakit lainnya
MPASI
 Makanan/minuman selain ASI yang mengandung nutrisi selama periode
pemberian peralihan makanan (diberikan bersamaan dengan ASI)
 Tujuan :
1. Untuk melengkapi nutrisi yang tidak terkandung di ASI ( protein dan terutama
zat besi, seng, dan vitamin A)
2. Periode peralihan dari ASI eksklusif ke makanan keluarga
MPASI
 Tanda-tanda bayi siap diberikan MPASI :
1. Kesiapan Fisik
 Refleks ekstrusi (bila lidah disentuh, bayi akan menjulurkannya keluar) sudah
menghilang/berkurang
 Mampu menghisap dan menelan makanan yang sedikit lebih padat
 Mampu mendorong makanan dari bagian depan mulut ke belakang
 Duduk tanpa /sedikit bantuan dan mampu menahan keseimbangan
 Tangan dapat meraih benda di dekatnya
2. Kesiapan Psikologis
 Mandiri dan eksploratif
 Mampu menunjukan keinginan makan dengan membuka mulutnya
 Menunjukan rasa lapar dan kenyang (mendorong tubuh maju atau menarik
mundur)
MPASI

 Makanan sebaiknya diberikan dengan tekstur dan porsi yang bertahap


 Teksur : Lembut/halus -> bertahap menjadi padat
 Porsi : Mulai dengan 1 / 2 sendok teh, lalu bertahap ditambahkan sesuai
kemampuan dan umur
MPASI
Responsive feeding
 Selain memberikan nutrisi yang cukup, pemberian MPASI juga sebagai sarana
pembelajaran dan pemberian kasih saying
1. Beri makan secara langsung, lalu didampingi saat makan
2. Untuk membantu anak memahami rasa lapar, buatkan jadwal makan secara
teratur
3. Beri makan dengan sabar, lakukan kontak mata. Jangan dipaksa
4. Hindari distractor
5. Bila anak menolak makanan, cobalah diganti dengan tekstur/rasa yang
berbeda
6. Makan tidak boleh lebih dari 30 menit, walaupun porsinya sedikit. Kedepannya,
anak tersebut akan menambah porsi makan dengan sendirinya
7. Sediakan makanan dalam porsi kecil. Biarkan mereka menambah jika
menginginkannya agar mencegah rasa bosan
MPASI
Keamanan
1. Madu merupakan sumber spora C. botulinum, sehingga tidak boleh diberikan
kepada anak dibawah 1 tahun
2. Telur dan ayam harus dimasak sampai matang untuk mencegah salmonellosis
3. Bit, wortel, sawi, bayam dan lobak mengandung nitrat yang tinggi dan dapat
mengakibatkan methemoglobinemia. Tidak boleh diberikan untuk anak < 6
bulan
4. Susu sapi tidak boleh diberikan kepada anak < 1 tahun, karena kandungan besi
rendah dan tinggi natrium, kalium, klorida, dan mineral lain yang dapat
membebani ginjal
5. Makanan kalengan
6. Makanan berukuran kecil, lengket, keras dapat membuat anak tersedak
Kesimpulan

 Pemberian imunisasi harus diberikan sesuai jadwal dari IDAI untuk


memberikan proteksi optimal kepada anak-anak
 ASI eksklusif baiknya diberikan sampai umur 6 bulan, setelahnya dapat
didampingi dengan MPASI.
 MPASI bertujuan sebagai pelengkap nutrisi bayi serta sebagai peralihan dari
ASI ekslusif ke makanan keluarga
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai