Anda di halaman 1dari 19

Diagnosis dan

Tatalaksana Pasiend
dengan BAB Bercampur
Darah
Krisna Fernanda Suryaputra
102017103
Skenario

 Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke poliklinik umum dengan


keluhan saat BAB kotorannya bercambur darah berwarna merah segar sejak 3
hari yang lalu.
Istilah yang tidak diketahui

-
Rumusan Masalah

 Perempuan berusia 35 tahun dengan keluhan saat BAB kotorannya bercampur


darah berwarna segar sejak 3 hari yang lalu.
Anamnesis

 BAB bercampur darah berwarna segar


 Frekuensi 4-5 x
 Volume ½ - 1 gelas air mineral
 Sejak 3 hari yang lalu

 Sejak 3 minggu lalu BAB encer 3-4x/hari


 Nyeri hilang timbul bagian bawah
 Diarenya hilang timbul sejak 3 tahun
 Jika ada diare, dapat berlangsung selama 1-2 minggu
 Tidak ada daging yang keluar dari anus
Working Diagnosis

 Inflammatory Bowel Disease (IBD)


1. Ulcerative colitis
2. Crohn’s disease
Etiologi

 Tidak ada penyebab pasti


 Beberapa pendapat yang ada :
• Defek imunologis pada epitel
• Genetik -> ada 160 locus gen yang berkaitan dengan penyakit dengan
merubah respon imun ke mikroba normal di usus
• Lingkungan
• Mikroba
Epidemiologi

 Lebih sering terjadi di negara barat (Eropa & Amerika)

 Indoneisa belum ada studi epidemiologi


 Di beberapa RS jumlah kasus sangat kecil

 Cenderung mengenai orang-orang berumur 20 tahun – 40 tahun


 laki-laki=wanita
Patogenesis
Gambaran klinik

 Klasik : Diare kronik dengan +/- darah


pada tinja dan nyeri perut  Manifestasi klinis ekstraintestinal:
 Arhtirtis
 Gejala lain:  Pyoderma gangrenosum
 Demam  Erythema nodosum
 Gangguan nutrisi karena anoreksia  Kolangitis
 Nausea
 Muntah
 Lokasi inflamasi pada kolitis ulseratif :
kolon
Diagnosis

 Pemeriksaan Fisik
 BB turun
 Rebound tenderness/Blumberg sign (+)
 Lesi kulit : erythema nodosum dan pyoderma gangrenosum
 Pemeriksaan Laboratorium
• CRP, LED, trombosit, leukosit naik
• Albumin dan hemoglobin serum turun
• Kultur tinja (+)
Diagnosis

 Endoskopi
 Ulcerative colitis : mukosa kolon secara difus dan kontinu
 Crohn’s disease : transmural, segmental, bisa terjadi di saluran cerna atas
Diagnosis
 Ulcerative colitis
 Lesi difus terdapat batas tegas antara
yang normal dan tidak
 Merah granuler dan berulkus
 Pseudopolip : mukosa regenerasi yang
menonjol

 Peradangan mukosa, abses kripta


Diagnosis
 Crohn’s disease
 Dinding usus menebal karena edema,
peradangan, fibrosis, dan hipertrofi
muskularis propria  Crohn’s Disease
 Skip lesions dan cobblestone

 Neutrofil yang merusak epitel kripta


dan membentuk abses kripta
 Kerusakan mukosa kronik oleh karena
distorsi, atrofi, dan metaplasia
 Ulkus dan granuloma nonkaseosa
Diagnosis Banding
IBD Perdarahan divertikuler Colitis infeksi Anorectal bleeding Colorectal ca Tb usus

Penyebab masih tidak jelas kurangnya serat dan residu Penyebabnya banyak Penyebabnya banyak, merokok, alkohol, Mycobacterium

dalam makanan sehingga seperti amuba, shigella, contohnya hemoroid dan penambahan berat badan tuberculosae

menyebabkan perubahan E.coli tertentu. fisura ani dan genetik.

milieu interior kolon

Diare kronik, bisa Nyeri perut kiri kuadran kiri Bervariasi tergantung Bervariasi tergantung Gejala : tinja berdarah, Nyeri perut kronik tidak

ada/tidak ada darah, bawah, demam, dan penyebabnya. Namun penyebab kelelahan, gejala anemia khas, diare ringan

kadang demam, anoreksia, leukositosis. biasanya disertai dengan seperti pucat dan nafas bercampur darah, kadang

kurang gizi. Dapat demam cepat dan turunnya berat konstipasi, anoreksia,

menjalar ke yang lain badan demam ringan, berat badan

turun, dan teraba massa

pada abdomen kanan bawah

Gambaran lab, endoskopi, Kolonoskopi Kultur tinja mungkin Bervariasi tergantung Endoskopi Kuman ditemukan pada

histopatologi dapat ditemukan kista, penyebab. Endoskopi jaringan

uji serologi.
Tatalaksana

 Tujuan terapi : mengurangi inflamasi dan mencegah komplikasi

 Pengobatan umum
 Metronidazole : 3 x 400 mg/hari
 Ciprofloxacin : 2 x 500 mg/hari
 Konsumsi antioksidan seperti glutamin dan asam lemak rantai pendek
 Kortikosteroid
• Prednison : 40-60 mg/hari selama 3 minggu
 Imunosupresif
• Azatiophrine 2-2.5 mg/kg/hari
Komplikasi

 Komplikasi yang dapat terjadi dengan perjalanan penyakit adalah perforasi


usus, stenosis usus akibat fibrosis, megakolon toksik, perdarahan, dan
degenerasi maligna.
Prognosis

 Prognosis dipengaruhi oleh banyak tidaknya komplikasi, namun biasanya ini


merupakan penyakit bersifat remisi.
Kesimpulan

 Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan suatu penyakit radang di


saluran cerna bawah yang sampai saat ini penyebabnya masih belum
diketahui secara pasti. ­Gambaran klinik dari penyakit ini pada umumnya
adalah diare kronik yang bisa disertai dengan darah disertai dengan gejala
lain seperti demam dan anoreksia. Untuk mendiagnosis seseorang terkena
penyakit ini dapat dilakukan pemeriksaan fisik, laboratorium, endoskopi, dan
histopatologi. Ketika kita mendiagnosa seseorang menderita penyakit ini,
tidak menutup kemungkinan pasien tersebut menderita penyakit lain yang
mirip seperti perdarahan divertikuler, infeksi colitis, anorectal bleeding,
colorectal ca, dan TB usus. Tujuan dari tatalaksana pengobatan IBD
mengurangi inflamasi dan mencegah komplikasi lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai