BLOK SISTEM
MUSKULOSKELETAL
Erika Juniartha Tungki
405150002
Learning objective
LO 1 Menjelaskan Anatomi ekstremitas atas dan bawah
LO 2 Menjelaskan histologi otot dan tulang
LO 3 Menjelaskan kontraktilitas otot
LO 4 Menjelaskan kelainan sendi
LO 5 Menjelaskan kelainan tendon
LO 1 Menjelaskan anatomi ekstremitas atas dan bawah
Articulatio humeri, ventral view
Articulatio humeri, dorsal and lateral view
Articulatio cubiti
Lateral view
Ligamen coxae
Ligamen patella
Dorsal view
LO 2 Menjelaskan histologi otot dan tulang
3 tipe otot
Otot rangka
Otot polos
Otot jantung
Otot rangka
Gartner
Perbedaan pada otot rangka
Otot polos
Gartner
Diskus interkalaris
Gartner
LO 3 Menjelaskan kontraktilitas otot
Peran kalsium dalam mengaktifkan jembatan silang
Relaksasi pada tubulus T dan kantung lateral
Relaksasi
Ketika Ca2+ dikembalikan ke kantong lateral saat
aktivitas listrik lokal berhenti.
Potensial end plate dan potensial aksi serat otot yg tjd
berhenti ketika enzim asetilkolinesterase yg tdpt di
membran menghilakan Ach dari taut neuromuskulus.
Potensial aksi tdk tdpt di tubulus T untuk memicu
pelepasan Ca2+ aktivitas pompa Ca2+ retikulum
sarkoplasma mengembalikan Ca2+ yg dilepaskan ke
kantong lateral Ca2+ hilang dari sitosol kompleks
troponin-tropomiosin bergeser ke posisi menghambat
aktin dan miosin tidak berikatan di jembatan silang
filamen tipis kembali secara pasif ke posisi istirahat
otot relaksasi
Perubahan pola lurik sewaktu proses pemendekan
Mekanika otot rangka
Jaringan ikat meluas melewati ujung-ujung otot untuk
membentuk tendon kolagenosa yg kuat untuk melekatkan
otot ke tulang
Tegangan diproduksi secara internal di dalam sarkomer
disalurkan ke tulang melalui jaringan ikat dan tendon
sebelum tulang dapat digerakkan.
Tendon memiliki elastisitas pasif dengan derajat tertentu
dan disebut komponen seri-elastik otot berlaku spt
pegas yg dapat diregangkan dan diletakkan diantara
elemen-elemen internal penghasil tegangan dan tulang yg
akan digerakkan melawan suatu beban eksternal, atau
gaya pelawan.
3 jenis utama kontraksi
Kontraksi isotonik tegangan otot tidak berubah,
sementara panjang otot berubah
Kontraksi isokinetik laju pemendekkan tetap konstan
sementara panjang otot berubah
Kontraksi isometrik otot tidak dapat memendek
sehingga terbentuk tegangan dengan panjang otot
tetap.
Eksitasi otot mengaktifkan proses kontraktil
pembentuk tegangan jembatan silang mulai
bersiklus pergeseran filamen memperpendek
sarkomer meregangkan komponen seri elastik untuk
menghasilkan gaya di tulang tempat insersi origo otot.
Kontraksi konsentrik dan eksentrik
Kontraksi konsentrik otot memendek
Cth : menurunkan suatu buku untuk menempatkan pada meja.
Kontraksi eksentrik otot memanjang
Kontraksi lain : beberapa otot rangka tidak melekat ke tulang di
kedua ujungnya, tetapi tetap menghasilkan gerakan.
Cth : otot lidah, otot mata eksternal
Beberapa otot rangka tdk melekat sama sekali pada tulang
dan sebenarnya mencegah gerakan
cth: sfingter
Perbedaan tipe otot
Sel otot polos
Berbentuk gelendong
Memiliki 1 nukelus dan jauh elbih kecil
Memiliki 3 jenis filamen : filamen tebal miosin, filamen tipis
aktin (yg mengandung tropomiosin tetapi tidak mengandung
troponin), dan filamen ukuran sedang ( secara tdk lgsg ikut
serta dalam kontraksi, tetapi merupakan bagian rangka
sitoskeleton yg menunjang bentuk sel)
Tidak memiliki sarkomer tdk memiliki garis Z, tetapi memiliki
badan padat (dense body) yg terletak di seluruh sel otot polos
serta melekat ke permukaan internal membran plasma.
Badan padat ditahan ditempatnya oleh filamen antara
sebagai perancahnya. Filamen aktin melekat ke badan padat.
Kontraksi sel otot polos
Unit kontraktil filamen tebal dan tipis berorientasi sedikit
diagonal dari sisi ke sisi di dalam sel otot polos dalam
kisi-kisi memanjang berbentuk berlian dan bukan berjalan
sejajar dgn sumbu panjang.
Pergeseran relatif filamen tipis melewati filamen tebal
selama kontraksi menyebabkan kisi-kisi filamen memendek
dan membesar dari sisi ke sisi sel keseluruhan
memendek dan menonjol keluar antara titik-titik tmpt
filamen tipis melekat ke permukaan dalam membran
plasma.
Molekul miosin tersusun dalam filamen tebal otot polos
jembatan silang tdpt di keseluruhan pnjg filamen
filamen tipis sekitar dapat ditarik di sepanjang filamen
tebal dgn lebih panjang daripada yg terjadi di otot
rangka.
Aktivasi kalsium pada jembatan miosin
Kontraksi otot polos
Otot polos fasik dan tonik
Otot polos fasik : berkontraksi dalam letupan-letupan, dipicu
oleh potensial aksi yg menyebabkan peningkatan Ca2+
sitosol.
Plg bnyk terdapat pd dinding organ berongga, spt: organ-organ
pencernaan.
Otot polos tonik : biasanya berkontraksi parsial pada setiap
saat.
Terjadi karena memiliki potensial istirahat yg relatif rendah
Sebagian kanal Ca2+ berpintu listrik di membran permukaan
membuka pada potensial ini. Ca2+ yg masuk mempertahankan
keadaan kontraksi parsial.
Tidak memperlihatkan letupan-letupan aktivitas kontraktilm tetapi
secara meningkat memvariasikan tingkat kontraksi di atas atau di
bawah tingkat tonik sbg respon thdp faktor regulatorik, yg
mengubah konsentrasi Ca2+ sitosol.
Cth : otot polos di dinding arteriol
Otot polos
Tidak memiliki tubulus T dan retikulum sarkoplasma yg
tidak berkembang dgn baik.
Pada otot polos fasik, peningkatan Ca2+ sitosol yg
memicu kontraksi berasal dari 2 sumber: sebagian
besar Ca2+ masuk dari cairan ekstrasel, tetapi
sebagian dilepaskan di intrasel dari simpanan
retikulum sarkoplasma.
Reseptor dihidropiriin sensitif-listrik di membran
plasma sel otot polos berfungsi sbg kanal Ca2+.
Membran retikulum sarkoplasma pada otot polos tonik
memiliki reseptor IP3 yg merupakan kanal pelepas
Ca2+.
Otot polos (2)
Potensial aksi reseptor dihidropirin berespon dgn
membuka kanal membran permukaan Ca2+ masuk
menuruni gradien konsentrasi dari CES memicu
pembukaan kanal Ca2+ di retikulim sarkoplasma
sejumlah sedikit tambahan Ca2+ dilepaskan secara
intrasel.
Pengikatan caraka kimia ekstrasel (spt norepinefrin)
dengan reseptor bergandeng protein G
mengaktifkan jalur caraka kedua IP3-Ca2+
pelepasan Ca2+ penginduksi kontraksi dari
simpanan intrasel ke dalam sitosol
Otot polos multiunit
Terdiri atas banyak unit diskret yg berfungsi independen
satu sama lain dan harus dirangsang secara terpisah oleh
saraf agar berkontraksi.
Bersifat neurogenik (“dihasilkan oleh saraf”) : kontraksi
dimulai hanya sebagai respon terhadap stimulasi oleh
saraf yg menyarafi otot tsb.
Bersifat fasik, berkontraksi hanya jika dirangsang oleh
saraf.
Ditemukan di:
Dinding pembuluh darah besar
Saluran napas halus di paru
Otot mata yg menyesuaikan lensa untuk melihat dekat/jauh
Iris mata mengubah ukuran pupil
Dasar folikel rambut
Otot polos unit tunggal
Dinamai juga otot polos viseral, karena ditemukan di
dinding organ-organ berongga atau visera
Serat-serat otot yg membentuk jenis otot ini tereksitasi dan
berkontraksi sbg satu unit
Serat-serat otot pd otot polos uni ttunggal secara elektris
terhubung oleh taut celah.
Potensial aksi cepat disebarkan melalui titik-titik kontak
elektris khusus ke seluruh kelompok sel yg saling terhubung
kontraksi sbg satu unit yg terkoordinasi.
Kelompok sel yg saling terhubung tsb secara elektris dan
mekanis berfungsi sbg satu unit disebut sbg sinsitium
fungsional
Perbandingan peran kalsium dlm menimbulkan
kontraksi di otot polos dan rangka
LO 4 Menjelaskan kelainan sendi
Osteoartritis
Gangguan pada sendi yg bergerak.
Bersifak kronik, berjalan progresif lambat, tidak
meradang, dan ditandai oleh adanya deteriorasi dan
abrasi rawan sendi dan adanya pembentukan tulang
baru pada permukaan persendian.
Lebih banyak dialami pada perempuan daripada
laki-laki dan ditemukan pada orang yg berusia lebih
dari 45 tahun.
Sendi yg paling sering terserang: sendi yg harus
memikul beban tubuh, antara lain : lutut, panggulm
vertebra lumbal dan servikal, dan sendi-sendi pada
jari
Etiopatogenesis osteoartritis
Berdasarkan patogenesisnya, OA dibedakan menjadi 2,
yaitu
OA primer, disebut jg OA idiopatik, yaitu OA yg kausanya
tidak diketahui dan tidak ada hubungannya dengan penyakit
sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi
OA sekunder adalah OA yg didasari oleh adannya kelainan
endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan, herediter, jejas
mikro dan makro serta imobilisasi yg trlalu lama
Peningkatan degradasi kolagen mengubah
keseimbangan metabolisme rawan sendi kelebihan
produk hasil degradasi matriks rawan sendir cenderung
berakumulasi di senda dan menghambat fungsi rawan
sendi, serta mengawali suatu respon imun yg
menyebabkan inflamasi sendi
Faktor resiko osteoartritis
Umur
Jenis kelamin
Suku bangsa
Genetik
Kegemukan dan penyakit metabolik
Cedera sendi, pekerjaan, dan olahraga
Kelainan pertumbuhan
Gejala dan tanda
Gambaran khas: lebih seringnya keterlibatan sendi
falang distal dan proksimal, sementara
metakarpofalangeal biasanya tidak terserang.
Nyeri sendi
Hambatan gerak sendi
Kaku pagi
Krepitasi
Pembesaran sendi (deformitas)
Perubahan gaya berjalan
Pemeriksaan fisis
Hambatan gerak
Krepitasi
Pembengkakan sendi yg seringkali asimetris
Tanda-tanda peradangan
Perubahan bentuk (deformitas) sendi yg permanen
Perubahan gaya berjalan
Pemeriksaan diagnostik
Radiografis sendi yg terkena
Penyempitan celah sendi yg seringkali asimetris
Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral
Kista tulang
Osteofit pd pinggir sendi
Perubahan struktur anatomi sendi
Pemeriksaan laboratorium
Darah tepi dlm keadaan normal, kecuali OA generalisata
Pemeriksaaan imunologi (ANA, faktor reumatoid, dan
komplemen) normal
Pada OA yg disertai peradangan, mngkin didapatkan
penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang,
peningkatan ringan sel peradangan dan peningkatan protein.
Tatalaksana
Terapi non-farmakologis:
Edukasi atau penerangan
Terapi fisik dan rehabilitasi
Penurunan berat badan
Terapi farmakologis:
Analgesik oral non-opiat
Analgesik topikal
OAINS
Chondroprotective
Steroid intra-artikular
Terapi bedah:
Malaligment, deformitas lutut Valgus-Varus dsb
Arthroscopic debridement dan joint lavage
Osteotomi
Artroplasti sendi total
Pemeriksaan cairan sinovial
Uji bekuan musin dilakukan dengan
menambahkan asam asetat pada cairan sinovial
membentuk suatu presipitasi karena berinteraksi
dgn asam hialuronat.
Tidak akurat bila tdpt banyak cairan peradangan
Kejernihan cairan sinovial normal akan menghilang dgn
peningkatan sel-sel dan protein.
Analisis cairan sendi
Rutin
Pemeriksaan makroskopis : warna, kejernihan, viskositas, potensi
terbentuknya bekuan, volume
Pemeriksaan mikroskopis : jumlah leukosit, hitung jenis leukosit,
pemeriksaan sediaan basah dengan mikroskop polarisasi dan fase
kontras
Khusus
Mikrobiologi : pengecatan khusus (silver, PAS, Ziehl-Nielsen, kultur
bakteri, jamur, virus, atau M. tuberculosis, analisis antigen atau asam
nukleat mikroba (PCR)
Serologi
Kadar komplemen hemolitik (CH50), kadar komponen komplemen (C3
dan C4), autoantibodi (RF, ANA, anti CCP)
Kimiawi
Glukosa, protein total, pH, pO2, asam organik (asam laktat dan
asma suksinat)
LO 5 Menjelaskan kelainan tendon
Robekan tendo Achillis
Robekan terjadi jika tendon mengalami degenerasi
Dialami oleh sebagian besar pasien berumur diatas
40 tahun
Berlari/melompat membuat otot betis berkontraksi,
tetapi kontraksi ditahan oleh berat badan
tendon robek
Gejala dan tanda
Seolah terpukul tepat di atas tumit
Tidak dapat berjinjit
Setelah terjadi robekan terlihat suatu celah dan
terasa 5 cm diatas insersio tendon
Plantarfleksi kaki akan lemah dan tidak disertai
dgn penegangan tendon
Pemeriksaan
Uji Simonds
Pasien menelungkup, betis diremas jika tendon utuh
kaki terlihat plantarfleksi. Jika tendon robek, kaki tetap
diam
Diagnosis banding
Robekan yg tidak sempurna
Jikarobekan lengkap tidak ditangani dlm 24 jam,
celahnya sulit diraba
Pada saat itu pasien dpt berdiri pd ujung jari kaki, dgn
menggunakan fleksor jari kaki panjangnya
Robekan otot soleus
Suatu robekan pd sambungan muskulotendineus
menyebabkan rasa nyeri dan nyeri tekan yg menyebar
ke atas ke separuh betis.
Terapi
Jika pasien cepat diperiksa kedua ujung tendon
dapat bertemu bila kaki diplantarfleksikan secara
pasif. Gips dipasang dgn kaki dalam equinus dan
dipakai selama 8 minggu. Sepatu dengan tumit yg
tinggi dipakai selama 6 minggu berikutnya
Perbaikan dgn operasi mungkin lebih aman, tetapi
gips equinus selama 8 minggu dan sepatu dgn tumit
tinggi selama 6 minggu berikutnya masih diperlukan
Jika perbaikan dilakukan melalui insisi vertikal, luka
sering pecah lagi. Tetapi, suatu insisi melintang yg
kecil mungkin memadai (Aldam, 1989)
TENDINITIS
Tendo yang terkena radang menjadi tebal, tidak
rata, iregular tidak ditangani deposit Ca
tendo kaku dan lemah
Faktor predisposisi:
BB>>
Abnormalitas biomekanik
Berdasarkan lokasi tubuh
Bahu : Jari dan tangan :
Rotator cuff tendinitis Stenosing tenosinovitis
Tendinitis bisipital (trigger finger)
Tenosivitis De
Siku :
Quervain
Epikondilitis lateral
(tennis elbow) dan Lutut :
epikondilitis medial Tendinitis patellar
(golfer’s elbow) Kaki dan
Pergelangan:
Tendonitis achilles
Macam-macam tendinitis
Macam-macam Penyebab
Tendisitis supraspinatus : trauma kecil berulang sewaktu bekerja
dan berolahraga (berenang)