SEKENARIO 1
NPM :-
Kelompok : 2A
CIREBON
2020
SKENARIO 1
FERTILISASI
Fertilisasi merupakan sebuah kisah epik satu sperma yang menghadapi peluang luar
biasa. Selama senggama, sekitar 300 juta sperma masuk ke dalam vagina. Segera
setelah itu, jutaan sperma akan keluar dari vagina atau mati karena lingkungan yang
asam. Pada proses selanjutnya sel-sel normal dari sistem reproduksi wanita akan
menganggap sperma sebagai antigen, dan menghancurkan ribuan lainnya. Akhir dari
proses pembuahan ini adalah munculnya kode genetik yang unik, yang dapat
langsung menentukan jenis kelamin, warna rambut, warna mata, dan ratusan
karakteristik lainnya. Kemudian sel tunggal baru ini adalah zigot, yaitu awal mula
manusia baru dan sekarang silia dan tuba fallopi dengan lembut menyapu zigot ke
arah rahim, di mana ia akan ditanamkan di lapisan rahim yang lebih kaya akan
nutrisi. Tahap selanjutnya adalah pertumbuhan dan pematangan selama sembilan
bulan ke depan hingga siap untuk lahir.
STEP 1
1. Fertilisasi : Pembuahan peleburan 2 gamet yang dapat berupa nucleus atau sel
sel ber nucleus untuk membentuk sel tunggal (zigot).
2. Antigen : Sebuah zat yang merangsang respon imun terutama dalam
menghasilkan anti body, biasanya berupa protein atau polisakarida tetapi
dapat juga berupa molekul lainnya termasuk molekul kecil (hapten) yang
bergabung protein pembawa atau kerier biasanya dimiliki oleh virus, bakteri,
vungi, protozoa dan juga cacing parasite.
3. Silia : Yaitu organesel yang berbentuk seperti rambut dan dapat di gerakan
4. Kode genetik : Suatu set instruksi untuk mentransfer data genetic yang
tersimpan dalam bentuk DNA atau RNA menjadi protein.
STEP 2
STEP 4
1. Proses fertilasasi
a) Sperma yang akan membuahi menembus koronaradiata melalui enzim-
enzim terikat membrane yang terdapat dalam membrane plasma kepala
sperma dan berikatan dengan reseptor zp3 di zona pelusida
b) Pengikatan sperma dengan reseptor ini memicu reaksi akrosom, yaitu saat
enzim-enzim hidroliti pada akrosom dibebaskan ke zona pelusida.
siklus sel
struktur sel
sel
sel gamet
perkembangan
embrio
STEP 5
SASARAN BELAJAR
Refleksi Diri
Dari kasus ini saya mengetahui bahwa Fertilisasi merupakan sebuah kisah epik
satu sperma yang menghadapi peluang luar biasa. Selama senggama, sekitar 300 juta
STEP 6
Belajar mandiri
STEP 7
1. Siklus pertumbuhan sel dan hubungannya dengan fungsi sel
Apa itu sel?
Sel adalah unit struktural dan fungsional terkecil dari tubuh (gambar 1). Sel
dapat memperbanyak diri. Tubuh manusia mengandung sekitar 100 triliun sel.
Berbagai tipe sel tubuh memiliki fitur yang membedakan satu tipe dari yang lain
dan secara khusus disesuaikan untuk melakukan fungsi tertentu, misalnya sel
darah merah mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan, sel otot khusus
untuk fungsi kontraksi. Sebuah sel yang khas, seperti yang terlihat oleh
mikroskop cahaya, terdiri dari tiga komponen dasar:
Membran sel
Sitoplasma dan
Nukleus
Gambar 1.2
B. SITOPLASMA
Sitoplasma adalah bagian dari sel antara nukleus dan membran plasma.
Bagian cairan bening dari sitoplasma yang merupakan tempat dimana
partikel-partikel itu tersebar disebut sebagai sitosol; yang terutama terdiri atas
protein yang terlarut dalam cairan tersebut, elektroli-elektrolit, glukosa, dan
sedikit fosfolipid, kolestrol, dan ester asam lemak. Bagian sitoplasma tepat
dibawah membrane sel seringkali mengandung banyak mikrofilamen yang
terdiri atas protein fibrilar, sehingga terbentuklah bahan yang agak padat yang
menyokong membrane sel. Daerah sitoplasma ini disebut sebagai
korteks/ektoplasma. sitoplasma antara korteks dan membrane inti itu mencair
dan disebut sebagai endoplasma. Matriks dari sitoplasma adalah medium
semicair yang mengndung air dan berbagai tipe molekul yang terlarut dalam
medium. Sitoplasma mengandung berbagai organel. Setiap tipe organel
mempunyai fungsi yang spesifik. Misalnya satu tipe organel mengangkut
senyawa dan yang lainnya menghasilkan ATP untuk sel. Sel juga mempunyai
sitoskleton. Elemen dari sitoskleton mempertahankan bentuk sel dan
memungkinkan sel untuk bergerak. Beberapa sel dengan menggunakan silia
dan flagella yang tersusun dari mikrotubuli.
C. NUKLEUS
Nukleus terdiri atas massa protoplasma yang lebih kompak (padat),
terpisah dari sitoplasma oleh membran nukleus, yang juga bersifat penyaring
selektif, yang mengizinkan bahan keluar dari nukleus masuk sitoplasma, atau
yang masuk ke dalamnya. Nukleus mengendalikan sel serta semua
kegiatannya, nukleus terdiri atas bagian kromatin DNA, RNA dan protein.
Tanpa nukleus sel akan mati.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak
membelah ialah nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen
ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan
melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi
ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada
spesiesnya dan tahap reproduksi sel tersebut.
Fungsi penting lain nukleus adalah tempat proses replikasi yaitu
penggandaan kromatin dan DNA. Sesaat sebelum pembelahan sel, semua
komponen kromatin digandakan. Selama pembelahan sel, setiap kembaran
kromosom dipisahkan dan dibagi ke sel anakan, sehingga sel anakan tersebut
menerima 1 kemasan gen lengkap.
1. Organel Sitoplasma
Gambar 1.3
b. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju
sintesis protein yang tinggi memiliki banyak sekali ribosom,
contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom.
Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah
molekul RNA
Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota,
namun keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi.
Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang
bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta
dalton. Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau
terikat pada bagian luar retikulum endoplasma.
c. Retikulum endoplasma
Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di
seluruh sel hewan eukariotik. Retikulum endoplasma merupakan
perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan (reticulum =
'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung.
Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung
berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum
endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum
Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak
sehingga retikulum endoplasma melipiti separuh lebih dari total
membran dalam sel-sel eukariotik.
Ada tiga jenis retikulum endoplasma: RE kasar Di permukaan RE
kasar, terdapat bintikbintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini
berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah
sebagai tempat sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE
halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE
halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis
lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi
obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran
Kelompok Sel
Perubahan struktural dan fungsional ini menimbulkan dua kelompok besar
yang sekarang kita kenal dengan kelompok sel prokaryot dan eukaryot. Dua
kelompok sel tersebut berbeda dalam ukuran dan struktur internalnya atau
organel-organel yang terkandung di dalamnya. Dari segi evolusi maka
kelompok prokaryot merupakan kelompok dengan struktur yang lebih
sederhana dan ditemukan hanya pada bakteria dan semua bakteria adalah sel
prokaryot. Sementara organisme lainnya seperti protista, fungi, tumbuhan dan
hewan- merupakan struktur yang lebih kompleks, termasuk kedalam
kelompok sel eukaryot.
1. Sel Prokariot
Gambar 1.4 Bakteri
Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'),
tidak ada membran yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan
daerah tempat DNA terkonsentrasi di sitoplasma disebut nukleoid.
Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniseluler dengan sel berukuran
kecil (berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3 ) serta umumnya
terdiri dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa
struktur lain.
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya.
Jika selubung tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari
karbohidrat atau kompleks karbohidrat-protein dan peptidoglikan lapisan itu
disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri memiliki suatu membran luar
yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang memiliki
selubung sel dari protein. Selubung sel prokariota mencegah sel pecah akibat
tekanan osmotik pada lingkungan yang memiliki konsentrasi lebih rendah
daripada isi sel.
2. Sel Eukariot
Sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan karyon) memiliki nukleus.
Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 µm, sepuluh kali lebih besar
daripada bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara nukleus dan
membran sel. Sitoplasma ini terdiri dari medium semi cair yang disebut
sitosol, yang di dalamnya terdapat organelorganel dengan bentuk dan fungsi
terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota. Kebanyakan
organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh
dua membran, misalnya nukleus. Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa
dan polimer lain, mengelilingi sel tumbuhan dan membuatnya kuat dan tegar.
Fungi juga memiliki dinding sel, namun komposisinya berbeda dari dinding
sel bakteri maupun tumbuhan. Di antara dinding sel tumbuhan yang
bersebelahan terdapat saluran yang disebut plasmodesmata.
Karakteristik yang ada di sel eukaryota tetapi tidak di ada di sel prokaryota
a. pembelahan sel pada saat membentuk nukleus dan sitoplasma, dipisahkan
oleh selubung nuklear yang mengandung struktur pori kompleks.
b. kompleks kromosom tersusun oleh DNA dan gabungan protein yang
mampu memadat menjadi struktur mitotik
c. mempunyai kelompok organel membran sitoplasmik (termasuk RE, golgi,
lisosom, ensosom, peoksisom, dan glioksisom)
d. mempunyai organel sitoplasmik yang khusus untuk respirasi aerob
(mitokondria) dan untuk fotosintesis (kloroplas)
e. mempunyai sistem sitoskelet yang kompleks termasuk mikrofilamen,
filamen intermedia, dan mikrotubul
f. mempunyai flagel dan cilia
g. mampu memasukkan cairan atau partikel melalui penyelubungan berupa
vesikel membran plasma (endositosis dan fagositosis)
h. dinding sel mengandung selulosa (pada tumbuhan)
i. pembelahan sel melibatkan peranan mikrotubula sebagai gelendong
mitotik pada pemisahan kromosom
j. terdapat dua kopian gen per sel (diploid), masing-masing berasal dari
induknya. reproduksi seksual membutuhkan meiosis dan fertilisasi.
Siklus Sel
Siklus sel dapat digambarkan sebagai siklus hidup suatu sel (Manson et al,
2006). Siklus ini terjadi pada seluruh jaringan yang memiliki pergantian sel
(Junquiera et al, 1998). Siklus sel dibagi menjadi 2 peristiwa besar, yaitu: mitosis
(pembelahan sel) dan interphase. Pada fase mitosis yang berlangsung lebih
singkat daripada interphase, terjadi pembagian nucleus dan cytoplasma sel.
Akibatnya terbentuk 2 sel anak (Manson et al, 2006; Gartner and Hiatt, 2007).
Sementara interphase merupakan interval antara pembelahan selama sel
menjalankan fungsinya dan mempersiapkan mitosis (Manson et al, 2006). Karena
itu, selain terjadi replikasi materi genetik, ukuran dan isi sel juga bertambah
(Gartner and Hiatt, 2007).
Interphase dibagi menjadi 3 fase, yaitu: fase G1 (presintesis), S (sintesis
DNA) dan G2 (post duplikasi DNA) (Junqueira and Carneiro, 2003). Namun sel-
sel yang tidak membelah terus menerus (sel neuron dan sel otot), aktivitas sel
(sementara ataupun tetap) tidak melalui siklus ini dan tetap dalam fase istirahat,
yaitu fase G0 (Junqueira and Carneiro 2003; Manson et al, 2006).
Sel anak yang terbentuk selama mitosis kemudian akan memasuki fase G1.
Untuk sel-sel yang cepat membelah (sel-sel embrionik), G1 berlangsung sangat
cepat sedangkan untuk sel-sel lain (fibroblast, spermatogonia prepubertal), fase
G1 berlangsung sangat lama sehingga diperkirakan berada dalam fase G0
(Henrikson et al, 1997). Dalam fase G1 terjadi pembentukan makromolekul yang
penting untuk dimulainya duplikasi DNA. Selain itu, sel juga mensintesis RNA,
protein regulator yang penting untuk replikasi DNA dan enzym untuk membawa
keluar aktivitas sintesis ini serta volume sel yang berkurang karena pembelahan
sel ketika mitosis akan kembali normal. Nucleoli juga terbentuk kembali, mulai
terjadi duplikasi centrioles. Proses duplikasi centrioles ini baru sempurna pada
fase G2. Faktor-faktor yang memicu sel memasuki siklus sel, antara lain: beban
mekanis (teregangnya otot polos), cidera pada jaringan (iskemia), dan kematian
sel. Seluruh faktor-faktor tersebut mengakibatkan pelepasan ligand oleh sel-sel 5
signaling pada jaringan yang terlibat. Seringkali ligand ini adalah growth factor
yang secara tidak langsung menginduksi protooncogen, yaitu suatu gen yang
berperan dalam mengatur proliferasi sel (Gartner and Hiatt, 2007).
Ligand yang menginduksi proliferasi berikatan dengan cell surface receptor
protein dari sel target dan mengaktivasi salah satu jalur transduksi signal.
Umumnya, signal terbanyak yang diterima pada permukaan sel adalah protein
kinase sitoplasma. Protein ini mengaktivasi serangkaian faktor transkripsi yang
mengendalikan ekspresi protooncogenes dan akhirnya menghasilkan pembelahan
sel (Gartner and Hiatt, 2007).
Selama fase S (fase sintesis) siklus sel, terjadi sintesis dan replikasi DNA dan
centriole (Junqueira and Carneiro, 2003) serta duplikasi genome (Gartner and
Hiatt, 2007). Semua yang diperlukan oleh nucleoprotein, termasuk histon
didatangkan dan digabungkan ke dalam molekul DNA, membentuk materi
chromatin. Sel sekarang memiliki komplemen DNA 2 x normal. Jumlah sel
autosom dan germinal berbeda, dimana DNA pada sel autosom adalah diploid
sedangkan sel germinal yang dihasilkan dari meiosis memiliki chromosome yang
haploid (Gartner and Hiatt, 2007).
Dalam fase G2, RNA dan protein yang penting untuk pembelahan sel akan
disintesis, terjadi penyimpanan energi yang diperlukan untuk mitosis, sintesis
tubulin untuk kumpulan dalam microtubule yang diperlukan untuk mitosis,
replikasi DNA dianalisa dan kesalahan yang terjadi akan diperbaiki (Gartner and
Hiatt, 2007).
Kerusakan DNA
dapat diketahui
oleh checkpoint
karena adanya 3
komponen
utama, yaitu:
sensor
kerusakan,
signal transduksi
dan efektor.
Tertahannya suatu fase memerlukan sensor dan pengenalan akan tempat
rusaknya DNA untuk memulai checkpoint. Salah satu sensor adalah ataxia
Gambar
Tahap-tahap mitosis
Meiosis
Tahap-tahap
meiosis dalam
seuah sel hiipotesi
dengan jumlah
diploid sebanyak
Reaksi akrosom, yang terjadi sesudah pengikatan pada zona pelusida, dipicu oleh
protein zona. Reksi ini memuncak pada pelepasan enzim-enzim yang dibutuhkan
untuk menembus zona pelusida, meliputi substansi mirip-akrosin dan mirip-
tripsin.
Fase fertilisasi meliputi:
Fase 1, penetrasi korona radiate
Fase 2, penetrasi zona pelusida
Gambar 4.2 Perkembangan zigot dari tahap dua-sel hingga menjadi tahap morula
lanjut. Tahap dua-sel dicapai sekitar 30 jam sesudah fertilisasi; tahap empat-sel
dicapai sekitar 40 jam; tahap 12 hingga 16 sel dicapai sekitar 3 hari; dan tahap
morula lanjut dicapai sekitar 4 hari. Selama periode ini, blastomer dikelilingi oleh
zona pelusida, yang menghilang di akhir hari keempat.
Pembentukan Blastokista
Fase proliferatif dimulai di akhir fase haid, di bawah pengaruh estrogen dan
sejalan dengan perkembangan folikel ovarium. Fase sekretorik dimulai sekitar
2-3 hari sesudah ovulasi sebagai respons terhadap progesteron yang dihasilkan
oleh korpus luteum. Jika fertilisasi tidak terjadi, peluruhan endometrium
(lapisan kompaktum dan spongiosum) menandai awal fase haid. Jika terjadi
fertilisasi, endometrium membantu dalam implantasi dan berperan dalam
pembentukan plasenta. Selanjutnya pada kehamilan, plasenta mengambil alih
peran produksi hormon, dan korpus luteum mengalami degenerasi.
Pada saat implantasi, mukosa uterus berada pada fase sekretorik (Gambar
4.4), selama fase ini kelenjar dan arteri uterus bergelung-gelung dan jaringan
menjadi 'tebal-basah'. Akibatnya, dapat dikenali adanya tiga lapisan di
endometrium: lapisan kompaktum di bagian superfisial, lapisan spongiosum
di bagian tengah, dan lapisan basale yang tipis (Gambar 4.4). Normalnya,
blastokista manusia tertanam di dalam endometrium di sepanjang dinding
anterior atau posterior korpus uteri, tempat blastokista itu terbenam di antara
lubang-lubang kelenjar (Gambar 4.4).
Jika oosit tidak mengalami fertilisasi, venula dan ruang sinusoid secara
perlahan menjadi dipenuhi oleh sel-sel darah, dan tampak diapedesis darah
yang ekstensif ke dalam jaringan. Ketika fase haiddimulai, darah keluar dari
arteri-arteri superfisial dan kepingankepingan kecil stroma dan kelenjar
Minggu ke-2
Minggu ke-2 pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. 30 jam setelah
dibuahi, sel telur akan membelah menjadi dua. Sambil terus membelah, sel
telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah
menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi
kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah
bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium.
Perkembangan minggu kedua:
1. Trofoblas berdiferensiasi menjadi 2 lapisan (sitotrofoblas dan
sinsitiotrofoblas).
2. Embrioblas membentuk 2 lapisan (epiblas dan hipoblas).
3. Mesoderm ekstraembrional terbelah menjadi 2 lapisan (lapisan
somatopleura dan splanknopleura).
4. Terbentuk 2 rongga (rongga amnion dan yolk sac).
Minggu ke-3
Minggu ke-3 sampai usia kehamilan 3 minggu, Ibu mungkin belum sadar jika
sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan
menempel pada dinding rahim disebut blastosit.
Proses paling khas yang terjadi selama minggu ketiga kehamilan adalah
gastrulasi, yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan germinativum
(ektoderm, mesoderm, dan endoderm) pada mudigah. Gastrulasi dimulai
dengan pembentukan garis primitif (primitive streak) di permukaan epiblas.
Setelah mengalami invaginasi, sebagian sel menggeser hipoblas, menciptakan
endoderm embrional, dan lainnya menjadi terletak di antara epiblas dan
endoderm yang barn saja terbentuk untuk membentuk mesoderm. Sel-sel yang
tetap berada di dalam epiblas kemudian membentuk ektoderm. Oleh sebab itu,
epiblas, melalui proses gastrulasi, adalah sumber dari seluruh lapisan
germinativum, dan sel-sel di dalam lapisan ini akan membentuk seluruh
jaringan dan organ mudigah.
Sel-sel prenotokorda yang mengalami invaginasi di dalam nodus primitif
bergerak maju ke arah kranial di garis tengah hingga mencapai lempeng
prekorda. Sel-sel prenotokorda ini terselip di dalam hipoblas sehingga untuk
waktu yang singkat, garis tengah mudigah terdiri dari dua lapisan sel yang
membentuk lempeng notokorda. Sewaktu hipoblas digantikan dengan sel-sel
endoderm yang bergerak masuk di garis primitif, sel-sel lempeng notokorda
berproliferasi dan terlepas dari endoderm. Kemudian sel-sel ini membentuk
korda sel yang padat, notokorda definitive, yang terletak di bawah tabung
saraf (tuba neuralis) dan berperan sebagai dasar untuk tulang rangka aksial.
Karena pemanjangan notokorda merupakan suatu proses yang dinamis, ujung
kranial terbentuk lebih dahulu, dan area kaudal ditambahkan sewaktu garis
primitif bergerak ke arah lebih kaudal. Sel-sel notokorda dan prenotokorda
meluas ke arah kranial ke lempeng prekorda (suatu area tepat di sebelah
kaudal membrana orofaringealis) dan ke arah kaudal ke lubang primitif. Di
titik tempat lubang membentuk indentasi di epiblas, kanalis neurenterikus
untuk sementara menghubungkan rongga amnion dan yolk sac.
Membrana kloakalis dibentuk di ujung kaudal diskus embrional. Membran
ini, yang strukturnya serupa dengan membrana orofaringealis, terdiri dari sel-
sel ektoderm dan endoderm yang melekat erat tanpa adanya mesoderm di
antaranya. Saat membrana kloakalis muncul, dinding posterior yolk
sacmembentuk divertikulum kecil yang meluas ke dalam tangkai penghubung.
Divertikulum ini, diverticulum alantoenterik, atau alantois, muncul di sekitar
hari ke 16 perkembangan. Walaupun pada vertebrata tingkat rendah, alantois
ini berperan sebagai reservoir untuk produk ekskresi sistem ginjal, pada
Minggu ke-6
Minggu ke-7
Di minggu ini besarnya embrio seukuran kuku jari kelingking atau 1 cm,
tangan sudah mulai ada dan berkembang dengan cepat. Tonjolan-tonjolan yang
di minggu sebelumnya masih tampak pada rangka, pada minggu ini sudah
jelas.
Minggu ke-8
Secara keseluruhan embrio makin menyerupai bayi. Semua organ tubuh juga
mulai bekerja, meski belum sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
2. Raimundus Chalik. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Modul Bahan Ajar Cetak
Farm. 2012;66:37–9.