Fisiologi Menstruasi
A. Pendahuluan
Berbeda dengan produksi sperma yang terus menerus dan karakteristik sekresi
testosteron yang konstan. Pelepasan ovum adalah intermiten. Sekresi hormon seks wanita
menunjjukankan siklus yang kompleks. Jaringan yang dipengaruhi oleh hormon seks ini juga
mengalami perubahan siklik. Kata "menstruasi" secara etimologis terkait dengan "bulan".
Istilah "menstruasi" dan "menses" berasal dari bahasa Latin mensis (bulan), yang selanjutnya
berhubungan dengan bahasa Yunani mene (bulan).1
Selama setiap siklus, saluran reproduksi wanita disiapkan untuk pembuahan dan
implantasi sel telur yang dilepaskan dari ovarium saat ovulasi. Jika pembuahan tidak terjadi,
siklusnya akan berulang. Jika pembuahan terjadi, siklusnya terhenti sementara dan sistem
reproduksi wanita dipersiapkan untuk memelihara dan melindungi manusia yang baru
dikandungnya sampai berkembang menjadi individu yang mampu tinggal di luar lingkungan
maternal.2
Selanjutnya, wanita melanjutkan fungsi reproduksinya setelah melahirkan dengan
memproduksi susu (laktasi) sebagai makanan bayi. Dengan demikian, sistem reproduksi
wanita ditandai oleh siklus yang kompleks, yang akan terhenti sementara oleh kehamilan
dengan perubahan yang lebih kompleks lagi.2
Gambar 1 : Remaja
https://www.sciencedaily.com/releases/2012/03/1
20302082911.htm
Istilah menstruasi sangat berkaitan erat dengan istilah pubertas. Pubertas merupakan
masa dimana laki-laki maupun perempuan mengalami kematangan secara seksual. Pubertas
adalah masa peralihan antara anak-anak dan dewasa serta berlangsung dalam tahapan-
tahapan dan dipengaruhi oleh faktor-faktor neuroendokrin yang kompleks. Faktor
neuroendokrin tersebut bertanggung jawab terhadap awitan dan perkembangan menuju
maturitas seksual yang sempurna.4,5 Menstruasi merupakan tanda primer pubertas yang
dialami oleh perempuan. Sedangkan tanda sekunder pubertas pada wanita meliputi payudara
yang membesar, tumbuhnya rambut kemaluan, tumbunya rambut pada ketiak, dan lain
sebagainya.6
Tidak seperti pria yang seumur hidupnya memiliki potensi reproduksi seumur
hidupnya. Wanita hanya memiliki kemampuan reproduksi dimulai saat pubertas dan berakhir
di usia pertengahan saat menopause.3 Usia awal pubertas yang normal bagi perempuan
adalah 8 14 tahun dan bagi laki-laki adalah 9 14 tahun.5 Apabila tanda-tanda pubertas
muncul sebelum usia 8 tahun bagi perempuan dan sebelum 9 tahun bagi laki-laki maka
kelainan tersebut disebut pubertas prekoks.6
Gambar 2 : Oogenesis
Sumber Sherwood 7ed
C. Siklus Ovarium
Setelah masa pubertas dimulai, ovarium akan mengalami dua fase yaitu fase folikular
yang didominasi oleh folikel matang dan fase luteal yang ditandai adanya korpus luteum .
2. Fase Luteal
Sel granulosa dan sel teka yang tersisa akan mengalami transformasi struktural dan
fungsional.
Pembentukan Korpus Luteum, Sekresi Estrogen dan Progesteron
Banyaknya simpanan kolesterol, prekusor steroid, dan butir lemak dalam
menyebabkan korpus luteum berwarana kuning (korpus berarti badan, luteum berati kuning).
Korpus luteum mensekresikan progesteron dala jumlah banyak dan estrogen dalam jumlah
sedikit.2,3
Degenerasi Korpus Luteum
Jika ovum yang dikeluarkan tidak dibuahi, korpus luteum akan berdegenasi dalam
waktu 14 hari. Sel luteal akan berdegenerasi dan difagositosis, dan digantikan oleh jaringan
ikat membentuk jaringanfibrosa berwarna putih yang disebut korpus albikans. Saat
degenerasi korpus luteum usai, maka akan dimulai fase folikular baru.2,3
Korpus Luteum Kehamilan
Jika terjadi fertilisasi dan implantasi, korpus luteum akan tumbuh dan meingkatkan
produksi progesteron dan estrogen Korpus luteum kehamilan akan menetap hingga
berakhirnya kehamilan. Struktur ini menghasilkan hormon esensial untuk mempertahankan
kehamilan.2,3
Gambar 5 : Korelasi Kadar Hormon dengan Perubahan Siklik Ovarium
dan Uterus
Sumber Sherwood 7ed
D. Interaksi Hormon
Ovarium memiliki dua unit endokrin penting yaitu : 1. Folikel yang menghasilkan
estrogen; 2. progesteron yang menghasilkan progesteron dan estrogen. Fungsi gonad pada
wanita diatur oleh FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormon) yang
dihasilkan oleh hipofisis anterior. Kedua hormon ini diatur oleh GnRH (Gonadotropin releasing
hormone). Neuron yang mensekresikan GnRH dirangsang oleh kisspeptin yang dilepaskan
oleh neuron kiss1 hipotalamus.2,3
1. Kontrol Fungsi Folikel
Pembentukan antrum diinduksi oleh FSH. Sel teka cepat menghasilkan androgen
namun kemampuan untuk mengubah androgen menjadi estrogen kurang. Sel granulosa
mengandung enzim aromatase sehingga dapat mengubah androgen menjadi estrogen
dengan mudah. LH bekerja pada sel teka, sedangakan FSH bekerja pada sel granulosa. Kadar
estrogen yang meningkat menandai fase folikuler. Kadar estrogen yang melimpah
menghambat sekresi FSH oleh gonadotrop. Sekresi LH akan menngkat perlahan selama fase
folikular meskipun terdapat inhibisi GnRH.2
2. Kontrol Ovulasi
Lonjakan LH menyebabkan 4 hal dalam folikel : 1. Menghentikan sintesis estrogen oleh
sel folikel; 2. Memulai kembali meiosis di oosit folikel; 3. Memicu pembentukan prostaglandin
lokal yang memicu ovulasi; 4. Menyebabkan diferensiasi sel folikel menjadi sel luteal.2
Uterus terdiri dari dua lapisan utama yaitu miometrium dan endometrium. Estrogen
merangsang pertumbuhan endometrium dan miometrium. Selain itu juga menginduksi
sintesis reseptor progesteron di endometrium.Hal ini menyebabkan progesteron hanya akan
berdampak pada endometrium setelah dipersiapkan oleh estrogen. Siklus uterus terdiri atas
3 fase :2,3
1. Fase Haid
Hari pertama haid merupakan dimulainya siklus baru yaitu berakhirnya fase luteal dan
dimulainya fase folikular. Saat korpus luteum berdegenasi karena fertilisasi tidak terjadi, maka
kadar estrogen danprogesteron menurun tajam.Terhentinya sekresi kedua hormon ini
menyebabkan sekresi prostaglandin uterus yang menyebabkan vasokonstriksi pembuluh
darah endometrium. Penurunan pasokan oksigen emnyebabkan kematian endometrium dan
pembuluh darah yang lain. Sebagian lapisan endometrium luruh dan tersisa sel epitel dan
kelenjar sebagai asal regenerasi. Prostagalndin juga merangsang kontraksi uterus sebagai
cara untuk mengeluarkan darah dan sisa endometrium.2,3
Kontaksi uterus yang berlebihan akibat sekresi prostaglandin menyebabkan
dismenore atau kram haid. Darah yang keluar saat menstruasi yaitu 50 150 mL. Darah yang
merembes pelan akan membeku dalam uterus, kemudian diproses oleh fibrinolisis agar larut.
Darah haid mengandung banyak leukosit yang berperan penting dalam mencegah infeksi
pada endometrium. Setelah 5 7 hari, folikel telah berkembang dan telah mengahsilkan
cukup esterogen untuk dimulainya fase baru.2,3
2. Fase Prolifratif
Fase proliferatif dimulai bersamaan dengan bagian akhir fase folikular ovarium.
Estrogen merangsang proliferasi sel epitel, klenjar, dan pembuluh darah endometrium
sehingga meingkatkan ketebalan menjadi 3 5 mm. Fase proliferatif dimulai daro akhir
menstruasi hingga ovulasi. Kadar puncak estrogen akan memicu lonjakan LH yang
emneyebabkan ovulasi.2,3
3. Fase Sekretorik atau Progestasional
Fase ini dimulai saat korpus luteum terbentuk. Fase ini didominasi oelh progesteron.
Progesteron menyebabkan jaringan ikat endometrium menjadi longgar dan mengalami
edematosa akibat terakumulasinya air dan elektrolit.. Hal ini akan memfasilitasi implantasi.
Progesteron juga mendorong kelanjar endometrium mengeluarkan dan menyimpan glikogen
dalam jumlah banyak serta merangsang pemuluh darah endometrium. Progesteron akan
mengurangi kontraktilitas uterus agar tercipta lingkungan tenang untuk implantasi. 2,3
F. Perubahan pada Mukus Serviks
Dibawah pengaruh estrogen dalam fase folikuler, mukus serviks bersifat encer, jernih,
dan jumlahnya banyak. Perubahan ini akan sangat mencolok saat estrogen mencapai
puncaknya menjelang ovulasi. Mukus serviks ini akan mempermudah lewatnya sperma
meunu kanalis servikalis. Setelah ovulasi dibawah pengaruh progesteron, mukus yang
dihasilkan bersifat kental dan lengket. Hal ini sebagai mekanisme oertahanan agar bakteri
tidak berpindah dari vagina ke uterus, juag menghalangi sperma menembus vagina.2,3
G. Serba-Serbi Menstruasi
Kemajuan peradaban membuat pengetahuan tentang menstruasi bertambah. Saat ini,
telah digunakan pembalut atau tampon untuk menampung darah menstruasi agar tidak
tercecer.
Gambar 10 : Papyrus
Sumber www.hipwee.com
Gambar 11 : Wool
Sumber www.hipwee.com
H. Referensi
1. Allen K. The reluctant hypothesis:A History of Discourse Surrounding the Lunar Phase
Method of Regulating Conception. [Basingstoke]: Lacuna; 2007.
2. Sherwood L. Human physiology. 8th ed. Belmont, CA: Brooks/Cole Cengage Learning;
2013.
3. Martini F, Nath J, Bartholomew E, Ober W, Ober C, Welch K et al. Fundamentals of
anatomy & physiology. 9th ed. San Francisco: Pearson Education;.
4. Rosenfield RL. Puberty in the female and its disorders. Dalam: Sperling MA, 1.
penyunting. Pediatric endocrinology. Edisi ke-2. Philadelphia: Saunders; 2002. h 455-
518.
5. Ducharne JR. Forest MG. Normal pubertal development. Dalam: Bertrand 2. J, Rappaport
R, Sizonenkon PC, penyunting. Pediatric endocrinology. Edisi ke-2. Baltimore: Williams;
1993. h 372-86.
6. Styne DM. Puberty. Dalam: Greenspan FS. Basic and clinical endocrinology. 3. Edisi ke-3.
San Fransisco: Lange; 1992. h 519-40.
7. Fajar G. Sebelum Ada Pembalut Sama Tampon, 10 Cara Ini Lho yang Digunakan Cewek
Ketika Datang Bulan [Internet]. Hipwee. 2017 [cited 22 October 2017]. Available from:
http://www.hipwee.com/feature/sebelum-ada-pembalut-sama-tampon-10-cara-ini-lho-
yang-digunakan-cewek-ketika-datang-bulan/