Disusun oleh:
Kelompok 5 Biologi 6D
Titik Setiowati 201710070311123
Lilis Setiorini 201710070311133
Rizqa Mafrida Z.K. 201710070311137
Ni’matul Azizah R 201710070311141
Alvina Via Denita 201710070311161
1
KATA PENGANTAR
(Kelompok 5)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siklus estrus adalah ritme fungsi fisiologis tertentu dari sistem kelamin, yang
terjadi pada saat ternak mencapai masa pubertas. Pada
ternak perkawinan hanya terjadi pada waktu estrus dilanjutkan dengan terjadi
ovulasi, sedangkan pada manusia perkawinan tidak terbatas selama siklus
menstruasi, sedangkan ovulasi terjadi dipertengahan siklus menstruasi.
Siklus birahi ini dipengaruhi oleh hormone estrogen, yang dihasilkan oleh kelenjar
theca interal follicle de graaf atau oleh placenta. Stimulasi pelepasan
estrogen berada dibawah pengaruh gonadotrophin dari kelenjar hipofisa anterior.
Estrogen ini menimbulkan gejala-gejala klinis dan syaraf pada
siklus birahi. Gejala tersebut meliputi mengendor dan membukanya serviks, sel-
sel goblet serviks dan vagina bagian cranial mensekresikan sebagian besarmucus
oophorus. Vulva mengendor dan oedematous. Estrogen meninggikanlaju migrasi
leukosit kedalam lumen uterus dan dengan demikianmeninggikan aktifitas
bakterisit pada uterus selama estrus.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa perbedaan dan persamaan siklus estrus dan siklus menstruasi?
2. Apa saja konsep-konsep siklus reproduksi?
3. Apa saja konsep-konsep pada siklus menstruasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui perbedaan dan persamaan siklus estrus dan siklus menstruasi.
2. Mengetahui konsep-konsep siklus reproduksi.
3. Mengetahui konsep-konsep pada siklus menstruasi.
BAB II
PEMBAHASAN
SIKLUS SIKLUS
MENSTRUASI PERSAM ESTRUS
AAN
SIKLUS REPRODUKSI
PERBEDAAN
SIKLUS SIKLUS
MENSTRUASI ESTRUS
2. Estrus : berlangsung selama 2-3 hari dan pada periode tersebut betina
memiliki seksual reseptif terhadap pejantan. Periode ini biasanya lebih pendek
pada babi dara dibandingkan babi induk. Pada saat estrus akan terjadi ovulasi.
5. Siklus Estrus
1) Siklus Estrus pada Sapi
Pada sapi pubertas bervariasi tergantung bangsa dan tingkat nutrisi. Sapi-
sapi Holstein memperlihatkan birahi pertama pada umur rata-rata 37 minggu
apabila tingkat nutrisinya baik dan 49 minggu bila nutrisinya sedang, 72 minggu
bila tingkat nutrisinya rendah. Periode estrus pada sapi dapat dinyatakan saat
dimana sapi beina tetap siap sedia dinaiki oleh betina lain atau pejantan. Periode
itu rata-rata 18 jam, kisaran normalnya 12-24 jam. Ovulasi normalnya terjadi kira-
kira 10-15 jam setelah berakhirnya estrus. Konsepsi masih dapat terjadi pada sapi
yang dikawinkan mulai dari 34 jam sebelum ovulasi sampai menjelang 14 jam
setelah ovulasi. Untuk kepentingan IB, sapi-sapi yang nampak birahi pada pagi
hari, sebaiknya diinseminasi siang itu juga dan sapi yang nampak birahi sore,
hendaknya dikawinkan besok pagi hari. Perdarahan pada vulva sering terjadi pada
heifer dan sapi dewasa 1-3 hari setelah berakhirnya estrus. Fenomena tersebut
disebut perdarahan metestrus dan apabila perkawinan dilakukan pada saat tersebut
konsepsi jarang terjadi.
2) Siklus Estrus pada Domba
Pubertas pada domba mulai umur 12 bulan. Domba merupakan contoh nyata
untuk hewan-hewan yang mempunyai poliestrus musiman dengan periode
anestrus yang panjang diikuti dengan musim kawin yang bervarasi dari 1-20 hari
siklus estrus yang berurutan. Panjangnya musim kawin tampak berkaitan dengan
keadaan iklim pada saat itu. Pada iklim tertentu periode melahirkan bagi domba
terbatas dan akibatnya musim kawin atau musim birahi juga terbatas dengan
demikian kelahiran hanya terjadi pada waktu yang memungkinkan.
Lama siklus estrus domba rata-rata 16-17 hari. Siklus yang terlalu panjang atau
terlalu pendek cenderung terjadi selama awal atau akhir masa birahi, bukan pada
pertengahan birahi. Lama estrus rata-rata 30 jam dengan kisaran 3-84 jam, tetapi
kebanyakan domba betina akan siap menerima pejantan selama periode 24-48
jam. Domba-domba pejantan sudah mulai tertarik pada sat proestrus, metestrus,
dan estrus, tetapi domba-domba betina baru bisa menerima pejantan hanya
periode estrus saja. Ovulasi terjadi pada saat akhir estrus, 2 atau 3 ovulasi dapat
terjadi pada estrus yang sama. Saat yang terbaik untuk mengawinkan domba
betina adalah pada pertengahan sampai akhir periode estrus.
3) Siklus Estrus pada Kuda
Pubertas mulai antara umur 10-24 bulan dengan rata-rata sekitar 18 bulan.
Panjang waktu estrus antara permulaan suatu periode estrus sampai permulaan
periode berikutnya bervariasi pada kuda antara 7-124 hari. Akan tetapi angka rata-
rata yang dilaporkan oleh banyak peneliti adalah 21 atau 22 hari. Rata-rata
lamanya siklus estrus pada kuda kira-kira 6 hari, tetapi dimungkinkan juga adanya
variasi yang besar. Periode estrus cenderung memendek dalam perubahan musim
semi ke musim panas. Periode estrus yang terpendek nampak berkaitan erat
dengan baiknya fertilitas. Pada awal musim kawin yaitu Maret dan April, periode
estrus cenderung tidak teratur dan panjang, sering juga terjadi tanpa ovulasi. Dari
bulan Mei ke Juli periode tersebut memendek dan menjadi lebih teratur, dengan
adanya ovulasi sebagai suatu bagian yang normal dan suatu siklus. Kuda dengan
periode birahi 1-3 hari hendaknya dikawinkan paa hari pertama. Kuda dengan
periode yang lebih panjang hendaknya dikawinkan pada hari k-3 dan ke-4 dan lagi
48-72 jam kemudian. Apabila periode itu lebih lama dari 8-10 hari, sebaiknya
ditunggu sampai periode birahi berikutnya. Kuda dengan periode birahi yang
pendek dan teratur sepanjang tahun dapat dikawinkan. Pada awal musim kawin,
beberapa kuda memperlihatkan keinginan kawin yang besar selama periode birahi
yang panjang, tetapi tidak terjadi ovulasi. Kuda-kuda ini mungkin tidak akan
konsepsi sampai periode birahinya menjadi lebih pendek dan teratur. Kuda –kuda
lain mungkin hanya mempunyai silent heat atau birahi tenang, dimana terjadi
ovulasi tapi tanpa memperlihatkan keinginan untuk kawin.
4) Siklus Estrus pada primata
Manusia dan primata lain mampunyai siklus menstrtuasi (menstrual cycle),
sementara mamalia lain mempunyai siklus estrus (estrous cycle). Kedua kasus ini,
ovulasi terjadi setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah,
karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Pada siklus
menstruasi, endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina
dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Perubahan-perubahan yang
terjadi pada ovarium selama siklus estrus :
1. Selama tidak ada aktifitas seksual (diestrus) terlihat folikel kecil-kecil (folicle
primer)
2. Sebelum estrus folikel-folikel ini akan menjkadi besar tetapi akhirnya hanya
satu yang berisi ovum matang.
3. Folikel yang berisi ovum matang ini akan pecah, oosit keluar (ovulasi), saat
disebut waktu estrus.
4. Kalau oosit dibuahi, korpus luteum akan dipertahankan selama kehamilan dan
siklus berhenti sampai bayi lahir dan selesai disusui.
5. Kalau oosit tidak dibuahi, korpus luteum akan berdegenerasi, folikel baru
akan tumbuh lagi, siklus diulangi.
Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata yang dewasa seksual
yang ditandai dengan adanya siklus haid, jika tidak terjadi pembuahan maka
lapisan endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh. Sedang pada mamalia
lain terjadi siklus estrus. Pada siklus astruns, meliputi empat fase yaitu fase
diestrus, proestrus, estrus, dan fase metesterus, jika tidak terjadi pembuahan,
endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh.
5) Siklus Estrus pada Babi
Birahi pada babi berlangsung 2 sampai 3 hari dengan variasi antara 1 sampai 4
hari. suatu batasan yang nyata antara permulaan dan akhir estrus sulit ditentukan
karena estrus adalah suatu fenomena yang berlangsung gradual.
Babi betina yang birahi memperlihatkan suatu respon diam atau sikap kawin
yang jelas apabila ditekan punggungnya baik oleh pejantan, oleh betina lain atau
penunggu ternak. Respon ini sangat bermanfaat dalam deteksi bukan saja
permulaan birahi tetapi juga tingkatan birahi karena suatu sikap yang lebih tenang
dan kaku diperlihatkan selama pertengahan periode birahi.
Ovulasi terjadi selama estrus pada babi betina dan sebagian besar ova
dilepaskan 38 sampai 42 jam sesudah permulaan estrus. Lama proses ovulasi
adalah 3,8 jam. Ovulasi terjadi kira-kira 4 jam lebih cepat pada betina yang sudah
dikawinkan dibandingkan dengan pada betina yang belum kawin.
Siklus birahi pada babi mencapai 19 sampai 23 hari, rata-rata 21 hari, dan
relatif konstan. Estrus terjadi sepanjang tahun. Corpora lutea bertumbuh sempurna
dalam waktu 6-8 hari dan, kalau hewan tidak bunting, beregresi kembali pada hari
ke 14 sampai ke-16 siklus birahi.
6) Siklus estrus pada kerbau
Fisiologi reproduksi kerbau betina agak berbeda dari sapi, dan mencapai
pubertas pada umur yang lebih tua daripada sapi. Rata-rata dewasa kelamin
kerbau betina dicapai pada umur 3 tahun. Di jawa, estrus pertama terlihat pada
kerbau lumpur pada umur antara 3 sampai 5 tahun. Kerbau betina adalah ternak
produktif selama hidupnya, yang dapat menghasilkan 20 ekor anak dalam waktu
25 tahun.
Kerbau betina memperlihatkan siklus birahi yang normal selama kurang
lebih 3 minggu, di Indonesia siklur birahi pada kerbau lumpur berkisar antara 17
dan 29 hari, rata-rata 23,53 hari. Birahi berlangsung lebih lama pada kerbau
daripada sapi, mencapai 24 sampai 36 jam. Pada penelitian lain dicatat lama birahi
rata-rata 17,65 jam. Dari hasil survei yang dilakukan penulis di Sumatera, Jawa,
Tana Toraja di Sulawesi Selatan, dan Bali serta observasi selama 3 bulan pada
sejumlah kerbau di kampung Maharang desa Prai Karoku Jangga, Sumba Barat
pada tahun 1975 terbukti bahwa tanda-tanda birahi dan keinginan kelamin jelas
terlihat di siang hari terutama pada waktu pagi sebelum kerbau dikeluarkan dari
kandang dan pada sore hari sesudah kembali di kandang dari padang gembalaan.
Tanda-tanda birahi yang terlihat adalah diam dinaiki kawannya dan keluar lendir
transparan dari vulva. Lendir transparan ini jelas terlihat di sore hari pada waktu
hewan istirahat dan berbaring untuk memamah biak di mana perutnya bertumpu
di tanah dan tertekan sehingga saluran kelamin ikut tertekan dan terdesak untuk
mengeluarkan lendir birahi. Keadaan birahi tersebut berlangsung antara 12 sampai
96 jam, rata-rata 41,84 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2004). Biologi. Jilid 3. Edisi
Kelima. Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Khaira, Huda. 2017. Pengaruh Ekstrak Sambiloto (andrographis paniculata nees.)
Terhadap Siklus Estrus Mencit (Mus musculus l. swiss webster). Eksakta. 18
(2).
Furqonita, D. (2007). Seri IPA BIOLOGI 3 Kelas IX. Jakarta: Penerbit Yudhistira.
Lien A. Sutasurya., Sitasiwi, Agung Janika. (2011). Penetuan Kandungan
Estradiol (E2) dan Luteinizing Hormone (LH) pada Petarus Breviceps
Papuanus (Marsipialia) selama satu siklus estrus. JurnalSains dan teknologi
Nukli. 11 (2).
Lusiana, Nova. (2015). Pengaruh Fitoestrogen Daging Buah Kurma Ruthab
(Phoenix dactylifera L.) Terhadap Sinkronisasi Siklus Estrus Mencit Betina
(Mus musculus). JURNAL KLOROFIL. Vol. 1. No. 1.
Puji, Febiarana & Nova, Maulidina. (2017). Siklus Estrus pada Mencit (Mus
Musculus). Jurnal Biologi. 1 (1).