Anda di halaman 1dari 15

MENAKSIR KELIMPAHAN POPULASI FAUNA TANAH

DENGAN METODE PITFALL TRAP


DAN CORONG BARLESE

Ni’matul Azizah Ramadlani


201710070311141/ IV D
Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang
Sabtu dan Minggu, 30 dan 31 Maret 2019

Abstrak— Penulisan paper ini bertujuan untuk mengetahui fungsi metode pitfall trap dan
corong barlese dan mampu mengetahui keanekaragaman fauna tanah yang berada di sekitar
stadion UMM. Kegiatan pengamatan dilakukan pada pagi dan sore hari. Metode yang
digunakan, yaitu pitfall trap dan corong barlese. Alat-alat yang digunakan meliputi; gelas aqua,
kayu, triplek, sekop, lampu, koran, kertas refrakto, corong barlese, rak kayu (stasiun), dan
kamera. Bahan yang digunakan dalam kedua metode ini adalah tanah, formalin, dan gliserin.
Hasil pengamatan pada metode pitfall trap baik pagi maupun malam hari dan corong barlese
menunjukkan indeks diversitas atau keanekaragamannya rata-rata H’<1 yang artinya
keanekaragaman komunitas tersebut rendah atau tidak stabil. Hal tersebut dipengaruhi oleh
faktor seperti sumber daya makanan pada tempat tersebut, kelembaban tanah, suhu tanah,
pH, dan cahaya matahari.
Kata Kunci: corong barles, diurnal, fauna tanah, nocturnal, pitfall trap

PENDAHULUAN METODE PRAKTIKUM


Pengamatan kali ini yaitu menaksir A. Alat
kelimpahan populasi fauna tanah dengan 1. Pitfall trap
a. Gelas aqua berfungsi untuk tempat
menggunakan metode pitfall trap dan corong
menangkap fauna tanah.
barlese yang dilakukan pada pagi dan sore
b. Kayu dan triplek berfungsi sebagai
hari. Pengamatan dilaksanakan di area
penutup tempat jebakan.
sekitar stadion Universitas Muhammadiyah
c. Sekop berfungsi untuk menggali tanah.
Malang. Tujuan dari praktikum ini, yaitu yang
2. Corong Barlese
pertama agar mahasiswa mampu
a. Corong barlese berfungsi untuk
mengetahui metode pitfall trap dan corong
wadah pengamatan.
barlese, yang kedua agar mahasiswa mampu
b. Stasiun atau rak kayu untuk tempat
menjelaskan proses metode pitfall trap dan
perlakuan.
corong barlese, yang terakhir yaitu agar
c. Lampu berfungsi untuk memberi
mahasiswa mampu menjelaskan fungsi pitfall
cahaya dalam perlakuan.
trap dan corong barlese.

Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 1


d. Koran sebagai tempat 4) Mengisi gelas aqua dengan
mengidentifikasi larutan alkohol dan gliserin.
e. Mikroskop sebagai alat pengamatan
mikro fauna yang tidak bisa dilihat oleh
mata telanjang.
f. Gelas aqua untuk menangkap mikro
fauna yang jatuh dari corong.
g. Kertas refrakto untuk menutupi dalam 5) Menutup gelas aqua yang sudah

perlakuan corong barlese. siap sebagai jebakan

h. Botol aqua 600 ml sebagai wadah menggunakan atap yang terbuat

alkohol dan gliserin. dari triplek dan kayu.

B. Bahan
a) Tanah sebagai sampel pengamatan.
b) Larutan formalin dan gliserin untuk
menjebak fauna yang terperangkap.
C. Langkah Kerja
a. Pit Fall Trap
6) Mengamati hasil di pagi hari
1) Menyiapkan alat dan bahan.
kemudian mengulangi langkah
yang sama untuk kemudian
diamati hasil di malam hari.
b. Corong Barles
1) Mengambil tanah secukupnya dari

2) Menggali tanah menggunakan lokasi perlakuan pitfall trap.

sekop.

3) Meletakkan gelas aqua ke dalam 2) Meletakkan tanah kedalam


tanah yang digali hingga mulut gelas corong yang sudah ada
aqua sejajar dengan permukaan saringannya hingga rata menutupi
tanah. lubang corong.
3) Menyiramkan larutan alkohol
sedikit diatas tanah didalam
corong.

Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 2


Pit Fall Trap

4) Meletakkan sisa larutan dibawah


corong Malam Pagi
5) Menutup corong dengan kertas
Corong Barles
refrakto.
6) Mengidentifikasi jenis fauna
didalam tanah pada metode
corong barles

Kelas D Kelompok 3
Pit Fall Trap

HASIL PENGAMATAN

Malam Pagi
Kelas A Kelompok 3 Corong Barles
Pit Fall Trap

Malam
Pagi
Kelas B Kelompok 3
Corong Barles Pit Fall Trap

Kelas C Kelompok 3

Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 3


Malam Pagi

Corong Barles

Kelas Campuran Kelompok 3


Pit Fall Trap

Malam
Pagi

Corong Barles

Tabel 1.1 Pengamatan Pit Fall Trap Pagi

Tabel 1.2 Pengamatan Pit Fall Trap Malam

Tabel 1.3 Pengamatan Corong Barles

Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 4


Stasiun
No Nama Spesies F FR K KR INP H’
A B C D Camp
1. Dolichoderus 41 3 2 19 - 0,8 44,4% 0,867 86,87% 131,2% 25,8
thoracicus
2. Lumbricus terrestris - 1 - - - 0,2 11,1% 0,013 1,30% 12,4% 0,29
3. Lactrodectus sp. - - - - 1 0,2 11,1% 0,013 1,30% 12,4% 0,29
4. Monomoritim minimum - - - - 4 0,2 11,1% 0,053 5,31% 16,4% 0,26
5. Periplanela sp. - 2 - - - 0,2 11,1% 0,026 2,60% 13,7% 0,36
6. Ulat gagak - 2 - - - 0,2 11,1% 0,026 2,60% 13,7% 0,36
∑= 1,8 ∑= 0,998

Stasiun
No Nama Spesies F FR K KR INP H’
A B C D Camp
1. Dolichoderus 21 2 3 1 - 0,8 0,8% 0,85 0,85% 1,65% 0,14
thoracicus
2. Monomoritim minimum - - - 5 - 0,2 0,2% 0,15 0,15% 0,35% 0,28

Stasiun
No Nama Spesies F FR K KR INP H’
A B C D Camp
1. Isoptera - - - 2 - 0,2 17,9% 0,3 15,7% 33,6% 2,36
2. Scolopendra 1 - - - - 0,2 17,9% 0,2 10,5% 27,6% 0,32
3. Solenopsis sp. - 2 1 - - 0,4 35,7% 0,5 26,3% 62% 0,35
4. Trigoniulus - - 1 - - 0,2 17,9% 0,2 10,5% 28,6% 0,32
corallinus
5. Formica yessensis - - 3 - - 0,2 17,% 0,5 25,3% 44,2% 0,35
6. Periplaneta sp. - - 1 - - 0,2 17,9% 0,2 10,5% 28,6% 0,32

Keterangan :
F : Frekuensi
FR : Frekuensi Relatif
K : Kepadatan
KR : Kepadatan Relatif
INP : Indeks Nilai Penting
H’ : Indeks Diversitas (Keanekaragaman)

Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 5


mendapatkan cahaya matahari
PEMBAHASAN yang tinggi, dan sebaliknya dia
Metode pit fall trap dan corong
tidak akan aktif pada malam hari
barles merupakan metode
karena tidak ada sinar matahari,
perangkap yang paling efektif
oleh sebab itu jumlah serangga
untuk mengetahui tinhgkat
yang masuk perangkap pada
keanekaragaman jenis fauna
siang hari lebih banyak
tanah, (Mardiana, dkk. 2010).
dibandingkan dengan perangkap
Berdasarkan hasil pengamatan
yang dipasang ketika malam hari.
yang dilakukan terhadap populasi
Tanah bisa dikatakan merupakan
fauna tanah engan metode pit fall
habitat segala organisme,
trap, ialah jumlah frekuensi
termasuk didalamnya hewan dan
serangga pada pit fall trap pagi
tumbuhan. Selain itu penggunaan
berjumlah 1,8 yang terdiri dari 6
bahan kimia organik dalam
spesies, tetapi diantara 6
pertanian juga berdampak besar
serangga tersebut didominasi oleh
terhadap tanah dan organisme
semut hitam (Dolichoderus
yang hidup didalamnya, terutama
thoracicus) dengan jumlah
disebabkan oleh perubahan suhu
terbilang lebih banyak diantara
tanah, kelembaban, serta jumlah
yang lainnya. Sebaliknya pada
dan kualitas bahan organik. hal
perangkap pit fall trap yang
tersebut merupakan beberapa
dipasang pada waktu malam hari,
faktor penyebab kelimpahan dan
frekuensi jumlah fauna tanah yang
rendahnya tingkat
ditemukan hanya 1. Hal ini sesuai
keanekaragaman jenis fauna
dengan pernyataan (Latumahina,
tanah pada suatu daerah tertentu,
dkk. 2014) yang menyatakan
( Samudra, dkk.2013)
bahwa metode pit fall trap ini
Selanjutnya pada pengamatan
merupakan cara yang yang paling
corong barles didapatkan hasil
efektif sebagai perangkap
bahwa terdapat 6 spesies hewan
serangga. Menurut (Kautsar, 2015)
yang diperoleh didalam tanah
serangga merupakan jenis fauna
yang diambil dari halaman
tanah yang bersifat diurnal atau
disamping stadion GKB IV
membutuhkan sinar matahari,
Universitas Muhammadiyah
sehingga ia akan lebih aktif ketika
Malang, dengan jenis spesies

Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 6


yang mendominasi adalah keanekaragaman jenis
Solenopsis sp, kelimpahan jenis fauna tanah paa suatu
serangga ini disebabkan oleh daerah tertentu.
beberapa faktor diantaranya, suhu,
pH dan kelembaban tanah, ketika
suhu lingkungan dan kelembaban
tanah pada suatu daerah sesuai
atau bisa dikategorikan subur, KRITIK DAN SARAN
maka kelimpahan jenis fauna Kritik : Tim ekologi sering
tanah dan kelimpahan jenis mempersulit praktikan ketika acc,
tumbuhannya tinggi, begitu pula baik acc LK maupun acc
sebaliknya. (Muli,dkk. 2015.) praktikum.
Saran : Dimohon kepada para tim
KESIMPULAN ekologi untuk tidak mempersulit
- Pit fall trap dan corong praktikan ketika akan melakukan
barles merupakan suatu acc, baik itu acc LK ataupun
perangkap fauna tanah praktikum, jangan samakan
yang paling efektif, pit fall kalian yang dulu dengan kita
trap untuk fauna sekarang, karena kurikulum yang
permukaan tanah dan berbeda sehingga waktu kami
corong barles untuk fauna lebih banyak tak tersisa, untuk
didalam tanah. tidurpun kami hanya punya waktu
- Kegiatan pit fall trap dan sangat sedikit, bahkan sampai
corong barles tidak tidur, 1 SKS di LAB serasa
membutuhkan waktu genetika 6 SKS di kelas, hmm
selama kurang lebih hmm hmm
minimal 3 hari untuk
menangkap-menanai- dan DAFTAR PUSTAKA
menangkap kembali hewan
pada perangkap yang telah Kautsar, M. Alvin. 2015.
disesuaikan. Keanekaragaman Jenis
- Penggunaan metode pit fall Serangga Nokturnal di
trap dan corong barles Kebun Botani Kampus
bertujuan untuk mendeteksi FKIP Universitas Sriwijaya

Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 7


Indralaya dan
Sumbangannya Untuk Samudra, Ferdianto, Budi, dkk.
Pembelajaran Biologi SMA. 2013. Kelimpahan dan
JURNAL Keanekaragaman
PEMBELAJARAN Arthropoda Tanah di Lahan
BIOLOGI. Vol, 2. No, 2. Sayuran Organik “Urban
Latumahina, Fransina, Sarah, Farming”. JURNAL
dkk. 2014. Penyebaran PENGELOLAAN SUMBER
Semut Pada Hutan DAYA ALAM DAN
Lindung Sirimau Kota LINGKUNGAN. Vol,1.
Ambon. JURNAL BUMI No,2.
LESTARI. Vol, 14. No, 2.
Mardiana, dkk. 2010.
Keanekaragaman dan
Distribusi Hymnoptera di
Kawasan Taman Wisata
Alam Suranadi Sebagai
Pengayaan Materi
Pembelajaran
Keanekaragaman Hayati di
SMA. JURNAL
KEANEKARAGAMAN
HAYATI. Vol, 3. No, 1
Muli, Risda, dkk. 2015.
Komunitas Arthropoda Tanah di
Kawasan Sumur Minyak
Bumi di Desa Mangu jaya,
Kecamatan Babat Toman,
Kabupaten Musi
Banyuasin, Privinsi
Sumatera Selatan.
JURNAL ILMU
LINGKUNGAN. Vol, 13.
No, 1. ISSN: 1829-8907

Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 8


Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 9
Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 10
Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 11
Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 12
Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 13
Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 14
Ekologi Hewan –Sabtu&Minggu, 30-31 Maret 2019 15

Anda mungkin juga menyukai