Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun

rekayasa manusia yang mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,

hubungan, kesamaan dan perbedaannya dengan fenomena lain (Sukmadinata,

2012). Setelah itu akan dilanjutkan dengan penelitian tahap II. Penelitian tahap II

akan dilaksanakan setelah penelitian pada tahap I. Hasil penelitian yang dilakukan

pada tahap I akan dikembangkan menjadi sebuah produk sebagai sumber belajar

di penelitan tahap II.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksankan pada bulan Maret - April 2016. Pengambilan

sampel penelitian dilaksanakan di pantai Ujungpangkah kabupaten Gresik.

Sedangkan Analisis logam berat dilaksanakan di Laboratorium Kimia Universitas

Negeri Malang.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang,

55
56

tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar

jumlah yang ada pada obyek/subyek yang di pelajari, tetapi meliputi seluruh

karakteristik/sifat yang di miliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono, 2009),

dan populasi dari penelitian ini adalah seluruh jenis kerang yang ada diperairan.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel menurut (Sugiyono, 2009) merupakan bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan akan dijadikan objek penelitian. Dan

sampel pada penelitian ini adalah kerang hijau (Perna viridis L), kerang kijing

(Glauconome virens), kerang darah (Anadara granosa L), kerang batik (Paphia

undulata) dan kerang bulu (Anadara antiquata) yang diambil di pantai

Ujungpangkah Gresik.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel dapat diartikan sebagai atribut seseorang, atau obyek, yang

mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan

obyek yang lain (Sugiyono,2009). Variabel dalam penelitian ini adalah semua

jenis kerang dan biota yang berada di perairan Ujungpangkah Gresik. Pada

penelitian deskriptif tidak perlu pembagian variabel bebas dan variabel terikat.

3.5 Definisi Operasional Variabel

a. Logam berat adalah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram

atau lebih untuk setiap cm3. Logam berat Pb adalah logam yang termasuk

dalam kelompok golongan IV-A pada tabel periodik unsur kimia.

Mempunyai nomor atom (NA) 82 dengan bobot atom atau berat atom

(BA) 207,2 .
57

b. Logam berat Cd adalah logam yang masuk dalam kelompok logam-logam

golongan Transition Metal pada tabel periodik unsur kimia. Mempunyai

nomor atom (NA) 48 dengan bobot atom atau berat atom (BA) 112,41.

c. Kerang hijau (Perna viridis L) adalah salah satu jenis kerang, termasuk

golongan binatang lunak (Mollusca), bercangkang dua (Bivalviae),

mempunyai insang berlapis-lapis (Lamellabranchia), berkaki kapak

(Pelecypoda) dan hidup dilaut (Suryono, 2006).

d. Kerang kijing (Glauconome virens) adalah kerang yang memiliki

cangkang yang simetris, tipis, oval memanjang, dan agak renggang pada

bagian pada bagian posterior. Bagian anterior berbentuk bulat lebar dan

agak pendek, sedangkan pada bagian posteriornya memanjang dan agak

tajam. Panjang maksimum cangkang 7 cm, sedangkan umumnya di jumpai

5 cm (Carpenter dan Niem, 19998).

e. Kerang darah (Anadara granosa L) adalah hewan lunak yang hidup pada perairan

yang berlumpur. Kerang darah memiliki cangkang yang mempunyai belahan yang

sama melekat satu sama lain pada batas cangkang (Marzuki, 2009).

f. Kerang batik (Paphia undulata) adalah bivalvia hidup di perairan air laut

yang banyak mengandung kapur yang digunakan untuk membentuk

cangkangnya. Kerang batik (Paphia undulata) mendiami pesisir pantai

pada bagian litoral, perairan laut dangkal, dan juga perairan laut dalam.

Kerang batik (Paphia undulata) di kawasan pesisir sebagai penyusun

komunitas makrozoobentos (Hendrik, 2007).

g. Kerang bulu (Anadara antiquata) adalah jenis kerang yang mempunyai

bentuk secara keseluruhan hampir bulat, tepi sisi ventral bagian dalam
58

bergerigi, gerigi kuat dan tepat sama dengan rusuk dan alur radial di

permukaan luar cangkang dan pada mulut cangkang banyak ditemukan

bulu-bulu kecil. Kerang bulu (Anadara antiquata) hidup pada habitat

tanah yang berlumpur dan berkarang (Setyono, 2006).

3.6 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini dibagi 2 tahap yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan atau tahap pengambilan data.

3.6.1 Tahap Persiapan

Tahap persiapan ini meliputi persiapan alat dan bahan yang akan digunakan

dalam penelitian. Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut :

3.6.1.1 Alat dan Bahan Penelitian

1. Alat yang digunakan untuk mengambil sampel di lapang meliputi:

a. Botol plastik

b. Kantong plastik

c. Karet gelang

d. Pecok ( alat seperti cangkul tapi kecil yang biasanya digunakan untuk

di sawah)

e. Kayu susuk

f. Gelas aqua

g. Ice box

h. Tisu
59

2. Alat untuk analisa sampel kerang meliputi :

a. Mortal porselin

b. Oven

c. Timbangan analitik

d. Hot plate

e. Magneticstirer

f. Labu takar

g. Gelas ukur

h. Spektrophotometer

3. Bahan yang digunakan dalam penelitian

a. HNO3

b. Aquadest

c. Kerang hijau (Perna viridis L)

d. Kerang kijing (Glauconome virens)

e. Kerang darah (Anadara granosa L)

f. Kerang batik (Paphia undulata)

g. Kerang Bulu (Anadara antiquata)

3.6.2 Pelaksanaan Penelitian

3.6.2.1 Pengambilan Sampel Kerang

Pengambilan sampel kerang dilakukan pada waktu kondisi pantai surut yaitu

pada jam 04.00 pagi sampai jam 11.00 siang dengan menggunakan alat tradisional

yaitu kayu susuk, pecok dan batok kelapa. Kayu susuk adalah kayu panjang

dengan ujung runcing alat ini membuat sendiri karena tidak dijual di pasaran.
60

Dalam pengambilan sampel ini dibagi menjadi 3 stasiun. Kerang yang sudah

didapatkan diletakkan dalam timba yang berisi air laut agar kerang tetap hidup.

Tepi pantai

Stasiun 1 :
100 M
100 M
PLOT PLOT PLOT
A1 A2 A3

100 M

Stasiun 2 : 100 M
PLOT B1 PLOT B2 PLOT B3

100 M

Stasiun 3 :
100 M

PLOT C1 PLOT C2 PLOT C3

Gambar 3.1
Stasiun pengambilan sampel
61

Keterangan gambar

Pada stasiun pertama membuat plot-plot ke arah horisontal didalam wilayah

stasiun tersebut dibuat plot sebanyak tiga buah, dengan jarak masing-masing 100

m selanjutnya plot-plot tersebut di tandai dengan label A1, A2, A3. Membuat

stasiun berikutnya dengan mengambil jarak mundur sepanjang 100 M dari stasiun

1. Seperti perlakuan awal didalam stasiun yang kedua juga dibentuk plot-plot

yang sama dengan jarak 100 m setiap plot, masing-masing plot diberi label B1,

B2, B3. Begitu juga dengan stasiun berikutnya yaitu stasiun ke tiga dengan jarak

100 M. Sama seperti perlakuan awal di dalam stasiun ke tiga ini di dalamnya

dibentuk plot-plot yang sama dengan jarak 100 M setiap plot kemudian

memberinya label C1, C2, C3. Dengan perencanaan wilayah seperti pada gambar

1 di atas maka proses pengambilan sampel dilakukan pada semua plot dengan

sistem sampel random sampling.

3.6.2.2 Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu

metode penelitian yang tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus)

terhadap variabel yang akan di teliti dengan tujuan untuk memperoleh serta

mencari keterangan secara faktual tentang objek yang di teliti (Pardi, 2014).

Sedangkan menurut Kerlinger (1973) dalam Sugiyono (2009) penelitian survey

adalah penelitian yang di lakukan pada populasi besar atau kecil, tetapi data yang

di pelajari adalah data dari sampel yang di ambil dari populasi tersebut.
62

Berdasarkan metode survey tersebut teknik pengambilan data di lakukan

dengan datang langsung ke lokasi pantai Ujungpangkah Gresik. Untuk itu

penelitian ini di mulai dengan membentuk atau menentukan stasiun-stasiun

penelitian di pantai Ujungpangkah Gresik. Berhubung ukuran stasiun terlalu luas

untuk pengambilan sampel, sehingga wilayah tersebut perlu dipersempit lagi

dengan menentukan plot-plot didalam stasiun tersebut, yang bertujuan untuk

mempermudah di dalam pengambilan sampel di sesuaikan dengan kebutuhan

penelitian.

3.6.3 Prosedur Kerja

3.6.3.1 Cara kerja sampel kering

1. Mengambil kerang yang berada di pantai Ujungpangkah dengan

menggunakan metode plot.

2. Memasukkan kerang kedalam timba yang berisi air laut.

3. Membuka kerang dari cangkangnya dengan menggunakan pisau.

4. Mengeringkan kerang didalam oven.

5. Menghaluskan kerang dengan menggunakan mortal porselin.

6. Menyaring serbuk kerang dipilih yang sudah halus selanjutnya yang

belum halus ditumbuk lagi sampai halus.

3.6.4 Analisis Kandungan Logam Berat Cd dan Pb

3.6.4.1 Analisis Cd Menggunakan Metode Sampel Kering dengan

Menggunakan Alat AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer)

1. Menimbang kerang sesuai dengan hasil yang diperoleh dengan

timbangan analitik.
63

2. Melarutkan dengan HNO3 sebanyak 30 ml apabila sampel kerang

belum terlarut maka ditambahkan larutan HNO3 sampai 45 ml di dalam

gelas ukur.

3. Memasukkan larutan kedalam botol dan memberi tanda.

4. Mengukur absorbansi dengan menggunakan AAS.

3.6.4.2 Analisis Pb Menggunakan Metode Sampel Kering dengan

Menggunakan Alat AAS (Atomic Absorption Spectrophotometer)

1. Menimbang kerang sesuai dengan hasil yang diperoleh dengan

timbangan analitik.

2. Melarutkan dengan HNO3 sebanyak 30 ml apabila sampel kerang

belum terlarut maka ditambahkan larutan HNO3 sampai 45 ml di

dalam gelas ukur.

3. Memasukkan larutan kedalam botol dan memberi tanda.

4. Mengukur absorbansi dengan menggunakan AAS.

3.7 Analisis data

Data yang sudah di peroleh kemudian dianalisis dengan menggunakan

analisis diskriptif yang bertujuan menggambarkan kondisi pantai Ujungpangkah

Gresik berkenaan dengan kandungan logam berat yang berada di perairan

tersebut. Kemudian data kandungan logam berat yang terdapat pada daging

kerang hijau (Perna viridis L), kerang kijing (Glauconome virens), kerang batik

(Paphia undulata), kerang darah (Anadara granosa L), kerang bulu (Anadara

antiquata) dan besarnya kandungan logam beratnya yang di peroleh di tabulasikan

dan di sajikan dalam bentuk tabel.


64

3.8 Penelitian Tahap II

Jenis penelitian tahap II merupakan studi pengembangan yaitu setelah

melakukan penelitian kemudian hasil penelitian tersebut dikembangkan menjadi

sebuah sumber belajar pada materi pencemaran lingkungan. Hasil penelitian dapat

dikembangkan menjadi produk maka harus melalui studi pengembangan yang

telah dimodifikasi dari metode Learning cycle 3-E. Model pembelajaran Learning

cycle 3-E ini pertama diperkenalkan oleh Robert Karplus tahun 1967 dalam

Scince Curriculum Improvement Study atau SCIS.

Learning cycle menurut Robert Karplus yang dimodifikasi dengan Jainuri

(2014) yaitu pembelajaran dengan rangkaian kegiatan yang dilakukan secara tepat

dan teratur. Pada penelitian ini hanya menggunakan metode Learning 3-E tidak

diuji coba produk yang dihasilkan hanyalah sebatas pembuatan sebuah media.

Metode Learning cycle 3-E terdapat 3 tahap/fase dalam pembuatan media yaitu

eksplorasi (eksploration), menjelaskan (eksplanation) dan memperluas

(elaboration extentioni).

3.8.1 Eksplorasi

Eksplorasi merupakan fase pengumpulan data atau analisis kebutuhan

(Need assessment) yang disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan. Data yang

dikumpulkan dari analisis kebutuhan merupakan kebutuhan pengembangan atau

kebutuhan konsep esensial. Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari

hasil penelitian tahap I dan juga diperoleh dari silabus SMP kelas VII kurikulum

2013.
65

3.8.2 Eksplanasi

Kegiatan pada fase ini bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan dan

mengembangkan konsep yang diperoleh dari fase sebelumnya. Konsep yang telah

diperoleh tersebut diuraikan berdasarkan kajian pustaka, kemudian

dikonsultasikan kepada para ahli/pembimbing agar dapat dijadikan sebagai dasar

perbaikan bagi peneliti tentang materi jurnal pembelajaran yang akan

dikembangkan.

3.8.3 Elaborasi

Elaborasi merupakan tahap akhir, dimana hasil studi pustaka dan

konsultasi dengan para ahli yang akan digunakan untuk sebuah produk. Kegiatan

dari fase ini merupakan penerapan dari konsep-konsep yang telah dipahami.

Tujuannya adalah untuk mengubah konsep-konsep yang telah dikonsultasikan

kepada para ahli untuk pengembangan sumber belajar berupa jurnal pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai