AVERINA WIRATAMA
NIM. P27833320081
AVERINA WIRATAMA
NIM. P27833320081
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
AVERINA WIRATAMA
NIM. P27833320081
Disusun Oleh :
AVERINA WIRATAMA
NIM. P27833320081
Proposal ini telah disetujui dan siap diajukan pada ujian Proposal Skripsi
Program Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan
Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya.
Pembimbing I Pembimbing II
Dengan ini saya menyatakan bahwa Proposal Skripsi ini adalah hasil karya
saya sendiri, dalam Proposal Skripsi ini belum pernah ada karya yang diajukan untuk
memperoleh gelar/sebutan akademik di suatu perguruan tinggi. Semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Apabila ditemukan suatu jiplakan (plagiat), maka saya bersedia menerima
akibatnya berupa sanksi akademis dan sanksi lain yang diberikan oleh yang
berwenang.
Averina Wiratama
NIM. P27833320081
POTENSI AIR KELAPA HIJAU (COCOS NUCIFERA L) DALAM
MEMINIMASI LOGAM BERAT (PB) PADA KERANG HIJAU
Averina Wiratama1, Narwati2, Putri Arida Ipmawati3
Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Program Studi Sanitasi Lingkungan Program Sarjana Terapan
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Email :averina312@gmail.com
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laut merupakan tempat bermuaranya berbagai bahan buangan baik yang
bersifat organic maupun yang bersifat anorganik yang terbawa oleh air sungai
yang berasal dari pertanian,sampah, limbah, rumah tangga, bahan buangan dan
aktivitas dari kapal, tumpahan minyak, dan bahan buangan lainya (Ramadhan,
2018). Bahan–bahan tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap terjadinya
proses pencemaran di perairan yang berdampak pada perubahan kualitas
lingkungan dan mengancam biota laut yang ada di dalamnya. Salah satunya
pencemaran yang terjadi di pantai kenjeran surabaya yaitu pencemaran logam
berat timbal (Pb) (Wulansari & Kuntjoro, 2018). Berdasarkan penelitian
Andayani dan Najih (2020) Di perairan pantai kenjeran didapatkan hasil
laboratorium kandungan logam berat (Pb) dalam sedimen yaitu berkisar 1,7034-
13,5933 mg/Kg.
Pencemaran logam yang ada di laut dapat menimbulkan tercemarnya
biota laut yang ada di dalamnya seperti ikan, kerang, maupun hewan laut lainya.
Berdasarkan penelitian Tyas dan Kuntjoro (2018) di Pantai Kenjeran Surabaya,
mendapatkan hasil bahwa kadar timbal (Pb) pada bivalve, air dan sedimen
perairan di Kenjeran memiliki hasil kisaran 0,136 sampai 0,356. Sementara itu,
dari hasil analisis kadar Pb yang telah dilakukan pada tiga sampel, yaitu sampel
Bivalvia sebesar 0,286, air sebesar 0,175, dan sedimen 1,646. Dari ketiga sampel
di atas memiliki nilai rata-rata kadar Pb yang melebihi baku mutu kadar Pb di
perairan, sedimen, dan biota laut menurut Peraturan Pemerintah Lingkungan
Hidup Nomor 51 Tahun 2004.
Kerang merupakan salah satu biota laut yang tercemar logam berat salah
satunya Pb, kerang memiliki berbagai macam jenis seperti Perna viridis,
Anadara granosa, Meretrix meretrix, Donax faba, dan Mactra violacea. Dari
setiap jenis kerang tersebut terakumulasi oleh logam berat (Pb), rata-rata
kandungan logam berat dari spesies di atas yaitu 0,286 ppm. Spesies kerang
hijau (Perna viridis) sendiri merupakan spesies yang memiliki indeks
kelimpahan yang tinggi yaitu sebesar 46,49% dibandingkan dengan spesies yang
lainnya (Tyas & Kuntjoro, 2018).
Kerang hijau tergolong spesies yang hidup di permukaan air laut dengan
kedalaman berkisar 2-7 meter. Permukaan air laut memiliki kadar logam lebih
tinggi dibandingkan dengan di dalam laut. Hal ini terjadi akibat adanya proses
pengenceran kadar logam berat di dalam laut (Permanawati et al., 2013). Seiring
berjalannya waktu terjadi akumulasi logam berat yang ada pada kerang hijau,
karena semakin bertambahnya umur kerang maka semakin meningkat
kandungan logam yang ada di tubuh kerang hijau. (Mariani et al., 2020).
Proses akumulasi logam berat (Pb) dapat terjadi melalui filter feeder yang
berada pada kerang hijau pada proses rantai makanan. Oleh karena itu dagingnya
dapat mengandung logam berbahaya seperti timbal (Pb), sehingga dapat
menyebabkan bahaya apabila dikonsumsi secara terus menerus. (Kartikasari et
al., 2020). Rata-rata tingkat konsumsi kerang hijau di Surabaya cukup tinggi
yaitu ± 2128 individu/hari. Toksisitas yang ditimbulkan akibat konsumsi
makanan yang mengandung Pb berbahaya bagi tubuh dalam jangka waktu yang
lama, karena Pb sendiri merupakan senyawa kimia yang bersifat karsinogenik
yang dapat menimbulkan kanker, ginjal saluran pencernaan dan lain sebagainya.
(Rosita & Lidiawidiarti, 2018)
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal 5
Juli 2021, kerang hijau yang diambil di pantai kenjeran mengandung logam berat
(Pb) sebesar 0,477 mg/kg. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar logam
timbal (Pb) dalam kerang hijau melebihi baku mutu yang ditetapkan dalam
BPOM No. 5 tahun 2018 yaitu sebesar 0,20 mg/kg. Dari hasil wawancara yang
telah dilakukan di pantai kenjeran terdapat 9 pedagang, 6 diantaranya
mengemukakan bahwa kerang hijau merupakan salah satu jenis kerang yang
disukai oleh konsumen. Sebelum dikonsumsi hendaknya kandungan logam berat
(Pb) dalam kerang harus diminimasi terlebih dahulu.
Upaya dalam meminimasi logam berat yang telah dilakukan
menggunakan metode perendaman, pengasapan dan perebusan. Metode
perendaman tingkat penurunan logam berat yang tinggi yaitu 66,76 %
perendaman menggunakan asam sitrat (Aziz, dkk. 2015). Metode perendaman
dan pengatur keasaman mempunyai kemampuan untuk penurunan logam berat
dalam kerang, semakin lama waktu suatu zat berinteraksi dengan senyawa lain,
maka semakin cepat reaksi antara asam dengan logam. Namun dapat merubah
rasa pada daging kerang apabila direndam terlalu lama (Sinaga, dkk. 2013).
Metode perendaman menggunakan air kelapa yang mengandung asam
amino dapat bereaksi dengan ion Pb, berdasarkan sifatnya asam amino dapat
membentuk “chelat” jika bereaksi dengan logam. Air kelapa merupakan salah
satu buah yang mengandung asam amino (Anggraini, 2014). Kandungan asam
amino yang terdapat dalam air kelapa muda (2,19g/100g) lebih tinggi
dibandingkan dengan air kelapa yang sudah tua (1,13g/100g) (Sinaga et al.,
2015). Dari beberapa varietas kelapa seperti kelapa hijau, kelapa kopyor dan
kelapa wulung kandungan asam amino tertinggi pada kelapa hijau (Cocos
nucifera L) yaitu 14,5% (Hadi, 2010)
Menurut hasi penelitian Anggraini (2014) menunjukkan hasil pemberian
air kelapa hijau (100 %) pada penurunan konsentrai ion Pb II yang tereduksi
yaitu sebesar 63,74%. Dari hasil penelitian tersebut dapat menjadi tolak ukur
dalam penurunan logam berat yang berada dalam kerang laut dengan
menggunakan air kelapa. Air kelapa yang digunakan yaitu air kelapa tua, selain
air kelapa dapat sebagai chelating agent air kelapa juga tidak mempunyai rasa
yang kuat sehingga tidak mengganggu rasa asli dari daging kerang itu sendiri
dan masih jarang dimanfaatkan oleh masyarakat.
B. IDENTIFIKASI DAN BATASAN MASALAH
1. Identifikasi Masalah
Dari kajian teori yang telah dilakukan menghasilkan identifikasi masalah
sebagai berikut :
a. Kadar logam berat (Pb) dalam melebihi baku mutu Kepmen LH No 51
Tahun 2004 yakni 0,175.
b. Kadar logam berat (Pb) dalam sedimen lumpur di perairan pantai
kenjeran tinggi yakni 1,7034-13,5933 mg/Kg
c. Perahu mesin yang berlalu lalang di pantai kenjeran, membuat bahan
bakar yang digunakan oleh perahu nelayan seperti bensin, solar atau pun
oli mencemari laut.
d. Rata-rata tingkat konsumsi kerang hijau di Surabaya cukup tinggi yaitu ±
2128 individu/hari, sehingga apabila dikonsumsi secara terus menerus
dapat mengganggu kesehatan
e. Hasil studi pendahuluan menunjukkan kadar Pb dalam kerang hijau
melebihi baku mutu yaitu 0,477 mg/kg dari ketentuan BPOM No. 5 tahun
2018, sedangkan dalam peraturan tidak boleh lebih dari yakni 0,20
mg/kg.
2. Batasan Masalah
Peneliti membatasi permasalahan yang ada sebagai berikut :
a. Kerang hijau di pantai kenjeran. Dengan beberapa kriteria yang meliputi
kerang di ambil langsung dari laut dan juga kerang mengandung zat
pencemar yang sesuai untuk dilakukan penelitian.
b. Air kelapa muda yang digunakan di ambil dari tempat yang sama ( pasar
manyar yang ada di Surabaya).
c. Volume air kelapa muda yang digunakan setiap perlakuan yaitu 500 ml,
dengan variasi waku yang berbeda yaitu 60 menit, 120 menit dan juga
180 menit.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
” Bagaimana Potensi Air Kelapa Hijau (Cocos nucifera L) dalam Meminimasi
Logam Berat (Pb) Pada Kerang Hijau?“
D. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Menganalisis potensi air kelapa hijau (Cocos nucifera L) dalam meminimasi
logam berat (Pb) pada kerang hijau.
2. Tujuan Khusus
a. Mengukur kadar logam berat (Pb) sebelum dan sesudah di rendam
dengan air kelapa.
b. Mengukur perbedaan penurunan logam berat (Pb) pada kerang hijau
dengan perendaman selama 60 menit, 120 menit dan 180 menit
c. Menganalisis pengaruh air kelapa dalam meminimasi logam berat (Pb)
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai alternative dalam meminimasi
kadar logam berat (Pb) di berbagai jenis bahan pangan yang tercemar logam
berat dengan menggunakan air kelapa muda
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, dari hasil penelitian diharapkan dapat menambah
pengetahuan tentang penyehatan makanan dan minuman terutama yang
mengandung logam berat (Pb) dan juga dapat digunakan menjadi
referensi untuk penelitian selanjutnya.
b. Bagi instansi, penelitian ini dapat digunakan dalam program pengabdian
masyarakat sebagai salah satu alternative yang mudah digunakan dalam
upaya penurunan logam berat pada kerang hijau.
c. Bagi masyarakat, penggunaan air kelapa hijau dapat dijadikan alternative
dalam penurunakan kadar timbal dalam kerang.
BAB II
DASAR TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini didasarkan pada penelitian-penelitian terdahulu dalam
bidang penggunaan air kelapa hijau dalam penurunan logam berat. Pada Tabel
II.1 dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan
dan perbedaannya dengan penelitian yang akan dilakukan.
Tabel II. 1
Penelitian Terdahulu
Judul Hasil Persamaan
No Nama
Penelitian Penelitian Penelitian
1. Anggraini, Pemberian Air Terjadi Persamaan
2014 Kelapa Hijau penurunan Penelitian
Sebagai kadar logam Pb Bahan yang
Chelating (II) Hasilnya digunakan adalah
Agent Logam menunjukkan air kelapa hijau
Pb (II) bahwa Perbedaan
konsentrasi air Penelitian
kelapa yang
Bahan media
digunakan yang yang digunakan
signifikan penelitian adalah
penurunannya kerang hijau.
yaitu 50% dan Konsentrasi
100% 100%.
Lama perendaman
60 menit, 120
menit, 180 menit.
2. Gangguan Hasil pemberian Persamaan
Santcawarti Keseimbangan air kelapa hijau Penelitian
et al., 2016 Sebelum dan sebelum dan Penurunan logam
Setelah sesudah pada timbal Pb
Pemberian Air para pekerja Bahan yang
Kelapa Hijau dengan digunakan adalah
(Cocos nucifera pemberian air air kelapa hijau
L) Pada Pekerja kelapa hijau Perbedaan
Pengecatan sebanyak 312 Penelitian
yang Terpapar mg/100 mL, Pekerja di industri
Timbal (Pb) Di mendapatkan karoseri sebagai
Industri hasil yang media.
Judul Hasil Persamaan
No Nama
Penelitian Penelitian Penelitian
Koroseri signifikan Konsentrasi air
Semarang kelapa hijau yang
diberikan
sebanyak 312
mg/100 mL
3. Cahyani et Perbedaan Hasil pemberian Persamaan
al., 2016 Kadar Timbal air kelapa hijau Penelitian
(Pb) Dalam kepada para Penurunan logam
Darah Sebelum pekerja berat timbal
dan Sesudah pengecatan di Menggunakan air
Pemberian Air Industri Koeseri kelapa hijau
Kelapa Hijau Semarang Perbedaan
(Cocos nucifera sebelum dan Penelitian
L) Pada Pekerja sesudah Pekerja di industri
Pengecatan Di mendapatkan karoseri sebagai
Industri hasil selisih media.
Koroseri rata-rata sebesar Ada perbedaan
Semarang 26,00 µg/dl kadar timbal Pb
dalam darah
pekerja sebelum
dan sesudah
pemberian air
kelapa hijau
Sumber : klikdocter.com
Sumber : hot.liputan6.com
Kelapa (Cocos nucifera L.) termasuk dalam jenis tanaman palma,
mempunyai ukuran buah yang cukup besar. Pada umumnya batang pohon
kelapa tidak bercabang dan berdiri tegak, ketinggian dari batang kelapa itu
sendiri mencapai 10-14 meter lebih. Daun kelapa berpelepah kemudian
panjang dari pelepah daun kelaa dapat mencapai 3 – 4 meter lebing dan juga
memiliki sirip lidi sebagai penopang tiap helai dari daun kelapa itu sendiri.
Buah kelapa dibungkus oleh serabut yang cukup tebal dan juga terdapat batok
kelapa yang melindungi daging dan air kelapa itu sendiri. Apabila ingin
memperoleh daging maupun air kelapa tersebut maka harus dikuliti terlebih
dahulu supaya dapat diambil buah dan juga air kelapanya. Kelapa yang subur
dan sudah besar biasanya dapat menghasilkan 2 – 10 buah pada setiap tangkai
(janjang). Tanaman kelapa memiliki julukan sebagai tanaman yang khas dari
daerah tropis yang serbaguna. Karena seluruh dari bagian kelapa itu sendiri
dapat dimanfaatkan dengan baik bagi kehidupan manusia. Buah kelapa sendiri
terdiri dari sabut, kulit luar, tempurung, kulit daging, daging buah, air kelapa
dan bakal buah(lembaga) (Wahyuni, 2018).
a. Air Kelapa
Air kelapa merupakan air yang alami dan juga seteril, mengandung
kadar khlor, klorin serta kalium yang tinggi. Air kelapa sendiri berupa
cairan yang bening berada di dalam buah kelapa (buah dari pohon kelapa).
Seiring dengan berkembangnya buah kelapa menjadi matang. Air yang
berada didalam buah tersebut digantikan dengan daging kelapa dan juga
udara. Kelapa hijau memiliki kandungan air yang cukup tinggi
dibandingkan dengan jenis kelapa lainnya. Air kelapa hijau juga
mengandung tannin atau antidium (anti racun) yang cukup tinggi.
Sehingga seringkali .dimanfaatkan oleh manusia sebagai penawar racun
apabila terjadi keracunan, juga digunakan sebagai pengganti ion dalam
tubuh.
b. Manfaat air kelapa
Air kelapa menjadi salah satu bagian dari tumbuhan kelapa yang tidak
banyak diketahui manfaatnya padahal air kelapa banyak mengandung
protein,kalori, dan mineral yang sangat baik dan juga dibutuhkan oleh
tubuh (Dolo et al., 2019). Air kelapa hijau dapat bermanfaat bagi
kehidupan baik itu secara non medis maupun secara medis. Di bawah ini
beberapa manfaat dari air kelapa muda:
1) Membantu mengatasi masuk angin atau kedinginan, Air kelapa
mengandung energi panas yang dapat mengusir rasa dingin saat
sedang masuk angin.
2) Membantu mengatasi panas dalam, di dalam air kelapa terdapat energi
dingin yang dapat bermanfaat untuk menghilangkan panas dalam.
Terdapat dua energy yang terkandung di dalam air kelapa yaitu panas
dan dingin jadi energi di dalamnya seimbang.
3) Dapat memperbaiki fungsi ginjal dan juga menetralisir yang berada
dalam tubuh,
Air kelapa hijau sering digunakan sebagai obat dan penawar racun
dalam tubuh. Selain mudah dalam pencarian bahan tersebut harganyapun
cukup terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
c. Kandungan Air Kelapa Hijau
Air kelapa hijau memiliki cairan yang kaya akan gizi, salah satu zat
gizinya yaitu natrium yang merupakan kation utama dalam cairan
ekstraselular. Taksiran kebutuhan natrium sehari adalah 500 mg/hari.
Kalium yang mengandung 3120 mg/L dan natrium mengandung 1050
mg/L. Kalium adalah ion bermuatan positif, yang terdapat di dalam sel
sebanyak 95% kalium berada di dalam cairan intraseluler. Kalium
berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta
keseimbangan asam basa. Peranan natrium hampir mirip dengan kalium,
Kalium juga berperan penting dalam penyampaian impulsimpuls saraf ke
serat-serat otot dan juga dalam kemampuan otot untuk berkontraksi . air
kelapa hijau memiliki kandungan enzim bioaktif, khususnya tanin yang
bermanfaat sebagai zat anti racun. Oleh karena itu membuat air kelapa
hijau mempunyai kemampuan mengeluarkan dan menguraikan racun dari
dalam tubuh(Cahyani et al., 2016). Nilai gizi yang tertinggi terdapat pada
usia kelapa delapan bulan dan meniral yang tertinggi merupakan kalium
(Dolo et al., 2019)
Air kelapa mengandung sejumlah zat gizi, yaitu protein 0,2%, lemak
0,15%, karbohidrat 7,27%, gula, vitamin, elektrolit dan hormon
pertumbuhan. Kandungan gula maksimum 30 gram per 100 ml air kelapa
(Warisno, 2004). Disamping itu air kelapa juga mengandung mineral
seperti kalium dan natrium. Mineral-mineral itu diperlukan dalam proses
metabolisme, juga dibutuhkan dalam pembentukan kofaktor enzim-enzim
ekstraseluler oleh bakteri pembentuk, selulosa. Selain mengandung
mineral, air kelapa juga mengandung vitamin seperti riboflavin, tiamin,
biotin asam amino(Payung,2015). Air kelapa hijau juga mengandung
banyak asam amino, yaitu asam glutamate, lisin, leusin, prolin, arginine,
alanin, hisidin, asam aspartate, fenilalanin, serin, sistein dan tirosin. Asam
amino memiliki kemungkinan beriaksi dengan ion Pb. Dapat dilihat dari
sifatnya, asam amino dapat membentuk “chelat” jika bereaksi dengan
logam (Anggraini, 2014).
d. Mekanisme air kelapa hijau dalam mengikat logam berat (Pb)
Mekanisme air kelapa hijau dapat mengikat logam berat (Pb) karena
air kelapa hijau mengandung banyak asam amino, yaitu asam glutamate,
lisin, leusin, prolin, arginine, alanin, hisidin, asam aspartate, fenilalanin,
serin, sistein dan tirosin. Asam amino memiliki kemungkinan beriaksi
dengan ion Pb. Dapat dilihat dari sifatnya, asam amino dapat membentuk
“chelat” jika bereaksi dengan logam (Anggraini, 2014). Kandungan asam
amino yang terdapat dalam air kelapa muda (2,19g/100g) lebih tinggi
dibandingkan dengan air kelapa yang sudah tua (1,13g/100g) (Sinaga et
al., 2015). Dari beberapa varietas kelapa seperti kelapa hijau, kelapa
kopyor dan kelapa wulung tertinggi pada kelapa hijau yaitu 14,5% (Hadi,
2010)
Asam amino memiliki titik leleh lebih dari 200 oC dan juga tidak selalu
bersifat seperti senyawa organic lainya, melainkan kebanyakan dari
senyawa organic lain bobot molekul seperti itu berupa cairan pada suhu
kamar. Asam aminu dapat larut dalam air dan juga pelarut polar lainya.
Tetapi tidak dapat larut dalam pelarut non polar seperti dietil eter atau
benzene. Asam amino memiliki gugus amina dan karboksil, sifatnya
kurang basa dibandingkan dengan sebagian besar senyawa amina dan
kurang asam dibandingkan dengan senyawa golongan asam karboksilat
lainya.
Asam amino mengalami reaksi asam-basa internal yang dapat
menghasilkan ion dipolar yang disebut zwitter ion yang berarti hibrida.
Terjadinya muatan ion, suatu asam amino banyak mempunyai sifat garam.
Sifat garam yang ada, sehingga asam amino yang bereaksi dengan suatu
logam akan menghasilkan suatu “chelat”. Air kelapa yang banyak
mengandung asam amino akan bertautan dalam protein dan peptide
melalui ikatan amida diantar gugus karboksil dari suatu asam amino dan
gugus amino a dari asam amino lainya. Ikatan peptide ditulis dengan asam
amino memiliki gugus NH3+ bebas di sebelah kiri dan asam amino dengan
gugus CO2 bebas di sebelah kanan. Berikut ini rumus molekul asam amino
dan ikatan peptide :
Selain ikatan peptida, hanya ada satu macam ikatan lagi yang dapat
terbentuk antara asam amino dalam peptida dan protein, yaitu ikatan
disulfida. Ikatan ini menghubungkan dua unit sistein. Sifat dasar dari tiol
adalah mudah teroksidasi menjadi disulfide.
Pada awalnya ion Pb2+ akan bereaksi dengan asam amino sistein.
Karena logam Pb mempunyai afinitas tinggi terhadap gugus –SH (gugus
sulfihidril). Alasan kenapa logam Pb memiliki afinitas tinggi terhadap
gugus –SH adalah karena dalam sistem periodik unsur, sulfur berada pada
periode dibawah oksigen, yang berarti bahwa sulfur mempunyai jari-jari
atom yang lebih besar dimana sulfur akan lebih mudah melepas elektron
terluarnya daripada oksigen. Selain itu sulfur juga kurang elektronegatif
dibandingkan dengan oksigen, karena senyawa –SH membentuk ikatan
hidrogen yang lebih lemah dibandingkan ikatan –OH (Hart, 2003: 244).
Berikut adalah gambar yang menunjukkan reaksi yang terjadi antara
sistein dengan Pb.
3. Timbal (Pb)
a. Definisi logam berat timbal
Logam berat menurut Peraturan Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Nomer 5 Tahun 2018 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam
Berat Dalam Pangan Olahan, adalah elemen kimia metalik dan metaloida,
memiliki bobot atom dan bobot jenis yang tinggi, yang bersifat racun bagi
mahkluk hidup. Pencemaran logam berat bisa ditemukan di udara, air
maupun tanah dengan zat pencemar Arsen (As), Timbal (Pb), Kadmium
(Cd), Merkuri (Hg), dan Timah (Sn) (Badan Pengawas Obat dan
Makanan, 2018).
Logam timbal (Pb) merupakan suatu bahan berbahaya dan juga
beracun (B-3) apabila masuk ke dalam tubuh manusia, dapat
menyebabkan banyak dampak negatif jika kadarnya telah melawati batas
ambang maksimum akumulasi yang telah ditentukan oleh BPOM (Effendi
et al., 2021).
Timbal memiliki nama ilmiah Plumbum dan logam ini biasanya
diartika sebagai Pb. Pada table periodic unsur kimia logam Pb masuk
kedalam kelompok logam golongan IV–A. Memiliki nomor atom (NA) 82
dengan bobot (BA) 207,2 yaitu suatu logam berat yang memiliki warna
kelabu kebiruan dan lunak, memiliki titik didih 1.620°C dan titik leleh
327°C. Timbal (Pb) dapat menguap dan menjadi oksigen dalam udara
menjadi timbal oksida hal ini terjadi pada suhu 550-600°C. pada
umumnya bentuk oksidasi yaitu timbal (II). Meskipun memiliki sifat yang
lentur dan lunak, timbal (Pb) mengkerut pada pendinginan dan juga rapuh,
selain itu timbal (Pb) sukar larut dalam air panas, air asam dan air dingin.
Timbal (Pb) bisa terlarut dalam asam sulfat pekat, asam asetat dan asam
nitrit (Wandya, 2018).
Dalam kehidupan sehari – hari sering ditemukan beberapa jenis logam
berat salah satunya yaitu timbal (Pb). Timbal biasanya dijumpai pada
batuan beku dari hasil endapan primer maupun sekunder. Dengan jumlah
13 mg/kg timbal menjadi salah satu batuan penyusun kulit bumi (Effendi
et al., 2021).
Logam timbal merupakan salah satu logam yang banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan manusia dibanding logam toksik lainnya
dikarenakan logam ini memiliki sifat-sifat yang khusus (Amarlita, 2018).
Adapun sifat dan kegunaan dari logam ini ialah :
1). Memiliki titik lebur yang rendah, sehingga mudah digunakan dan
murah biaya operasinya.
2). Lunak sehingga mudah dibentuk.
3). Memiliki sifat kimia yang aktif, sehingga dapat digunakan untuk
melapisi logam untuk mencegah perkaratan.
4). Bila dicampur dengan logam lain membentuk logam campuran yang
lebih bagus daripada logam murni lainnya.
5). Kepadatannya melebihi logam lain (Darmono, 1995).
Tabel II. 2
Struktur dan Karakterisik Komponen Logam Timbal (Pb)
No Komponen Standart
1 Nama Kimia Plumbum (Pb)
No Komponen Standart
2 Bentuk Timbal murni memiliki warna perak terang
dengan sedikit kebiru-biruan. Dengan massa jenis
timbal 11,34 g/cm3
(Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/
Berkas:Lead_electrolytic_and_1cm3_cube.jpg)
3 Nomor Atom 82
4 Konfigurasi Atom timbal memiliki 82 elektron, dengan
Atom konfigurasi [Xe]4f145d106s26p2
5 Golongan IVA (Golongan 14, blok-p periode 6)
6 Struktur Tetrahedral
(Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/
Berkas:Tetrahedral-3D-balls.png)
7 Sifat Benda Lunak, memiliki titik leleh 327,5oC dengan titik
didihnya 1749oC.Timbal larut dalam asam organik
seperti asam asetat jika ada oksigen.
8 Titik Lebur 600,61 K (327,46 °C, 621,43 °F)
9 Titik Didih 2022 K (1749 oC, 3180 oF)
Sumber: (https://id.wikipedia.org/wiki/Timbal)
Tabel II. 3
Standart Logam Timbal
No Standart NAB Keterangan
1 BPOM No. 05 0,20 mg/kg Logam berat timbal yang masuk dalam ikan dan
Tahun 2018. perikanan termasuk moluska, krustase, dan
Tentang Batas ekinodermata serta amfibi dan reptil harus < 0,20
Maksimum mg/100gr (kecuali, ikan predator olahan;
Cemaran Logam cucut,tuna, marlin < 0,40 mg/100gr).
Berat dalam
Pangan Olahan.
2 SNI7387 : 2009. 1,5 mg/kg Logam berat timbal yang masuk dalam kerang-
Tentang Batas kerangan, moluska dan teripang harus < 1,5
Maksimum mg/100gr
Cemaran Logam
Berat dalam
Pangan.
3 Keputusan 0,008 ppm Logam berat timbal yang mencemari ikan dan
Menteri perikanan harus < 0,008 ppm.
Lingkungan Hidup
No. 51 tahun 2004
4 IRIS (Integrated RfDPb = CR RfD ×BW
lim ¿ ¿
Risk Information 1 x 10 -7
mC
Proses penurunan logam berat (Pb) di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu,
volume dan lama perendaman. Pada proses penurunan dengan perendaman
dengan air kelapa hijau dengan jumlah ml air kelapa yang sama yaitu 500 ml dan
digunakan dalam 3 perlakuan lama perendaman yang berbeda yaitu 60 menit,
120 menit dan juga 180 menit, yang kemudian dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk mengetahui hasil penurunan kadar logam berat timbal (Pb)
pada kerang hijau.
Setelah didapatkan hasil pemeriksaan pada setiap perlakuan yang berbeda,
maka hasil tersebut dibandingkan dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan
No. 05 Tahun 2018 Tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam
Pangan Olahan. Hasil tersebut digunakan untuk menganalisis lama perendaman
dengan konsentrasi air kelapa hijau yang sama, sehingga dapat menentukan hasil
yang paling optimal dalam menurunkan kadar logam berat timbal (Pb) dalam
kerang hijau.
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dari penelitian ini adalah:
Ada pebedaan penurunan kadar logam timbal (Pb) dalam kerang hijau dengan
menggunakan air kelapa hijau dengan volume air kelapa yang sama yaitu 500 ml
dan variasi lama perendaman yang berbeda yaitu (60 menit, 120 menit, 180
menit)
BAB IV
METODE PENELITIAN
Variabel Kendali
pH, Pengadukan,
suhu, volume, waktu
Tabel IV. 1
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Alat Ukur Kriteria Satuan Skala
Operasional Data
1. Kadar merupakan Spektofoto- - mg/ Rasio
Timbal. elemen kimia meter 100gr
metaloida dan Serapan
metalika yang Atom
memiliki bobot (SSA)
atom, bersifat
racun bagi
mahkluk hidup
yang
mengonsumsi
kerang hijau.
2. Volume air Merupakan air Gelas ukur 500 mL -
kelapa kelapa yang
digunakan
untuk
merendam
kerang
No Variabel Definisi Alat Ukur Kriteria Satuan Skala
Operasional Data
sebanyak 500
mL.
3. Waktu lama yaitu lama Stopwatch 60, 120, menit -
perendaman waktu dan 180.
perendaman
untuk
mencapai
penurunan
yang optimal
dengan
menggunakan
waktu 60 ment,
120 menit dan
180 menit.
Bahan :
a) Air kelapa
b) Kerang hijau
2) Prosedur Kerja
a) Siapkan kerang hijau yang sudah dibuka dan dicuci hingga
bersih.
b) Timbang kerang dengan berat ±100 gram untuk masing-masing
uji percobaan.
c) Masukkan air kelapa dengan volume 500 ml pada masing-masing
beaker glass yang sudah dipersiapkan.
d) Masukkan kerang hijau yang sudah ditimbang kedalam air kelapa
dan larutan kontrol (aquadest).
e) Kemudian rendam selama 60 menit, 120 menit dan 180 menit.
b. Prosedur Pemeriksaan Kadar Timbal (Pb).
Pada pemeriksaan kadar timbal (Pb), menggunakan prosedur
pengumpulan data sebagai berikut:
1) Alat dan Bahan
Alat :
a) Neraca analitik
b) Labu ukur 100 ml
c) Beaker glass
d) Blander
e) AAS
Bahan :
a) Kerang hijau yang telah direndam selama (60 menit, 120 menit
dan 180 menit) dan kerang hijau sebagai kontrol
b) Aquadest
c) HNO3
d) H2SO4
2) Prosedur Kerja
a) Kerang hijau dihaluskan secara homogeny menggunakan blander.
b) Timbang ± 1-3 gram menggunakan timbangan analitik, masukkan
dalam glass beaker 100 ml.
c) Tambahkan HNO3 pekat 30 ml dan H2SO4 pekat 10 ml
d) Panaskan dengan hot plate dan uapkan sampai volume berkurang
15-20 ml, lalu hingga ada uap putih dari sulfit (SO3).
e) Apabila masih keruh tambahkan lagi HNO3 dan H2SO4 sampai
warna berubah menjadi jernih (proses destruksi).
f) Dinginkan sampel kemudian lakukan pengenceran dengan aquades
kira-kira 50 ml.
g) Panaskan kembali untuk melarutkan senyawa yang sukar larut.
h) Tuangkan filtrat ke dalam tabung ukur 100 ml. Bilaslah dua kali
masing-masing dengan 5 ml aquades. Encerkan sampai tanda dan
campur dengan baik-baik.
i) Baca pada Atomic Absorbtion Spectrophotometry (AAS).
Cara perhitungan:
Kadar Pb =
1000
x
50
Berat contoh 1000 ml
x kosentrasi AAS
mg
kg ( )
Merendam kerang hijau menggunakan air kelapa hijau dengan variasi waktu
perendaman
K(-)A
PATB PATC UA
PATA K(-)
K(-)BU
K(-)1 U
PATA PAT PATC B
UA BUA UA 1
1U1
K(-)1U
PATA PATB PATC K(-)1U
UB UB K(-)C U
UB 1
1
C
K
K(-)1
(-)1U
U
PATA PATB PATC
UC UC UC 1
K(-)1
1 U
1
PATA K(-)DU
PATB PATC
UD UD UD D
K(-)
PATA K(-)EU
PATB PATC
UE UE UE E
PATA K(-)FU
PATB PATC
UF UF UF F
Keterangan :
K(-)U (A, B, C,D,E,F) : Replikasi kontrol ke – n (perendaman menggunakan air
PDAM)
PATAU(A,B,C,D,E,F) :Replikasi kelompok perlakuan dengan volume 500 ml
waktu perendama 60 menit ke- n
PATBU(A,B,C,D,E,F) :Replikasi kelompok perlakuan dengan volume 500 ml,
waktu perendaman 120 menit ke- n
PATCU(A,B,C,D,E,F) :Replikasi kelompok perlakuan dengan volume 500, waktu
perendaman 180 menit ke- n
G. Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis analitik dan deskriptif. Data
yang dianalisis merupakan hasil dari pemeriksaan laboratorium mengenai kadar
timbal (Pb) pada kerang hijau sesudah perendaman dengan air kelapa. Analisis
analitik, penelitian pada penelitian ini menggunakan uji normalitas dan uji
statistik Anova Satu Arah (One Way Anova).Uji statistik tersebut bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan penuruan kadar timbal (Pb) pada kerang
hijau yang sebelum dan setelah diberi perlakuan.