Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PALEONTOLOGI

BOIMETRI PADA FOSIL CANGKANG TURRITELLA

Disusun oleh :

MUTIARA ADIYASARI (12018003)

CINDY SITI SULASTRI (12018008)

MUHAMMAD HAFIZH (12018026)

MUHAMMAD KHALIFAH BUWANA (12018057)

HAFIDZ ARSY (12018059)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

1
2019

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Turritella merupakan taksa yang paling sering dijumpai pada lokasi-lokasi tipe jenjang
biostratigrafi Moluska. Kehadiran spesies tersebut menjadi layak untuk dikaji dari aspek
paleontologi agar tidak terjadi kerancuan dalam melakukan identifikasi. Sehingga nantinya
kehadiran fosil Turritella pada beberapa lokasi tersebut dapat lebih termanfaatkan dalam aspek
geologi yaitu dalam penentuan umur dan cekungan pada lokasi penemuannya. Metode
penelitian yang digunakan dalam hal ini adalah untuk mengetahui tiga hal, yaitu; yang pertama
adalah taksnomi dan filogeni dari Turritella, yang kedua mengetahui umur dari batuan dan
terakhir mengetahui lingkungan dari spesies-spesies Turritella tersebut.
Penelitian tersebut menghasilkan usulan parameter untuk mengidentifikasi Turritella dari
aspek biometri. Parameter tersebut adalah Wsut:Wang yang terbukti dapat menunjukkan
kesamaan spesies dan juga membedakan sub spesies. Aspek biometri pada Turritellidae juga
berhubungan dengan aspek geologi berupa cekungan dan umur. Apabila diteliti lebih lanjut,
adanya hubungan antara aspek biometri dengan aspek geologi dapat membuktikan bahwa pada
masing-masing cekungan yang sama ditemukan Turritella yang sama dan pada cekungan yang
berbeda Turritella yang muncul juga berbeda.

Pada praktikum kali ini terdapat 9 sampel cangkang turritella yang diberi nomor sampel secara
acak. Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah metode biometri dengan
memperhatikan data kuantitatif dari sampel. Metode ini bertujuan untuk menentukan
kesamaan spesies turritella pada semua sampel. Hasil yang didapatkan dari praktikum ini
adalah terdapat tiga spesies turritella yang berbeda yang didapatkan dari 9 sampel pada
laboratorium.

2
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka didapatkan rumusan masalah, yaitu:

Metode apa yang digunakan dalam penelitian pada praktikum kali ini?

Bagaimana mengetahui kesamaan spesies turritella dengan menggunakan metode yang ada?

Apakah ada kesamaan spesies pada sampel-sampel turritella yang digunakan dalam
praktikum?

TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka praktikum ini bertujuan untuk:

Menentukan metode yang tepat untuk melaksanakan praktikum kali ini.

Mengetahui cara penentuan kesamaan spesies turritella berdasarkan metode yang ada.

Menentukan kesamaan spesies yang terdapat pada sampel-sampel turritella yang digunakan
dalam praktikum.

MANFAAT

Manfaat yang didapatkan dari melakukan praktikum kali ini adalah:

Dapat memahami dan mengaplikasikan metode penentuan kesamaan spesies dengan baik

Diharapkan dapat melaksanakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penentuan umur batuan
maupun penentuan lingkungan hidup spesies-spesies turritella tersebut.

3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Turritella merupakan genus(jenis keluargaTurritellidae) dari moluska jenis gastropoda laut


yang memiliki cangkang memanjang terdiri dari banyak uliran dengan aperture bulat dan
operkulum multispiral terangsang. Karakter taksonomi dari Turritellidae telah dikembangkan
oleh beberapa penulis. Merriam (1941) mengusulkan tiga parameter utama untuk identifikasi
antara lain; 1) bibir jejak luar, 2) ontogeni spiral primer dan 3) Keong proto. Parameter ini
telah diterima oleh beberapa penulis lain seperti Marwick (1957) dan Kotaka (1959) dengan
rinci perbaikan. Shuto (1969) menambahkan parameter lain sehubungan dengan biometri.
Biometri pengukuran antara lain jumlah uliran, panjang shell (L), lebar maksimum dari
lingkaran terakhir (Wang), jahitan lebar dalam lingkaran terakhir (Wsut), dan sudut apex ()

Salah satu penentuan taksonomi dari Turritellidae adalah dengan menggunakan analisis
biometrik. Biometrik (berasal dari bahasa Yunani ‘bios’ yang artinya hidup dan ‘metron’ yang
artinya mengukur). Adalah studi tentang metode otomatis untuk mengenali makhluk hidup
berdasarkan satu atau lebih bagian tubuh makhluk hidup atau kelakuan dari makhluk hidup
itu sendiri.

Data biometrik dari Turritellidae telah dianalisis dengan metode statistik. Analisis dilakukan
pada empat parameter: 1) rasiopanjang shell dengan jumlah whorl, 2) rasio Wang denganWsut,
3) rasio panjang shell (L) dengan Wang, dan 4) rasio panjang shell dengan Wsut. Fiksasi
parameter ini didasarkan pada asumsi bahwa organisme akan selalu memiliki konsistensi
pertumbuhan, ketika salah satu parameter naik itu harus diikuti dengan yang lain. Rasio
panjang shell dengan jumlah whorl telah diusulkan oleh Aswan (1997). Berdasarkan panjang
cangkang, Kotaka (1959) cangkang dibagi menjadi dua kelompok, ada cangkang kecil jika
pengukuran kurang dari 60 mm, dan cangkang besar jika lebih dari 60 mm.

Setelah ditinjau dari sumber-sumber di atas, maka telah didapatkan landasan dasar pelaksanaan
praktikum kali ini. Dapat pula diketahui hubungan fosil turritella dengan metode yang

4
digunakan untuk menentukan kesamaan spesies dari turritella tersebut. Penelitian yang lebih
lanjut dapat sekaligus menentukan umur batuan dan lingkungan pada lokasi penemuan fosil
hewan ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Metode yang dirasakan paling tepat untuk menjawab rumusan masalah di atas adalah dengan
metode biometri yaitu metode yang memperhatikan data kuantitatif dari sampel, antara lain
panjang cangkang, lebar whorl, lebar sutura, sudut, dan jumlah kamar. Setelah didapatkan data-
data tersebut maka dilakukan perhitungan perbandingan antara panjang cangkang dengan
jumlah kamar, lebar kamar dengan lebar sutura, panjang cangkang dengan lebar kamar dan
panjang kamar dengan lebar sutura. Hasil dari perhitungan tersebut akan diurutkan dan akan
diambil nilai perbandingannya dari beberapa sampel. Nilai-nilai tersebut akan dimasukkan ke
dalam grafik kemudian akan ditarik garis regresi dari nilai-nilai pada grafik tersebut sehingga
menghasilkan nilai R². Apabila nilai R² > 0,75 maka dapat dikatakan sampel-sampel yang nilai
perbandingannya dimasukkan dalam grafik merupakan satu spesies turritella yang sama.
Sebaliknya, apabila nilai R² < 0,75 maka dapat dikatakan sampel-sampel yang nilai
perbandingannya dimasukkan dalam grafik bukan merupakan satu spesies turritella yang
sama.

5
BAB IV PEMBAHASAN

4.1 DESKRIPSI FOSIL

Gambar 1. Morfologi cangkang turitella. Gambar 2. Morfologi cangkang gastropoda

Fosil cangkang turritella (Gambar.1) memiliki ciri morfologi yang sama dengan fosil
cangkang gastropoda lainnya (Gambar.2). Antara lain memiliki apex, terdiri dari beberapa
whorl dimana whorl terakhir lebih besar dari yang lainnya, terdapat lubang aperture pada
whorls terakhir, memiliki bibir dalam (inner lip) dan bibir luar (outer lip). Selain itu, ia juga
memiliki kanal sifon sebagai jalur keluar masuknya air, zat sisa dan zat yang dibutuhkan.

6
4.2 DATA DAN PENGOLAHAN

Dalam praktikum kali ini digunakan 9 buah sampel yang merupakan cangkang dari turritella
yang diberikan kode A, B, C, D, E, F, G, H, DAN I pada tiap cangkangnya secara acak. Lalu
dilakukan pengukuran panjang maksimum cangkang, lebar maksimum kamar(whorl), lebar
maksimum sutura, jumlah kamar(whorl), dan sudut apex pada setiap sampel. Dilakukan pula
perhitungan perbandingan antara data-data tersebut pada setiap sampel. Kemudian hasil nilai
setiap perbandingannya dapat dilihat pada Tabel 2. Data hasil pengamatan dapat dilihat pada
Tabel.1.

Tabel.1

No Kode Panjang Lebar Lebar Sudut(°) Jumlah Gambar


cangkang(cm) whorl(cm) Sutura(cm kamar
)

1 A 10,75 3 1.9 11 12

7
2 B 7.8 2.3 1.3 13 13

3 C 6.1 1.7 1.2 21 9

4 D 3.95 2 1.1 14 7

8
5 E 2.7 2 1.3 29 6

6 F 3.9 2 1.4 22 6

7 G 4.8 1.7 1.3 28 9

9
8 H 2.7 0.9 0.7 18 9

9 I 8.5 2.2 1.7 20 11

10
Tabel.2

( Panjang cangkang : Jumlah whorl )

( Lebar whorl : Lebar Sutura )

( Panjang Cangkang : Lebar whorl )

( panjang Cangkang : Lebar Sutura )

No Kode I II III IV

1 A 0.895 1.578 3.583 5.657

2 B 0.6 1.768 3.391 6

3 C 0.67 1.416 3.588 5.083

4 D 0.564 1.81 1.975 3.590

5 E 0.45 1.538 1.35 2.076

6 F 0.65 1.428 1.95 2.785

7 G 0.533 1.307 2.8235 3.692

8 H 0.3 1.285 3 3.857

11
9 I 0.772 1.294 3.863 5

ANALISIS DATA

Setelah didapatkan hasil perhitungan yang telah tertera pada Tabel.1, maka dilakukan analisis
dengan mencari nilai regresi (R²) dari data-data nilai perbandingan yang dimasukkan dalam
sebuah grafik. Apabila nilai R² > 0,75 maka dapat dikatakan sampel-sampel yang nilai
perbandingannya dimasukkan dalam grafik merupakan satu spesies turritella yang sama.
Sebaliknya, apabila nilai R² < 0,75 maka dapat dikatakan sampel-sampel yang nilai
perbandingannya dimasukkan dalam grafik bukan merupakan satu spesies turritella yang
sama.

Dari 9 sampel yang ada didapatkan empat grafik sebagai berikut

12
PANJANG CANGKANG : JUMLAH WHORL
12
10
jumlah whorl(cm)

8
6 y = 0.0893x + 1.2226
R² = 0.9378
4
2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
panjang cangkang(cm)

Grafik.1. Grafik regresi dari perbandingan panjang cangkang dengan jumlah whorl

LEBAR WHORL : LEBAR SUTURA


2
LEBAR SUTURA(cm)

1.5
y = 0.0105x + 0.7972
1
R² = 0.8729
0.5

0
0 20 40 60 80 100
LEBAR WHORL(cm)

Grafik.2. Grafik regresi dari perbandingan lebar whorl dengan lebar sutura

13
PANJANG CANGKANG : LEBAR WHORL
3.5
3
LEBAR WHORL(cm)

2.5
2 y = 0.0168x + 1.1378
1.5 R² = 0.8311
1
0.5
0
0 20 40 60 80 100
PANJANG CANGKANG(cm)

Grafik.3. Grafik regresi dari perbandingan panjang cangkang dengan lebar whorl

PANJANG CANGKANG : LEBAR SUTURA


2
LEBA SUTURA (cm)

1.5
y = 0.0105x + 0.7972
1 R² = 0.8729

0.5

0
0 20 40 60 80 100
PANJANG CANGKANG(cm)

Grafik.4. Grafik regresi dari perbandingan panjang cangkang dengan lebar sutura

BAB V KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah kami lakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

14
Cara menentukan kesamaan spesies turritella berdasarkan metode biometri adalah dengan
memperhatikan nilai regresi (R²) yang didapat dari nilai-nilai perbandingan antara faktor-
faktor yaitu, panjang cangkang, lebar kamar(whorl), lebar sutura, jumlah kamar, dan besar
sudut apex pada sampel yang dimasukkan ke dalam suatu grafik. Nilai regresi (R²) tersebut
haruslah lebih dari 0,75 untuk mendapatkan kesamaan spesies pada sampel

Jika satu perbandingan menghasilkan nilai regresi yang menunjukkan bahwa turritella tersebut
merupakan satu species yang sama, maka nilai regresi dari perbandingan yang lain akan
menghasilkan nilai yang sama yaitu menunjukkan bahwa turritella tersebut masuk kedalam
species yang sama.

Didapatkan bahwasannya semua turritella yang kami amati merupakan species yang sama.

DAFTAR PUSTAKA

1. Aswan., dan Yahdi Zaim. 1994. Analisa Kuantitatif Turritella Angulata Bantamensis
Formasi Bojong Pandeglang Jawa Barat. Bandung: Jurusan Teknik Geologi-ITB.

2. Pandita, Hita., dkk. 2013. Relationship of Biometrical Aspect of Turritellidae with


Geochronological Aspect in West Java. Diakses dari
http://dx.doi.org/10.4236/ijg.2013.44071 (17 November 2019)

15

Anda mungkin juga menyukai