Anda di halaman 1dari 2

FERTILISASI

Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa peleburan sperma dan ovum yang kita sebut sebagai fertilisasi Sperma-sperma mula-mula diejakulasikan oleh penis, lalu masuk ke vagina dan diendapkan lalu melewati kanalis servikalis, uterus dan sampai ke sel telur yang berada di ampula, yaitu sepertiga diatas tuba uteri. Untuk sampai ke sel telur sendiri tidaklah mudah. Hambatan pertama adalah saat melewati kanalis servikalis. Oleh karena tingginya kadar progesterone dan rendahnya estrogen, mucus serviks menjadi terlalu kental bagi penetrasi sperma. Jika kadar estrogen tinggi , maka mucus serviks menjadi cukup encer dan tipis sehingga sperma dapat bermigrasi ke uterus. Di uterus, terjadi kontraksi myometrium yang mengaduk-aduk sperma sehingga sperma tersebar ke seluruh rongga uterus dan dapat mencapai tuba uteri lalu terdorong ke ampula oleh kontraksi otot tuba uteri. Di ampula inilah sperma bertemu dengan sel telur. Untuk membuahi sebuah ovum, sebuah sperma mulamula harus melewati korona radiata dan zona pelusida yang mengelilingi sel telur, untuk itu diperlukan banyak sperma yang akan menghasilkan enzim akrosom yang akan menembus lapisan-lapisan pelindung tersebut. Sperma dapat menembus zona pelusida hanya setelah berikatan dengan reseptor spesifik di membran vitelin. Pada zona pelusida terdapat protein ZP3 yang dapat mengikat sperma sehingga terjadi reaksi akrosom dan sperma mengeluarkan enzim proteolitik yaitu akrosin.Kepala sperma yang sudah terikat dengan selaput plasma telur secara perlahan tertarik ke dalam sitoplasma sel telur. Kepala sperma mengandung pronukleus jantan yang berisi informasi genetik. Pada proses fertilisasi ini terjadi pelepasan badan polar kedua dan pembentukan pronukleus jantan(genetik fraternal) dan pronukleus betina(genetik maternal) . Pronukleus-pronukleus ini saling mendekat lalu menyatu sehingga terjadi pembelahan miosis akhir oosit sekunder dan terbentuklah zigot. Secara skematis :

penembusan korona radiata -> penembusan zona pelusida -> fusi oosit dan sperma

Perkembangan embrio
Minggu 1 setelah fertilisasi Zigot adalah sebuah sel tunggal besar masih mengambang bebas di dalam rahim, berisi kombinasi baru gen dari ibu dan ayah. Zigot kemudian mulai membelah(cleavage) setiap hari menjadi 2 sel, kemudian lagi menjadi 4 sel, 8, 32, 64, 128 sel dan sebagainya. Namun, dalam tahap ini, pembelahan sel tidak dibarengi dengan peningkatan ukuran selnya, malah ukuran sel menjadi semakin kecil dan kita sebut sebagai blastomer. Zigot yang cepat membelah ini membentuk suatu bola padat sel-sel yang disebut morula. Minggu 2 Pada saat endometrium siap menerima implantasi (awal minggu 2), morula turun ke uterus dan terus berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi blastokista Blastokista adalah suatu bola berongga berlapis tunggal dan terdiri dari 50 sel mengelilingi sebuah rongga berisi cairan (blastosoel)

Selama minggu kedua blastokista akan menempel ke bagian dalam rahim dan akan tidak lagi mengambang bebas. Proses menempel diperlukan untuk memungkinkan blastokista untuk mulai mendapatkan makanan dari ibu. Sel-sel pada permukaan bola (blastokista) tidak akan membentuk bagian dari embrio, tetapi akan membuat plasenta dan membran yang mengelilingi embrio(trofoblas). Sel-sel di bagian dalam (inner cell mass) akan membentuk sebuah gumpalan kecil di samping ruang yang berisi cairan. Gumpalan kecil sel ini (embryoblast) akan membentuk semua bagian embrio. Blastosit diperkuat dengan selapis sel-sel yang kemudian menjadi chorion. Chorion menjadi tempat bergantungnya perkembangan embrio pada membrane ekstra embrio

Minggu 3 Pada minggu ke-3 perkembangan, blastokista telah dibenamkan ke dalam dinding rahim dan sel di bagian luar akan mulai membentuk bagian awal dari plasenta. Gumpalan sel-sel di dalam blastokista ini juga mulai berubah dan sekarang terlihat seperti 2 cakram sel. Ini terlihat seperti 2 piring makan ditumpuk di atas satu sama lain. Sel dari pelat atas bergerak turun untuk membentuk lapisan baru. Minggu 4 Gastrula adalah bentuk lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding embrio serta rongga tubuh. Rongga amnion, allantois, membuat semuanya tampak dengan jelas, tetapi setelah itu yolk sac menjadi bagian dari tali pusat saat proses pembentukan ini. Organ-organ pun siap berkembang, termasuk urat syaraf tulang belakang dan jantung Di akhir bulan pertama, plasenta terbentuk. Embrio secara umum belum menyerupai bentuk manusia. Hal ini dikarenakan bukan hanya karena masih nampaknnya ekor, tetapi juga karena bentuk lengan dan kaki yang belum sempurna. Bentuk kepala lebih besar dari bagian tubuh embrio lainnya, dan embrio membentuk tubuhnya sesuai dengan beratnya. Mata, telinga, dan hidung, juga mulai tampak. Jantung yang berdegup pun mulai membesar dan hati mulai menjalankan fungsinya untuk memproduksi sel-sel darah. Bulan kedua Di akhir bulan kedua, ekor embrio mulai tidak nampak, sementara itu tangan dan kaki mulai tumbuh, dengan jari-jari tangan dan kaki yang juga mulai tampak. Bentuk kepala sangat besar, hidung masih rata, jarak antara dua mata masih berjauhan, dan kedua telinga mulai tampak dengan jelas. Secara umum, semua organ-organ penting sudah mulai tampak. Perkembangan embrio sekarang sudah selesai sampai peristiwa ini. Setelah bulan kedua, embrio berkembang menjadi janin (fetus). Pada fetus terus terjadi perkembangan organ sampai sempurna bentuknya. Secara skematis : zigot -> embrio(mudigah) -> janin

Anda mungkin juga menyukai