Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis Dan Tatalaksana Ruptur Pada Kehamilan Ovarium

ABSTRAK
Kehamilan ovarium merupakan kasus yang sangat jarang dari semua kehamilan ektopik, kami
laporkan sebuah kasus kehamilan ovarium, pasien datang dengan keluhan perdarahan dan nyeri
perut bagian bawah, hemodinamik tidak stabil pada pemeriksaan dalam tampak cavum douglas
menonjol dan dari hasil USG transabdominal didapatkan kantung kehamilan di adneksa kiri dan
di dapatkan cairan bebas, dilakukan laparotomi didapatkan ruptur pada ovarium kiri, dari hasil
patologi anatomi dikatakan kehamilan ovarium.
PENDAHULUAN
Kehamilan ovarium pertama kali di laporkan oleh Saint Maurice de Perigot 1982
(1)
, kehamilan
ovarium merupakan kasus yang sangat jarang yaitu sekitar 0.5-1% dari semua kehamilan
ektopik
(2)
. Diagnosis kehamilan ovarium berdasarkan kriteria Spiegelberg. Dalam hal ini akan di
laporkan sebuah laporan kasus kehamilan ovarium.
ILUSTRASI KASUS
Ny.19 tahun datang kebagian kebidangan dan kandungan RS.Persahabatan Jakarta dengan
keluhan nyeri perut bagian bawah dan perdarahan 18 jam sebelum masuk rumah sakit. Pasien
sedang hamil 11 minggu. Pada pemeriksaan umum didapatkan hemodinamik tidak stabil dan
pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan dibagian perut bawah, pada pemeriksaan dalam
didapatkan massa di adneksa kiri dan cavum douglas menonjol.
Dari pemeriksaan USG transabdominal didapatkan kantung kehamilan di adneksa kiri, dan
hematokel pada adneksi kiri, uterus bentuk dan ukuran dalam batas normal (Gambar 1). Dan
pada pemeriksaan laboratorium di dapatkan Hb 10 mg/dL, Pasien ini di diagnosa sebagai nyeri
abdomen ec hemoperitoneum ec susp ruptur pada kehamilan ektopik terganggu pada G2P1 hamil
11 minggu.
Dilakukan eksplorasi laparotomi ditemukan darah dan bekuan darah 500 cc pada rongga
abdomen. Uterus, kedua tuba dan ovarium kanan dalam batas normal, didapatkan massa
komplek di adneksa kiri, setelah di eksplorasi lebih lanjut didapatkan tuba kiri dalam batas
normal, tampak perdarahan aktif dari ovarium kiri, ligamentum ovarii proprium dalam batas
normal, kesan ruptur pada ovarium kiri (Gambar 2). Dilakukan eksisi baji pada ovarium kiri.
Kemudian jaringan diperiksa dibagian patologi anatomi, pada pemeriksaan mikroskopik
dikatakan sediaan terdiri atas jaringan ovarium dengan daerah perdarahan dan villi khorealis
diantaranya, kesan kehamilan ektopik pada ovarium.


DISKUSI
Kehamilan ektopik adalah kehamilan di luar kandungan, kehamilan di tuba merupakan paling
sering yaitu sekitar 95-96%, abdominal 2% dan ovarium 1%. Penyebab kehamilan ovarium
masih belum jelas namun beberapa literatur mengatakan beberapa faktor resiko antara lain
endometriosis, penyakit menular seksual, ovulasi yang di induksi, sterilisasi tuba, akseptor IUD
dan riwayat operasi pada abdomen.
Diagnosis kehamilan ovarium dari pemeriksaan kuldosistesis cukup bermakna, namun untuk
menilai cairan bebas dapat dilihat dari pemeriksaan USG, dikombinasikan dengan pemeriksaan
-hCG maka sensitivitas 96% dan spesifitas nya 100%. Kehamilan ovarium ditegakkan atas
dasar kriteria spiegelberg 1878
(3)
yaitu (1) Tuba pada sisi kehamilan harus normal, (2) Kantung
janin harus terletak dalam ovarium (3) Kantung janin dihubungkan dengan uterus oleh
ligamentum ovarii proprium (4) jaringan ovarium yang nyata harus ditemukan dalam dinding
kantung janin. Dari semua kriteria tersebut memenuhi pada pasien ini, dan pada pemeriksaan
patologi anatomi makroskopik didapatkan jaringan 3x2 cm, berisi bekuan darah berwarna abu-
abu kehitaman, pemeriksaan mikroskopik dikatakan sediaan terdiri atas jaringan ovarium dengan
daerah perdarahan dan villi khorealis diantaranya, kesan kehamilan ektopik pada ovarium.
Tatalaksana untuk kehamilan ovarium dengan laparatomi eksisi baji. Tatalaksana
medikamentosa dengan menggunakan metotreksat telah digunakan beberapa tahun terakhir,
namun pada pasien ini bukan pilihan pertama karena pada pasien ini hemodinamik tidak stabil,
maka pada pasien ini dilakukan emergensi laparatomi eksisi baji pada ovarium kiri.


KESIMPULAN
Gambar.1
Gambar.2
Kehamilan ovarium merupakan kasus kehamilan ektopik yang sangat jarang, diagnosis
kehamilan ovarium didapatkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
menunjukan kehamilan ektopik pada tuba, namun pada laparatomi ekplorasi didapatkan ruptur
pada kehamilan ovarium kemudian dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium patologi
anatomi didapatkan kesan kehamilan ovarium. Ruptur pada kehamilan ovarium sering
misdiagnosis dengan ruptur pada tuba karena secara klinis hampir sama. Dan untuk tatalaksana
ruptur kehamilan ovarium dengan laparatomi eksisi baji pada ovarium.
Referensi :
1. Radortra A MS, Kulshrestha, H Moham. Ovarian pregnancy case report. 2010.
2. Manjula NV SG, Shetty S, Sujani BK, Mamatha. A Rare Case of a Ruptured Ovarian Pregnancy. Proc
Obstet Gynecol. 2010 Oct.
3. Ylmaz KS, Yardm D, Davas , Polat N. Diagnosis and clinical approach in primary ovarian ectopic
pregnancy: A case report and review of the literature. Dicle Med J. 2010;Vol 40 No.1:p 121-3.

Anda mungkin juga menyukai