Anda di halaman 1dari 7

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU

1. DEFINISI
Kehamilan ektopik merupakan kehamilan dengan implantasi blastokista
tidak pada lapisan endometrium di kavum uterus. Kehamilan dapat terjadi di
tuba fallopi, kavum abdomen, ovarium, dan serviks. Pada kasus ini hanya akan
dibahas mengenai kehamilan tuba.1,2,3,4

2. EPIDEMIOLOGI
Kehamilan pada tuba terjadi pada hampir 95 % kehamilan, 70 % kasus
terjadi pada ampulla, 12 % kasus terjadi isthmus, 11 % kasus terjadi pada
fimbria, dan 5 % terjadi di kavum abdomen, ovarium, dan serviks.1

Gambar 1. Persentase lokasi kejadian KET2

Ruptur pada kehamilan ektopik (kehamilan ektopik terganggu – KET)


menyebabkan kematian pada 10 – 15 %. Untungnya setelah penggunaan USG
transvaginal dan pemeriksaan beta-hCG dapat menurunkan insidens kematian
akibat kehamilan ektopik dari 35,5 kematian per 10.000 kehamilan dengan
ektopik pada tahun 1970 menjadi 3,8 per 10.000 kehamilan ektopik pada tahun
1989.1,2

3. Faktor Risiko

1
Faktor risiko yang paling kuat berhubungan dengan kejadian kehamilan
ektopik termasuk di dalamnya riwayat kehamilan ektopik sebelumnya, operasi
tuba, paparan dietilsilbestrol (DES) in utero. Riwayar infeksi organ genitalia
atau infertilitas dan perokok meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik.
Selain itu, penggunaan alat kontrasepsi intrauterin (AKDR – alat kontrasepsi
dalam rahim) juga dapat meningkatkan risiko. Berikut tabel yang menunjukkan
beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian kehamilan ektopik.1,2

Tabel 1. Faktor risiko kehamilan ektopik2

Faktor Risiko Odds Rasio


Riwayat operasi tuba 21.0
Riwayat kehamilan ektopik 8.3
Paparan DES in utero 5.6
Riwayat infeksi genital 2.4 – 2.7
Infertilitas 2.0 – 2.5
Merokok 2.3
AKDR 1.6
*makin tinggi Odds rasio makin kuat pengaruh faktor risiko

4. PATOGENESIS
Kehamilan pada tuba dapat menyebabkan kerusakan pada tuba itu sendiri
terutama pada lapisan mukosa. Ovum yang sudah difertilisasi akan
berimplantasi pada epitel. Zigot kemudian berkembang di lapisan muskularis
yang kemudian menyebabkan proliferasi trofoblas. Biasanya kehamilan
ektopik merupakan kehamilan tanpa janin di dalam kantong gestasi ataupun
pertumbuhan terhambat.2
Kehamilan ektopik pada akhirnya akan menyebkan ruptur tuba (gambar 2),
aborsi tuba, atau kegagalan kehamilan dengan resolusi. Dengan terjadinya
ruptur, hasil konsepsi akan keluar dan menyebabkan perdarahan di sekitarnya.
Pada beberapa kasus, bila ruptur tuba terjadi pada minggu awal, kehamilan
akan terjadi pada isthmus, dimana ampulla lebih dintensif.2

2
Gambar 2. Ruptur tuba pada minggu awal kehamilan2
5. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis kehamilan ektopik yaitu ditemukannya gejalan klasik, trias
gejala klinis hamil ektopik terganggu diuraiakan sebagai berikut:2,5
a. Amenorea. Lamanya amenorea bervariasi dari beberapa hari sampai
beberapa bulan. Dengan amenorea dapat dijumpai tanda-tanda hamil muda,
yaitu morning sickness, mual atau muntah, terjadi perasaan ngidam.
Biasanya darah berwarna gelap kecoklatan dan keluarnya intermitten atapun
kontinyu.
b. Nyeri abdomen. Nyeri abdomen disebabkan oleh kehamilan tuba yang
pecah. Timbunan darah menimbulkan iritasi dan manifestasi rasa nyeri,
darah dalam ruangan perut tidak berfungsi dan menyebabkan pasien tampak
pucat (anemia), TD turun sampai shock, bagian ujung-ujung anggota badan
terasa dingin, perut kembung karena darah. Nyeri dapat menjalar keseluruh
abdomen bergantung pada perdarahan didalamnya. Bila rangsangan darah
dalam abdomen mencapai diafragma, dapat terjadi nyeri di daerah bahu.
Bila darahnya membentuk hematokel yaitu timbunan di daerah kavum
douglas akan terjadi rasa nyeri di bagian bawah dan saat defekasi.
c. Perdarahan. Terjadinya abortus atau ruptur kehamilan tuba menimbulkan
perdarahan kedalam kavum abdomen dalam jumlah yang bervariasi. Darah
yang teertimbun dalam kavum abdomen tidak berfungsi sehingga terjadi

3
gangguan dalam sirkulasi umum yang menyebabkan frekuensi nadi
meningkat, tekanan darah menurun, hingga shock. Hilangnya darah dari
peredaran darah umum mengakibatkan penderita tampak anemis, daerah
ujung ekstremitas dingin, berkeringat dingin, kesadaran menurun, dan pada
abdomen terdapat timbunan darah.

Gejala-gejala kehamilan ektopik lainnya:2,5


a. Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan,
nyeri pada perabaan dan kavum douglas menonjol karena ada bekuan darah.
b. Pleuritic chest pain, bisa terjadi akibat iritasi diafragma akibat perdarahan
c. Perubahan uterus. Uterus dapat tumbuh membesar pada 3 bulan pertama
akibat hormon yang dilepaskan plasenta. Uterus dapat terdesak ke sisi yang
berlawanan dengan masa ektopik.
d. Tekanan darah menurun. Kecuali bila terjadi ruptur, perubahan yang terjadi
antara lain adanya peningkatan ringan, respon vasovagal seperti bradikardi
dan hipertensi ataupun penurunan tensi tajam disertai peningkatan nadi bila
perdarahan terus berlangsung dan hipovolemia
e. Temperatur. Setelah perdarahan akut suhu tubuh dapat turun atau meningkat
> 38°C bila terjadi infeksi.

6. DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Laboratorium1,2,5
a. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit serial tiap satu jam
menunjukkan penurunan kadar Hb akibat perdarahan.
b. Adanya lekositosis ( dapat mencapai > 30.000/µL).
c. Urinary Pregnancy Test, dengan metode inhibisi aglutinasi hanya
menunjukkan positif pada kehamilan ektopik sebesar 50-69%.
d. Serum β-hCG
e. Serum progesteron, pada kehamilan ektopik, kadarnya lebih rendah
dibanding kehamilan normal intrauterin. Kadar < 5 mg/L menunjukkan

4
kemungkinan besar adanya kehamilan abnormal. Pemeriksaan ini tidak
bisa berdiri sendiri dalam mendiagnosis kehamilan ektopik.
2. Ultrasound Imaging
a. USG abdominal (gambar 3), kehamilan tuba sulit dideteksi dengan
metode ini.

Gambar 3. Sakus pseudogestasi pada kavum uteri2

b. USG vaginal (gambar 4), untuk mendeteksi letak gestational sac. Pada
usia kehamilan ≥6 minggu, bila tidak dijumpai gestational sac maka bisa
dicurigai kehamilan ektopik.

Gambar 4. Tampak kantong gestasi di daerah adneksa terpisah dari ovarium2

c. Color and Pulsed Doppler Ultrasound untuk mengidentifikasi


karakteristik warna vaskular, apakah terletak di intrauterine atau
ekstrauterine, tanda khas ring of fire (gambar 5).

5
Gambar 5. Tanda klasik ring of fire, pengingkatan vaskularisasi tipikal pada
kehamilan ektopik2

3. Kuldosentesis
Pada kehamilan ektopik terganggu dapat terjadi hemoperitoneum sehingga
dapat dilakukan pemeriksaan kuldosentesis untuk mengkonfirmasi adanya
hemoperitoneum.2

Gambar 6. Kuldosentesis2

4. Kombinasi Serum β-hCG dan USG


Peningkatan serum hCG > 2000 mIU/mL disertai gestational sac
intrauterine yang tidak dapat diidentifikasi, kemungkinan adanya kehamilan
ekstrauterine sangat besar.
5. Laparoskopi
Merupakan gold standard untuk mendiagnosis kehamilan ektopik.
Laparoskopi dilakukan jika dengan pemeriksaan lain diagnosis kehamilan
ektopik masih belum dapat ditegakkan. Dengan metode ini tuba falopi dan
ovarium dapat tervisualisasi dengan baik.

6
Gambar 3. Algoritma evaluasi wanita dengan kehamilan ektopik2

7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kehamilan ektopik terganggu terdiri atas konservatif (tabel 2)
dan pembedahan. Tindakan pembedahan yang dilakukan yaitu salpingostomi
atau salpingektomi.2
Tabel 2. Protokol terapi kehamilan ektopik terganggu2

Anda mungkin juga menyukai