Anda di halaman 1dari 34

Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)

By : Agustina, S.ST.,MM.Kes
DEFINISI

Kehamilan ektopik adalah kondisi ketika pembuahan sel telur terjadi di


luar rahim (biasanya terjadi di salah satu tuba falopi).
Kehamilan berawal dari sel telur yang telah dibuahi oleh sel sperma.
Dalam proses normal, sel telur yang telah dibuahi ini akan menetap di
tuba falopi selama kurang lebih tiga hari, sebelum dilepaskan ke dalam
rahim. Di dalam rahim, sel telur ini akan terus berkembang hingga masa
persalinan tiba.
Gambar 1. Kehamilan Normal
Gambar 2. Kehamilan Ektopik
Gambar 3. Kehamilan Ektoik
Lanjutan …………..

Namun ada kemungkinan sel telur yang telah dibuahi menempel pada
organ selain rahim dan inilah yang disebut kehamilan ektopik.
Tuba falopi merupakan organ yang paling sering ditempeli sel telur
tersebut. Sementara organ lain yang mungkin menjadi lokasi
berkembangnya kehamilan ektopik meliputi rongga perut, ovarium,
serta leher rahim atau serviks.
Penyebab

Salah satu penyebab kehamilan ektopik yang paling umum terjadi


adalah kerusakan tuba falopi, misalnya karena proses peradangan atau
inflamasi.
Kerusakan ini akan menghalangi sel telur yang telah dibuahi untuk
masuk ke rahim sehingga akhirnya menempel dalam tuba falopi itu
sendiri atau organ lain.
Di samping itu, kadar hormon yang tidak seimbang atau perkembangan
abnormal pada sel telur yang sudah dibuahi terkadang dapat berperan
sebagai pemicu.
Faktor Risiko

Pilihan alat kontrasepsi.


Penggunaan alat kontrasepsi jenis spiral atau intrauterine device(IUD) bertujuan untuk
mencegah kehamilan. Namun apabila kehamilan tetap terjadi, kemungkinan besar
kehamilan ini bersifat ektopik.
Jika wanita pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya. Wanita ini memiliki
risiko lebih tinggi untuk kembali mengalaminya.
Mengidap infeksi atau inflamasi. Wanita yang pernah mengalami inflamasi tuba falopi
atau penyakit radang panggul akibat PMS, seperti gonore atau chlamydia, memiliki
risiko lebih tinggi untuk mengalami kehamilan ektopik.
Masalah kesuburan dan pengobatannya terkadang dapat memicu kehamilan
ektopik.Proses sterilisasi dan sebaliknya. Prosedur pengikatan tuba atau pembukaan
ikatan tuba yang kurang sempurna juga berisiko memicu kehamilan ektopik.
Gejala

- Sakit bagian bawah perut yang biasanya terjadi di 1 sisi.


- Nyeri pada tulang panggul.
- Perdarahan ringan dari vagina.
- Pusing atau
- dan muntah yang disertai rasa pada bahu.
- Rasa sakit atau tekanan pada rektum saat buang air besar.
- Jika tuba falopi sobek, akan terjadi perdarahan hebat yang
hilangnya kesadaran.
Diagnosis

Selain menanyakan kondisi kesehatan secara umum, dokter akan


mengadakan pemeriksaan fisik pada rongga panggul. Tetapi kehamilan
ektopik tidak bisa dipastikan hanya melalui pemeriksaan fisik.
Dokter juga membutuhkan USG atau tes darah.
Metode USG yang paling akurat untuk mendeteksi kehamilan ektopik
adalah USG transvaginal.
Gambar 4. USG transvaginal.
Prosedur ini akan mengonfirmasi lokasi kehamilan ektopik sekaligus
detak jantung janin.
Pada masa-masa awal kehamilan, terutama 5 hingga 6 minggu awal
setelah konsepsi, kehamilan mungkin belum bisa terdeteksi melalui
USG. Pada kondisi inilah dokter mungkin akan menganjurkan tes darah
untuk mengidentifikasi kehamilan ektopik. Tes ini digunakan untuk
mendeteksi keberadaan hormon hCG (Human chorionic gonadotropin),
hormon ini diproduksi plasenta selama awal kehamilan.
Gambar 5. USG transvaginal.
Pada kehamilan ektopik, kadar hormon hCG cenderung lebih rendah
daripada kehamilan normal. Selain menanyakan kondisi kesehatan
secara umum, dokter akan mengadakan pemeriksaan fisik pada rongga
panggul. Tetapi kehamilan ektopik tidak bisa dipastikan hanya melalui
pemeriksaan fisik.
Dokter juga membutuhkan USG atau tes darah.Metode USG yang
paling akurat untuk mendeteksi kehamilan ektopik adalah USG
transvaginal.
Prosedur ini akan mengonfirmasi lokasi kehamilan ektopik sekaligus
detak jantung janin.
Gambar 6. USG transvaginal.
Gambar 7. USG transvaginal.
Gambar 8. USG transvaginal.
Pada masa-masa awal kehamilan, terutama 5 hingga 6 minggu awal
setelah konsepsi, kehamilan mungkin belum bisa terdeteksi melalui
USG.
Pada kondisi inilah dokter mungkin akan menganjurkan tes darah untuk
mengidentifikasi kehamilan ektopik. Tes ini digunakan untuk
mendeteksi keberadaan hormon hCG (Human chorionic gonadotropin),
hormon ini diproduksi plasenta selama awal kehamilan. Pada kehamilan
ektopik, kadar hormon hCG cenderung lebih rendah daripada
kehamilan normal.
Gambar 9. Pemeriksaan HCG.
Gambar 10. Pemeriksaan HCG.
Gambar 11. Pemeriksaan HCG.
Ektopik Langkah Penanganan Kehamilan

Wanita yang dicurigai mengalami kehamilan ektopik harus segera


dibawa ke rumah sakit untuk menjalani penanganan secepatnya.
Kehamilan ektopik yang terdeteksi dini tanpa janin yang berkembang
secara normal dalam rahim umumnya ditangani dengan
suntikan methotrexate.
Obat ini akan menghentikan pertumbuhan sekaligus menghancurkan
sel-sel yang sudah terbentuk.Dokter akan memantau kadar hCG pasien
setelah menerima suntikan.
Gambar 12. Pemeriksaan HCG.
Gambar 13. Pemeriksaan HCG.
Jika kadar hCG dalam darah pasien tetap tinggi, hal ini biasanya
mengindikasikan bahwa pasien membutuhkan
suntikan methotrexate lagi.
Potensi efek samping obat ini meliputi mual dan muntah. Sakit perut
juga dapat muncul pada 3 hari atau 1 minggu setelahnya.
Kehamilan ektopik juga dapat ditangani dengan operasi. Prosedur ini
biasanya dilakukan melalui operasi lubang kunci atau laparoskopi. Tuba
falopi yang ditumbuhi jaringan ektopik akan diperbaiki jika
memungkinkan.
Contoh gambar 14. suntikan methotrexate 
Contoh gambar 15. suntikan methotrexate 
Komplikasi dan Pencegahan KET

Diagnosis yang tidak tepat dan penanganan kehamilan ektopik yang


terlambat dapat memicu perdarahan hebat dan bahkan kematian
akibat sobeknya tuba falopi atau rahim.
Jika mengalami komplikasi ini, pasien harus menjalani operasi darurat
melalui bedah terbuka.
Tuba falopi kemungkinan dapat diperbaiki, tapi umumnya harus
diangkat.
Penanganan dengan operasi pun memiliki risiko tersendiri.
Bebererapa komplikasi yang mungkin terjadi meliputi perdarahan,
infeksi, dan kerusakan pada organ-organ di sekitar bagian yang
dioperasi.Kehamilan ektopik tidak bisa dicegah sepenuhnya.
Agar terhindar dari kondisi ini, hindari atau kurangi faktor risikonya.
Contohnya adalah dengan menjalani tes darah dan USG sebagai
pendeteksian awal atau memantau perkembangan kehamilan.
Terutama bagi wanita yang pernah mengalami kehamilan ektopik.
Contoh gambar 15. suntikan methotrexate 
Komplikasi suntikan metrotexat (kerusakan hati)
Contoh gambar 16. suntikan methotrexate 
Komplikasi suntikan metrotexat (kerusakan ginjal)
Contoh gambar 17. suntikan methotrexate 
Komplikasi suntikan metrotexat (kerusakan alat
reproduksi)
Contoh gambar 18. suntikan methotrexate 
Komplikasi suntikan metrotexat (kerusakan pada tulang)

Anda mungkin juga menyukai