Anda di halaman 1dari 16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Kista ovarium adalah suatu kantong yang berisi cairan atau materi

semisolid yang tumbuh dalam ovarium.1 Beberapa literatur menggolongkan

kista sebagai tumor, namun beberapa literatur lain memisahkan antara tumor

dan kista. Perlu diketahui bahwa definisi kista adalah suatu jenis tumor berupa

kantong abnormal yang berisi cairan. Karena secara definisi, kista adalah

jaringan, oleh karena itu beberapa literature membedakan antara kista dengan

tumor ovarium.
B. Epidemiologi
Umumnya kista ovarium ditemukan saat pasien melakukan pemeriksaan

USG baik abdominal maupun transvaginal dan transrektal. Kista ovarium

ditemukan pada sekitar 18% wanita yang sudah post-menopause. Sebagian

besar kista yang ditemukan merupakan kista jinak, dan 10% sisanya adalah

kista yang mengarah ke keganasan.3


Kista ovarium fungsional umumnya terjadi pada usia produktif dan

relative jarang wanita postmenopause. Secara umum, tidak ada persebaran

umur yang spesifik mengenai usia terjadinya kista ovarium.3


C. Klasifikasi Kista
1. Kista Fisiologis
Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya

berkembang, dan gambarnya seperti kista. Biasanya kista tersebut

berukuran dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan pemeriksaan USG, dan

didalam 3 bulan akan hilang. Jadi, kista yang bersifat fisiologis tidak perlu

operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi

perlu diamati apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak.

Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang diusia reproduksi

2
karena masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak

menimbulkan nyeri pada saat haid. Beberapa jenis kista fisiologis

diantaranya adalah kista luteal, kista folikuler, kista teka-lutein.3


2. Kista Patologis
Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker

ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker

ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya

bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi

metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, enyakit

ini disebut sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia

belum diketahui dengan pasti.1


Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang

tidak disadari penderita. Karena kista tersebut sering muncul tanpa gejala

seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosis agak sulit ditegakkan.

Gejala-gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut

yang terasa tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukurannya sudah

cukup besar. Jika sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan

pengangkatan melalui proses laparoskopi.1, 4


Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat

jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang

tidak menyebar. Meski jinak, kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi

sampai saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat

tersebut. Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat

dan dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang

hanya berisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan

jaringan solid dan dapat bersifat ganas.1, 4, 5

3
Diantara- tumor-tumor ovarium, ada yang bersifat neoplastik dan non

neoplastik. Tumor neoplastik dibagi atas tumor jinak dan ganas, dan tumor

jinak dibagi dalam tumor kistik dan solid.1


1. Tumor non neoplastik
a. Tumor akibat radang
i. Abses ovarial
ii. Abses tubo-ovarial
iii. Kista tubo-ovarial
b. Tumor lain
i. Kista folikel
ii. Kista korpus luein
iii. Kista teka lutein
iv. Kista inklusi germinal
v. Kista endometrium
2. Tumor neoplastic jinak
a. Kistik
i. Kistoma ovarii simpleks
ii. Kistoadenoma ovarii mucinusom
iii. Kistoadenoma ovarii serosum
iv. Kista endometroid
v. Kista dermoid
b. Solid
i. Fibroma, leiomyoma, fibroadenoma, papilloma, angioma,

limfangioma
ii. Tumor brenner
iii. Tumor sisi adrenal (makulinovo-blastoma)
D. Kista Ovarium Non Neoplastik
1. Tumor akibat radang
Tumor ini biasanya disebabkan oleh infeksi yang terjadi pada

adneksa. Tumor ini cukup jarang. Proses pembentukan tumor ini

didahului oleh masuknya bakteri ke dalam uterus yang berlanjut ke

bagian salping dan menuju ke adneksa. Kemudian terjadilah infeksi

dan terjadi proses imunologis sehingga terbentuk abses.1


2. Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graff yang tidak sampai berovulasi,

namun tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel

primer yang setelah bertumbuh dibawah pengaruh estrogentidak

mengalami proses atresia yang lazim, melainkan membesar menjadi

4
kista. Bisa didapati satu kista atau beberapa kista yang besarnya

berdiameter 1-1,5 cm. Dalam menangani tumor ovarium timbul

persoalan apakah tumor yang dihadapi itu neoplasma atau kista

folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak lebih dari 5 cm, dapat

ditunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan hilang

sendiri.1, 5
Kista folikular secara tipikan kecil dan timbul dari folikel yang

tidak sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak

mengandung estrogen sebagai respon terhadap hipersekresi FSH

(follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone)

normalnya ditemui saar menopause berdiameter 1-10 cm (folikel

normal berukuran limit 2,5 cm) berasal dari folikel ovarium yang

gagal mengalami onvolusi atau gagal mmeresorpsi cairan. Dapat

multiple dan bilateral, biasanya asimptomatik.1


3. Kista lutein
Dalam keadaan normal, korpus luteum lambat laun mengecil dan

menjadi korpus albikans. Kadang-kadang, korpus luteum akan

mempertahankan diri (korpus luteum persisten); perdarahan yang

terjadi didalamnya kan menyebabkan kista, berisi cairan berwarna

merah coklat karen darah tua. Pada pembelahan ovarium, kista korpus

luteum memberi gambaran yang khas. Didnding kista terdiri atas

lapisan berwarna kuning, terdiri dari sel-sel lueteum yang berasal dari

sel-sel teka. Penanganan kista luteum ini menunggu sampai kista

hilang sendiri. Dalam hal ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan

ektopik terganggu, kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan

ovarium. 1, 5

5
4. Kista teka lutein
Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan

mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel tekan. Tumbuhnya kista ini

ialah akibat pengaruh hormone koriogonadotropin yang berlebihan.1, 5


Kista granuloma lutein yang terjadi di korpus luteum indung telur

yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh

penimbunan darah yang berlebihan saat dase perdarahan dari siklus

menstruasi.
Kista teka lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti

jerami, biasanya berhubungan dengan tipe lain dari growth indung

telur, serta terapi hormone.


5. Kista inklusi germinal
Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian terkecil dari

epitel germinativum pada permukaan ovarium, dindingnya terdiri atas

satu lapisan epitel kubik atau torak rendah, dan isinya cairan jernih

dan serosa.1, 5
6. Kista endometrium
Kista ini adalah endometriosis yang berlokasi di ovarium. Akibat

proliferasi dari sel ang mirip dinding endometrium, umumnya berisi

darah yang merupakan hasil peluruhan dinding saat menstruasi.1


E. Neoplastik Jinak
1. Kistik
a. Kistoma Ovarii Simpleks
Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya

bertangkai, seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding

kista tipis dan cairan didalam kista jernih, serous dan berwarna

kuning. Pada dinding kista tampak lapisan epitel kubik. Terapi

terdiri dari pengangkatan kista dengan reaksi ovarium, akan tetapi

jaringan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologic

untuk mengetahu apakah ada keganasan.1,5

6
b. Kistadenoma Ovarii Serosum
Kista ini ditemukan dengan frekuensi yang hampir sama

dengan kistadenoma musinosum dan dijumpai pada golongan umur

yang sama. Kista ini sering ditemukan bilateral (10-20%) daripada

kistadenima musinosum. Tumor serosa dapat membesar sehingga

memenuhi ruang abdomen, tetapi lebih kecil dibandingkan dengan

ukuran kistadenoma musinosum. Permukaan tumor biasanya licin,

tetapi dapat juga lobulated karena kista serosum pun dapat

terbentuk multilokular, meskipun lazimnya berongga satu. Warna

kista putih keabuan.1, 4


Ciri khas dari kista ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke

dalam rongga kista sebesar 5%. Isi kista cair, kuning, dan kadang-

kdang coklat karena bercampur darah. Tidak jarang, kistanya

sendiri kecil, tetapi pwnuh dengan pertumbuhan papiler (solid

papilloma)
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa sulit membedakan

gambaran maksroskopis kistadenoma serosum papiliform yang

ganas dan yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopis pun tidak

selalu memberikan kepastian.1, 4, 6


Pada pemeriksaan mikroskopis terdapat dinding kista yang

dilapisi epitel kubik atau torak yang rendah, dan sitoplasma

eusinofil dan inti sel yang besar dan gelap warnanya. Karena tumor

ini berasal dari epitel permukaan ovarium (germinal epithelium),

maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka ragam, tetapi

sebagian besar terdiri tas epitel bulu getar seperti epitel tuba. Pada

jaringan papiler dapat ditemukan pengendapan kalsium dalam

7
stromanya yang dinamakan psamoma. Adanya psamoma

menunjukkan bahwa kista adalah kistadenoma ovarium serosum

papileferum, tetapi bukan ganas.


Tidak ada gejala klasik yang menyertai tumor serosa proliferative.

Kebanyakan ditemukan pada pemeriksaan rutin dan pelvis.

Kadang-kadang pasien mengeluh rasa ketidaknyamanan daerah

pelvis dan pada pemeriksaan ditemukan massa abdomen atau pun

ascites. Kelainan ekstra abdomen ditemukan pada keganasan

ovarium kecuali pada stadium terminal.1, 4


Apabila ditemukan pertumbuhan papiler, proliterasi dan

stratifikasi epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel,

kistadenoma serosum secara makroskopik digolongkan ke dalam

kelompok tumor ganas. 30-35% dari kistadenoma serosum

mengalami perubahan keganasan. Bila terdapat implantasi pada

peritoneum disertai dengan ascites, prognosis penyakit adalah

kurang baik. meskipun diagnosis histopatologis pertumbuhan

tumor tersebut mungkin jinak (histpathologically benign), tetapi

secara klinis harus dianggap sebagai neoplasma ovarium ganas

(clinically malignant).1, 4, 6
Terapi pada umumnya adalah pengangkatan tumor. Tetapi oleh

karena berhubung dengan besarnya kemungkinan keganasan perlu

dilakukan pemeriksaan yang teliti terhadap tumor yang

dikeluarkan. Bahkan kadang-kadang perlu diperiksan sediaan yang

dibekukan (frozen section) pada saat operasi, untuk menentukan

tindakan selanjutnya pada waktu operasi.1, 5


c. Kistadenoma Ovarii musinosum

8
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Tumor ini

mungkin muncul sebagai unilateral kista teratoma atau sebagai

metaplasia mucinosum dari mesothelium. Tumor mucinous yang

berasal dari teratoid ditemukan pada penderita yang muda. Paling

sering pada wanita berusia antara 20-50 tahun dan jarang sekali

pada masa prapubertas. Tumor ovarium ini terbanyak ditemukan

bersama-sama dengan kistadenoma ovarii serosum. Kedua tumor

ini merupakan kira-kira 60% dari seluruh ovarium, sedang

kistadenoma ovarii musinosum merupakan 40% dari seluruh

kelompok neoplasma ovarium.1, 4


Kista ini biasanya mempunyai dinding yang licin, permukaaan

berbagala (lobulated) dan umumnya multilokuler dan odematosa;

lokular yang mengandung mukosa ini kelihatan biru dari

peregangan kapsulnya. Kira-kira10% dapat mencapai ukuran yang

amat besar dan pada tumor ini tidak dapat ditemukan jaringan yang

normal lagi. Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga

dijumpai yang bilateral (8-10%).1, 4


Dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabuan terutama

apabila terjadi perdarahan atau perubahan degenerative di dalam

kista. Pada permukaan terdapat cairan lendir yang khas seperti

gelatin, melekat dan berwarna kuning sampai coklat tergantung

dari percampurannya dengan darah.1, 4


Pemeriksaan mikroskopik; tampak dinding kista dilapisi epitel

torak tinggi dan sel-sel goblet yang terisi lender. Sel-sel epitel yang

terdapat dalam satu lapisan bersifat odematus dan mempunyai

potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar, kelenjar-kelenjar

9
menjadi kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler.

Jika terjadi satu sobekan pada dinding kista (spontan ataupun saat

operasi), maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan

peritoneum rongga perut, dan sekresinya menyebabkan

pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei timbul

penyakit menahun dengan musin terus bertambah menyebabkan

banyak perlengketan. Akibatnya penderita meninggal karena ileus.

Pada kista kang-kadang ditemukan daerah padat dan pertumbuhan

papiler.1, 4
d. Kista endometroid
Terjadinya karena lapisan didalam Rahim (yang biasanya

terlepas sewaktu haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti

darah); tidak terletak dalam rahim tetapi melekat pada dinding luar

ovarium. Akibat peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut

menghasilkan darah haid yang akan terus menerus tertimbun dan

menjadi kista. Kista ini bisa 1 pada dua indung telur. Timbul gejala

utama yaitu rasa sakit terutama sewaktu haid/sexual intercourse.1, 4


e. Kista dermoid
Tumor ini merupakan 10% dan seluruh neoplasma ovarium

yang kistik, dan paling sering ditemukan pada wanita yang masih

muda. 25% dari semua kista dermoid bilateral, lazimnya dijumpai

pada masa reproduksi walaupun dapat ditemukan pada anak kecil.

Tumor ini dapat mencapai ukuran sangat besar, sehingga beratnya

mencapai beberapa kilogram.1, 4


Kista ini tumbuh akibat proses yang kurang sempurna saa

pembentukan lapisan embryonal. Lapisan eckoderm yang saat

dewasa akan menjadi sel folikel rambut, tulang, serta gigi secara

10
tidak sempurna tumbuh disekitar ovarium. Kista ini tidak

mempunyai ciri khas. Dinding kista kelihatan putih keabuan dan

agak tipis. Konsistensi tumor sebagian kistik kenyal, di bagian lain

padat. Dapat ditemukan kulit, rambut kelenjar sebasea, gigi

(ektoderm), tulang rawan, serat otot jaringan ikat (mesodermal)

dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran kista terdapat

produkkelenjar sebase berupa massa lembek seperti lemak,

bercampur dengan rambut. 1, 5


Pada kista dermoid dapat terjadi torsio dengan gejala nyeri

mendadak di perut bagian bawah. Ada kemungkinan terjadinya

sobekan dinding kista dengan akibat pengeluaran dinding kista

dalam rongga peritoneum. Perubahan keganasan dari kista sangat

jarang, hanya 1,5% dari semua kista dermoid dan biasanya pada

wanita lewat menopause.1, 5


F. Etiologi
Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan

pembentukan hormone pada hypothalamus, hipofisis, atau ovarium itu

sendiri. Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama

siklus mentruasi.1
Faktor risiko terjadinya kista ovarium.3
a. Riwayat kista ovarium sebelumnya
b. Siklus menstruasi yang tidak teratur
c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
d. Menstruasi dini
e. Tingkat kesuburan
f. Hipotiroid atau hormone yang tidak seimbang
g. Terapi tamosifen pada kanker mamma

Sedangkan pada tumor padat, etiologi pasti belum diketahui, diduga

akibat abnormalitas pertumbuhan sel embryonal, atau sifat genetis kanker

yang tercetus oleh radikal bebas atau bahan-bahan karsinogenik.

11
G. Patofisiologi
Setiap hari ovarium noemal akan membentuk beberapa kista kecil

yang disebut folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan

dengan diameter lebih dari 2,8 cm akan melepaskan oosit matur. Folikel

yang rupture akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang

memiliki struktur 1,5-2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak

terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan

pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum

mula-mula akan membesar kemudian secara gradual akan mengecil

selama kehamilan.1, 6
Kista ovarii yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista

fungsional dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang

kadang-kadang disebut kista teka lutein. Kista tersebut dapat distimulasi

oleh gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.1, 4


Kista fungsional multiple dapat terbentu karena stimulasi

gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada

neoplasia trofoblastik gestasional (hydatifor mole dan choriocarcinoma)

dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan diabetes, HCG

menyebabkan kondisi yang disebut hiperreatif lutein. Pasien dalam terapi

infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan gonadotropin (FSH dan

LH) aau terkadang clomiphene citrate, dapat menyebabkan sindrom

hiperstimulasi ovarii, terutama bila diserta dengan pemberian HCG.1, 4


Kista neoplasi dapat tumbuh dari proloferasi sel yang berlebih dan

tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.

Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan

ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel

12
permukaan (mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista

jinak yang seruppa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan

musinous, umor ovarii ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik,

termasuk jenis ini adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ

cell tumor dari germ cell primordial. Teratoma berasal dari tumor germ

cell yang berisi elemen dari 3 lapisan germinal embryonal; ectodermal,

endodermal, dan mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah

dari endometrium ektopik. Pada sindroma ovarii polikistik, ovarium

biasanya terdri dari folikel-folikel dengan multiple kistik berdiameter 2-5

mm.1, 4
H. Manifestasi Klinis
Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan

gejala dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan

tidak spesifik.2, 6
Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
a. Gangguan haid
b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipsi atau

sering berkemih
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang

menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.


d. Nyeri saat bersenggama

Pada stadium lanjut:

a. Asites
b. Penyebaran ke omentum serta organ didalam rongga perut
c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
d. Gangguan BAB dan BAK
e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada
I. Diagnosis
Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan melalui pemeriksaan

fisik. Namun, biasanya sangat sulit untuk menemukan kista melalui

13
pemeriksaan fisik. Maka kemudian dilakukan pemeriksaan penunjang

untuk mendiagnosis kista ovarium. Pemeriksaan yang umum digunakan

adalah:2, 6
1. Ultrasonografi (USG)
Alat peraba (tranducer) digunakan untuk memastikan keberadaan

kista, membantu mengenali lokasinya, dan menentukan apakah isi

kista cairan atau padat. Kista berisi cairan cenderung lebih jinak,

kista berisi material padat memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.


Dari gambaran USG dapat terlihat:
a. Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang

oval) dan terlihat sangat echolusent dengan dinding yang

tipis/tegas/licin dan di tepi belakang kista nampak bayangan echo

yang lebih putih dari dinding depannya.


b. Kista ini dapat bersifat unilokuler (tidak bersepta) atau

multilokuler (bersepta-septa).
c. Kadang-kadang terlihat bitnik-bintik echo yang halus-halus

(internal echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen

darah di dalam kista


2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dapat berguna sebagai screening maupun

diagnosis apakah tumor tersebut bersifat jinak atau ganas. Berikut

pemeriksaan yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kista

ovarium.
Pemeriksaan Beta-HCG pemeriksaan ini digunakan untuk

screening awal apakah wanita tersebut hamil atau tidak.

Pemeriksaan ini dapat menyingkirkan kemungkinan kehamilan

ektopik.
Pemeriksaan darah lengkap untuk sebuah penyakit

keganasan, dapat diperkirakan melalui LED. Parameter lain

14
seperti leukosit, Hb, Ht juga dapat membantu pemeriksaan

menilai keadaan pasien.


Pemeriksaan tumor marker tumor marker spesifik pada

keganasan ovarium adalah Ca 125. CEA juga dapat diperiksa,

namun CEA kurang spesifik karena marker ini juga mewakili

keganasan kolorektal, uterus, dan ovarium.


3. Pemeriksaan Patologi Anatomi
Merupakan pemeriksaan untuk memastikan tingkat keganasan daru

tumor ovarium. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan bersama dengan

proses operasi, kemudian sampel difiksasi dan diperiksa dibawah

mikroskop.6
Berdasarkan beberapa pemeriksaan penunjang tersebut, dapat

dihitung risk malignancy index (RMI). RMI merupakan metode yang

efektif dalam menilai keganasan suatu massa pelvis.7


J. Penatalaksanaan
1. Observasi dan Manajemen Gejala

Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor

(dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang

dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini

diambil jika tidak curiga ganas. Apabila terdapat nyeri, maka dapat

15
diberikan obat-obatan simptomatik seperti penghilang nyeri

NSAID.1,4,5
2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni

dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau

laparotomi. Biasanya kista ganas tumbuh dengan cepat dan pasien

mengalami penurunan berat badan yang signifikan. Akan tetapi

kepastian suatu kista itu bersifat jinak atau ganas jika telah dilakukan

pemeriksaan patologi anatomi setelah dilakukan pengangkatan kista itu

sendiri melalui operasi. Biasanya untuk laparoskopi diperbolehkan

pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi

diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.1,2,4


Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalui skrining USG

umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5 cm baik dengan

gejala maupun tanpa gejala. Hal tersebut diikuti dengan pemeriksaan

patologi anatomi untuk memastikan keganasan ssel dari tumor

tersebut.1,2,4,6
K. Prognosis
Prognosis dari kista jinak sangat baik. kista jinak tersebut dapat

tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Apabila

udah dilakukan operasi, angka kejadian kista berulang cukup kecil yaitu

13%.1,6
Kematian disebabkan karena karsinoma ovarii ganas berhubungan

dengan stadium saat terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan

keganasan ini sering ditemukan sudah dalam stadium akhir.1,6


Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41,6%. Tumor sel

granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan sel skuamoa

yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang buruk.1,6

16
17

Anda mungkin juga menyukai