Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

“ HARGA DIRI RENDAH ’’

Untuk Memenuhi Tugas Promosi Kesehatan

Disusun oleh :

ALFENI FAHREZI

201803003

PROGAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini dilakukan untuk memenuhi tugas promosi kesehatan
semester 5 Program Studi D3 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.

Nama : Alfeni Fahrezi

Nim :201803003

Judul :SAP HARGA DIRI RENDAH

Prodi :D3 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri

Hari/Tanggal : Kamis 10 September 2020

Mengetahui

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Enur Nurhayati M,SST.M.Kes Alfeni fahrezi


LATAR BELAKANG

Perkembangan kebudayan masyarakat banyak membawa perubahan dalam segi


kehidupan manusia setiap perubahan situasi kehidupan baik positif maupun negative
dapat mempengaruhi keseimbangan fisik mental dan psikis dan psikososial seperti
bencan alam dan konflik yang dialami sehingga berdampak sangat basar terhadap
kesehatan jiwa ( Keliat 2011).

Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain gangguan harga diri
rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang perilaku orang lain yang mengancam
dan hubungan interpersonal yang buruk tingkat harga diri seseorang berada dalam
rentang tinggi sampai redah. Individu yang memiliki harga diri tinggi mengahadapi
lingkungan secara aktif dan mampu baeradaptasi secara efektif untuk berubah serta
cenderung merasa aman individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan
dengan cara negative dan menganggap sebagai ancaman. ( Keliat, 2011)
SATUAN ACARA PENYULULAN

PERAN KELUARGA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Topik penyuluhan : Harga diri rendah

Hari tanggal penyuluhan : Kamis 10 September 2020

Tempat penyuluhan : Di Desa Tanen

Lama penyuluhan : 09.00 – 10.00

Sasaran : Pasien dan keluarga

Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Media : Leaflet

A. Tujuan umum

Pada akhir proses penyuluhan, peserta penyuluhan dapat mengetahui tentang


peran serta keluarga pada klien dengan harga diri rendah.

B. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pengunjung di Desa Tanen dapat :

1) Menjelaskan tentang pengertian harga diri rendah.


2) Menjelaskan tentang tanda dan gejala harga diri rendah.
3) Menjelaskan tentang penyebab harga dirirendah
4) Menjelaskan tentang cara meningkatkan harga diri.
5) Menjelaskan tentang peran keluarga dalam meningkatkan harga diri.

C. Evaluasi
1) Prosedur
2) Bentuk Pertanyaan
3) Soal pertanyaan
 Apa yang dimaksud harga diri rendah
 Apakah penyebab harga diri rendah
 Bagaimana tanda dan gejala harga diri rendah
 Peran keluarga dalam meningkatkan harga diri rendah
D. Metode
1) Ceramah
2) Tanya jawab
E. Media
1) Leaflet
F. Kegiatan

No Tahap Waktu Kegiatan Perawat Kegiatan


kegiatan Peserta
1 Pembukaan 5 menit  Perkenalan Mendengarkan
 Mengemukakan latar
belakang pokok
materi yang akan
disampaikan
 Menggali
pengetahuan dan
mengajukan
pertanyaan
2 Penyajian 20 menit Menjelaskan : Mendengarkan
 Pengertian harga diri penjelasan
rendah
 Penyebab harga diri
rendah
 Tanda gejala harga
diri rendah

3 Tanya 15 menit Menjawab pertanyaan Bertanya


Jawab
4 Penutup 5 menit Menarik kesimpulan dan Menjawab
penutup salam
MATERI SAP
A. DEFINISI
Gangguan harga diri rendah digambarkan sebagai perasaan yang negatif terhadap
diri sendiri, termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri, merasa gagal
mencapai keinginan. Gangguan harga diri atau harga diri rendah dapat terjadi
secara kronik , yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya
disertai oleh evaluasi diri yang negatif, membenci diri sendiri dan menolak diri
sendiri
B. TANDA DAN GEJALA
a. Perasaan malu pada diri sendiri
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya menyalahkan dan mengejek diri
sendiri.
c. Merendahkan martabat misalnya, saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya
memang bodoh dan tidak tahu apa –  apa.
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri, klien tak mau bertemu orang
lain, lebih suka menyendiri.
e. Percaya diri kurang, klien sukar mengambil keputusan yang suram
mungkin memilih alternatif tindakan.
f. Mencederai diri dan akibat HDR disertai dengan harapan yang suram
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
g. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
h. Pandangan hidup yang pesimis.
i. Penyalahgunaan obat.
j. Depersonalisasi adalah perasaan tidak realita dan asing terhadap diri sendiri
yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan, serta tidak dapat
meredakan dirinya dengan orang lain.
C. Penyebab
a. Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak relistis.
b. Dikucilkan dari teman/ masyarakat.
c. Harapan atau cita-cita yang tidak realistis tidak sesuai dengan kemampuan diri.
d. Trauma yang tiba-tiba, misal harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus
sekolah, putus hubugan kerja,sering mengalami kegagalan dalam usaha

D. Cara Meningkatkan Harga Diri


a. Ungkapkan pikiran dan perasaan kepada orang lain seperti keluarga, teman
untuk membantu mengatasinya
b. Menggali potensi diri yang dapat dikembangkan untuk mencapai kesuksesan
c. Buat rencana kegiatan yang realistis untuk mencegah resiko kegagalan
d. Yakinkan diri bahwa kegagalan yang pernah dialami adalah kesuksesan yang
tertunda
e. Lakukan kegiatan yang telah direncanakan dengan tekun
f.   Jika mengalami masalah selama melakukan kembali kegiatan, mintalah
bantuan orang lain khususnya keluarga

E. Peran keluarga dalam meningkatkan harga diri


a. Tingkatkan kesadaran diri pasien dengan menjalalin hubungan yang baik,
memberikan dan membimbing melakukan peker-jaan yang sesuai dengan
kemampuan pasien.
b.   Menggali kelebihan pasien dengan mendorong pasien mengungkapkan pikiran
dan perasaannnya, mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki pasien.
c. Mengevaluasi diri pasien dengan memotivasi pasien menungkapkan upaya yang
biasa dilakukan bila menghadapi masalah, dengarkan setiap keluhan pasien dan
bantu memcari alternative pemecahan yang lebih baik.
d.   Bantu pasien menetapkan tujuan yang realistis dengan berdiskusi dengan
pasien tentang berbagai rencana kegiatan yang akan dilakukan, utamakan
pekerjaan yang sesuai dan mampu diselesaikan dengan baik.
e.   Buatkan jadual kegiatan harian pasien dan berikan pujian jika dapat
melakukan dengan baik.
f. Bila pasien mengalami kegagalan selama melakukan berbagai pekerjaan jangan
menyalahkan tetapi bimbing untuk melaku-kannya dengan baik.
g.   Secara bertahap bantu pasien melakukan kegiatan bersama orang
lain/masyarakat.
h. Fasilitasi dan pantau penggunaan obat

Anda mungkin juga menyukai