Anda di halaman 1dari 32

Air

1 - Pendahuluan
Tidak perlu disangsikan lagi bahwa air tidak pernah dipermasalahkan. Hal
ini mungkin disebabkan k arena airdapat diperoleh dengan mudah danmurah
harganya pada hampir sepanjang waktu, kecuali pada daerah-daerah tertentu
saja yang mungkin merasakan kehilangan air.
Air, memang tidak termasuk salah satu zat gizi, tetapi keberadaannya
dalam tubuh dan dalam diet tidak dapat diabaikan karena air sangat penting bag!
tubuh. Air merupakan Denyusun dari 2/3 total berat badan dan merupakan
komponen utama tubuh ditinjau dari segi anatomi maupun fisiologi.
Air merupakan komponen yang paling penting setelah oksigen, untuk
pemeliharaan kehidupan. Orang dapat hidup selama beberapa minggu tanpa
makanan tetapi hanya nampu bertahan beberapa hari saja, bila tanpa air.
Dehidrasi atau kehilangan/kekurangan airakan membunuhjauh Iebih cepat
dibanding dengan kelaparan. Waktu terpanjang dari nanusia yang telah diketahui
dapat hidup tanpa air adalah 17 hari, tetapi batas yang umum adalah 2-3 hari.
Karena kebutuhan yang sangat penting ini maka tubuh mempunyai nekanisme
yang agak ruwet untuk mengawetkan air apabila terjadi keterbatasan pasokan
air.
Manusia dapat kehilangan sebagian besar lemak dan glikogen dan
separuh bagian protein kehilangan 40 % berat badan) dan tetap dapat hidup,
tetapi kehilangan air tubuh sebanyak 10% dapat mengakibatkan kematian, dan
kehilangan air sebanyak hanya 10% nengakibatkan gangguan yang
membahayakan.

1 - Air merupakan penyusun tubuh yang terbesar


Air merupakan penyusun tubuh terbesar yaitu sebanyak 60% berat badan
laki-laki dewasa, itau sebanyak 70% dari berat total jaringan tubuh bebas lemak.
Setiap jenis jaringan nengandung air dengan jumlah yang sangat bervariasi, dari
10% pada gigi sampai diatas )0% pada darah. Kandungan air dalam jaringan

Universitas Gadjah Mada


lemak bervariasi antara 25% - 35%. Data ;andungan air pada berbagai jaringan
tubuh disajikan pada

Kandungan air dalam tubuh seseorang berbeda dengan orang lain,


tergantung pada jumlah relatif masing-masing jenis jaringan yang terdapat dalam
tubuh yang bersangkutan. Kandungan air dalam tubuh dipengaruhi oleh
beberapa faktor:
1. Jenis ketamin
Laki-laki mengandung air rata-rata sebanyak 60% berat badan laki-laki
dewasa. Wanita pada umumnya mempunyai kandungan air lebih sedikit
dari pada laki-laki, karena wanita mempunyai kandungan lemak tubuh
lebih besar daripada laki-laki.

2. Umur
Bayi yang baru lahir mengandung air sebanyak 75%, karena banyak sel-
sel yang belum masak yang mengandung air lebih banyak daripada sel-
sel yang sudah masak. Besamya kandungan air tersebut akan menjadi
berkurang selama tahun pertama kehidupannya. Pada umur dewasa,
yang telah melewati kemasakan fisik, persentase air dalam tubuh akan
berkurang jika terjadi timbunan lemak yang berlebihan pada jaringan.

Universitas Gadjah Mada


3. Proporsi jaringan lemak
Pada umur dewasa, telah melewati kemasakan fisik, persentase air tubuh
akan berkurang jika terjadi timbunan lemak yang berlebih pada jaringan.

3 - Kehilangan air tubuh


Tubuh mengandung sejumiah besar air. Dengan sejumlah besar air di
dalam tubuh, tampaknya mengherankan bahwa seseorang tidak dapat tahan
terhadap kehilangan air yang besar sebelum tubuh memberikan reaksi terhadap
pengurangan air tersebut. Tetapipada kenyataannya, kehilangan air sekecil 3%
terhadap berat badan tubuh akan memberikan gangguan penampilan fisik hanya
pada beberapa jam atau pada hari yang berkaitan dengan terjadinya kehilangan
air tersebut. Sebagai contoh orang yang berat badannya 60 kg, bila kehilangan
air sebanyak 1,8 kg maka penampilannya akan tampak terganggu. Kehilangan
air sebanyak 4% berat badan mengakibatkan penurunan daya tahan otot
sebesar kira-kira 30%. Kehilangan air lebih lanjut akan mempengaruhi fungsi
mental, dan bahkan kehilangan cairan yang eukup banyak pada sistem
peredaran darah akan mengakibatkan "collapse". Kehilangan air sebesar 10 -
20% berat badan akan mengakibatkan kematian. Tabel 7 menunjukkan gejala-
gejala yang terlihat pada berbagai level kekurangan cairan.

Tabel 7. Pengaruh kehilangan air (dehidrasi)


Dehidrasi (%) Gangguan yang muncul

0— Haus
1—
2— Sangat haus, agak tidak nyaman, meras tindihan, dan
kehilangan setera
3— Volume darah menurun, urine berkurang, mulut kering,
dan penampilan terganggu
4— Perlu menaikkan upaya untuk kerja fisik, kulit memerah, tidak
sabar, mengantuk, apatis, mual, dan emosi tidak stabil
5— Sulit berkonsentrasi
6— Gangguan pada pengaturan suhu selama olah raga, kenaikan
kecepatan denyut nadi, dan kecepatan pernapasan
7

Universitas Gadjah Mada


8— Fusing, sulit bernapas, bicara tidak jelas, makin lemah, dan
bingung
9—
10 — Kejang otot, ketidakmampuan untuk keseimbangan dengan
mata tertutup, kehilangan kemampuan secara umum, mengigau
lemah, dan lidah bengkak.
11 — Tidak mampu menurunkan volume darah untuk sirkulasi normal
dan kegagalan fungsi ginjai.
Sumber: Christian dan Greger, 1985.

Perlu diingat bahwa kehilangan air baru akan menjadi masalah apabila air
yagg hilang tersebut tidak segera dan tidak cukup diganti. Pada kondisi normal,
orang dewasa akan kehilangan cairan sebanyak 2-3 liter sehari. Air hilang dari
tubuh melalui ginjai sebagai urine, melalui lambung sebagai feses, melalui paru-
paru sebagai udara yang dihembuskan, dan melalui kulit sebagai keringat. Ginjai
merupakan pengatur utama kehilangan air.
Kehilangan air dapat sangat bervariasi. Beberapa faktor yang
mempengaruhi kehilangan air antara lain sebagai berikut
• Suhu udara sekeliling
• Olah raga atau latihan fisik
• Bemafas lebih sering, misainya berada pada tempat yang tinggi
• Faktor diet, misainya konsumsi alkohol dan kafein
• Konsumsi obat-obat diuretic
• Konsumsi cairan yang melebihi kebutuhan.

Tabel 8 menunjukkan banyaknya kehilangan air pada beberapa keadaan


tertentu.

Kehilangan air dari tubuh dapat terjasi melalui kulit, berupa kehilangan
insensible dan keringat; paru-paru, berupa kehilangan insensible dalam
pernapasan; ginjal, berupa urine; dan cairan pencernaan makanan, terdapat
dalam feses.

Universitas Gadjah Mada


Tabel 8. Jalan kehilangan air
Sumber Kehilangan Suhu normal Cuaca Panas Latihan
(ml/hari) (ml/hari) berat
Kehilangan insensible
• Kulit 350 350 350
• Pernapasan 350 250 650
Urine 1400 1200 500
Keringat 100 1400 5000
Tinja 100 100 100
Total 2300 3300 6600
Sumber: Christian dan Greger, 1985.

Kehilangan air melalui kulit


Kehilangan air melalui kulit dapat berupa penguapan air melalui kulit dan
kehilangan air dalam bentuk keringat. Beberapa cairan menguap dari kulit setiap
hari, secara sederhana, karena sel-sel kulit lebih lembab daripada udara
sekeliling. Kehilangran air dengan cara ini disebut insensible losses (kehilangan
yang tidak terasa) karena kehilangan terjadi tanpa disadari. Bayi mengalami
pengupan air melalui kulit lebih cepat, yang diimbangi dengan kehilangan air
melalui urine lebih sedikit. Atlit kehilangan air cukup besar melatui kulit akibat dari
aktifitas fisik yang berat (sampai 15 Ib dalam satu siang dari pemain sepakbola).
Para atlit ini dikondisikan kehilangan air tetapi relatif sedikit natrium, jadi bukan
kehilangan kedua-duanya dan harus m engganti k edua-duanya. K ehilangan a ir
m elalui k ulit s ebanyak 3 50 -700 ml per hari.
Cuaca sangat mempengaruhi besamya kehilangan air melalui keringat.
Pada cuaca panas kehilangan air melalui keringat menjadi sangat banyak, hal ini
mengakibatkan kehilangan air melalui ginjal berkurang. Ginjal merupakan organ
yang sangat berperan dalam pengaturan kehilangan air tubuh.

Kehilangan melalui paru-paru


Kehilangan melalui paru-paru termasuk dalam insensible losses, karena
kehilangan air terjadi tanpa disadari. Air yang hilang dari paru-paru, keluar dari
tubuh dalam bentuk titik-titik halus bersama-sama dengan karbon dioksida dalam
udara yang dihembuskan, seperti yang dapat dilihat ketika seseorang
menghembuskan napas pada kaca yang dingin. Jumiah air yang hilang melalui
jalan ini adalah 300 ml/hari, tetapi akan naik sangat tinggi karena kenaikan

Universitas Gadjah Mada


kecepatan pemafasan. Pada udara yang tidak kering total kehilangan melalui
paru-paru dan kulit sebanding dengan kehilangan sebagai urine.
Dalam kondisi normal, jumlah insensible losses (penguapan memalui kulit dan
kehilangan air karena pemafasan) berkisar antara 700 - 1000 ml per hari.

Kehilangan air dalam urine


Air setelah diabsorbsi dibawa ke aliran darah, yang terdiri dari 80% air,
dan selanjutnva dibawa ke ginjal, yang berperan sebagai pelarut hasil sisa dari
tubuh, dan akhimya dikeluarkan sebagai urine, yang terdiri dari 97% air. Cairan
yang disaring melalui tubula ginjal sebanyak 125 ml/menit, sehingga jumlahnya
menjadi 120 - 190 liter/had. Sejumlah air yang cukup banyak diabsorbsi kembali
untuk mempertahankan volume darah yang normal, dan sisanya sebanyak 1
ml/menit dikeluarkan. Jika asupan cairan banyak, volume urine lebih banyak dari
normal, yaitu 1-2 liter, dan konsentrasi hasil sisa yang harus dikeluarkan dalam
urine menjadi lebih rendah dari normal. Urine yang demikian mempunyai berat
jenis yang rendah. Bila asupan cairan sedikit, cairan harus lebih banyak
diabsorbsi kembah oleh ginjal untuk memelihara volmne darah normal, dan
hanya sejumlah kecil yang digunakan dalam urine sebagai pelarut untuk produk-
produk yang harus dikeluarkan dari tubuh. Karena kapasitas ginjal untuk
memekatkan urine terbatas, volume minimal dari urine diperlukan untuk
membersihkan tubuh dan produk-produk sisa. Jumlah minimal urine diperkirakan
antara 300 - 500 ml/hari tergantung pada banyaknya zat-zat yang terlarut
didalamnya, terutama elektrolit dan urea, untuk dikeluarkan. Jika cairan yang
tersedia untuk pembentukan urine kurang dari jumiah tersebut, produk-produk
sisa metabolisme akan tertahan dalam jaringan, di mana senyawa-senyawa
tersebut akan terakumulasi sampai mencapai level toksis.
Di bawah kondisi tertentu sehingga cairan yang tersedia sangat terbatas
dan harus dihemat, perintah eksresi melalui ginjal dapat dikurangi dengan
membatasi asupan makanan yang secara normal menghasilkan peningkatan
metabolit yang harus dikeluarkan meialui urine. Pembatasan asupan protein dan
garam adalah cara yang paling mudah, dan paling efektif untuk mengurangi
volume urine yang diperlukan. Persyaratan karbohidrat yang cukup (100 gram)
untuk mencegah ketosis akan membantu menurunkan keton dan elektrolit yang
terlarut. Bayi yang sangat muda mempunyai fungsi ginjal yang belum

Universitas Gadjah Mada


berkembang dengan baik, hanya dapat mengeluarkan sejumlah yang sangat
kecil elektrolit. Karena alasan ini maka sebaiknya jangan diberi garam yang
berlebihan, asupan tinggi protein, atau formula yang sangat pekat, yang
semuanya itu akan menaikkan kerja ginjal. Selama puasa atau ketika diet bebas
karbohidrat, kehilangan yang berlebihan dari air tubuh, kalium d an n atrium
terjadi m elalui u rine. H al i ni d apat c epat terlihat d ari p enurunan b erat badan
awal dan rasa lemah yang sering dilaporkan oleh orang-orang yang melakukan
diet tersebut. Kehilangan-kehilangan ini mencapai puncaknya dalam waktu 4
hari. Setelah 9 hari biasanya sudah terjadi keseimbangan baru. Dalam kasus
yang sangat ekstrim, kehilangan kalium dapat mengakibatkan gangguan hati.
Sejumlah kecil karbohidrat (50 gram) menceeah perubahan-perubahan yang
tidak dikehendaki dalam volume cairan tubuh dan elektrolit dengan mencegah
akumulasi keton.
Kehilangan air melalui ginjal, keringat danf eses membawa serta produk-
produk sisa dan mineral didalamnya, oleh karena itu perlu dipertimbangkan
dalam perhitungan untuk menggantikan mineral dalam diet

Kehilangan air melalui cairan pencernaan makanan


Selama 24 jam, sebanyak 8-10 liter air, minimal sebanyak 3700 ml air,
disekresikan ke dalam saluran pencernaan makanan sebagai cairan pencernaan
makanan. Sekresi ini meliputi air liur, cairan lambung, cairan usus halus dan
pankreas, serta empedu. Hampir semua cairan ini diabsorbsi kembali saat
melewati saluran pencernaan makanan, sehingga hanya tersisa sekitar 100-200
ml yang dieksresikan dalam feses per hari.

Kehilangan air secara abnormal


Kehilangan air secara abnormal dapat terjadi melalui muntah, diare,
pendarahan, penetesan air pada luka bakar, tabung pengeluaran cairan pada
kondisi operasi, dan dankonsumsi obat-obat diuretik. Diare sangat meningkatkan
kehilangan air dalam feses. Pada kondisi tersebut, dehidrasi merupakan masalah
yang membahayakan apabila kehilangan cairan dan natrium tidak digantikan
dengan cepat.

Universitas Gadjah Mada


4 - Ketersediaan air
Tidak seperti halnya zat-zat gizi lain yang hanya dapat disediakan dari
makanan saja, air dapat tersedia dalam tubuh dari beberapa sumber. Kebutuhan
air tubuh dapat dipenuhi dari minuman, makanan padat, dan hasil proses
metabolisme dalam tubuh. Tabel 9 menunjukkan rata-rata jumlah air yang
diperoleh dari beberapa sumber tersebut.

Tabel 9. Jenis-jenis sumber air


Sumber Air Volume (ml/hari)
Minuman 1000-1500
Makanan padat 500-1000
Proses metabolisme 250 - 400
Total, rata-rata 2300
Sumber: Christian dan Greger, 1985.

Sumber utama ketersediaan air adalah dari cairan yang dikonsumsi


sebagai minuman. Jurnlah cairan bervariasi dari satu individu dengan individu
lainnya. Bayi mengkonsumnsi cairan per unit berat badan Iebih banyak dibanding
orang dewasa. Orang yang tinggal di daerah tropis, menqalami penguapan air
melalui kulit lebih banyak, mengkonsumsi lebih banyak cairan dibanding rnereka
yang tinggal di daerah iklirn sedang. Dan orang yang melakukan aktifitas fisik
lebih berat, mengkonsumsi air lebih banyak dan pada yang aktivitasnya sedang.
Orang dewasa, rata-rata mengkonsumsi air sebanyak 1000 - 1500 ml cairan per
hari, dengan asupan rata-rata sebesar 1100 ml pada kondisi normal. Akan tetapi
asupan cairan lebih besar dari 800 ml/jam melebihi kecepatan air dapat
diabsorbsi dari lambung. Hasil evaluasi pada orang-orang yang tidak pemah
berkeringat atau yang berkeringat tetapi tidak kelihatan dengan jelas
menunjukkan bahwa minuman biasanya sekitar separuh dari 2-3 liter air yang
dikonsumsi setiap hari.
Tergantung dari sumbernya, air mungkin merupakan sumber trace
mineral seperti flouorine, seng, dan tembaga. Makro mineral seperti kalsium dan
magnesium terdapat dalam hard water atau air sadah tetapi biasanya dipisahkan
pada proses pertukaran ion (ion exchange) yang digunakan untuk melunakkan

Universitas Gadjah Mada


air. Air sadah sebanyak 2 liter dapat menyediakan magnesium sebanyak 240 mg.
Perlu diingat bahwa air merupakan pelarut yang sangat baik, sehingga
dimungkinkan sebagai sumber senyawa-senyawa beracun, oleh karena itu perlu
dilakukan pengawasan yang terus-menerus untuk menjaga keamanan dan
kesehatan masyarakat. Hampir semua makanan mengandung air, yang berkisar
antara 4 - 98 %. Sering tidak disadari bahwa makanan padat sebenamya juga
mengandung air, yang jumlahnya lebih dari 70 %. Tabel 10 menunjukkan
kandungan air yang terdapat pada beberapa makanan padat.

Tabel 10. Kandungan air dalam beberapa pangan padat dan cair.
Jenis makanan Padat (%air) Cair (%air)

Selada 95
Sari buah tomat 94
Semangka 92
Sari buah orange 87
Orange 86
Belimbing 90
Sari jeruk manis 88
Terung 93
Minyak kelapa sawit 0
Gula pasir 5
Sumber: Christian dan Greger, 1985.

Produk akhir dari proses pembakaran lemak, karbohidrat dan protein


adalah air, yang dikenal sebagai air metabolit, selain karbon dioksida dan energi.
Air metabolit ini jumlahnya cukup banyak sehingga harus ikut dipertimbangkan
dalam perhitungan keseimbangan cairan, Jumlah air yang dihasilkan oleh proses
oksidasi atau pembakaran dari masing-masing 1 gram karbohidrat adalah 0,6
gram, 1 gram protein adalah 0,42 gram, dan 1 gram lemak adalah 1,07 gram air.
Jumlah ini ekivalen dengan 15 gram, 10,5 gram, dan 11,1 gram air yang berturut-
turut dihasilkan dari metabolisme 100 Kalori karbohidrat, protein dan lemak.
Jumlah air yang dihasilkan dari oksidasi makanan adalah sebanyrak 10-14 gram
per 100 Kalori atau sekitar 350 - 50 ml per hari. Tabell 11 menunjukkan hasil
perhitungan air metabolit yang diperoleh dari diet 2000 Kalori yang terdiri dari

Universitas Gadjah Mada


karbohidrat sebanyak 50 %, lemak sebanyak 35 %, dan protein sebanyak 15 %
terhadap total kalori, maka diperoleh air -metabolit sebanyak 264 ml/hari.

Tabel 11. Perhitungan air metabolit yang dihasilkan dari diet 2000 Kalori.
Sumber Kalori Karbohidrat Lemak Protein Jumlah

Kalori yang tersedia (%) 50 35 15 100


Distribusi kalori dalam diet 2000 kalori 1000 700 300 2000
Berat zat gizi (g) 250 77 75
Air metabolit (ml/g) 0,6 1,07 0,42
Total air metabolit (ml) 150 82 32 264
Sumber: Guthrie, 1983.

Bila glikogen yang tersimpan di dalam otot dan hati digunakan untuk
pembentukan energi, maka terdapat tarnbahan air dari air yang tersimpan dalam
glikogen. Oleh karena itu., para atlit yang menggunakan sumber energinya
selama aktifitas fisik yang sangat intensif menghasilkan tarnbahan air metabolit
yang diperoleh dari metabolisms glikogen sebanyak 500 gram.
Selain air yang sudah dibicarakan tersebut, air yang terdapat dalam
saluran pencemaan makanan jumlahnya cukup besar yaitu sekitar 8200 ml per
hari. Air dalam saluran pencernaan makanan ini diperoleh dari mulut, dan
sebagian. besar cairan ekstraseluler yang dipindahkan ke lambung dan usus
halus. Sumber cairan ini ditunjukkan pada Tabell 12. Cairan tersebut berfungsi
pada proses pencernaan dan absorbsi dan selanjutnya melewati ileum dan usus
besar. Didalam usus besar hampir semua air diabsorbsi kembalil kecuali
sebagian kecil, yaitu sekitar 100 ml per hari, yang dikeluarkan dalam feses.
Karena cairan yang diabsorbsi kembali ini kira-kira sebanyak 2 kali plasma darah
(3500 ml) maka kehilangan sejumlah besar dari cairan pencernaan makanan,
pada kasus diare. mengakibatkan konsekuensi yang serius pada individu.

Universitas Gadjah Mada


Tabel 12. Sumberairdari cairan pencernaan makanan
Sumber air Jumlah (ml)

Air liur 1500


Sekresi lambung 2500
Empedu 500
Sekresi pankreas 700
Sekresi mukosa usus halus 3000
Total 8200
Sumber: Krause dan Mahan, 1979.

Volume cairan yang disekresikan sampai taraf tertentu ditentukan oleh


kandungan air dalam makanan. Bila makanan kering, maka sekresi air liur
semakin banyak, agar diperoleh pengaruh pembasahan yang maksimum pada
makanan untuk mempermudah penelanan dan mempermudah aksi enzim
pencernaan makanan. Sekresi empedu distimulasi oleh asupan dari sejumlah
besar lemak, dan volume cairan lambung, pankreas, dan usus halus berfluktuasi
sesuai dengan bervariasinya kandungan air dalam makanan. Bila air tidak dapat
dikonsumsi secara oral, maka harus diberikan secara intravena, secara subkutan
atau secara rektal (melalui dubur) dalam bentuk larutan garam yang sangat mirip
dengan cairan tubuh. Air juga mungkin diberikan secara intravena sebagai
larutan glukosa atau sebagai darah, plasma, atau campuran hidrolisat protein.
Air diabsorbsi sangat cepat dari saluran pencernaan makanan ke dalam darah
dan getah bening karena air bergerak bebas oleh difusi melalui membran.
Ada beberapa pedoman yang dapat digunakan oleh seseorang untuk
mengevaluasi status air dalam tubuhnya. Masing-masing pedoman mempunyai
keterbatasan sendiri-sendiri, oleh karena itu seseorang perlu memilih salah satu
yang benar-benar sesuai dengan kondisi dan situasi orang tersebut.

1. Minum untuk memuaskan rasa haus.


Pada mekanisme normal, mekanisme haus bekerja sangat baik untuk
mendorong seseorang mengkonsumsi cairan yang cukup. Seseorang
mengalami rasa haus sebelum kehilangan 1% berat badan. Pusat kontrol
rasa haus yang terletak di hipotalamus akan diaktifkan bila tekanan
osmose dari cairan tubuh meningkat atau bila volume air ekstraseluler

Universitas Gadjah Mada


mengalami penurunan. Sensasi haus terjadi dan ini merupakan pertanda
untuk mencari cairan.

2. Konsumsi air dibandingkan dengan keluaran energi.


Pedoman kuantitatif untuk asupan orang dewasa yang dapat digunakan
pada kondisi biasa adalah seseorang harus mengkonsumsi 1 ml air tiap 1
Kalori yang dikeluarkan (National Research Council, 1980), atau 1 liter air
tiap 1.000 Kalori. Bayi memerlukan cairan lebih banyak, yaitu 1,5 ml air
tiap Kalori yang dikeluarkan. Tetapi standar ini maslh belum cukup untuk
memenuhi kebutuhan tubuh, misalnya dalam keadaan sakit, latihan fisik
yang berat. dan diet rendah kalori. Pada kondisi diet rendah kalori, orang
harus memenuhi kebutuhan cairannya sekurang-kurangnya sebanyak
asupan cairan pada kondisi biasa.

3. Memelibara keluaran urine pada jumlah yang paling minimal


Orang dewasa harus mengeluarkan urine sekurang-kuranenya 500
ml/hari. Seorang atft dianjurkan mengeluarkan urine sekurang-kurangnya
900 ml/hari. Jika asupan cairan seseorang kurang dari jumlah tersebut
berarti orang tersebut membebani ginjainya untukdapat memisahkan
sisa-sisa metabolit dalam air yang sedikit.

4. Menggantikan berat air yang hilang.


Jalan yang baik untuk memulihkan air yang hilang dalam waktu yang
pendek adalah dangon mengkonsumsi air sebanyak berat badan yang
hilang. Pada kondisi yang demikian, rasa haus saja tidak mungkin
mendorong seseorang untuk menggantikan jumlah air secara sempuma,
misalnya pada kondisi banyak berkeringat. Dan karena keterbatasan
lambung maka jumlah air yang harus dikonsumsi tersebut dapat
dilakukan selama beberapa hari 5. Gantikan sebelum dan selama masa
banyak berkeringat Kemampuan lambung untuk mengosongkan cairan
klra-kira 1 liter/jam. Air dingin dtaqLnan diminum beberapa saat sebelum
aktifitas berlangsung dan selama aktifitas beriangsung, karena air dingin
lebih cepat meninggalkan lambung dari pada air hangat. Minumar jrtun
olahragawan dan minuman karbonated yang ditambah gula tertahan lebih

Universitas Gadjah Mada


lama c lambung dari pada air.

5 - Keseimbangan air
Keseimbangan air secara langsung berhubungan dengan fungsi
homeostatik dari dalam tubuh yaitu : konsentrasi ion hidrogen, konsentrasi air
dan elektrolit, tekanan suhu, dan keseimbangan lain dan cairan antar sel.
Keseimbangan cairan dalain tubuh dapat dicapai melalui dua jalan yaitu
pengaturan cairan melalui perubahan sensasi rasa haus dan pengaturan
kehilangan cairan ginjal.
Untuk orang yang berada dalam keseimbangan metabolik, asupan air
harus sama keluaran air. Bila kita lihat kembali Tabel 8 yang berisi tentang
keluaran air dan TabeliS' berisi asupan air, nilai nominal dalam Tabell tersebut
dapat sangat bervariasi, antara tergantung keadaan sekeliling. Misalnya pada
cuaca dingin, air yang hilang melalui menjadi lebih sedikit tetapi air yang hilang
melalui urine lebih banyak. Dalam cuaca kulit dan paru-paru mengeluarkan air
lebih banyak, tetapi urine yang keluar lebih sedikit, dan asupan air meialui
minuman lebih banyak.
Bila terjadi kehilangan air, teradi pula perubahan keseimbangan elektrolit
yang berada di dalam sel dan di Iuar sel. Bila cairan yang hilang berlebihan,
maka konsentrasi elektrolit, terutama natrium, dalam cairan ekstraseluler
meningkat. Peningkatan konsentrasi elektrolit ini akan mengakibatkan absorbs!
air dari air liur, sehingga meninggalkan sensasi kering di mulut yang mendorong
asupan cairan.
Bila konsumsi air tidak mencukupi atau terjadi kehilangan air, maka ginjal
berusaha untuk menyeimbangkan dengan mengawetkan air dan dengan
demikian urine yang diekskresikan menjadi lebih pekat. Hal ini terlihat pada Tabel
8 bahwa pada kondisi banyak mengeluarkan keringat maka ginjal akan
mengurangi pengeluaran urine untuk menjaga keseimbangan cairan. Kepekatan
urine diukur oleh berat jenisnya, yang pada keadaan normal urine mempunyai
berat jenis antara 1,010 sampai 1,030. Bila terjadi dehidrasi maka berat jenis
urine akan mengalami kenaikan.
Hipotalamus dalam otak menanggapi kandungan natrium yang tinggi
dalam darah dengan 2 jalan, yaitu menstimulasi sensasi rasa haus, dan

Universitas Gadjah Mada


merupakan petunjuk untuk melepaskan ADH (Anti Diuretic Hormone) dari
kelenjar pituitary. Mormon ini akan mempengaruhi ginjal dengan menstimulasi
tubula ginjal untuk meningkatkan reabsorbsi air mengembalikankembali
volume darah ke level normal.
Kebalikannya, bila level natrimn dalam cairan vang disaring meialui ginjal
sangat rendah, ginjal akan melepaskan senyawa yang mendorong hormon lain
yaitu aldosteron. Mormon ini mengakibatkan ginjal menahan natrium lebih
banyak Stimulasi rasa haus dan sekresi ADH merupakan tanggapan atas
perubahan konsentrasi natrium sebesar 1%.
Tubuh tidak mempunyai tempat untuk menyimpan air. Air yang terdapat
pada kandung kemih tidak dapat digunakan untuk keperluan metabolik. Oleh
karena itu, jumlah air yang hilang setiap 24 jam harus segera diganti untuk
memelihara kesehatan dan efisiensi.

6 - Fungsi struktural dan pengaturan


Air mempunyai beberapa peranan dalam tubuh, yaitu:
1. Bahan pembangun
Air merupakan komponen dari semua jaringan tubuh. Di dalam masing-
masing sel jaringan, air dalam sitoplasma mengisi struktur, memberikan
bentuk dan kelunakan yang spesifik. Glikogen, bentuk simpanan dari
karbohidrat, mengandung air sebanyak % bagiannya. Timbunan lemak
mengandung 20% air dan otot mengandung 75% air.

2. Medium terjadinya reaksi


Sebagian besar reaksi-reaksi biokimia hanya dapat teradi jika senyawa-
senyawa yang bereaksi dilarutkan dalam air. Pada kenyataannya tidak a
da cairan tubuh yang 1 00% air, tetapi air selalu mengandung senyawa
yang terlarut.
Elektrolit-elektrolit tertentu, seperti Na dan K sangat berpengaruh
terhadap keseimbangan air tubuh atau terhadap arah gerak cairan. Hal ini
yang mengakibatkan air terdistribusi dalam tubuh.
Tubuh sangat sensitif terhadap perubahan pH. Darah dan getah bening
secara normal dipertahankan pada kisaran pH yang sempit sekitar 7,4.

Universitas Gadjah Mada


Oleh karena itu tubuh mempunyai sistem buffer, yang melibatkan
partisipasi dari beberapa nutrien, dan hal ini mempengaruhi gerak cairan.
Lebih lanjut tentang pengaturan asam-basa diuraikan pada Bagian 9.

3. Berpartisipasi dalam reaksi biokimia


Dalam beberapa kondisi, air terlibat sebagai salah satu senyawa yang
ikut bereaksi, misalnya pada proses pencernaan, yaitu pada proses
hidrolisis ketika karbohidrat, lemak dan protein dipecah-pecah menjadi
unit-unit yang lebih kecil agar dapat diabsorbsi, maka air berpartisipasi
dengan menambahkan komponen-komponennya menjadi senyawa yang
baru Reaksi ini dikenal dengan reaksi hidrolisis.

4. Medium untuk transportasi


Beberapa cairan tubuh yang berada di luar sel mempunyai fungsi utama
sebagai pembawa senyawa-senyawa ke seluruh tubuh. Sebagai contoh
getah bening dan urine berfungsi untuk membawa zat gizi dan sisa
metabolisme. Contoh lain adalah cairan pencernaan yang berperan
membawa enzim ke tempat-tempat yang memerlukan.
Dari 3 sampai 5 liter darah yang terdapat dalam pembuluh arteri, vena,
dan kapiler, cairan berperan sebagai pelarut zat-zat gizi seperti
monosakarida, asam amino, lemak sebagai lipoprotein, vitamin, dan
mineral, serta untuk hormon yang disekresikan oleh kelenjar. Semua ini
harus diangkut ke semua bagian dari tubuh jika dikehendaki sel-sel
tercukupi kebutuhan gizinya dan dapat berfungsi dengan baik. Cairan
dalam pembuluh ini juga berperan sebagai pelarut dan pengangkut hasil
sisa metabolisme seperti karbon dioksida, amonia, dan elektrolit yang
harus diangkut dari sel ke paru-paru, kulit, atau ginjal untuk dikeluarkan
dari tubuh.

5. Pelumas
Beberapa cairan tubuh tersedia sebagai pelumas yang memungkinkan
bahan-bahan dapat tergelincir satu dengan yang lain. Sebagai contoh air
ludah, yang mendorong gerak makanan dari alat pencernaan paling atas
menjadi lebih mudah; air mata, yang memungkinkan bola mata berotasi

Universitas Gadjah Mada


secara mudah dan lembut dalam rongga mata; dan cairan sinovial. yang
membasahi baglan-bagian persendian sehingga tulang dapat bergerak
dengan mudah antara satu dengan lalnnya.

6. Kontrol suhu
Fungsi utama yang lain adalah mengontrol suhu tubuh. Ini adalah sangat
penting karena proses kehidupan manusia dapat kontinyu hanya pada
kisaran suhu yang relatif sempit. Suhu tubuh normal adalah sekitar 37°C.
Jika suhu tubuh turun di bawah 27°C atau naik di atas 42PC maka akan
terjadi kematian. Nilai tersebut adalah untuk suhu mulut, sedangkan suhu
dalam tubuh yang sebenamya adalah 0,6°C lebih tinggi.
Air terlibat dalam pengontrolan suhu tubuh dengan berbagai cara. Salah
satu sifat air ialah suhunya tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu
sekeliling. Bila suhu tubuh mulai menyimpang dari normal, tubuh akan
mengambil peranan beberapa mekanisme yang melibatkan air untuk
mengembalikan ke suhu normal. Pertama-tama adalah air merupakan
komponen terbesar dalam darah. Mekanisme bekerjanya adalah jika suhu
tubuh mulai turun karena seseorang berada dalam lingkungan udara yang
dingin, tubuh akan mengawetkan panas dengan jalan
rnengkerutkan/mengecilkan pembuluh darah yang berada di dekat
permukaan kulit. Hal ini mengakibatkan pengurangan darah yang
bersirkulasi dekat permukaan, sehingga akan memperlambat aliran darah
dan memperlambat kehilangan panas tubuh.
Sebaliknya, jika suhu tubuh tinggi, kapiler yang berada di dekat
permukaan kulit akan mengembang sehingga pasokan darah yang lebih
banyak dapat bersirkulasi lebih dekat ke udara sekeliling yang lebih
dingin, dan memungkinkan kelebihan panas hilang melalui kulit ke udara
sekeliling. Pasokan darah dekat permukaan kulit yang lebih besar
daripada biasanya akan mengakibatkan kenampakan kemerahan pada
orang yang baru saja selesai melakukan exercise dan pada orang yang
menderita demam.
Mekanisme yang lain adalah berkeringat. Bila suhu dalam tubuh naik,
kelenjar keringat mulai memproduksi dan mengeluarkan keringat pada
permukaan kulit. Keringat itu sendiri memang tidak menurunkan suhu

Universitas Gadjah Mada


tubuh, tetapi penguapan airlah yang menurunkan suhu. Selama
penguapan 1 liter keringat kelebihan panas yang dipisahkan adalah
sebanyak 600 Kalori

7- Distribusi Air Tubuh


Untuk memenuhi kebutuhan air tubuh, tidak cukup bila hanya memenuhi
jumlahnya saja tetapi air harus terdistribusi secara tepat dalam tubuh agar tubuh
berfungsi dengan baik.
1. Absorbsi air dari saluran pencernaan makanan.
Air tidak perlu di pecah-pecah menjadi unit yang lebih kecil agar dapat
diabsorbsi. Tempat lertama dari saluran pencernaan makanan yang
mengabsorbsi air adalah lambung, fenyataannya hanya sedikit air yang
diabsorbsi disini, tetapi walaupun demikian ini adalah ranting karena
sangat sedikit senyawa yang dapat diabsorbsi pada semua bagian dari
organ ersebut.
Lebih dari 80% air diabsorbsi oleh villi dalam usus halus. Sisanya terus ke
usus besar, di imana tubuh mengabsorbsi sebagian besar air yang
tersisa.
Air yang dikeluarkan dari feses secara normal hanya sebanyak 100 ml
per hari. Dalam keadaan diare, sejumlah besar cairan hilang, dan
berkaitan dengan ketidakcukupan absorbs! sepanjang saluran usus. Hal
ini mendorong untuk terjadinya dehidrasi, bahkan pada kondisi asupan air
yang normal sesuai standar untuk orang sehat.

2. Distribusi volume air intraseluler dan ekstraseluler.


Setelah diabsorbsi, air didistribusikan dalam 2 lokasi yang umum yaitu di
dalam dan di luar set tubuh. Air yang terdapat di dalam semua sel-sel
tubuh dinyatakan sebagai volume atau kompartemen air intraseluler atau
intercellular water, sedangkan air di luar sel disebut air ekstraseluler atau
disebut juga interstitial water,
Air ekstraseluler, volumenya lebih kecil, meliputi bagian berair dari darah
(plasma), cairan antar sel, getah bening, cairan pencernaan makanan,
cairan yang terdapat dalam tulang belakang dan mata, air mata, dan

Universitas Gadjah Mada


cairan sinovial yang membasahi persendian. Gambar 26 berikut
menunjukkan pembagian yang normal dari kira-kira 42 liter air tubuh total
yang terdapat pada laki-laki dewasa menjadi 2 kompartemen.
Distribusi air di seluruh tubuh berubah dengan umur, seperti yang
ditunjukkan pada Tabel 13.

Tabel 13. Distribusi air tubuh pada berbagai tingkatan umur


Prematur Umur 1 tahun 30 - 60 tahun

Lemak 3 25 24
Padatan bebas lemak 16 17 22
Intraselular 22 23 31
Ekstraselular 59 35 23
Sumber: Guthrie, 1983.

Gambar 26. Distribusi air tubuh

a. Perubahan volume.
Hal yang penting adalah memelihara volume air yang cukup pada kedua
kompartemen. Jika salah satu mengalaini deplesi (kekurangan) maka terjadi

Universitas Gadjah Mada


konsekuensi yang negatif. Jlka cairan intraseluler berkurang, metabolism seluler,
meliputi produksi energi, tidak dapat terjadi secara efisien. Jika cairan ekstra
seluler berkurang, volume darah akan sangat berkurang. Hal ini berarti
kekurangan oksigen yang dibagikan ke sel-sel tubuh. Dan sebagai akibat
tambahannya, suhu tubuh akan naik karena panas yang dihasilkan oleh proses-
proses metabolisms diserap oleh cairan yang jumlahnya sedikit, sehingga kurang
mampu untuk membuang kelebihan panas. Keadaan yang demikian akan
membahayakan fungsi otak, sistem peredaran, otot skeletal, dan juga setiap
sistem tubuh yang lain.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi gerak cairan.


Untuk dapat mengetahui apa yang dapat mengakibatkan perubahan
volume kompartemen, perlu melihat pada membran sel yang membagi
kompartemen menjadi intraseluler dan ekstraseluler.
Air dapat dengan mudah melewati membran permeable yang selektif yang
menyelimuti sel-sel tubuh. Bila volume air vang bergerak melalui membran ini
sama besar dari kedua arah, maka tidak ada penambahan volume pada kedua
kompartemen. Akan tetapi kadang-kadang air lebih banyak lewat dari satu arah
dari pada dari arah yang lain. Hal ini mengakibatkan perubahan volume. Untuk
mengetahui mengapa hal ini bisa terjadi, perlu diingat bahwa berbagai senyawa
terlarut dalam cairan tubuh. Namun, membran sel yang bersifat permeable dan
selektif tidak memungkinkan semua senyawa melewatinya. Ini berarti bahwa
beberapa partikel solute terkumpul pada satu sisi dari membran sel,
menghasilkan konsentrasi partikel yang lebih tinggi dan konsentrasi air lebih
rendah di sisi lain. Prinsip fisiologi yang mendasar adalah air akan ber.gerak
meialui membran untuk menyamakan konsentrasi partikel dalam larutan di kedua
sisi. Oleh karena itu, apabila konsentrasi air lebih tinggi pada satu sisi membran
dari sisi yang lain, kelebihan air akan bergerak meialui membran ke sisi yang
konsentrasi aimya lebih rendah. Proses ini disebut osmose. Sebagai hasil dari
osmose, volume air di satu sisi membran meningkat sedangkan volume air di sisi
yang lain berkurang.
Beberapa jenis partikel dalam tubuh tidak dapat melewati membran
permeable yang selektif dengan mudah, misalnya protein yang terlarut. Pada
tubuh orang sehat yang gizinya baik, konsentrasi protein biasanya tetap stabil

Universitas Gadjah Mada


pada kedua sisi membran sel. Oleh karena itu protein secara normal lebih
berperan memelihara daripada mengubah volume intraseluler. Senyawa-
senyawa yang lain tampaknya lebih berperan menghasilkan perubahan cairan.
Dua di antaranya adalah elektrolit-elektrolit kalium dan natrium. Sebagian besar
ion kalium dalam tubuh terdapat di dalam sel-sel tubuh, sedangkan ion natrium
kebanyakan ditemukan di luar sel. Ion-ion terdapat pada lokasinya masing-
masing karena mekanisme membran dalam sel, yang disebut pompa natrium-
kalium, yang secara aktif mentransport kalium meialui membran sel ke dalam sel
tetapi mengeluarkan natrium, memisahkan natrium dalam cairan e kstraseluler. O
leh karena i tu, jika konsentmsi i on positif y aitu kalium d i d alam s el berbeda
dengan konsentrasi ion positif yaitu natrium di luar sel, maka akan terjadi
perpindahan air dengan arah dari kompartemen yang konsentrasi airnya lebih
tinggi. Gambar 27 menunjukkan prinsip osmose ini.
Bila konsentrasi ion K+ dan ion Na+ dalam cairan intraseluler dan
ekstraseluler sama, masing-masing volume air pada sisi membran yang selektif
adalah sama. Bila ditambahkan ion Na+ pada cairan ekstraseluler maka
konsentrasi ion Na+ pada kompartemen tersebut menjadi lebih tinggi sehingga
rnembuat konsentrasi air menjadi lebih rendah. Air bergerak meialui membran
permeabel yang selektif oleh osmose dari kompartemen yang konsentrasi aimya
lebih banyak ke kompartemen yang konsentrasi aimya kurang, volume dari
kedua kompartemen dalam proses ini berubah.
Secara normal, jumlah kalium dan natrium dalam tubuh diatur oleh ginjal.
Bila jumlah total unsur-unsur tersebut dalam tubuh menjadi berlebihan, ginjal
akan mengeksresikan unsur-unsur tersebut lebih banyak. Agar eksresi tersebut
dapat berlangsung dengan baik, harus tersedia air dalam jumlah yang cukup
banyak untuk membentuk urine yang akan membawa keluar kelebihan elektrolit
tersebut.

Universitas Gadjah Mada


Gambar 27. Gradien ion, channel dan transporter pada sebuah sel

Perubahan arah dan kecepatan gerak cairan ditentukan oleh:


1. Tekanan osmose karena adanya elektrolit (jumlah partikel yang
terionisasi).
2. Tekanan "oncotic" karena adanya senyawa lain seperti protein.
3. Tekanan hidrostatik karena adanya gaya yang dihasilkan oleh aksi
pemompaan jantung pada cairan dalam pembuluh darah.
4. Sebanyak 48 liter cairan melewati membran setiap hari.

Universitas Gadjah Mada


c. Contoh gerak cairan.
Jika seseorang mengkonsumsi makanan asin tidak seperti biasanya,
maka garam, yang tersusun dan natrium dan klorida, akan diabsorbsi dan akan
terdapat dalam darah dan cairan antar sel sebagai ion Na+ dan ion CI". Karena
konsentrasi ion Na+ dalam cairan antar sel dan darah mungkin menjadi lebih
tinggi daripada ion positif seperti misalnya kalium didalam sel, maka air akan
bergerak oleh osmose dari dalam sel ke cairan antar sel sampai konsentrasi ion
dalam air pada kedua sisi membran menjadi sama. Segera setelah ini terjadi,
jumlah natrium dan klorida yang berlebihan disirkulasikan melalui ginjal. Ginjal
akan membuang secara bertahap kelebihan ion-ion tersebut dalam urine, untuk
menyempunakannya diperlukan minum cukup banyak kelebihan air untuk
membentuk tambahan urine.
Perubahan yang terjadi selama berketingat juga menunjukkan perubahan
cairan. Jika seseorang mengeluarkan banyak keringat, maka dapat terjadi
kehilangan air dari cairan antar selnya. Orang tersebut juga kehilangan sejumlah
kecil natrium dan klorida dalam keringat, tetapi jumlahnya jauh lebih kecil
daripada jumlah air yang hilang. Oleh karena itu cairan sel yang tertinggal
mengandung konsentrasi ion lebih tinggi daripada konsentrasi ion dalam cairan
intraseluler. Hal ini menyebabkan air bergerak dari plasma darah dan sel-sel
tubuh ke dalam ruang antar sel untuk menyeimbangkan konsentrasi. Agar
diperoleh kembali kompartemenisasi dari dehidrasi ini, maka orang harus minum
air untuk menggantikan air yang hilang.

Universitas Gadjah Mada


Ukuran panah menunjukkan perkiraan jumlah cairan yang bergerak. Perlu dicatat
bahwa

d. Faktor waktu.
Setelah terjadi kehilangan cairan dan elektrolit, tubuh perlu waktu untuk
melakukan proses yang merupakan usaha pengaturan keseimbangan kembali air
dan elektrolit. Seperti halnya perlu waktu u ntuk m engeluarkan kelebihan e
lektrolit d alarn tubuh, j uga perlu waktu untuk memasukkan cairan agar
memperbaiki dehidrasi yang terjadi akibat kekurangan air dalam kompartemen.
Salah satu penelitian menunjukkan bahwa sampai waktu 4 jam setelah seorang
laki-laki minum air untuk menggantikan kehilangan air sebanyak 4% berat badan
yang hilang sebagai keringat dalam mandi uap, ketahanan otot belum kembali ke
level normal.

Universitas Gadjah Mada


8 - Air dan elektrolit
Bila garam, asam atau basa dilarutkan dalam air, maka akan terdisosiasi
menjadi ion-ion penyusunnya. Partikel-partikel bermuatan tersebut dapat
mengkonduksi aliran listrik oleh karena itu dikenal sebagai elektrolit. Glukosa,
alkohol, urea, protein dan berbagai senyawa lain yang terlibat dalam proses
metabolismse, yang tidak dapat dipisahkan menjadi partikel-partikel yang
bermuatan disebut non elektrolit karena berupa molekul bukan ion. Terdapat
perbedaan komposisi elektrolit yang besar antara cairan ekstraseluler dengan
cairan intraseluler. Komposisi cairan ekstraseluler, yang dikenal sebagai darah,
yang merupakan cairan ektraseluler yang utama, siap tersedia untuk dipelajari.
Tetapi tidak demikian halnya dengan cairan intraseluler. Memperoleh sampel
yang representatif dari cairan intraseluler untuk analisis adalah bukan tugas yang
mudah. Jadi data komposisi cairan intraseluler kurang dapat
dipertanggungjawabkan dibanding data komposisi cairan ekstraseluler. Senyawa
yang terdapat pada cairan antarsel (interstitial fluid) sangat mirip dengan
senyawa yang ditemukan plasma darah kecuali bahwa konsentrasi proteinnya
lebih rendah.
Hal yang penting dari elektrolit adalah yang berhubungan dengan
konsentrasinya (jumlah partikel per unit volume) dan jumlah muatannya.
Konsentrasi elektrolit secara konvensiona dinyatakan dalam bentuk
miliequivalent (mEq). Bila konsentrasi masing-masing ior penyusun cairan
ekstraseluler atau intraseluler dinyatakan dalam bentuk miliequivalent pei liter,
jumlah dari semua ion bermuatan positif (kation) secara tepat sama dengan
jumlah dar semua ion bermuatan negatif (anion). Jadi, setiap ion bermuatan
positif secara tepa diimbangi oleh ion bermuatan negatif. Konsep ini akan jelas
dari pembacaan nilai pada Tabel 14 berikut.
Jumlah rata-rata dari konsentrasi semua kation dalam serum adalah
sekitar 150 mEq per ter. Ini diimbangi oleh 150 mEq per liter anion untuk
membuat total osmolaritas serum ekitar 300 mEq per liter.

Universitas Gadjah Mada


Tabel 14. Konsentrasi elektrolit normal pada cairan ekstraseluler dan intraseluler
(mEq.liter)
Ion Dalam cairan Dalam cairan
ekstraseluler intraseluler
Kation
Natrium (Na) 13,5-14,7 10
Kalium (K) 3,5-5,5 150
Kalsium (Ca) 4,5-5,5 1 -2
Magnesium (Mg) 1,5-3,0 40

Anion
Klorida 98-106 4
Bikarbonat 26 - 30 10
Fosfat 2-5 140
Sulfat 2-5 10
Asam organik (laktat, piruvat) 3-6
Protein 15-19 40

Tekanan osmose
Tubuh mencari keseimbangan konsentrasi garam total (dalam mEq.) dari
cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Referensi telah dibuat untuk
konsentrasi kation total dan anion total, dan bukan konsentrasi ion individual
karena itu telah siap dicatat bahwa natrium dan kalium, sebagai contoh, adalah
terdistribusi secara normal dalam cara yang cukup berbeda mtara cairan
intraseluler dan ekstraseluler.
Dalam usaha untuk memelihara keseimbangan konsentrasi, sedikit
perubahan air akan terjadi. Perubahan ini berkaitan dengan gaya yang disebut
tekanan osmose yang berbanding angsung dengan jumlah partikel dalam
larutan. Jika kandungan garam dalam jaringan cairan intraseluler) menjadi
sangat tinggi, air mengalir dari cairan sekeliling (cairan ekstraseluler) ke dalam
sel, dan kemudian menurunkan konsentrasi garam dalam sel dan uga
meningkatkan konsentrasi garam dalam cairan ekstraseluler. Di sisi lain, jika
consentrasi garam dalam cairan intraseluler sangat rendah, maka air mengalir
keluar dari sel ce dalam cairan ekstraseluler. Hal ini menunjukkan (walaupun
tidak seluruhnya benar) bahwa tekanan osmose dan cairan intrseluler sangat

Universitas Gadjah Mada


dipengaruhi oleh kandungan kalium carena kation ini yang paling menonjol,
sedangkan tekanan osmose dari cairan ekstraseluler cairan tersebut. Perubahan
dalam distribusi ion-ion tersebut m erupakan prinsip penyebab perubahan air
antara berbagai kompartemen cairan, walaupun klorida dan fosfat (P04) j uga
dapat mempengaruhi keseimbangan air.
Protein, tidak dapat berdifusi karena ukurannya, tetapi protein juga
merupakan bagian yang berperan penting dalam pemeliharaan keseimbangan
osmose. Keberadaan protein dalam plasma membantu menahan air dalam
pembuluh darah dan oleh karena itu mencegah kebocoran air dari plasma
kedalarn cairan interstitial. Dalam beberapa keadaan sakit, seperti misalnya
kurang kalori protein, ketika kandungan protein dari plasma sangat rendah, air
bocor ke dalam cairan interstitial, menghasilkan edema (pembengkakan).

Kontrol elektrolit dari hidrasi tubuh


Perbedaan penting dari distribusi natrium dan kaliium telah dicatat
(misalnya natrium dalam jumlah besar tertahan pada cairan, ekstraseluler,
sedangkan kalium dalam jumlah besar terdapat dalam sel). Juga dicatat bahwa
anion fosfat terutama terdapat dalam sel, dan anion klorida (Cl") terutama
terdapat dalam cairan ekstraseluler.
Konsentrasi natrium dan kalium berpengaruh secara langsung terhadap
arah gerak air dari satu kompartemen tubuh ke satu kompartemen yang lain
(misalnya dari cairan ekstraseluler ke dalam sel dan kebalikannya). Dua kation
tersebut berperan dalam pengawasan hidrasi tubuh, misalnya control kelebihan
jumlah air yang tertahan dalam suatu kompartemen yang diberikan.
Perubahan air dan satu kompartemen ke kompartemen yang lain
berkaitan dengan perubahan konsentrasi elektrolit ekstraseluler.yang terjadi. Bila
air yang hilang melebihi kehilangan elektrolit, cairan ekstraseluler menjadi
hipertonik terhadap cairan intraseluler (misalnya, tekanan osmose dari cairan
ekstraseluler lebih tinggi daripada tekanan osmose cairan intraseluler), dan
terjadi peerubahan air dari sel ke ruang ekstraseluler untuk kompensasi. Bila air
masuk kedalam cairan ekstaseluler dengan elektrolit dalam jumlah yang tidak
cukup untuk memelihara densitas larutan yang normal, maka cairan ekstraseluler
menjadi hipotonik terhadap cairan intraseluler (misalnya tekanan osmose cairan
ekstraseluler lebih rendah daripada tekanan osmose cairan mtraseluler), dan

Universitas Gadjah Mada


teriadi perubahan air dan ruang ekstraseluler ke dalam sel. Penurunan cairan
ekstraseluler terjadi terus-menerus sampai keseimbangan osmose antara cairan
intraseluler dan cairan ekstraseluler terbentuk kembali. Bila tubuh tidak mampu
untuk memelihara keseimbangan osmose, mungkin akan terjadi dehidrasi atau
edema.

9-Pengaturan asam-basa
Keseimbangan Asam-Basa
Reaksi cairan tubuh adalah sedikit basa (pH 7,35 - 7,4). Tubuh secara
normal memelihara kisaran pH yang sempit ini dengan ketepatan yang sangat
tinggi, walaupun sejumlah besar asam dihasilkan selama metabolisme dan
berbagai jumlah asam dirnasukkan dalam makanan yang dikonsumsi. Alasan
bahwa pH dipelihara pada kisaran yang sempit ini adalah bahwa asam-asam
yang terdapat dalam makanan dan hasil metabolisme dapat secara cepat
dinetralkan oleh buffer yang terdapat dalam darah. Buffer utarna yang berperan
dalarn sistem sistem pengaturan ini adalah sistem asam bikarbonat-karbonat,
sistemfosfat, dan sistem protein.
Ketika asam dikonsumsi atau dibentuk dalam metabolisme, ion hidrogen
berkombinasi dengan ion bikarbonat dalam plasma darah membentuk asam
karbonat yang hanya sedikit lisasi dan menangkap ion hidrogen dalam bentuk
tidak terionisasi. Dalam paru-paru asam karbonat mengalami dekomposisi
membentuk karbon dioksida dan air. Karbon dioksida dieksresikan dari tubuh.
Anion organik dieksresikan dalam urine bersama-sama dengan kation (biasanya
natrium). Proses ini, jika dibiarkan kontinyu, akan mendeplesi sejumlah ion
natrium dalam tubuh.
Terdapat dua mekanisme dalam ginjal untuk mengawetkan kation. Urine
biasanya lebih asam daripada darah, dengan pH 6,0 - 7,0 dan mungkin serendah
4,7. Ini terjadi karena npurnakan melalui sistem buffer fosfat. Dalam plasma
kebanyakan fosfat berada gai Na2HPO4, dengan sejumlah kecil NaH2PO4. Dalam
urine rasio tersebut mungkin berkebalikan. Ion hidrogen bertukar dengan ion
natriium dalam ginjal, dan ion natrium berkebalikan ke plasma. Juga ion
amonium (NH4+) mungkin dibentuk dalam ginjal secara mudah oleh hidrolisis dari
asam amino glutamin. Ion amonium diekskresikan dan ion natrium ankan.

Universitas Gadjah Mada


Asam dan Basa
Asam didefinisikan sebagai senyawa (ion, molekul) yang menghasilkan
ion hidrogen (proton) dalam larutan. Kebalikannya basa adalah sesuatu yang
berkombinasi dengan ion hidrogen. na itu, bila asam pada umumnya berdisosiasi
menjadi masing-masing kation dan anionnya, komponen anionik
dipertimbangkan sebagai basa. Basa lemah atau basa kuat antung pada
afinitasnya terhadap ion hidrogen. HCO3", HPO4=, H2PO4", dan protein secara
relatif kuat karena mempunyai afinitas yang kuat terhadap ion hidrogen. Di sisi
lain, HCl hampir terionisasi secara sempurna, jadi C I" adalah basa yang sangat
Iemah karena fa mempunyai kemampuan yang sangat kecil untuk mengikat ion
hidrogen. Secara klinis bentuk basa kadang-kadang digunakan untuk kation
(Na+, K+, Mg++' Ca++) cairan tubuh dan bentuk asam secara umun digunakan
untuk anion (Cl~, HCO3", SO4~ HPO4~). Bentuk basa total kadang-kadang
digunakan dalam referensi untuk jumlah kation. Bentuk cadangan alkali (alkali
reserve) kadang-kadang digunakan oleh dokter yang memakai pengobatan klinik
(clinician) untuk menunjuk pada konsentrasi bikarbonat plasma. Anion ini
tersedia untuk menetralkan asam yang mungkin masuk plasma. Alkali reserve
akan benar-benar menunjuk secara relatif pada semua basa buffer kuat dari
cairan tubuh, misalnya HCO3", H2PO4", HP04+ protein, dan sebagainva, tetapi di
bawah kondisi yang biasa dari level bikarbonat akan merefleksikan kondisi dari
seluruh buffer komplek. Hal ini harus diingat bahwa alkali reserve dibentuk
secara konstan dalam proses metabolisme, dan walaupun a sam karbonat a
dalah a sam y ang s angat I emah (HCO3+ b asa y ang I ebih kuat) daripada yang
telah dibicarakan tetapi jumlah yang dibentuk akan menyebabkan perubahan
yang cukup besar dari darah jika tidak terdapat buffer. Hemoglobin dalam ukuran
besar bertanggungjawab untuk buffering CO2 metabolit. Pada kondisi
respirasi/pernafasan yang terbatas (pneumonia emphysema, dan lain-lain)
menyebabkan retensi karbon dioksida dan kondisi yang ditunjukkan sebagai
respiratory acidosis.

Potensial reaksi asam-basa makanan


Makanan, jika dibakar didalam tubuh, menghasilkan residu mineral yang
bersifat asam atau basa dalam reaksi. Jika kira-kira sejumlah yang sama dari
kation dan anion tinggal dalam residu, kemudian residu akan secara esensial

Universitas Gadjah Mada


netral maka tubuh tidak harus membuat pengaturan/penyesuaian pH cairan. Di
sisi lain, jika terdapat k ation (Na+, K", Ca++, Mg**) yang berlebihan, tubuh harus
menarik cadangan anionnya untuk mempertahankan pH darah. Kation akan
dikeluarkan dalam urine secara besar-besaran sebagai dikationik fosfat (N2HPO4,
K2PO4) dan urine akan bereaksi lebih alkalis. Jika terdapat anion (S04=, P04=),
urine akan asam, seperti yang telah dinyatakan pada bagian sebelumnya, dan
ion amonium akan dibentuk.
Pada umumnya, daging dan serealia menghasilkan residu asam seperti
sulfat dan fosfat yang dihasilkan dalam urine yang asam. Kebalikannya, sayuran
dan buah-buahan menghasilkan residu basa yang cenderung untuk
menghasilkan urine yang alkali. Itu tampaknya penyimpangan yang aneh bahwa
konsumsi buah jeruk dan tomat menghasilkan urine yang alkali. Hal ini karena
kation dalam buah (terutama Na+, K+) berasosiasi dengan anion organik lemah
seperti malat atau sitrat yang dapat dioksidasi dalam tubuh meninggalkan residu
kationik. Jenis diet campuran mengandung keseimbangan yang layak dari
senyawa asam dan senyawa basa. Jadi tubuh seringkali tidak mempunyai
gambaran yang sangat kuat pada sistem buffer untuk memperhatikan senyawa-
senyawa yang dikonsumsi ini. Ancaman yang prinsip dari sistem buffer tubuh,
adalah banyaknya asam yang dihasilkan dari metabolisme. Untungnya,
pertahanan buffer cukup bias melawan ekskresi dari aswn yang berlebihan dan
biasanya pH dari cairan tubuh dipertahankan. Untuk alasan ini, pH yang biasa
dari urine adalah pada sisi sedikit asam dari netral. Ada kalanya, makanan yang
akan menghasilkan abu asam, basa, atau netral digunakan untuk menghasilkan
urine yang asam atau basa untuk berbagai tujuan pengobatan. Sebagai contoh,
asupan harian dari juice cranberry, yang menghasilkan residu asam dan
pengasaman urine sering dianjurkan sebagai usaha pencegahan untuk
menghindarkan infeksi saluran urine.

Fungsi dari elektrolit cairan tubuh


Kation dan anion cairan tubuh yang paling penting dicantumkan pada
Tabel 8.1. dan unsur mineral esensiel lain untuk berbagai proses vital dalam
metabolisme tubuh dibicarakan pada Pokok Bahasan Mineral. Mineral-mineral
tersebut tersedia dalam tubuh dan makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Fungsi natrium, kalium, dan klorida, elektrolit yang merupakan penyusun

Universitas Gadjah Mada


utama dalam cairan ekstraseluler dan intraseluler, bersama-sama dengan unsur-
unsur mineral esensiel yang lain dalam nutrisi disajikan pada Pokok Bahasan
Mineral.

10 - Gangguan metabolisme air


Air merupakan bagian yang penting dari sitoplasma sel, dan berfungsinya
sel tergantung pada konsentrasi tertentu dan zat gizi yang terdapat dalam sel.
Kehilangan atau akumulasi cairan dalam sel dapat mendorong terjadinya
gangguan metabolisme yang akut. Hal ini mungkin sebagai akibat dari
kehilangan air yang abnormal seperti misalnya diare, muntah, atau demam,
penahanan air yang abnormal dalam tubuh, gangguan absorbsi dalam usus
halus, atau gangguan distribusi cairan dalam tubuh. Bila cairan tubuh dikurangi
sampai sebanyak 10%, maka akan tampak gejala dehidrasi yang
mernbahayakan, dan kehilangan air sebanyak 20% akan berakibat fatal.
Kenaikan jumlah air sebanyak 10% di atas level normal mengakibatkan edema.
Di bawah kondisi suhu lingkungan yang tinggi, tubuh kehilangan sejumlah besar
air melalui Denguapan dan keringat. Seiring dengan kehilangan air tersebut
terjadi juga kehilangan natrium yang sangat besar. Kehilangan air akan
menstimulasi pusat rasa haus, mendorong jntuk meningkatkan konsumsi air. Jika
asupan air ini tidak disertai dengan sumber natrium jntuk menggantikan
kehilangan natrium karena penguapan dan keringat bersama-sama jengan air,
individu tersebut akan menderita suatu kondisi yang dikenal dengan intoksikasi
yaitu suatu kondisi konsentrasi natrium dalam cairan ekstraseluler menjadi
sangat encer. Air kemudian masuk ke dalam sel (atau kalium meninggalkan sel)
untuk menyeimbangkan konsentrasi elektrolit di dalam dan di luar sel. Hidrasi
yang berlebihan dari sel mengakibatkan kram, dan menurunnya cairan
ekstraseluler, karena cairan masuk sel, mengakibatkan penurunan tekanan
darah dan menjadi lemah tidak bertenaga. Untuk mencegah hal ini terjadi,
industri-industri yang mempekerjakan karyawannya pada lingkungan suhu yang
tinggi, seringkali memerlukan asupan tablet garam (biasanya mengandung 1
gram natrium) ketika mereka minum air. Pengembara di daerah tropis, yang tidak
berpakaian lengkap pada lingkungan suhu yang tinggi perlu menggunakan tablet
garam untuk mencegah rasa lemah yang mengiringi kehilangan natrium dari

Universitas Gadjah Mada


tubuh. Tindakan pencegahan yang serupa mungkin diperlukan oleh orang-orang
yang menggunakan latihan fisik yang berat walaupun di daerah iklim sedang.
Bahaya kram otot dapat terjadi akibat kehilangan elektrolit selama berkeringat.
Bentuk lain dari intoksikasi adalah bila asupan air melebihi kecepatan maksimum
aliran urine yaitu 16 ml/menit yang menghasilkan pengambilan air ekstra oleh
sel-sel, yang mengakibatkan pengenceran penyusun cairan sel di samping
mengakibatkan penggelembungan sel. Bila hal ini terjadi pada sel otak, maka
kejang, koma, dan kematian dapat terjadi.

11 - Anjuran konsumsi air


Kebutuhan caian dalam kaitannya dengan berat badan, bervariasi dengan umur.
Orang-yang lebih muda memerlukan cairan dalam jumlah yang lebih besar per
unit berat badannya. Kebutuhan cairan pada berbagai kondisi umur dan suhu
lingkungan ditunjukkan pada Tabell 15.

Tabel 15. Kebutuhan cairan per kilogram berat badan


Klasifikasi ml/kg

Bayi 110
Anak umur 10 tahun 40
Dewasa
22,2°C (72°C) 22
37,8°C(100°C) 38
Sumber: Guthrie, 1983.

Kebutuhan air tergantung pada kehilangan air melalui berbagai jalan, baik
kehilangan air sensible maupun kehilangan air insensible. Pada keadaan
aktivitas fisik yang minimal dan tidak adanya keringat, total air yang dipasok dari
minuman, makanan, dan air metabolit sekurang-kurangnya 1500 ml per hari.
Anjuran konsurnsi air yang didasarkan pada anjuran kalori disarankan sebesar 1
ml/Kalori untuk omg dewasa dan 1,5 ml/Kalori untuk bayi, sehingga anjuran
asupan air untuk dewasa adalah 2500 ml per hari, dan persentase yang hpra.qal
Hari makanan atau minuman
Rasa haus biasanya merupakan petunjuk yang baik untuk asupan air

Universitas Gadjah Mada


kecuali untuk bayi dj dalam kondisi sakit. Dalam hal kondisi lingkungan yang
sangat panas atau keringatyar berlebihan, rasa haus tidakcukup sebagai
petunjuk untuk mencukupi kebutuhan airyar sebenamya. Perhatian khusus harus
diberikan pada bayi dengan diet formula tinggi proteii pasien dalam keadaan
koma, seseorang yang menderita demam, pengeluaran urine yar berlebihan,
diare, atau mereka yang mengkonsumsi diet tinggi protein, dan pada semu orang
yang berada pada lingkungan yang panas.

Konsumsi maksimal air


Dengan semua perhatian pada pentingnya air, tampaknya tubuh tidak
mungkin mampu mengkonsumsi air sangat banyak. Berapa yang disebut banyak
?
Di bawah kondisi yang biasa, tubuh yang sehat dapat mengatasi asupan
air sampai kira-kira sebanyak 9,5 I iter a ir p er h ari. S eseorang t idak b iasa m
engkonsumsi air sampai separo jumlah tersebut, kecuali kalau orang tersebut
sebelumnya mengalami kehilangan air yang sangat banyak.

PUSTAKA
Christian, J.L. and Greger, J.L.1985. Nutrition for Living. The Benjamin/Cumminc
Publishing Company, Inc. Menlo Park, California.

Guthrie, H.A., 1983. Introductory Nutrition. The C.V. Mosby Company. St. Louis.

Krause, M.V. and Mahan, L.K. 1979. Food, Nutrition and Diet Therapy. Sixth
Edition. W. Saunders Company. Philadelphia.

Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai