Anda di halaman 1dari 20

DEHIDRASI

Definisi
• Gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh.

• Keadaan dimana terjadi kekurangan jumlah cairan tubuh dari jumlah normal akibat kehilangan, asupan yang
tidak memadai atau kombinasi keduanya

• Dehidrasi terjadi bila keluaran airnya adalah cairan hipotonik, yaitu volume air keluar jauh lebih besar dari
jumlah natrium yang keluar. Hal ini mengakibatkan peningkatan tonisitas plasma oleh karena adanya
peningkatan kadar natrium plasma hipernatremia. Akibat peningkatan tonisitas plasma, air intrasel akan
bergerak menuju ektrasel sehingga volume cairan intrasel berkurang yang disebut sebagai dehidrasi (Santoso
dkk, 2012).
• Pada anak-anak dan wanita karena di dalam tubuhnya banyak mengandung lemak yang
hanya mengandung 20% air.

• Pada manula terjadi dehidrasi karena kadar air dalam tubuhnya menurun akibat penuaan
organ-organ tubuh

• Pada orang yang memiliki banyak aktivitas seperti remaja atau atlet olahraga dengan
porsi latihan besar.
GEJALA
Menurut Wilmore JH. (2007: 216) ada sepuluh tanda tubuh saat
mengalami dehidrasi, adalah sebagai berikut:
• 1. Mulut kering dan lidah bengkak adalah sinyal tubuh mengalami dehidrasi. Cara terbaik untuk menghindari
dehidrasi adalah minum ketika haus. Tapi jika sudah minum masih ada tanda-tanda dehidrasi, bisa jadi ada faktor
lain yang menjadi masalahnya.

• 2. Urine berwarna kuning pekat, apabila tubuh mengalami dehidrasi, ginjal akan mencoba menghemat air atau
menghentikan produksi urine. Akibatnya urine akan berwarna menjadi lebih gelap atau kuning pekat.

• 3. Sembelit (sukar buang air besar), ketika tubuh cukup air, makanan yang dimakan akan bergerak bebas. Usus
besar (kolon) akan menyerap air dari makanan yang dimakan dan kemudian mengeluarkan limbah berupa feses.
Ketika mengalami dehidrasi, usus besar akan menghemat air yang menyebabkan feses menjadi keras dan kering.
Hasilnya adalah sembelit.
• 4. Kulit menjadi kurang elastis. Dokter dapat menggunakan elastisitas kulit untuk mengetes dehidrasi dengan cara
mencubitnya. Jika kondisi normal, maka saat mencubit kulit di punggung tangan lalu dilepaskan lagi akan kembali normal.
Tapi ketika kulit mengalami dehidrasi, saat dicubit lalu dilepaskan akan lambat normalnya. Meskipun ini bukan tes terbaik
dehidrasi tapi elastisitas kulit masih merupakan tanda yang baik jika terjadi dehidrasi.

• 5. Jantung Berdebar-debar. Jantung membutuhkan tubuh yang sehat dan normal agar berfungsi dengan benar. Jika terjadi
penurunan aliran darah dan perubahan kadar elektrolit karena dehidrasi, biasanya jantung akan berdebar-debar.

• 6. Kram otot atau Kejang-kejang. Meski belum diketahui pasti bagaimana dehidrasi mempengaruhi fungsi otot tapi diduga
terkait dengan ketidakseimbangan elektrolit. Elektrolit seperti natrium dan kalium adalah ion yang bermuatan listrik yang
membuat otot bekerja. Jika mengalami dehidrasi kronis, maka terjadi ketidakseimbangan elektrolit yang dapat
menyebabkan kram otot atau kejang yang terus menerus. Kondisi ini banyak terjadi setelah orang selesai melakukan
latihan atau olahraga.
• 7. Pusing, Dehidrasi juga bisa menyebabkan pusing atau pingsan. Salah satu tanda-tanda dehidrasi
adalah tubuh merasa melayang ketika buru-buru berdiri dari posisi duduk atau tidur.

• 8. Lelah, Dehidrasi kronis akan membuat volume darah dan tekanan darah ikut turun yang
membuat pasokan oksigen ke darah juga turun. Tanpa oksigen yang cukup, otot dan fungsi saraf
akan bekerja lambat sehingga orang menjadi lebih mudah lelah.

• 9. Air mata kering. Air mata digunakan untuk membersihkan dan melumasi mata. Jika cairan di
tubuh kurang, bisa membuat produksi air mata terhenti.

• 10. Badan selalu merasa kepanasan. Air memainkan peran kunci dalam mengatur suhu tubuh.
Ketika tubuh mulai panas kulit akan berkeringat. Dengan berkeringat, maka suhu tubuh akan
turun lagi. Karena keringat sebagian besar terdiri dari air, maka saat mengalami dehidrasi, tubuh
akan berhenti mengeluarkan keringat yang membuat badan akan merasa kepanasan.
Kategori
• Berdasarkan kadar konsentrasi serum dari natrium

Dehidrasi isotonis (isonatremik) - (130-150 mEq/L) : terjadi ketika kehilangan cairan hampir sama dengan
konsentrasi natrium terhadap darah. Kehilangan cairan dan natrium besarnya relatif sama dalam kompartemen
intravaskular maupun kompartemen ekstravaskular.

Dehidrasi hipotonis (hiponatremik) – (<139 mEq/L) : terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan natrium
lebih banyak dari darah (kehilangan cairan hipertonis). Secara garis besar terjadi kehilangan natrium yang lebih
banyak dibandingkan air yang hilang. Karena kadar natrium serum rendah, air di kompartemen intravaskular
berpindah ke kompartemen ekstravaskular, sehingga menyebabkan penurunan volume intravaskular.

Dehidrasi hipertonis (hipernatremik) – (>150 mEq/L) : terjadi ketika kehilangan cairan dengan kandungan
natrium lebih sedikit dari darah (kehilangan cairan hipotonis). Secara garis besar terjadi kehilangan air yang
lebih banyak dibandingkan natrium yang hilang. Karena kadar natrium tinggi, air di kompartemen ekstraskular
berpindah ke kompartemen intravaskular, sehingga meminimalkan penurunan volume intravaskular.
Pengukuran Dehidrasi

• Berbagai metode yang digunakan untuk penilaian kecukupan air tubuh, antara lain : penurunan berat badan (body
mass loss), air tubuh total (total body water) dengan pemeriksaan isotop (D2O), analisis aktivitas neutron,
multiple frequency bioelectrical impedance, volume darah, perubahan volume plasma, osmolalitas plasma, berat
jenis urin, osmolalitas urin, konduktivitas urin, volume urin 24 jam, warna urin, urine dipsticks (variabel
tambahan), pemeriksaan klinis mengenai status hidrasi, rasa haus (Santoso dkk, 2012).

• Dari semua metode yang telah disebutkan di atas metode dengan akurat tinggi adalah metode isotop, analisis
aktivitas neutron, osmolalitas plasma atau urin, perubahan volume plasma. Akan tetapi metode-metode tersebut
memerlukan keahlian dan biaya yang tinggi serta risiko yang tinggi terhadap subyek (Santoso dkk, 2012).
5 metode yang mampu dan sering digunakan

• Penurunan berat badan,


Metode penurunan berat badan lebih cocok digunakan pada subyek yang mengalami kurang air tubuh mendadak atau akut (olahraga sedang/berat dan
muntah/diare).

• Berat jenis urin


Metode berat jenis urin berkorelasi kuat dengan metode osmolalitas urin. Osmolalitas urin mungkin tidak secara akurat mencerminkan status dehidrasi
(Armstrong, 2005). Selain itu, warna urin berkorelasi kuat dengan berat jenis urin (r2=0,80) maupun osmolalitas urin (r2=0,82). Oleh karena itu, pada tingkat
laboratorium, metode berat jenis urin dapat digunakan sedangkan pada tingkat masyarakat, metode warna urin dapat digunakan untuk penilaian kecukupan air
(Santoso dkk, 2012).

• Volume urin 24 jam


Pengukuran volume urin 24 jam lebih sesuai diterapkan pada subyek pasien rawat inap.

• Warna urin
Metode warna urin menggunakan nomor skala yang menunjukkan rentang warna urin mulai dari jernih dengan skala 1 hingga yang pekat (coklat kehijauan)
dengan skala 8 (Armstrong, 2005).

• Rasa haus
Metode rasa haus sangat subjektif dan dipengaruhi umur. Rasa haus muncul setelah tubuh mengalami kurang air sekitar 0,5% (Santoso dkk, 2012).
• Hal tersebut karena disebabkan ginjal menyaring urin dengan konsentrasi yang
tinggi sehingga warna urin menjadi semakin gelap. Semakin gelap warna urin,
tubuh berada dalam kondisi yang semakin asam dan semakin membahayakan sel
di dalam tubuh, sehingga mengalami risiko dehidrasi yang semakin berat. Warna
ekstrim urin yaitu warna jingga dan cokelat. Jika seseorang terhidrasi dengan baik
maka warna urin akan semakin jernih dan transparan
Terapi Dehidrasi

Anda mungkin juga menyukai