Anda di halaman 1dari 46

BAB 6

Asupan Dan Haluran Cairan


Definisi
• Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang berperan
dalam memelihara fungsi tubuh dan proses homeostatis (Tarwoto dan
Wartonah, 2010). Kebutuhan caiaran merupakan bagian dari
kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi
besar dalam, bagian tubuh.
• Keseimbangan cairan dan elektrolit sangat penting dalam proses
homeostasis, baik untuk meningkatkan kesehatan maupun dalam
proses penyembuhan penyakit. Tubuh manusia tersusun kira – kira 50
%-60 % cairan jumlah itu, bergantung pada usia, jenis Kelamin, dan
kandungan lemak. Keseimbangan cairan adalah keseimbangan antara
asupan dan haluaran cairan (I/0)
TUJUAN
• Menentukan status keseimbangan cairan tubuh klien.
• Menentukan tingkat dehidrasi klien.
• Memudahkan kontrol terhadap keseimbangan cairan.
• Memberikan data untuk menunjukkan efek diuretik atau terapi
rehidrasi.
PERGERAKAN CAIRAN TUBUH
• Dalam perpindahan, cairan dan elektrolit mempunyai berbagai cara,
antara lain dengan difusi, osmosi dan transport aktif (Pranata, 2013):
Difusi
• Difusi didefinisikan sebagai kecenderungan alami dari substansi untuk
bergerak dari area dengan konsentrasi yang lebih tinggi ke area
dengan konsentrasi yang lebih rendah. Suatu contoh difusi adalah
pertukaran oksigen dengan karbon dioksida antara kapiler dan alveoli
paru (Smeltzer & bare 2002).
Osmosis
• Osmosis merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui membran semipermeable dari larutan
yang berkonsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik (Tarwoto dan
Wartonah, 2010). Solut adalah zat pelarut, sedangkan solven adalah larutannya. Air merupakan solven,
sedangkan garam adalah solut. Proses osmosis penting dalam mengatur keseimbangan cairan ekstra dan
intrasel (Alimul, 2006). Pada kondisi osmosis, sedikit berbeda dengan proses difusi. Jika pada difusi,
materinya yang berpindah sedangkan pada osmosis, pelarutnya yang berpindah. Membran sebagai
pembatas antara dua kompartemen tersebut permeable terhadap zat pelarut, tetapi tidak permeabel
terhadap solut atau zat terlarut (panata, 2013). Osmolaritas adalah cara untuk mengukur kepekatan
larutan dengan menggunakan satuan mol. Natrium dalam NaCl berperan penting dalam mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Apabila terdapat tiga jenis larutan garam dengan kepekatan yang
berbeda dan di dalamnya, dimasukkan sel darah merah, larutan yang mempunyai kepekatan sama yang
akan seimbang dan berdifusi. Larutan NaCl 0,9% merupakan larutan yang isotonik karena larutan NaCl
mempunyai kepekatan yang sama dengan larutan dalam sistem vaskular. Pada proses osmosis, dapat
terjadi perpindahan dari larutan dengan kepekatan rendah kelarutan yang kepekatannya lebih tinggi
melalui membrane semipermeable sehingga larutan yang berkonsentrasi rendah volumenya akan
berkurang, sedangkan larutan berkonsentrasi lebih tinggi dapat bertambah volumenya (Alimul, 2006). :
Transport Aktif
• Transport aktif adalah partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena
adanyadaya aktif dari tubuh, seperti pompa jantung (Tarwoto & Wartonah,
2010). Berbeda dengan difusi dan osmosis, proses transpor aktif memerlukan
energy metabolic. Prosestranspor aktif penting untuk mempertahankan
keseimbangan natrium dan kalium antara cairan intraselular dan ekstraselular.
Dalam kondisi normal, konsentrasi natrium lebih tinggi pada cairan intraselular
dan kadar kalium lebih tinggi pada cairan ekstraselular. Untuk mempertahankan
keadaan ini, diperlukan mekanisme transpor aktif melalui pompa natrium-
kalium. Selain perpindahan internal dalam tubuh, cairan dan elektrolit dapat juga
mengalami penurunan akibat perpindahan keluar tubuh (misalnya melalui urine
dan keringat). Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan cairan dan elektrolit
yang cukup setiap hari (Tamsuri, 2009).
FAKTOR YANG MEMENGARUHI
KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
• Banyak faktor yang mampu mengakibatkan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit. Tugas perawat adalah mengidentifikasi faktor-
faktor yang mampu mengakibatkan gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit. Hal ini disebabkan oleh adanya kebutuhan yang
berbeda pada setiap tahapan perkembangan.
Umur
• Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usia
berpengaruh terhadap proporsi tubuh, luas permukaan tubuh,
kebutuhan metabolik, serta berat badan (Tamsuri, 2009). Normalnya,
kebutuhan cairan dan elektrolit dapat berjalan beriringan dengan
perubahan perkembangan seseorang. Akan tetapi, hal itu dapat
berubah, jika didapatkan penyakit, karena faktor penyakit ini akan
mengganggu status hemostatis cairan dan elektrolit (Pranata, 2013).
Temperatur lingkungan
• Suhu lingkungan juga memengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit seseorang. Di saat
suhu lingkungan mengalami peningkatan, keringat dapat lebih banyak dikeluarkan untuk
menjaga kelembapan kulit dan mendinginkan permukaan kulit yang panas. Ion natrium
dan klorida juga dilepaskan bersamaan dengan keringat. Pada kondisi suhu lingkungan
dingin, respons tubuh berbeda. Saat itu, pori-pori tubuh mengecil dan sedikit untuk
memproduksi keringat karena kulit kita sudah lembap, tetapi berbeda dengan di ginjal,
aldosteron akan menurun. Akibatnya urine yang diekskresikan akan lebih banyak. Hal ini
merupakan kompensasi tubuh untuk menjaga regulasi cairan dan elektrolit dalam
tubuh. Oleh karena itu, untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit tersebut,
diperlukan asupan yang adekuat (Pranata, 2013). Orang yang tinggal di daerah yang
panas (suhu tinggi) dan kelembapan udaranya rendah, memiliki peningkatan kehilangan
cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat, sedangkan individu yang beraktivitas di
lingkungan yang panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 liter per hari.
Diet
• Dalam mempertahankan status cairan dan elektrolit, asupan cairan,
garam, kalium, kalsium, magnesium penting untuk diperhatikan.
Secara langsung, asupan yang seimbang akan menjaga keseimbangan
cairan. Selain itu, asupan karbohidrat, protein, dan lemak juga
berkautan dengan keseimbangan asam basa dan nantinya
berhubungan dengan keseimbangan cairan dan elektrolit (Pranata,
2013). Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan memecah
cadangan makanan yang tersimpan di dalamnya sehingga dalam
tubuh terjadi pergerakan cairan dari interstisial ke interseluler, yang
dapat berpengaruh pada jumlah pemenuhan kebutuhan cairan
(Aimul,2006)
Stress
• Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolisme sel, konsentrasi
darah dan glikolisis otot, dan mekanisme ini dapat menimbulkan
retensi sodium dan air. Proses ini dapat meningkatkan produksi ADH
dan menurunkan produksi urine (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
Kondisi sakit
• Pada keadaan sakit, terdapat banyak sel yang rusak sehingga untuk
memperbaiki sel yang rusak tersebut, dibutuhkan adanya proses
pemenuhan kebutuhan cairan yang cukup. Keadaan sakit
menimbulkan ketidakseimbangan sistem dalam tubuh, seperti
ketidakseimbangan hormonal, yang dapat mengganggu
keseimbangan kebutuhan cairan (Alimul, 2006). Kondisi sakit sangat
berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh, misalnya:
• Trauma, seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
kehilangan air yang tidak disadari/insensible water loss (IWL).
• Penyakit ginjal dan kardiovaskular sangat memengaruhi proses
regulator keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh.
• Klien dengan penurunan tingkat kesadaran dapat mengalami
gangguan pemenuhan asupan cairan karena kehilangan kemampuan
untuk memenuhinya secara mandiri.
Tindakan medis
• Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh, seperti suction, slang nasogastrik/nasogastric
tube (NGT), dan lain-lain.
Pengobatan
• Pengobatan seperti pemberian diuretik dan laksatif dapat
berpengaruh pada kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
Pembedahan
• Klien dengan tindakan pembedahan memiliki risiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, karena
kehilangan darah selama pembedahan.
ASUPAN CAIRAN
• Asupan cairan merupakan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh
manusia. Secara fisiologis, manusia sudah dibekali dengan respons
untuk memasukkan cairan ke dalam tubuh. Respons haus merupakan
refleks yang secara otomatis menjadi perintah kepada tubuh untuk
memasukkan cairan. Pusat pengendali rasa haus berada di dalam
hipotalamus otak (Pranata, 2013).
• Selama aktivitas dan temperatur yang sedang, orang dewasa minum
kira-kira 1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira
2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000 ml perhari
diperoleh dari makanan dan oksidasi selama proses metabolisme.
Tabel 6.1 Kebutuhan asupan cairan
berdasarkan umur dan berat badan
No Umur BB (kg) Kebutuhan cairan (ml/24 jam)

1. 3 Hari 3 250 – 300

2. 1 Tahun 9,5 1150 – 1300

3. 2 Tahun 11,8 1350 – 1500

4. 6 Tahun 20 1800 – 2000

5. 10 Tahun 28,7 2000 – 2500

6. 14 Tahun 45 2200 – 2700

7. 18 Tahun 54 2200 – 2700


• Pengaturan utama asupan cairan dilakukan melalui mekanisne haus.
Pusat haus dikendalikan di otak, sedangkan rangsangan haus berasal
dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai
respons dari penurunan tekanan darah, dan perdarahan yang
mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut
biasanya terjadi bersamaan sensasi haus, walaupun terkadang terjadi
tanpa disertai haus. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum
sebelum proses absorpsi oleh gastrointestinal.
HALUARAN CAIRAN
• Haluaran (output) cairan adalah cara untuk mengimbangi asupan
cairan pada orang dewasa, yang kondisi normalnya adalah ± 2300 cc.
Jumlah air yang paling banyak keluar berasal dari eksresi ginjal
(berupa urine), sebanyak ± 1500 cc per hari pada orang dewasa
(Alimul, 2006). Kehilangan cairan tubuh dapat terjadi melalui empat
rute atau proses, yaitu:
Urine
• Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus
urinarius merupakan proses haluaran cairan tubuh yang utama.
Dalam kondisi normal, haluaran urine adalah sekitar 1400—1500 ml
per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml perjam pada orang dewasa. Pada
orang yang sehat, kemungkinan produksi urine bervariasi setiap
harinya. Apabila aktivitas kelenjar keringat meningkat, produksi urine
dapat menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan
dalam tubuh.
Insensible water loss
• Kondisi ini terjadi melalui paru dan kulit (pada kulit, terjadi
mekanisme difusi). Pada orang dewasa normal, kehilangan cairan
tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300—400 ml per hari, tetapi
bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat, IWL dapat
meningkat.
Keringat
• Berkeringat terjadi sebagai respons terhadap kondisi tubuh yang
panas, respons ini berasal dari hipotalamus anterior, sedangkan
impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan saraf simpatis pada kulit.
Feses
• Haluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang
diatur melalui mekanisme reabsorpsi di dalam mukosa usus besar
(kolon).
Keseimbangan cairan dapat dirumuskan
sebagai berikut.
Keseimbangan cairan = Asupan/Intake (cairan masuk ) – haluaran/Output (cairan keluar)
Keterangan:
• Asupan/input cairan: Mulai dari cairan infus, minum, kandungan
cairan dalam makanan klien volume obat-obatan, termasuk obat
suntik, obat yang didrip, albumin dan lai – lain.
• Haluaran/output cairan: Urine dalam 24 jam, jika klien dipasang
kateter, hitung dalam ukuran di kantong urine (urine bag), jika
kantong urine tidak terpasang, klien harus menampung urinnya
sendiri, biasanya ditampung di botol air mineral dengan ukuran 1,5
liter, kemudian feses.
• Insensible water loss/IWL: Jumlah haluaran cairan yang tidak disadari
dan sulit dihitung, yaitu jumlah keringat, uap hawa napas.
Perhitungan keseimbangan (Balance) untuk
dewasa dapat dilihat di bawah ini.
Input Cairan  

Air (makan + minum) =…….cc

Cairan infus =…….cc

Terapi injeksi =…….cc

Air metabolisme (AM) =…….cc (Hitung AM=5 cc/kgBB/hari)

Output cairan  

Urine =…….cc

Feses =…….cc(kondisi normal 1 BAB feses = 100 cc)

Muntah/perdarahan/cairan drainase =…….cc


luka/cairan NGT terbuka

IWL (insensible water loss) =…….cc (hitung IWL=15 cc/kgBB/hari)


CONTOH KASUS (1)
• Tn. R (41 tahun), BB 58 kg; dirawat dengan post op Laparatomi hari kedua
akibat perforasi apendiks memiliki keadaan umum yang masih lemah,
kesadaran compos mentis. Hasil pengukuran tanda vital meliputi TD =
110/70 mmHg, denyut nadi/HR = 88 x/menit; respirasi/RR 20 x/menit,
suhu/T= 37C. Klien masih dipuasakan dan saat ini terpasang NGT terbuka
cairan berwarna kuning kehijauan sebanyak 200 cc; pada daerah luka insisi
operasi, terpasang drainase berwarna merah sebanyak 100 cc, infus
terpasang Dextrose 5% drip Antrain 1 ampul/kolf 2000 cc/24 jam. Terpasang
kateter urine dengan jumlah urine 1700 cc, dan mendapat tranfusi WB 300
cc. Klien mendapat antibiotik Cefat 2 x 1 gram yg didripkan dalam NaCI 50 cc
setiap kali pemberian. Hitung keseimbangan/balance cairan Tn. R!
Input Cairan  

Cairan infus = 2000 cc

Transusi whole blood/WB = 300 cc

Terapi Injeksi = 100 cc

Air metabolisme (5 cc x 60 kg) = 300 cc

Jumlah = 2700 cc

Output cairan  
Drainase = 2000 cc
NGT terbuka = 300 cc
Urine = 100 cc
IWL (15 cc x 60 kg) = 300 cc
Jumlah = 2700 cc
• Keseimbangan cairan = intake / Cairan masuk - Output/ Cairan Keluar
• Keseimbangan cairan = 2700 cc – 2900 cc
• Keseimbangan cairan = -200 cc
• Jadi, keseimbangan cairan Tn. R dalam 24 jam adalah -200 cc
• Jika, suhu naik, untuk menghitung haluaran terutama IWL, digunakan
rumus:

IWL + 200 (suhu tinggi – 36,8)C

• Keterangan: Nilai 36,8 C adalah konstanta.


• Andaikan suhu Tn. R adalah 38,5C berapakah keseimbangan
cairannya?
• Jawab:
• IWL = 900 +200 (38,5C -36,8C )
• IWL = 900 +200 (1,7)
• IWL = 900 + 340 cc
• IWL = 1240 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi
dalam penjumlahan kelompok haluaran
cairan :
Output cairan  

Drainase = 100 cc

NGT terbuka = 200 cc

Urine = 1700 cc

IWL (15 cc x 60 kg) = 1240 cc

Jumlah = 3240 cc
• Jadi, keseimbangan cairannya dalam kondisi kenaikan suhu pada Tn. R
adalah ;
• Keseimbangan cairan = intake / Cairan masuk - Output/ Cairan Keluar
• Keseimbangan cairan = 2700 cc – 3240 cc
• Keseimbangan cairan = - 540 cc
• Jadi, Keseimbangan cairan Tn. R dalam 24 jam adalah -540 cc
PERHITUNGAN KESEIMBANGAN
CAIRAN UNTUK ANAK
• Perhitungan keseimbangan cairan anak bergantung pada tahap umur,
menurut Iwasa M. Kogoshi S. dalam Fluid Therapy Bunko do (1995)
dari PT. Otsuka Indonesia untuk menentukan Air Metabolisme (AM),
yaitu:
Usia balita (1 – 3 tahun) = 8 cc/kgBB/hari

Usia 5 – 7 tahun = 8 – 8,5 cc/kgBB/hari

Usia 7 – 11 tahun = 6 – 7 cc/kgBB/hari

Usia 12 – 14 tahun = 5 – 6 cc/kgBB/hari


• Untuk IWL pada anak, dapat dirumuskan sebagai berikut.

IWL = (30 – usia anak dalam tahun) x cc/kgBB/hari

• Apabila anak mengompol, cara menghitung urinenya adalah 0,5 cc—1


cc/kgBB/hari.
CONTOH KASUS (2)
• An. X (3 tahun) BB 14 kg, dirawat hari ke tiga dengan DBD, keluhan
klien menurut ibunya “rewel, tidak nafsu makan, malas minum,
badannya masih hangat, gusinya tadi malam berdarah.” Berdasarkan
pemeriksaan fisik, didapatkan data bahwa keadaan umum klien
terlihat lemah, kesadaran compos mentis, tanda vital (HR 100
x/menit, T 37,3C), petekie di kedua tungkai kaki, makan/24 jam
hanya 6 sendok makan, minum/24 jam 1000 cc, BAK/24 jam 1000 cc,
mendapat infus Aseri 1000 cc/24 jam. Hasil pemeriksaan lab
trombosit terakhir adalah 50.000 000. “Hitunglah keseimbangan
cairan anak ini!
jawab

Intake Cairan  
Minum = 100 cc
Infus = 1000 cc
Air metabolisme (5 cc x 60 kg) = 112 cc
Jumlah = 2112 cc

Output Cairan  
Muntah = 100 cc
Urine = 1000 cc
IWL = (30-3 Tahun) x 14 kg = 378 cc
Jumlah = 1478 cc
• Keseimbangan cairan = intake / Cairan masuk - Output/ Cairan Keluar
• Keseimbangan cairan = 2112 cc – 1478 cc
• Keseimbangan cairan = +634 cc
• Jadi, ada kenaikan suhu anak, untuk menghitung Output terutama
IWL menggunakan rumus:
IWL + 200 (suhu tinggi -36,8C)

• Keterangan : Nilai 36,8C adalah konstanta.


• Andaikan suhu An. X adalah 39,8C , berapakah keseimbangan
cairannya?
• Jawab:
• IWL An. X = 378+200 (39,8C-36,8C)
• IWL An. X = 378 +200 (3)
• IWL An. X = 378 + 600
• IWL An. X = 978 cc
Masukkan nilai IWL kondisi suhu tinggi
dalam penjumlahan kelompok Output:

Output Cairan  
Muntah = 100 cc
Urine = 1000 cc
IWL = (30-3 Tahun) x 14 kg = 978 cc
Jumlah = 2078 cc
• Jadi, keseimbangan cairannya dalam kondisi kenaikkan suhu pada An.
X adalah:
• Keseimbangan cairan = intake / Cairan masuk - Output/ Cairan Keluar
• Keseimbangan cairan = 2700 cc – 2078 cc
• Keseimbangan cairan = +34 cc
• Jadi, keseimbangan cairan An. X dalam 24 jam adalah +34 cc
CARAMEMBACAHASIL PERHITUNGAN
KESEIMBANGAN CAIRAN
• Jika hasil perhitungan keseimbangan cairan adalah positif, hal ini
menunjukkan adanya penambahan cairan dalam tubuh, yaitu cairan
yang masuk lebih banyak dibandingkan dengan cairan yang keluar
(IO)
• Jika hasil perhitungan keseimbangan cairan adalah negatif, hal ini
menunjukkan adanya pengurangan cairan dalam tubuh, yaitu jumlah
cairan yang keluar lebih banyak dibandingkan dengan cairan yang
masuk ke tubuh (O>I).

Anda mungkin juga menyukai