0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
5 tayangan15 halaman
Pengkajian sistem neurologi pada kasus stroke meliputi pemeriksaan serebral, kranialis, sensorik, motorik, dan refleks untuk menentukan diagnosis dan perencanaan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan tersebut mencakup status mental, fungsi otot dan saraf kranial, serta penilaian gangguan sensori dan motorik akibat kerusakan otak.
Pengkajian sistem neurologi pada kasus stroke meliputi pemeriksaan serebral, kranialis, sensorik, motorik, dan refleks untuk menentukan diagnosis dan perencanaan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan tersebut mencakup status mental, fungsi otot dan saraf kranial, serta penilaian gangguan sensori dan motorik akibat kerusakan otak.
Pengkajian sistem neurologi pada kasus stroke meliputi pemeriksaan serebral, kranialis, sensorik, motorik, dan refleks untuk menentukan diagnosis dan perencanaan pemeriksaan lanjutan. Pemeriksaan tersebut mencakup status mental, fungsi otot dan saraf kranial, serta penilaian gangguan sensori dan motorik akibat kerusakan otak.
merupakan pemeriksaan yang memerlukan ketelitian dan
sistematik sehingga dapat menentukan diagnosis klinik dan topik dari kemungkinan diagnosis ini maka perencanaan pemeriksaan penunjang dapat di laksanalan secara rasional dan objektif Apa saja sih yang di kaji pada sistem neurologi...........?????
Pemeriksaan Cerebral
Pemeriksaan Cranialis
Pemeriksaan system sensorik
Pemeriksaan system motorik
Pengkajian Reflek Pemeriksaan cerebral
1.Glascow coma scale (GCS)
a) Glascow coma scale (GCS) Pada pemeriksaan tingkat kesadaran dilakukan pemeriksaan yang dikenal sebagai GCS untuk mengamati pembukaan kelopak mata, kemampuan bicara, dan tanggap motorik F B.Pemeriksaan Serebral Pengkajian ini meliputi (1) Status mental (2) Fungsi intelektual (3) Kemampuan bahasa (4) Lobus frontal (5) Hemisfer 2) Pemeriksaan Cranialis Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan saraf kranial 1-12 a) Saraf I Biasanya pada klien stroke iskemik tidak ada kelainan pada fungsi penciuman b) Saraf II Disfungsi persepsi visual karena gangguan saraf sensori prime c) Saraf III, IV, dan VI Jika akibat stroke iskemik mengakibatkan paralisis, pada satu sisi otot-otot okularis didapatkan penurunan kemampuan gerakan konjugat unilateral di sisi yang sakit. d) Saraf V Pada beberapa keadaan stroke menyebabkan paralisis saraf trigeminus, penurunan kemampuan koordinasi gerakan mengunyah, penyimpangan rahang bawah ke sisi ipsilateral, serta kelumpuhan satu sisi otot pterigoideus internus dan eksternus e) Saraf VII Persepsi pengecapan dalam batas normal, wajah asimetris, dan otot wajah tertarik ke bagian sisi yang sehat. f) Saraf VIII Tidak ditemukan adanya tuli konduktif dan tuli persepsi. g) Saraf IX dan X Kemampuan menelan kurang baik dan kesulitan membuka mulut h) Saraf XI Tidak ada atrofi otot sternokleidoimastoideus dan trapezius. i) Saraf XII Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi, serta indra pengecapan normal. 3. Pemeriksaan system sensorik
Dapat terjadi hemihipestesi. Pada persepsi terdapat
ketidakmampuan untuk menginterprestasikan sensasi. Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras sensori primer diantara mata dan korteks visual. Gangguan hubungan visualspasial (mendapatkan hubungan dua ataulebih objek dalam area spasial) sering terlihat pada klien dengan hemiplegia kiri Lanjutan .....
Klien mungkin tidak dapat memakai pakaian tanpa bantuan karena
ketidakmampuan untuk mencocokkan pakaian ke bagian tubuh Kehilangan sensori karena stroke dapat berupa kerusakan sentuhan ringan atau mungkin lebih berat, dengan kehilangan propriosepsi (ketidakmampuan untuk merasakan posisi dangerakan bagian tubuh)serta Kesulitan dalam menginterprestasikan stimuli visual,taktil,auditorius. 4. Pemeriksaan system motorik
Stroke adalah penyakit saraf motorik atas (UMN) dan
mengakibatkan kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik
1. Inspeksi umum 4. Kekuatan otot
2. Fasikulasi 5. Keseimbangan dan 3. Tonus otot 6. Gerakan volunter 5. Pengkajian Reflek Pemeriksaan refleks terdiri atas pemeriksaan refleks profunda dan pemeriksaan refleks patologis. a) Pemeriksaan refleks profunda. Pengetukan pada tendon, ligamentum atau periosteum derajat refleks pada respons normal. b) Pemeriksaan refleks patologis. Pada fase akut refleks fisiologis sisi yang lumpuh akan menghilang. Setelah beberapa hari refleks fisiologis akan muncul kembali didahului dengan refleks patologis Terimakasih.......
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita