Anda di halaman 1dari 3

PANDUAN PRAKTIS KLINIS

RS MATA PASURUAN

OPTIC ATROPHY
ICD 10: H47.2

Pengertian (Definisi) Degenerasi saraf optik yang tampak sebagai papil saraf
optik yang berwarna lebih pucat dari pada normal

1. Adakah penglihatan kabur, pada kedua mata atau


Anamnesis
satu mata
2. Apakah ada bagian yang tidak terlihat (defek lapang
pandangan)
3. Apakah ada riwayat trauma sebelumnya
4. Apakah ada riwayat penyakit vaskuler atau intoksikasi
zat tertentu sebelumnya
5. Riwayat sakit kepala, mual dan muntah proyektil
sebelumnya
6. Riwayat tumor intrakranial
7. Penyakit sistemik yang diderita
1.1
Pemeriksaan Fisik
2.1
1. Pemeriksaan visus dan refraksi terbaik
2. Pemeriksaan buta warna (Tes Ishihara)
3. Pemeriksaan pupil (diameter pupil, refleks cahaya
langsung dan tidak langsung, RAPD)
4. Pemeriksaan pergerakan bola mata
5. Pemeriksaan Hertel
6. Pemeriksaan lapang pandangan
7. Pemeriksaan segmen anterior dengan slit lamp
8. Pemeriksaan tekanan intra okuli
9. Pemeriksaan segmen posterior dengan funduskopi
atau lensa 78
1. Anamnesa : didapatkan penurunan tajam penglihatan
Kriteria Diagnosis
perlahan-lahan, dan dapat disertai atau tanpa tanda-
tanda peningkatan TIK sebelumnya
2. Pemeriksaan visus : penurunan visus
3. Pemeriksaan lapang pandangan : terdapat defek
lapang pandangan
4. Pemeriksaan pergerakan bola mata : dengan atau
tanpa hambatan pergerakan bola mata
5. Pemeriksaan Hertel : dengan atau tanpa proptosis
6. Pemeriksaan segmen posterior : warna papil pucat
dan pembuluh darah mengecil
7. Optic Atrophy Primer (Papil atrofi primer)
Terjadi sebagai akibat proses degenerasi di
papilsarafoptik atau proses retrobulber yang secara
klinis, tampak papil berbatas jelas, ekskavasio yang
lebar, tampak lamina kribrosa pada dasar ekscavasio
8. Optic Atrophy Sekunder (Papil atrofi sekunder)
Terjadi sebagai akibat peradangan akut saraf optik
dan proses peningkatantekananintrakranialyang
berakhir dengan proses degenerasidan secara klinis,
tampak tepi papil agak kabur, warna pucat, dan tidak
tampak lamina kribrosa.

Diagnosis Optic Atrophy (H47.2)

1. Ischemic OpticNeuropathy (H47.01)


Diagnosis Banding
2. Glaucomatous Optic Atrophy (H47.23)

1. Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang
2. Neuroimaging misalnya CT scan atau MRI
1. (I-A/A ; Gocho K,. et al.; 2013)
Terapi Sesuai dengan penyebabnya
(I-A/ A ; Passman, R.et al.; 2012)

1. Tajam penglihatan yang menurun dan atau defek


Edukasi
lapang pandangan dapat bersifat irreversibel.
2. Mencari dan mengobati penyakit dasarnya adalah hal
yang penting
1.
Prognosis Ad Vitam : dubia admalam
Ad Sanationam : dubia ad malam
Ad Fungsionam : dubia ad malam

Tingkat Evidens IV

Tingkat Rekomendasi C

Tim Dokter
Penelaah Kritis
1. Funduskopi : didapatkan optic atrophy
Indikator Medis
2. MRI : didapatkan massa intrakranial
1. Ehlers, J. et al., 2008. The Wills Eye Manual. 5th ed.
Kepustakaan
Philadelphia : Lippincott Williams and Wilkins,pp.258-
261.
2. Gocho K,. et al., 2013. Adaptive optics imaging of
geographic atrophy.Investigative Ophthalmology &
Visual Science Journal.May 2013; 54(5); 3673-3680
3. Kanski J.J, Bowling B., 2011. Clinical Ophthalmology
a Systematic Approach. 7th ed. London: Elsevier
Saunders,pp.786-800.
4. Kline, B. et al., 2011. Neuro-Ophthalmology. In Basic
and Clinical Science Course section 5. San
Francisco: American Academy of
Ophthalmology,pp.95-96
5. Passman, R.et al., 2012. Amiodarone-associated
Optic Neuropathy: A Critical review. The American
Journal of Medicine, (125), pp.447-453
6. Schiefer, U. and Hart, W. 2007. Functional Anatomy
of the Human Visual Pathway. In : Clinical Neuro-
Ophthalmology a Practical Guide. Berlin : Springer,
pp 101-107.

Ditetapkan di Pasuruan
Pada tanggal
Direktur RS MATA PASURUAN

________________________

Anda mungkin juga menyukai