Anda di halaman 1dari 8

PERAN KELUARGA DALAM MERAWAT PASIEN

PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh:

1.  Indri Maharani (22222033)


2. Okta Tri Lestari (22222051)
3. Sahada (2222065)
4. Tiara Wulandari (22222074)
5. Ummi Agustira (22222075)

Pembimbing Klinik :

PROGRAM PROFESI NERS

IKEST MUHAMMADIYAH PALEMBANG

2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERILAKU KEKERASAN

Pokok Bahasan : Perilaku kekerasan


Sub Pokok bahasan : Peran keluarga dalam merawat pasien dengan perilaku
kekerasan
Hari/tanggal : Minggu, 09 Oktober 2022
Tempat : Poli Jiwa RS Ernaldi Bahar
Waktu :
Sasaran : Seluruh keluarga pasien

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan jiwa (perilaku
kekerasan) selama 30 menit diharapkan keluarga mampu memahami tentang
(perilaku kekerasan) dan penangananya dirumah.

2. Tujuan Khusus
a. Dapat menyebutkan pengertian perilaku kekerasan
b. Dapat menyebutkan penyebab perilaku kekerasan.
c. Dapat menyebutkan tanda dan gejala perilaku kekerasan.
d. Mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan.
e. Mengetahui bagaiamna peran keluarga dalam merawat pasien dengan
perilaku kekerasan

B. Materi
Terlampir

C. Tempat
Tempat : Di Ruang Poliklinik RS Ernaldi Bahar
Waktu :
D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Ceramah, Demonstrasi, dan diskusi
2. Media : Leafleat dan Flipchart

E. Setting Tempat Duduk

Keterangan :

: Moderator

: Penyaji

: Peserta

: Observer/fasilitator

F. Kepanitiaan
1. Moderator : Indri Maharani
2. Penyaji : Ummi agustira
3. Observer : Tiara Wulandari dan Sahada
4. Dokumentasi : Okta Tri Lestari
G. Proses Pelaksanaan

No Kegiatan Kegiatan Peserta Waktu Media Metode


Penyuluh
1 Pembukaan:

 Membuka  Menjawab salam


kegiatan dengan
mengucapkan  Mendengarkan 5 Menit Ceramah
salam
 Memperkenalkan  Memperhatikan
diri
 Menjelaskan  Memperhatikan
tujuan dari
pertemuan
 Menyebutkan
materi yang
diberikan
2 Penatalaksanaan:
 Menjawab
 Persepsi pertanyaan
mengenai
pengertian 15 Menit Leafleat Tanya jawab
perilaku  Mendengarkan Flipchart Dan ceramah
kekerasan
 Mengklarifikasi
dengan
menjelaskan  Mendengarkan
tentang penyebab
perilaku
kekerasan
 Mengkalrifikasi
dengan tanda dan
gejala perilaku
kekerasan
 Mengajarkan
bagaimana cara Demonstrasi
mengontrol dan ceramah
perilaku
kekerasan

3 Evaluasi:
 Mengevaluasi  Menjawab
tentang materi pertanyaan 5 Menit
yang telah
disampaikan dan
reinforcement
kepada peserta
yang dapat
menjawab
pertanyaan.
4 Terminasi

 Mengucapkan  Menjawab salam 5 Menit


salam penutup

H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
Seluruh peserta hadir dalam kegiatan
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan
b. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian perilaku kekerasan
b. Peserta mampu menyebutkan penyebab perilaku kekerasan
c. Peserta mampu menyebutkan 4 dari 6 tanda dan gejala perilaku kekerasan
d. Peserta mampu mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

I. Pertanyaan Evaluasi
1. Apa yang dimaksud dengan Perilaku Kekerasan?
2. Apa penyebab Perilaku Kekerasan
3. Apa tanda dan gejala Perilaku Kekerasan?
4. Bagaimana cara mengontrol Perilaku Kekerasan?

Lampiran
PERILAKU KEKERASAN (PK)

A. Pengertian Perilaku Kekerasan


Resiko perilaku kekerasan merupakan keadaaan diaman individu pernah atau
mengalami riwayat mencederai diri sendiri, orang lain ataupun lingkungan baik
secara fisik, emosional, seksual maupun verba; karena individu tidak mampu
mengendalikan atau mengontrol amarah secara konstruktif (Kartika et al., 2018)
Seseorang yang mengalami perilaku kekerasan sering menunjukkan
perubahan perilaku seperti intonasi suara keras, mengancam, ekspresi tegang,
gaduh, gelisah, tidak bisa diam, mondar-mandir, agresif, bicara dengan semangat,
nada suara tinggi dan gembira berlebihan. Kekacauan alam fikir juga dapat
dilihat dari isi pembicaraannya. Perubahan lain yang terjadi adalah adanya
penurunan kemampuan memecahkan masalah, orientasi terhadap waktu, tempat,
dan orang, serta gelisah.

B. Penyebab Perilaku Kekerasan


Salah satu penyebab dari klien melakukan tindakan resiko perilaku
kekerasan adalah social budaya. Pada umumnya individu akan marah apabila
dirinya merasa bahaya baik fisik, psikis maupun terhadap konsep diri. Jika
seseorang individu dihadapkan dengan penghinaan, kekerasan, kehilangan ,
terancam, masalah dengan keluarga atau teman baik permasalahan eksternal
maupun internal pada umumnya individu mengalami peningkatan emosional
(Kandar & Iswari, 2019).
Dalam buku SDKI (PPNI, 2017) menyebutkan penyebab perilaku kekerasan
sebagi berikut:
a. Individu tidak mampu mengendalikan emosi atau marah
b. Stimulus lingkungan
c. Terdapat konflik interpersonal
d. Status mental berubah
e. Penggunaan obat dihentikan atau terputus
f. Penyalahgunaan zat atau alkohol

C. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan


1) Mengancam baik secara lisan maupun fisik
2) Memaki/mengumpat dengan kata yang tidak pantas
3) Berbicara dengan suara yang keras
4) Ketus saat diajak berbicara
5) Mencederai dirinya sendiri maupun oranglain
6) Menyerang
7) Membanting barang-barang maupun lingkungan
8) Berperilaku agresif karena tidak bias mengontrol emosi
9) Menatap dengan tatapan yang tajam
10) Mengepalkan tangan
11) Mengatupkan rahang dengan kuat
12) Postur tubuh tegang
13) Wajah memerah

D. Peran keluarga dalam merawat pasien dengan perilaku kekerasan


Adapun peran keluarga dalam merawat pasien dengan perilaku kekerasan
diantaranya adalah sebagai berikut: (Wuryaningsih, 2013 )
1) Keluarga perlu memperlakukan penderita dengan sikap yang bisa mendukung
tumbuhnya harapan dan optimis Harapan dan optimism akan mejadi motor
penggerak pemulihan dari gangguan jiwa, dilain pihak kata menghina
memandang rendah dan membutuhkan pesimisme akan bersifat melemahkan
proses pemulihan. Harapan merupakan pendorong proses pemulihan, salah
satunya fator penting dala pemulihan adalah adanya keluarga.
2) Keluarga mengerti tentang kondisi – kondisi pasien yang perlu di
konsultasikan segera ke dokter ( seperti melempar/ memukul orang lain )
3) Mengontrol ekspresi emosi keluarga (seperti mengkritik, bermusuhan )
4) Melatih dan memotivasi melakukan tindakan untuk mengontrol marah,
seperti tarik nafas, memukul kasur / bantal, minum dan beribadah.
5) Bantu pasien untuk lebih medekatkan diri pada tuhan
6) Membantu pasien untuk minum obat secara teratur,
7) Jika sudah tidak ditangani bawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
8) Peran keluarga sebagai upaya pencegah kekambuhan
9) Kepedulian ini diwujudkan cara meningkatkan fungsi afektif yang dilakukan
dengan memotivasi, mejadi pendengar yang baik, memberi tanggug jawab dan
kewajiban peran dari keluarga sebagai pemberi asuhan.

DAFTAR PUSTAKA
Kartika, A., Fathra, A. N., & Yesi, H. (2018). Hubungan Persepsi Perawat Tentang
Pasien Perilaku Kekerasan Dengan Tingkat Kecemasan Perawat Dalam
Merawat Pasoen Perilaku Kekerasan. JOM FKp, Vol.5(NO.2). 777-786.

PPNI. (2017) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindkan


Keperawatan (1st ed). Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Anda mungkin juga menyukai