Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Pembahasan : Resiko Perilaku Kekerasan (RPK)


Sub Pokok Pembahasan : 1. Pengertian Resiko Perilaku Kekerasan
2. Penyebab dan akibat Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tanda dan gejala Resiko Perilaku Kekerasan
4. Cara mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Hari/tanggal : Sabtu/24 Desember 2016
Tempat : Poli Jiwa RSDJ Sambang Lihum
Pukul : 10.00 Wita s.d selesai
Penyaji : Mardiati

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan pasien dan
keluarga mengerti dan paham tentang Resiko Perilaku Kekerasan dan cara
mengatasi dan mengontrolnya.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapakan pasien dan
keluarga pasien mampu:
a. Menjelaskan pengertian resiko perilaku kekerasan
b. Menyebutkan penyebab dan akibat resiko perilaku kekerasan
c. Menyebutkan tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan
d. Menjelaskan cara mengontrol resiko perilaku kekerasan

B. Materi
Terlampir

C. Media
1. LCD
2. Leaflet
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Setting Tempat

: Moderator

: Penyuluh

: Peserta

: Fasilitator

: Observer

F. Pengorganisasian
1. Moderator : Marfuah Muhlisah
2. Penyuluh : Mardiati
3. Kultum : Muhammad Rama
4. Fasilitator : M. Iqbal Rifani, M. Rizky Rachman,
Muhammad Maulana, Mia Jamiliana
5. Observer : Muhammad Ni’am Luthfi, Miftah Rahmah
Pembagian Tugas
1. Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir
2. Penyaji : Menyajikan materi penyuluhan
3. Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
4. Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir

G. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam

(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan


memperhatikan

3. Menggali pengetahuan pasien 3. Menjawab pertanyaan


dan keluarga pasien tentang
Resiko Perilaku Kekerasan

4. Menjelaskan tujuan 4. Mendengarkan dan


penyuluhan memperhatikan

5. Membuat kontrak waktu 5. Menyetujui kontrak waktu


2. Kegiatan inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan
(25 menit) a. Pengertian Resiko memperhatikan penjelasan
Perilaku Kekerasan penyuluh
b. Penyebab dan akibat
Resiko Perilaku
Kekerasan
c. Tanda dan gejala Resiko
Perilaku Kekerasan
d. Cara mengontrol Resiko
Perilaku Kekerasan

2. Memberikan kesempatan 2. Aktif bertanya


untuk bertanya

3. Menjawab pertanyaan peserta 3. Mendengarkan


3. Penutup 1. Menyimpulkan materi yang 1. Mendengarkan dan
(15 menit) disampaikan oleh penyuluh memperhatikan
2. Mengevaluasi peserta atas 2. Menjawab pertanyaan yang
penjelasan yang disampaikan diberikan
dan penyuluh menanyakan
kembali mengenai materi
penyuluhan
3. Salam penutup 3. Menjawab salam

H. Evaluasi Lisan
a. Apa pengertian Resiko Perilaku Kekerasan ?
b. Apa saja penyebab dan akibat Resiko Perilaku Kekerasan ?
c. Apa saja tanda-tanda dan gejala Resiko Perilaku Kekerasan ?
d. Bagaimana cara mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan?

I. Materi

RESIKO PERILAKU KEKERASAN


1. Pengertian
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri
maupun orang lain. Sering di sebut juga gaduh gelisah atau amuk di mana
seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik
yang tidak terkontrol (Yosep, 2007).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan kekerasan yang dapat membahayakan secara fisik terhadap diri
sendiri, orang lain maupun lingkungan (Stuart, 2007).
Perilaku kekerasan merupakan suau bentuk perilaku yang bertujuan untuk
melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Budi Ana Keliat, 2005).

2. Penyebab dan Akibat Resiko Perilaku Kekerasan


a. Faktor Predisposisi
 Psikologis
Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian
dapat timbul agresif atau perilaku kekerasan,contohnya : pada masa
anak-anak yang mendapat perilaku kekerasan cenderung saat dewasa
menjadi pelaku perilaku kekerasan.
 Perilaku
Kekerasan didapat pada saat setiap melakukan sesuatu maka kekerasan
yang diterima sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan
diadopsi dan dijadikan perilaku yang wajar.
 Sosial Budaya
Budaya yang pasif – agresif dan kontrol sosial yang tidak pasti
terhadap pelaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah kekerasan
adalah hal yang wajar.
 Bioneurologis
Beberapa berpendapat bahwa kerusakan pada sistem limbik, lobus
frontal, lobus temporal, dan ketidakseimbangan neurotransmitter ikut
menyumbang terjadi perilaku kekerasan.

b. Faktor Presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali
berkaitan  dengan (Yosep, 2009):
 Ekspresi diri, ingin menunjukkan  eksistensi diri atau simbol solidaritas
seperti dalam sebuah konser, penonton sepak bola, geng sekolah,
perkelahian masal dan sebagainya.
 Ekspresi dari tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial
ekonomi.
 Kesulitan dalam mengkomunikasikan sesuatu dalam keluarga serta
tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung
melalukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik.
 Ketidaksiapan seorang ibu dalam merawat anaknya dan
ketidakmampuan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
 Adanya riwayat perilaku anti sosial meliputi penyalahgunaan obat dan
alkoholisme dan tidak mampu mengontrol emosinya pada saat
menghadapi rasa frustasi.
 Kematian anggota keluarga yang terpenting, kehilangan pekerjaan,
perubahan tahap perkembangan, atau perubahan tahap perkembangan
keluarga.
c. Akibat dari Resiko Perilaku Kekerasan
Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi
menciderai diri, orang lain dan lingkungan. Resiko menciderai
merupakan  suatu tindakan yang kemungkinan dapat
melukai/mrmbahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

3. Tanda dan Gejala Resiko Perilaku Kekerasan


a. Fisik: mata melotot/pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup,
wajah memerah dan tegang, serta posyur tubuh kaku
b. Verbal: mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, berbicara
dengan nada keras, kasar, ketus
c. Perilaku: menyerang orang lain, melukai diri sendiri,orang lain, merusak
lingkungan, amuk/agresif
d. Emosi: tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu,
dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan, dan menuntut.
e. Intelektual: mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan
f. Spiritual: merasa berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan, tidak
bermoral, dan kreativitas terhambat.
g. Sosial: menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan ejekan, dan
sindiran
h. Perhatian: bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan seksual

4. Cara Mengontrol Resiko Perilaku Kekerasan


a. Tarik nafas dalam melalui hidung dan keluarkan lewat mulut berulang kali
sampai emosi mereda.
b. Mengendalikan perilaku kekerasan dengan berolahraga dan beraktifitas
c. Mengendalikan perilaku kekerasan dengan berdoa kepada Tuhan
d. Katakan dalam hati “sabar sabar” berulang kali ketika amarah muncul
e. Menemui orang lain (keluarga atau orang terdekat) untuk bercakap-cakap
atau mengungkapkan perasaan yang dirasakan.
f. Menggunakan obat dengan baik dan benar

TEMA KEISLAMAN TENTANG PENTINGNYA BERSABAR DALAM


MENGHADAPI SETIAP COBAAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Pada kesempatan yang baik ini marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah

SWT yang mana telah memberikan nikmat dan hidayahnya kepada kita sehingga bisa

berkumpul dalam keadaan sehat pada hari ini.

“(Yaitu) orang-orang yang apabila menimpa kepada mereka suatu musibah, mereka

berkata: Sesungguhnya kita ini dari Allah, dan sesungguhnya kepada-Nyalah kita

semua akan kembali. Mereka itu akan dikaruniakan atas mereka anugerah-anugerah

dari Tuhan mereka dan rahmat, dan mereka itulah orang-orang yang akan mendapat

petunjuk.” (Al-Baqarah: 156-157).

Berbagai penyakit yang diderita seseorang itu sebenarnya merupakan ujian dan
cobaan dari Allah, agar mereka bertaubat dan kembali pada Allah, sebagai diingatkan
dalam surat Al Insan 29

Sesungguhnya  ini adalah suatu peringatan, maka barangsiapa menghendaki


(kebaikan bagi dirinya) niscaya dia mengambil jalan kepada Tuhannya. (Al Insan
29)

Menyembuhkan berbagai penyakit itu bagi Allah bukanlah perkara sulit, disamping
usaha berobat secara medis mintalah pertolongan pada Allah . Tanpa izin dan
kehendak Allah seseoang tidak mungkin sembuh dari berbagai penyakit yang
dideritanya, walaupun dia mendatangi berbagai rumah sakit termahal didunia ini, dan
menghabiskan biaya puluhan milyar sekalipun.

Al Qur’an merupakan obat dan penyembuh bagi berbagai penyakit yang diderita
manusia , baik penyakit medis, kejiwaan maupun penyakit akibat gangguan jin dan
sihir. Sebagaimana diingatkan Allah dalam surat Al israak ayat 82:
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-
orang yang zalim selain kerugian (Al Israak 82)

Demikianlah pidato singkat yang bisa saya sampaikan, mudah-mudahan apa yang
sudah saya sampaikan bermanfaat dan dapat dilaksanakan, akhir kata saya ucapkan
terimakasih atas perhatiannya

SATUAN ACARA PENYULUHAN


RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI POLI JIWA RUMAH SAKIT DAERAH SAMBANG LIHUM
OLEH KELOMPOK 1 :

M. Iqbal Rifani Mardiati


M. Rizky Rachman Marfuah Muhlisah
Muhammad Maulana Mia Jamiliana
Muhammad Ni’am Lutfhi Miftah Rahmah
Muhammad Rama

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S.1 KEPERAWATAN
BANJARMASIN, 2016
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI POLI JIWA RUMAH SAKIT DAERAH SAMBANG LIHUM

Tanggal 24 Desember 2016

Oleh :

M. Iqbal Rifani Mardiati


M. Rizky Rachman Marfuah Muhlisah
Muhammad Maulana Mia Jamiliana
Muhammad Ni’am Lutfhi Miftah Rahmah
Muhammad Rama

Banjarmasin, 24 Desember 2016

Mengetahui,

Pembimbing Akademik (CT) Pembimbing Lahan (CI)

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai