Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) RESIKO PERILAKU KEKERASAN

KELOMPOK VI :

ROSDIYANA UMANAHU
SUSMA DJABU
STEFANNY RUMIMPUNU
VERONICA DAROMES
YUNIFER LOLOWANG
TUMBOL BRYLIAN KAVIN THIMOTTY
THEO KHRISSANDY LAITI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS LANJUTAN

POLTEKKES KEMENKES MANADO

2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) RESIKO PERILAKU
KEKERASAN
Bidang Studi : Keperawatan Jiwa
Pokok Bahasan : Resiko Perilaku Kekerasan
Sub Pokok Bahasan : Cara Merawat Pasien Resiko Perilaku Kekerasan

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang kesehatan jiwa (Perilaku Kekerasan) selama
30 menit diharapkan keluarga mampu memahami tentang (Perilaku Kekerasan) dan
penanganannya dirumah.

2. Tujuan Khusus
a. Menyebutkan pengertian Perilaku Kekerasan.
b. Menyebutkan penyebab Perilaku Kekerasan.
c. Menyebutkan 4 dari 6 tanda dan gejala Perilaku Kekerasan.
d. Mendemonstrasikan cara mengontrol Perilaku Kekerasan.

B. MATERI
Terlampir

C. MEDIA
Leaflet

D. METODE
a. Ceramah
b. Demonstrasikan
c. Tanya jawab

E. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir dalam kegiatan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan oleh mahasiswa
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan
b. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian Perilaku Kekerasan
b. Peserta mampu menyebutkan penyebab Perilaku Kekerasan
c. Peserta mampu menyebutkan 4 dari 6 tanda dan gejala Perilaku Kekerasan
d. Peserta mampu mendemonstrasikan cara mengontrol Perilaku Kekerasan

F. PROSES PELAKSANAAN

KEGIATAN
NO KEGIATAN PENYULUH WAKTU MEDIA METODE
PESERTA

1 Pembukaan :

 Membuka kegiatan  Menjawab 5 menit ceramah


dengan mengucapkan salam
salam
 Memperkenalkan diri  Mendengarkan
 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan
pertemuan
 Menyebutkan materi  Memperhatikan
yang akan diberikan
2 Pelaksanaan :

 Persepsi mengenai  Menjawab 15 menit Leaflet Tanya


pengertian Perilaku pertanyaan jawab dan
Kekerasan ceramah
 Mengklarifikasi dengan  Mendengarkan
menjelaskan tentang
penyebab Perilaku
Kekerasan
 Mengklarifikasi dengan  Mendengarkan
menjelaskan tanda dan
gejala Perilaku
Kekerasan
 Mengajarkan bagaimana  Memperhatikan
cara mengontrol
Perilaku Kekerasan

Demonstrasi
dan ceramah

3 Evaluasi :

 Menanyakan kepada Menjawab 5 menit


Peserta tentang materi pertanyaan
penyuluhan yang telah
diberikan, mengevaluasi
tentang materi yang
telah disampaikan dan
reinforcement kepada
peserta yang dapat
menjawab pertanyaan.
4 Terminasi :

 Mengucapkan salam  Menjawab salam 5 menit


penutup

G. PERTANYAAN EVALUASI
1. Apa yang di maksud dengan Perilaku Kekerasan ?
2. Apa penyebab Perilaku Kekerasan ?
3. Apa tanda dan gejala Perilaku Kekerasan ?
4. Bagaimana cara mengontrol Perilaku Kekerasan ?

Lampiran

RESIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Pengertian Perilaku kekerasan


Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah
yang tidak konstruktif.
Marah adalah pengalaman emosi yang kuat dari individu dimana hasil/tujuan
yang harus dicapai terhambat”. Kemarahan yang ditekan atau pura-pura tidak marah
akan mempersulit sendiri dan mengganggu hubungan interpersonal. Pengungkapan
kemarahan dengan langsung dan konstruktif pada waktu terjadi akan melegakan
individu dan membantu orang lain untuk mengerti perasaan yang sebenarnya. Untuk itu
perawat harus pula mengetahui tentang respons kemarahan sesorang dan fungsi positif
marah.

B. Penyebab Perilaku kekerasan


Menurut Stearen penyebab kemarahan (perilaku kekerasan) adalah kombinasi dari
segala sesuatu yang tidak enak, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan frustasi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan yaitu frustasi, hilangnya
harga diri, kebutuhan akan status dan prestise yang tidak terpenuhi.
1. Frustasi : sesorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/ keinginan
yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan
cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa
mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya misalnya dengan kekerasan.
2. Hilangnya harga diri ; pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang
sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut
mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas
marah, dan sebagainya.
3. Kebutuhan akan status dan prestise : Manusia pada umumnya mempunyai
keinginan untuk mengaktualisasikan dirinya, ingin dihargai dan diakui statusnya.

C. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan


1. Muka merah
2. Pandangan tajam
3. Otot tegang
4. Nada suara tinggi
5. Berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak
6. Memukul jika tidak senang

D. Cara Merawat pasien dengan Perilaku Kekerasan


Cara Mengatasi Marah (Peran Serta Keluarga Dalam Merawat Klien
Yang Melakukan Perilaku Kekerasan)
Cara umum dapat diarahkan pada berbagai aspek :
1. Fisik : menyalurkan marah melalui kegiatan fisik seperti lari pagi, angkat
berat, menari, jalan-jalan,olah raga,relaksasi otot
2. Emosi : mengurangi sumber yang menimbulkan marah, misalnya ruangan
yang terang,sikap keluarga yang lembut
3. Intelektual : mendorong ungkapan marah, melatih terbuka terhadap erasaan marah,
melindungi dan melaporkan jika amuk
4. Sosial : mendorong klien yang melakukan cara marah yang konstruktif (yg
telah dilatih di rs)pada lingkungan
5. Spritual : bantu menjelaskan keyakinan tentang marah, meingkatkan kegiatan
ibadah

Cara khusus yang dapat dilakukan keluarga pada kondisi khusus :


1)      Berteriak menjerit, memukul
2)      Terima marah klien, diam sebentar
3)      Arahkan klien untuk memukul barang yang tidak mudah rusak (bantal, kasur)
4)      Setelah tenang diskusikan cara umum yang sesuai
5)      Bantu klien latihan relaksasi (latihan fisik, olah raga)
6)      Latihan pernafasan 2 kali/hari, tiap kali sepuluh kali tarikan dan hembusan nafas
7)      Berikan obat sesuai dengan aturan pakai
8)     Jika cara satu dan dua tidak berhasil, bawa klien konsultasi ke pelayanan
kesehatan jiwa puskesmas, unit psikiatri RSU, RS. Jiwa)
9)      Sedapat mungkin anggota keluarga yang melakukan perilaku kekerasan sedapat
mungkin jangan diikat atau dikurung..
DAFTAR PUSTAKA

Keliat B, 2005. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 2. Jakarta : EGC

Stuart dan Sundeen . 2007 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .


Yosep, Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai