Anda di halaman 1dari 28

171

MODUL MATERI
INTI 4.d.

ASUHAN KEPERAWATAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN

I. DESKRIPSI SINGKAT
Marah merupakan respon normal individu terhadap suatu kejadian atau karena
tidak terpenuhinya suatu kebutuhan, namun jika respon tersebut mengarah pada
perilaku kekerasan yang dapat membahayakan diri, orang lain dan lingkungan
tentu memerlukan intervensidari tenaga kesehatan, terutama perawat. Asuhan
keperawatan risiko perilaku kekerasan perlu dilakukan, agar pasien dapat
mengontrol perilakunya dan kembali menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari
secara optimal.
Modul ini membahas asuhan keperawatan resiko perilaku kekerasan, agar pasien
dapat mengontrol perilakunya dan keluarga mempunyai kemampuan merawat
pasien resiko perilaku kekerasan di ruah dan lingkungan sekitarnya.
Asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosis keperawatan, tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga (pelaku
rawat), evaluasi kemampuan pasien dan keluarga (pelaku rawat) dan dokumentasi
keperawatan.

II. TUJUAN PEMBELAJARAN


A. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU):
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan asuhan
keperawatan risiko perilaku kekerasan.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK):
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu :
1. Menjelaskan konsep risiko perilaku kekerasan.
2. Menguraikan langkah-langkah

proses keperawatan risiko perilaku

kekerasan:
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

172

a. Melakukan pengkajian risiko perilaku kekerasan


b. Menetapkan diagnosis keperawatan risiko perilaku kekerasan
c. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien risiko perilaku
kekerasan.
d. Melakukan tindakan keperawatan kepada keluarga pasien risiko
perilaku kekerasan.
e. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat pasien
risiko perilaku kekerasan.
f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pasienrisiko perilaku
kekerasan.
3. Mempraktikkan asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan.
III.

POKOK BAHASAN

Pokok bahasan yang dibahas dalam modul ini adalah:


Pokok bahasan A. Konsep Risiko Perilaku Kekerasan
Pokok bahasan B. Proses Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan
IV.

METODE

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah:

Brainstorming(curah pendapat)

Ceramah tanya jawab

Exercise/ latihan

Demonstrasi

V. MEDIA DAN ALAT BANTU


Media dan alat bantu yang digunakan selama proses pembelajaran adalah:

LCD projector dan Laptop

Laser pointer

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

173

Spidol

Slide Presentasi

Lembar diskusi (flip chart)

Form Latihan, Panduan Latihan dan demonstrasi

Matrik Asuhan Keperawatan

VI.

LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Agar proses pembelajaran dapat berjalan dan berhasil secara efektif, maka perlu
disusun langkah-langkah sebagai berikut:
A. Langkah 1 : Penyiapan Proses Pembelajaran di Kelas
1. Kegiatan Fasilitator
a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas.
b. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
c. Jika belum pernah menyampaikan sesi di kelas, fasilitator memulai
dengan memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan yang disukai, instansi tempat bekerja,
dan materi yang akan disampaikan.
d. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang apa yang dimaksud
dengan risikoperilaku kekerasan dengan metode brainstorming.
e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran
asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan dengan menggunakan
bahan tayang.
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum
jelas dan perlu diklarifikasi.
B. Langkah 2 : Penjelasan Proses Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

174

Penjelasan tentang proses keperawatan risiko perilaku kekerasan selama 1


JPL (45 menit) sebagai berikut :
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan pokok bahasan dan sub pokok bahasan: konsep risiko
perilaku kekerasan danproses keperawatan risiko perilaku kekerasan.
Saat penyampaian materi proses keperawatan risiko perilaku
kekerasan, peserta juga melakukan latihan atau bermain peran dalam
merawat risikoperilaku kekerasan.
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menanyakan hal-hal
yang kurang jelas.
c. Memberikan jawaban jika ada pertanyaan yang diajukan peserta.
2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat, dan menyimpulkan hal-hal yang dianggap
penting.
b. Melakukan latihan atau bermain peran dalam merawat risiko perilaku
kekerasan.
c. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator sesuai dengan kesempatan
yang diberikan.
d. Memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan fasilitator.
C. Langkah 3 : Praktik laboratorium asuhan keperawatan risiko perilaku
kekerasan
Kegiatan praktik laboratoriumselama 1 JPL (45 menit) sebagai berikut:
1. Kegiatan Fasilitator
a. Memberi kesempatan pada peserta untuk bermain peran sebagai
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dan
keluarga (pelaku rawat).
b. Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada proses latihan
(bermain peran).
c. Melakukan evaluasi dan memberikan masukan kepada perawat setelah
bermain peran dalam merawat pasien dan keluarga (pelaku rawat).

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

175

2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri untuk bermain peran dalam melakukan asuhan
keperawatan terhadap pasien atau keluarga (pelaku rawat).
b. Bermain peran dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien
atau keluarga (pelaku rawat).
c. Mendengar dan mencatat tentang hasil evaluasi dari fasilitator.
D. Langkah 4 : Praktik lapangan asuhan keperawatan risiko perilaku
kekerasan
Kegiatan praktik lapangan selama 1 JPL (45 menit) sebagai berikut:
1. Kegiatan Fasilitator
a. Melakukan konferensi awal (pre conference).
b. Memberi

kesempatan

pada

peserta

untuk

melakukan

asuhan

keperawatan terhadap pasien dan keluarga (pelaku rawat) melalui


kunjungan rumah.
c. Mengamati peserta dan memberikan bimbingan pada saat peserta
melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dan keluarga (pelaku
rawat).
d. Melakukan evaluasi dan memberikan masukan kepada peserta setelah
melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dan keluarga (pelaku
rawat).
e. Melakukan konferensi akhir (post conference).
2. Kegiatan Peserta
a.Membuat laporan pendahuluan (LP), strategi pelaksanaan tindakan
(SP), dan rencana harian.
b. Mengikuti konferensi awal (pre conference)
c.Melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien dan keluarga (pelaku
rawat).
d. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
e.Mengikuti konferensi akhir (post conference).

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

176

VII.

URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN A.
KONSEP RISIKO PERILAKU KEKERASAN

1.

PENGERTIAN
Menurut Berkowitz (1993), perilaku kekerasan adalah perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis, sedangkan
menurut Citrome dan Volavka (2002, dalam Mohr, 2006) perilaku kekerasan
adalah respon dan perilaku manusia untuk merusak dan berkonotasi sebagai
agresif fisik yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain dan atau
sesuatu.
Stuart dan Laraia (2005), menyatakan bahwa perilaku kekerasan adalah hasil
dari marah yang ekstrim (kemarahan) atau ketakutan (panik) sebagai respon
terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman serangan fisik atau konsep
diri. Perasaan terancam ini dapat berasal dari stresor eksternal (penyerangan
fisik, kehilangan orang berarti dan kritikan dari orang lain) dan internal
(perasaan gagal di tempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang
dan ketakutan penyakit fisik).
Menurut Keliat, dkk, perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Keliat,
dkk, 2011).
Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku yang memperlihatkan individu
tersebut dapat mengancam secara fisik, emosional dan atau seksual kepada
orang lain (Herdman, 2012)
Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku kekerasan merupakan:

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

177

a) Respons emosi yang timbul sebagai reaksi terhadap kecemasan yang


meningkat dan dirasakan sebagai ancaman (diejek/dihina).
b) Ungkapan perasaan terhadap keadaan yang tidak menyenangkan (kecewa,
keinginan tidak tercapai, tidak puas).
c) Perilaku kekerasan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri
sendiri, orang lain, dan lingkungan.
2. PROSES TERJADINYA PERILAKU KEKERASAN
Proses terjadinya perilaku kekerasan pada pasien akan dijelaskan dengan
menggunakan konsep stress adaptasi Stuart yang meliputi stressor dari faktor
predisposisi dan presipitasi,
a. Faktor Predisposisi
Hal-hal yang dapat mempengaruhi terjadinya

perilaku kekerasan,

meliputi :
1) Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter
mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan
riwayat penggunaan NAPZA.
2) Faktor Psikologis
Pengalaman marah adalah akibat dari respon psikologis terhadap
stimulus eksternal, internal maupun lingkungan.Perilaku kekerasan
terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustrasi. Frustrasi terjadi apabila
keinginan individu untuk mencapai sesuatu menemui kegagalan atau
terhambat, seperti kesehatan fisik yang terganggu, hubungan social
yang terganggu. Salah satu kebutuhan manusia adalah berperilaku,
apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui berperilaku
konstruktif, maka yang akan muncul adalah individu tersebut
berperilaku destruktif.
3) Faktor Sosiokultural
Fungsi dan hubungan sosial yang terganggu disertai lingkungan sosial
yang mengancam kebutuhan individu yang mempengaruhi sikap
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

178

individu dalam mengekspresikan marah. Norma budaya dapat


mempengaruhi individu untuk berespon asertif atau agresif. Perilaku
kekerasan dapat dipelajari secara langsung melalui proses sosialisasi
(social learning theory), merupakan proses meniru dari lingkungan
yang menggunakan perilaku kekerasan sebagai cara menyelesaikan
masalah.
b. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi yang dapat menimbulkan perilaku kekerasan

pada

setiap individu bersifat unik, berbeda satu orang dengan orang yang lain.
Stresor tersebut dapat merupakan penyebab yang bersifat faktor eksternal
maupun internal dari individu.
Faktor internal meliputi keinginan yang tidak terpenuhi, perasaan
kehilangan dan kegagalan akan kehidupan (pekerjaan, pendidikan, dan
kehilangan orang yang dicintai), kekhawatiran terhadap penyakit fisik.
Faktor eksternal meliputi kegiatan atau kejadian sosial yang berubah
seperti serangan fisik atau tindakan kekerasan, kritikan yang menghina,
lingkungan

yang

terlalu

ribut,

atau

putusnya

hubungan

social/kerja/sekolah.
3. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala perilaku kekerasan dapat dinilai dari ungkapan pasien dan
didukung dengan hasil observasi.
a. Data Subjektif:
1) Ungkapan berupa ancaman
2) Ungkapan kata-kata kasar
3) Ungkapan ingin memukul/ melukai
b. Data Objektif:
a. Wajah memerah dan tegang
b. Pandangan tajam

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

179

c. Mengatupkan rahang dengan kuat


d. Mengepalkan tangan
e. Bicara kasar
f. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
g. Mondar mandir
h. Melempar atau memukul benda/orang lain

POKOK BAHASAN B.
PROSES KEPERAWATAN RISIKOPERILAKU KEKERASAN

1. PENGKAJIAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN


Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasi pada pasien dan
keluarga (pelaku rawat).
Tanda dan gejala resiko perilaku kekerasan dapat ditemukan dengan
wawancara melalui pertanyaan sebagai berikut:
a. Apa penyebab perasaan marah?
b. Apa yang dirasakan saat terjadi kejadian/penyebab marah?
c. Apa yang dilakukan saat marah?
d. Apa akibat dari cara marah yang dilakukan?
e. Apakah dengan cara yang digunakan penyebab marah hilang?
Tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan yang dapat ditemukan melalui
observasi adalah sebagai berikut:
a. Wajah memerah dan tegang
b. Pandangan tajam
c. Mengatupkan rahang dengan kuat
d. Mengepalkan tangan
e. Bicara kasar
f. Mondar mandir
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

180

g. Nada suara tinggi, menjerit atau berteriak


h. Melempar atau memukul benda/orang lain
Data hasil observasi dan wawancara di atas didokumentasikan pada kartu
berobat pasien di puskesmas. Contoh pendokumentasian hasil pengkajian
sebagai berikut:
Data :
Pasien mengatakan ingin memukul ibunya karena keinginannya tidak dipenuhi,
yang biasa dilakukan jika marah adalah memukul dan menendang pintu. Pasien
berbicara dengan nada tinggi dan suara keras, tangan mengepal, mata melotot
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
Langkah berikutnya adalah merumuskan diagnosis keperawatan. Diagnosis
keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala yang diperoleh pada
pengkajian. Berdasarkan data-data tersebut dapat ditegakkan diagnosis
keperawatan:
Risiko perilaku kekerasan

3.

TINDAKAN KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN


Tindakan keperawatan untuk mengatasi risiko perilaku kekerasan, dilakukan
terhadap pasien dan keluarga (pelaku rawat). Saat melakukan pelayanan di
Puskesmas dan kunjungan rumah, perawat menemui keluarga (pelaku rawat)
terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Bersama keluarga (pelaku rawat),
perawat mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga (pelaku
rawat). Setelah itu, perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian dan
melatih satu cara untuk mengatasi masalah yang dialami pasien.
Jika pasien telah mendapatkan terapi psikofarmaka, maka hal pertama yang
dilatih perawat adalah tentang pentingnya kepatuhan minum obat. Setelah
perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga
(pelaku rawat) dan melatih keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien,
serta menyampaikan hasil tindakan yang telah dilakukan terhadap pasien dan
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

181

tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk mengingatkan pasien melatih
kemampuan mengatasi masalah yang telah diajarkan oleh perawat.
Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap
pertemuan, minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan
keluarga mampu mengatasi resiko perilaku kekerasan.
a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Risiko Perilaku Kekerasan
Tujuan: Pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menjelaskan penyebab marah
3) Menjelaskan perasaan saat

penyebab

marah/perilaku

kekerasan
4) Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah
5) Menyebutkan cara mengontrol rasa marah/perilaku
6)
7)
8)
9)

kekerasan
Melatih kegiatan fisik dalam menyalurkan kemarahan
Memakan obat secara teratur
Melatih bicara yang baik saat marah
Melatih kegiatan ibadah untuk mengendalikan rasa marah

Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah:
a)

Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien


b)

Perkenalkan diri : nama, nama panggilan


yang Perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama panggilan
pasien yang disukai

c)

Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat


ini

d)

Buat kontrak asuhan : apa yang Perawat


akan lakukan bersama pasien, berapa lama akan dikerjakan
dan tempatnya dimana

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

182

e)

Jelaskan bahwa Perawat akan merahasiakan


informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi

f)

Tunjukkan sikap empati

g)

Penuhi kebutuhan dasar pasien

2) Diskusikan

bersama

pasien

penyebab

rasa

marah

yang

menyebabkan perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu.


3)

Diskusikan tanda-tanda pada pasien jika terjadi


perilaku kekerasan

a)

Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik


b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
psikologis
c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial
d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
spiritual
e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara
intelektual

4)

Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan


yang biasa dilakukan pada saat marah secara:
(1) Verbal
(2) terhadap orang lain
(3) terhadap diri sendiri
(4) terhadap lingkungan

5)

Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya

6)

Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan


secara:
(1)

Fisik:tarik nafas dalam, pukul kasur dan


batal.

(2)

Patuh minum obat

(3)

Sosial/verbal: bicara yang baik:


mengungkapkan, menolak dan meminta rasa marahnya

(4)

Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan


pasien
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

183

Tindakan keperawatan terhadap pasien dapat dilakukan minimal empat


kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan keluarga dapat
mengontrol/mengendalikan perilaku kekerasan. Pada masing-masing
pertemuan

dilakukan

tindakan

keperawatan

berdasarkan

strategi

pelaksanaan (SP) sebagai berikut:


Latihan 1 untuk pasien: pengkajian dan latihan nafas dalam dan memukul
kasur atau bantal
Identifikasi penyebab, tanda dan gejala perilaku kekerasan yang
dilakukan, akibat perilaku kekerasan yang dilakukan; jelaskan cara
mengontrol perilaku kekerasan: fisik, obat, verbal, spiritual; latihan cara
mengontrol perilaku kekerasan secara fisik: tarik nafas dalam, pukul kasur
dan bantal; masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan fisik.
Orientasi:
Assalamuallaikum pak, perkenalkan nama saya ...................., saya
senang dipanggil suster ...................., dari puskesmas Matraman. Nama
bapak siapa? Senangnya dipanggil apa?
Tadi saya sudah bertemu dengan ibu dan sekarang saya ingin bercakapcakap dengan bapak
Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal atau
marah?
Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang penyebab
bapak marah, dan bagaimana cara mengontrol rasa marah bapak. Berapa
lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?
Setuju pak? Dimana sebaiknya kita duduk untuk berbincang-bincang,
pak?
Kerja:
Apa yang menyebabkan bapak marah? Apalagi penyebab yang lain?
Samakah dengan yang sekarang? O..iya, jadi ada 2 penyebab marah
bapak. Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak pulang ke rumah
dan istri belum menyediakan makanan, apa yang bapak rasakan?
(tunggu responpasien).
Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar,
mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal? Setelah itu
apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak memukul istri bapak dan
memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan terhidang? Iya,
tentu tidak.Apa kerugian cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi sakit
dan takut, piring-piring pecah. Menurut bapak adakah cara lain yang
lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

184

dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?


Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah
dengan kegiatan fisik. Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan
muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot, bapak dapat
melakukan: tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal. Mari kita coba
latihan tarik nafas dalam: berdiri, lalu tarik nafas dari hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan/tiup perlahan lahan melalui mulut seperti
mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus, tahan,
dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah
bisa melakukannya.
Mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Dimana kamar bapak? Jadi
kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan
lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah,
coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak
melakukannya.
Sekarang kita buat jadwalnya ya pak, mau berapa kali sehari bapak
latihan memukul kasur dan bantal serta tarik nafas dalam? Baik pak ini
jadwalnya, kapan bapak mau latihan tarik nafas dalam dan memukul
bantal atau kasur. Jika bapak melakukannya coret disini ya pak
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bincang-bincang tentang
perasaan marah dan tadi latihan cara menyalurkan marah?
Iya jadi ada 2 penyebab yang membuat bapak marah ........ (sebutkan)
dan bapak rasakan ..... (sebutkan) dan yang bapak lakukan .... (sebutkan)
serta akibatnya ......... (sebutkan).
Berapa tadi cara mengontrol marah jika perasaan marah bapak muncul?
Baiklah bapak sudah memasukkan kedua cara tadi ke dalam jadwal
kegiatan sehari-hari bapak.. jadi kalau ada keinginan marah, gunakan
kedua cara tadi ya pak.
Dua hari lagi saya akan kembalidan kita latih cara mengontrol marah
dengan patuh minum obat. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya.
Sampai jumpa
Latihan 2 untuk pasien : latihan patuh minum obat
Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan
melakukan tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal, tanyakan
manfaatnya dan beri pujian, latih cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan obat (jelaskan 6 benar: benar nama, benar jenis, benar dosis, benar
waktu, benar cara, kontinuitas minum obat dan dampak jika tidak kontinu

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

185

minum obat), masukkan pada jadwal kegiatan latihan fisik dan minum
obat.
Orientasi:
Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya
datang lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul
kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba
kita lihat jadwalkegiatannya.
Apakah selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak marah?
Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya? Hasilnya bagaimana pak?
Wah, bagus sekali, bapak telah menerapkan cara mengontrol marah dengan cara
tarik nafas dalam dan ternyata perasaan marahnya jadi terkontrol
Bagaimana kalau sekarang kita bicara tentang pentingnya minum obat dan
latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincang tentang hal tersebut? Sekarang saya akan jelaskan tentang
pentingnya minum obat.
Kerja:
Bapak sudah dapat obat dari dokter puskesmas? Pak ini obatnya, bapak perlu
minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, dan tidurnya juga
menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranyenamanya
CPZ, yang warna putih ini namanya THP, dan yangmerah jambu ini namanya
HLP semuanyaini harus bapakminum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang,
danjam 7malam. Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasakering,
untuk membantu mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es batu. Bila bapak
merasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknyaistirahat dan jangan beraktivitas
dulu. Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan
dokter ya pak
Sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label yang menempel di bungkus obat,
apakah benar nama bapak tertulis disitu. Selain itu bapak perlu memperhatikan
jenis obatnya, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus
diminum, dan cara minum obatnya. Bapak perlu secara teratur minum obat dan
tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita masukkan
waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol
perasaan marah dengan cara minum obat yang benar?
Coba bapak sebutkan lagi cara minum obat yang benar
Bagus!Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?
Jadwal minum obat telah kita buat tadi. Jangan lupa laksanakan semua dengan
teratur ya.
Baik, seminggu lagisaya kembali untuk melihat sejauhmana bapak
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

186

melaksanakan kegiatan latihan fisik dan minum obat dengan teratur . Serta
apakah hal tersebut dapat mencegah rasa marah. Saya juga akan melatih bapak
cara mengontrol perasaan marah dengan cara bicara yang baik. Bapak mau jam
berapa? Sampai jumpa

Latihan 3 untuk pasien : latihan cara sosial atau verbal


Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan pasien
melakukan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, makan obat dengan
patuh dan benar, tanyakan manfaatnya dan beri pujian, latih cara
mengontrol perilaku kekerasan secara verbal (tiga cara, yaitu:
mengungkapkan, meminta, menolak dengan benar), masukkan pada
jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, dan verbal .
Orientasi:
Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu sekarang
saya datang lagi
Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur
bantal? Bagaimana dengan minum obatnya sesuaikah dengan jadwalnya? Apa
yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur dan obatnya diminum?
Apakah selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak merasa kesal?
Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya?
Lalu...bagaimana hasilnya pak?
Bagus sekali, marah bapak menjadi reda setelah dialihkan dengan memukul
bantal
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang
marah? Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?
Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?
Kerja:
Sekarang kita latihan cara bicara yang baik bila sedang marah. Ada tiga caranya
pak, yaitu :
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta
tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: Bu, tolong ambilkan saya air
minum itu. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin
melakukannya, katakan: Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang
ada kerjaan.
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal, bapak dapat mengatakan: Saya jadi ingin marah karena
perkataanmu itu
Coba bapak praktekkan. Bagus pak
Sekarang mari kita masukkan dalam jadwal. Berapa kali bapak dalam sehari
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

187

mau latihan bicara yang baik ?


Bisa kita buat jadwalnya? Coba masukkan dalam jadwal latihan sehari-hari,
misalnya meminta makan, minta obat atau minta uang, dll. Begitu juga dengan
latihan tarik nafas dalam, latihan pukul bantal/kasur, dan jadwal minum obat
tetap dilanjutkan seperti jadwal sebelumnya
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?
Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari
Bagus sekali, jangan lupa bapak latihan sesuai jadwal yang telah dibuat tadi,
yaitu meminta, menolak, dan mengungkapkan perasaan dengan cara baik. Juga
latihan tarik nafas dalam, latihan pukul bantal/kasur, dan jadwal minum obat
bapak tetap lakukan sesuai jadwal ya
Dua hari lagi saya akan kembali mengunjungi bapak ya?Bagaimana kalau
waktunya seperti sekarang ini saja, bapak setuju?
Nanti kita akan membicarakan tentang cara lain untuk mengatasi rasa marah
bapak yaitu dengan cara ibadah, bapak setuju?
Latihan 4 untuk pasien : latihan cara spiritual
Evaluasi tanda dan gejala perilaku kekerasan, validasi kemampuan pasien
melakukan tarik nafas dalam, pukul kasur dan bantal, makan obat dengan
benar dan patuh, bicara yang baik, tanyakan manfaatnya, beri pujian, latih
mengontrol marah dengan cara spiritual (2 kegiatan), masukkan pada
jadwal kegiatan untuk latihan fisik, minum obat, verbal dan spiritual.
Orientasi:
Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya
datang lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam, pukul
kasur bantal dan bicara yang baik? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan
secara teratur? Bagaiamana obatnya, diminum teratur?
Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mengontrol marah bapak
yaitu dengan ibadah?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang tentang cara ibadah?
Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?
Kerja:
Coba bapak ceritakan kegiatan ibadah yang biasa bapak lakukan Bagus
Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik nafas
dalam. Jika tidak reda juga marahnya, rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda
juga, ambil air wudhu kemudian sholat.
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

188

Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak
merasa marah. Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan
kemarahan atau ditambah dengan Dzikir.
Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Jam berapa
bapak akan sholat?Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ dzikir(sesuai
kesepakatan pasien).
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang
keempat ini?
Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus! Coba bapak
ulangi kembali cara mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual atau
ibadah.
Bagus sekali pak! Saya harap bapak melakukan latihan sesuai dengan jadwal
yang telah diisi tadi dan menerapkan cara mengontrol perasaan marah jika bapak
merasa ingin marah. Obatnya juga tetap diminum sesuai jadwal
Dua minggu lagi saya akan datang, nanti kita bicarakan apakah
empatcaramengontrol rasa marah, yaitu dengancara fisik: menarik nafas dalam
dan memukul kasur atau bantal, patuh minum obat yang sudah bapak dapat dari
puskesmas, cara bicara yang baik, serta ibadah secara teratur dapat mengontrol
perasaan marah bapak?Saya akan lihat kemampuan bapak dalam melakukan
kegiatan yang sudah dibuat dalam jadwal ini, dan bagaimana perasaan bapak
setelah melakukannya. Mau jam berapa pak? Apakah seperti sekarang saja?
Bagaimana kalau jam 10 ya?

b.

Tindakan keperawatan untuk keluarga pasien risiko perilaku


kekerasan
Tujuan: Keluarga mampu:
1)

Mengenal masalah risiko perilaku kekerasan

2)

Memutuskan untuk melakukan perawatan


pada pasien risiko perilaku kekerasan

3)

Merawat pasien risiko perilaku kekerasan


dengan mengajarkan dan mendampingi pasien melakukan kegiatan
fisik, bicara yang baik, minum obat teratur dan spiritual

4)

Memodifikasi lingkungan yang konsusif agar


pasien mampu mengontrol perilaku kekerasan dan mengurangi stresor
yang menimbulkan perilaku kekerasan

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

189

5)

Mengenal

tanda

kekambubuhan,

dan

mencari pelayanan kesehatan


Keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar
kemampuan pasien risiko perilaku kekerasan mengatasi masalahnya
dapat meningkat.
2)

Tindakan keperawatan kepada keluarga (pelaku rawat) :


1) Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya
perilaku kekerasan/ risiko perilaku kekerasan.
3) Melatih keluarga cara merawat risiko perilaku kekerasan.
4) Membimbing keluarga merawat risiko perilaku kekerasan.
5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan
yang mendukung pasien untuk mengontrol emosinya.
6) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan
rujukan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan
7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara
teratur.
Latihan 5 untuk keluarga : cara merawat pasien dan latihan fisik 1
Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien, jelaskan
pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya perilaku kekerasan
(gunakan booklet), jelaskan cara merawat perilaku kekerasan, latih satu
cara merawat perilaku kekerasan: fisik 1,2, anjurkan membantu pasien
sesuai jadwal dan memberi pujian.

Orientasi:
Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya suster .............., ibu bisa
memanggil saya suster ....................... Saya perawat dari puskesmas
Matraman, saya sedang melakukan kunjungan rumah. Nama ibu siapa,
senangnya dipanggil apa? Saya mendapat informasi dari kader kesehatan
bahwa ibu sedang kebingungan dengan suami ibu yang marahmarah.(Jika perawat belum pernah bertemu keluarga pasien)
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

190

Bisa kita berbincang-bincang sekarang tentang apa yang menyebabkan


bapak marah, tanda-tandanya dan cara mengatasinya?
Berapa lama ibu mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30
menit?
Sekarang sekitar 10 menit saja dulu, setelah itu saya akan menemui
bapak untuk menanyakan tentang hal yang dialaminya serta melatih bapak
mengatasi masalahnya. Kemudian saya kembali akan menemui ibu
Tujuan pertemuan ini adalah agar ibu mengenal masalah yang dialami
bapak dan dapat berlatih cara merawat bapak
Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang, bu?
Kerja:
Coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan dalam merawat bapak?
Banyak hal yang dapat membuat seseorang marah seperti yang terjadi
pada bapak, apa yang telah keluarga lakukan untuk mengatasinya?
Oo keluarga selama ini berusaha mengalah. Bu, marah adalah suatu
perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar akan
membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
Bisakah ibu cerita apa saja yang biasanya membuat bapak marah?
Bagaimana perilaku yang ibu lihat? Apakah wajah suami ibu tampak
tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, dan bicaranya kasar? Itu artinya
suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu apakah ia akan
melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga?
Baik bu, sekarang saya akan menemui bapak, setelah itu saya akan
kembali menemui ibu
(Percakapan dihentikan dulu, perawat menemui pasien, setelah melatih
pasien, perawat kembali melanjutkan percakapan dengan keluarga)
(percakapan lanjutan)
Saya telah berbicara dengan suami ibu. Suami ibu mengatakan yang
menyebabkan ia marah dan mengamuk adalah jika ia direndahkan. Yang
dialami bapak adalah ketidakmampuan mengontrol perasaan marahnya
atau sering disebut dengan risiko perilaku kekerasan. Hal ini dapat diatasi
dengan cara melatih bapak mengontrol perasaan marahnya. Ini ada
booklet tentang cara membantu bapak mengatasi masalahnya. Mari kita
lihat sama-sama
Perilaku kekerasan atau amuk merupakan salah satu gejala gangguan
jiwa yang dialami. Bentuk perilakunya berupa marah-marah dengan katakata kasar dan keras, merusak perabotan rumah tangga, hingga upaya
menciderai orang lain maupun diri sendiri. Nahkalau pada bapak
sendiri, tanda-tanda yang mana saja yang ibu temukan?
Bila hal tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi
tegas, jangan lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam darisekitar
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

191

bapak seperti gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.
Kondisi yang dihadapi keluarga bisa berupa saat pasien sedang amuk,
pasien telah mereda amuknya, atau pasien akan mengamuk. Pada kondisi
pasien akan mengamuk, keluarga dapat membantu pasien agar tidak
sampai mengamuk, dengan cara mengingatkan untuk melakukan cara
mengontrol marah yang telah diajarkan perawat
Saya sudah mengajarkan bapak bagaimana cara mengontrol rasa
marahnya, yaitu dengan cara fisik: tarik nafas dalam dan pukul
bantal/kasur, dan sudah dibuat dalam jadwal kegiatan harian bapak. Jadi
selain ibu sudah mengetahui apa itu marah, saya akan mengajarkan juga
kepada ibu latihan fisik, yaitu cara 1 dan 2 agar ibu dapat mengingatkan
bapak untuk melakukannya ketika bapak mulai marah-marah
Baik sekali ibu sudah mengerti dan tahu caranya, ibu nanti membantu
bapak untuk melakukannya sesuai jadwal yang sudah dibuat ya
Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji
ya bu.
Terminasi:
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
merawat bapak?
Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak
Bagaimana latihan tarik nafas dalam dan pukul bantal atau kasur?
Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk bapak
latihan cara fisik ya bu
Minggu depan kita ketemu lagi dan akan melihat kemampuan bapak
dalam melakukan kegiatan sesuai jadwal serta saya akan menjelaskan cara
yang kedua mengontrol marah bapak, yaitu dengan cara patuh minum
obat
Latihan 6 untuk keluarga : latihan cara memberi minum obat
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan
pasien, validasi kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien cara
fisik1 dan 2, beri pujian, jelaskan 6 benar cara memberikan obat, latih
cara memberikan membimbing minum obat, anjurkan membantu pasien
melakukan kegiatan/latihan sesuai jadwal dan memberi pujian.
Orientasi:
Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu
sekarang saya datang lagi. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana
bapak, apakah sudah melakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur
bantal? Apa yang ibu lihat setelah bapak melakukan latihan secara teratur?
Coba kita lihat daftar kegiatan bapak.

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

192

(Percakapan dihentikan dulu, perawat dan keluarga menemui pasien,


setelah melatih pasien, perawat kembali melanjutkan percakapan dengan
keluarga)
(percakapan lanjutan)
Kerja:
Suami ibu sudah mendapat obat dari dokter puskesmas dan bapak harus
minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, sehingga
tidurnya juga tenang. Obatnya ada tiga macam ya bu, yang warnanya
oranye namanya CPZ, yang putih ini namanya THP, dan yangmerah
jambu ini namanya HLP semuanya ini harus diminum bapak3 kali sehari
jam 7 pagi, jam 1 siang, danjam 7malam.
Bila nanti setelah minum obat bapak mengeluh mulutnya terasa kering,
untuk membantu mengatasinya bapak bisa diberikan es batu untuk diisapisap. Bila bapak mengeluh matanya berkunang-kunang, sebaiknya bapak
disuruh istirahat dan jangan beraktivitas dulu
Sebelum minum obat ini,ibu bantu bapak untuk melihat dulu label di
bungkus obat apakah benar nama bapak tertulis disitu, berapa dosis yang
harus diminum, jam berapa saja bapak harus minum. Baca juga apakah
nama obatnya sudah benar?
Jangan pernah menghentikan minum obat bapak, sebelum berkonsultasi
dengan dokter ya bu
Terminasi:
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum
obat yang benar untuk mengontrol perasaan marah bapak?
Coba ibu sebutkan kembali cara minum obat yang benar
Bagus sekali, bu!
Baiklah bu, kita sudah bicara tentang cara mengontrol perasaan marah
yang terjadi pada suami ibu yaitu cara fisik dan patuh minum obat.
Jangan lupa ibu untuk mengingatkan bapak agar dapat melaksanakannya
dengan teratur ya.
Bu, seminggu lagi saya kembali untuk melihat sejauhmana bapak
melaksanakan kegiatan dan apakah dapat mencegah rasa marah bapak.
Serta kita akan melanjutkan bincang-bincang tentang cara mengontrol
marah yang ke 3 yaitu cara sosial atau verbal.Sampai jumpa
Latihan 7 untuk keluarga : latihan cara sosial atau verbal
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan
pasien, validasi kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien
fisik1,2, memberikan obat, beri pujian, jelaskan mengontrol rasa marah
dengan cara verbal atau sosial (meminta, menolak, mengungkapkan
perasaan), latih cara verbal/sosial, anjurkan membantu pasien melakukan
kegiatan/latihan sesuai jadwal dan memberi pujian.
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

193

Orientasi:
Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu
sekarang saya datang lagi. Bagaimana bu, apakah bapaksudah melakukan
latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?Bagaimana dengan
minum obatnya? Apa yang ibu lihat setelah bapak melakukan latihan
tersebut secara teratur? Bagaimana kalau sekarang kita melanjutkan
bincang-bincang tentang cara mengontrol marah yang juga sudah diajarkan
kepada bapak yaitu dengan cara bicara yang baik bila sedang marah?
Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?Berapa
lama ibu bersedia bicara-bicara tentang mengontrol marah dengan cara
verbal atau sosial?
Kerja:
Hari ini bapak akan berlatih bagaimana cara bicara yang baik yang dapat
mengontrol perasaan marah.
Sekarang saya akan menjelaskan tentang cara bicara yang baik bila bapak
sedang marah. Ada tiga caranya yaitu:
1.
Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah
serta tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: Bu, tolong
ambilkan saya air minum itu.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan tidak ingin
melakukannya, katakan: Maaf saya tidak bisa melakukannya karena
sedang ada pekerjaan
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal dapat mengatakan: Saya jadi ingin marah karena
perkataanmu itu
Sekarang, kita temui bapak bu ya...
(Perawat bersama keluarga melatih cara mengontrol marah dengan cara
bicara yang baik)
(percakapan lanjutan setelah melatih pasien cara bicara yang
baik)
Demikian bu yang sudah diajarkan kepada bapak dalam mengatasi
perasaan kesalnya. Tadi bapak mengatakan akan berlatih cara bicara yang
baik sesuai dengan jadwal yang telah disepakati tadi. Ibu dapat membantu
bapak mengatasi masalahnya dengan memberikan pujian setelah bapak
melakukan latihan sesuai jadwal dan membantu mengingatkan bapak jika
ia lupa melakukan kegiatannya. Begitu juga dengan jadwal latihan tarik
nafas dalam dan jadwal minum obatnyatetap ibu pantau ya
Bagaimana bu. ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan?
Terminasi:
Bagaimana perasaannya bu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

194

Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah saya jelaskan
tadi
Bagus sekali, sekarang mari kita lihat dalam jadwal kegiatan bapak.
Berapa kali disini bapak latihan bicara yang baik?Jika bapak
melakukannya jangan lupa dipuji ya bu
Seminggu lagi saya akan kembali mengunjungi ibu ya?
Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, bagaimana bu
setuju? Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa
marah yang terjadi pada bapak yaitu dengan cara ibadah.
Latihan 8 untuk keluarga : latihan cara spritual
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan
pasien, validasi kemampuan keluarga merawat/melatih pasien cara fisik 1
dan 2;kepatuhan minum obat dan cara verbal/sosial; beri pujian; jelaskan
mengontrol rasa marah dengan cara spiritual; latih cara spiritual; jelaskan
follow up ke Puskesmas; tanda kambuh, identifikasi kendala atau
kesulitan dalam melakukan kegiatan dan jelaskan cara mengontrol rasa
marah pasien jika sudah terjadi perilaku merusak diri dan atau
lingkungan;latih cara pengekangandan proses rujukan;anjurkan membantu
pasien melakukan kegiatan/latihan sesuai jadwal dan memberi pujian.

Orientasi:
Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya minggu yang lalu
sekarang saya datang lagi
Bagaimana kabarnya bu, apakah bapak sudah melakukan kegiatan sesuai
jadwal seperti latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?Bagaimana
dengan minum obatnya? Juga apakah melakukan latihan cara bicara yang
baik dengan cara mengungkapkan, meminta atau menolak dengan benar?
Mari kita lihat jadwal bapak, bagus ibu sudah membantu bapak untuk
melakukannya. Bagaimana keadaan bapak setelah teratur minum obat dan
melakukan latihan nafas dalam, atau pukul bantal? Sudahkah bapak
melakukan cara bicara yang benar jika marah? Bagaimana hasilnya? Baik,
sudah banyak perubahan yang terjadi ya bu
Bagaimana kalau sekarang kita melanjutkan bincang-bincang tentang cara
mengontrol marah yang keempat yaitu dengan cara spiritual? Setelah itu
kita sama-sama menemui bapak untuk melatih cara mengontrol marah
dengan cara spiritual. Dimana bu? Waktunya 20 menit bu ya?
Kerja:
Ibu coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan oleh suami ibu?
Nah, kalau ibu melihat bapak sedang marah dan mencoba langsung duduk
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

195

dan tarik nafas dalam. Jika belum reda juga marahnya sarankan bapak
untuk merebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ajak bapak untuk
ambil air wudhu kemudian sholat, bisa berjamaah dengan ibu.
(Perawat bersama keluarga melatih cara mengontrol marah dengan cara
spiritual)
(percakapan lanjutan setelah melatih pasien mengontrol emosi dengan
cara spiritual)
Jadi selain Bapak sudah diajarkan cara fisik 1 dan 2, yaitu tarik nafas dan
pukul kasur atau bantal, patuh minum obat, dan mengungkapkan secara
verbal, juga bisa melakukan sholat secara teratur dan bisa juga cara ibadah
yang lain seperti dzikir untuk meredakan kemarahannya.
Nanti ibu pantau dan ingatkan jadwal latihannya bu ya...
Bu, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa marah adalah
suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar akan
membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan, sehingga kita
sudah membahas bagaimana cara-cara mengatasinya.
Jika bapak tidak lagi mau minum obat sesuai jadwal, ibu perlu segera
membawa bapak ke Puskesmas, sekalipun belum jadwalnya untuk kontrol.
Bila bapak suatu saat terlihat marah dan mengamuk dan tidak bisa lagi
diingatkan untuk mengontrol marah seperti yang telah diajarkan, maka
segera bawa ke puskesmas, setelah sebelumnya diikat dulu (ajarkan
caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat
mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan
dijelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak tidak menciderai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
Nah bu, kita sudah bincang-bincang tentang apa yang harus suami ibu
lakukan bila tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak
dengan cara mengingatkan jadwal latihan cara mengontrol marah yang
sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan minum obat teratur.
Jika bapak marah sudah sampai memukul atau merusak barang segera
hubungi saya di puskesmas atau di nomor ini 0814xxxxxxx, karena dalam
kondisi seperti itu bapak sudah butuh bantuan lebih lanjut. Jika nanti
kondisi bapak tidak dapat diatasi di puskesmas, maka kami akan merujuk
ke Rumah Sakit Umum yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan jiwa
atau langsung ke Rumah Sakit Jiwa.
Terminasi:
Bagaimana bu perasaannya setelah kita bercakap-cakap tentang cara
yang keempat ini?
Coba ibu sebutkan kembali kondisi-kondisi bapak yang perlu segera
dilaporkan?
Ya bagus sekali
Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang dapat dilakukan oleh
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

196

suami ibu?
Bagus. Mari kita lihat jadwal kegiatan bapak, jam berapa bapak akan
sholat? Sudah bagus ya Bu. Jangan lupa ibu memujinya, jika bapak
melakukann ibadah sesuai jadwal
Selasa depan saya akan datang, nanti kita bicarakan kemampuan bapak
yang telah dilatih selama ini dan apakah bapak (suami ibu) sudah
mampumengontrol rasa marahnya, bersedia jam berapa Bu? Seperti
sekarang saja, jam 10 ya?

4. EVALUASI KEMAMPUAN PASIEN DAN KELUARGA DALAM


MERAWAT RISIKO PERILAKU KEKERASAN
a. Evaluasi kemampuan pasien risiko perilaku kekerasan berhasil apabila
pasien dapat:
1) Menyebutkan penyebab, tanda dan gejalaperilaku kekerasan, perilaku
kekerasan yangbiasadilakukan, dan akibat dari perilaku kekerasan.
2) Mengontrol perilaku kekerasan secara teratur sesuai jadwal:
a) secara fisik: tarik nafas dalam dan pukul bantal/kasur
b) secara sosial/verbal: meminta, menolak, dan mengungkapkan
perasaan dengan cara baik
c) secara spiritual
d) terapi psikofarmaka
3). Mengidentifikasi manfaat latihan yang dilakukan dalam mencegah perilaku
kekerasan
b. Evaluasi kemampuan keluarga (pelaku rawat) risiko perilaku kekerasan
berhasil apabila pasien dapat:
1) Mengenal masalah yang dirasakan dalam merawat pasien (pengertian,
tanda dan gejala, dan proses terjadinya risiko perilaku kekerasan)
2) Mencegah terjadinya perilaku kekerasan
3) Menunjukkan sikap yang mendukung dan menghargai pasien
4) Memotivasi pasien dalam melakukan cara mengontrol perasaan marah
5) Menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang mendukung pasien
mengontrol perasaan marah

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

197

6) Mengevaluasi manfaat asuhan keperawatan dalam mencegah perilaku


kekerasan pasien
7) Melakukan follow up ke Puskesmas, mengenal

tanda kambuh dan

melakukan rujukan.
5. DOKUMENTASI HASIL ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO
PERILAKU KEKERASAN
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan
pasien dan keluarga (pelaku rawat). Berikut adalah contoh dokumentasi
asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan pada kunjungan pertama

IMPLEMENTASI
Kamis, 12 April 2012 pukul 10.00
Data Pasien:
Pasien mengatakan kadang-kadang
masih muncul perasaan kesal, sudah
minum obat sesuai jadwal, hanya
waktu minum obat pukul 7 pagi harus
diingatkan istrinya karena menurut
pasien suka jadi ngantuk, latihan nafas
dalam lebih dipilih pasien dan cara
verbal sudah dilakukan pasien yaitu
meminta dengan baik
Data Keluarga:
Keluarga telah mengingatkan pasien
untuk berlatih sesuai jadwal ketika
pasien lupa dan telah memberikan
pujian ketika pasien berlatih sesuai
jadwal
Diagnosis Keperawatan :
Risiko perilaku kekerasan
Tindakan Keperawatan :
Pasien:
1. Melatih pasien cara mengontrol
marah dengan kegiatan ibadah
2. Kegiatan ibadah dimasukkan

EVALUASI
S Pasien :
Pasien mengatakan senang dapat
lagi cara mengontrol rasa
marahnya dan akan melakukan
kegiatan ibadah sesuai jadwal
yang sudah dibuat
S Keluarga :
Keluarga mengatakan akan tetap
membantu pasien mengontrol
perasaan marahnya dengan cara
mengingatkan pasien berlatih
sesuai jadwal.
O Pasien :
Pasien menyebutkan cara ibadah
yang biasanya dilakukan dan
waktunya
Pasien mampu mengatakan
kegiatan ibadah yang akan
dilakukannya
Pasien mampu memasukkan
kegiatan ibadah kedalam jadwal
kegiatan hariannya
O Keluarga:
Keluarga kooperatif dan turut
mendampingi ketika perawat
melatih pasien cara mengontrol

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

198

kedalam jadwal harian pasien


Keluarga:
1. Melatih cara merawat dengan cara
spiritual
2. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang kondisi pasien yang perlu
segera dibawa ke fasilitas layanan
kesehatan
3. Menjelaskan tentang proses
rujukan
RTL :
Pasien:evaluasi kemampuan pasien
Keluarga: evaluasi kemampuan
keluarga membantu pasien mengontrol
perilaku kekerasan
Selasa 17 April 2012 pukul 10.00

perasaan marah dengan cara


spiritual dan memberi pujian pada
pasien
A:
Pasien dan keluarga mengenal
cara mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara spiritual
P:
P Pasien:
mengontrol perasaan
marahdengan beribadah sesuai
waktu ibadah dan patuh minum
obat, melakukan cara nafas
dalam, pukul kasur dan bantal,
serta bicara yang baik sesuai
dengan apa yang sudah
dilatihkandan sesuai jadwal
P Keluarga:
Memotivasi dan mengingatkan
pasien berlatih mengontrol
perasaan marah sesuai jadwal dan
menerapkan ketika marah, bantu
minum obat
Perawat

Pipinf
(PIPIN F)

VIII. REFERENSI
Herdman, T.H. (2012), NANDA International Nursing Diagnoses Definition &
Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Keliat, B.A., dkk. (2011), Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN Basic Course). Jakarta: EGC
Stuart, G.W.& Laraia, M.T. (2005), Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. 8thedition. Missouri: Mosby

Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai