09.modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121
09.modul MI.4d.askep RPK Rev 4 Juli 121
MODUL MATERI
INTI 4.d.
ASUHAN KEPERAWATAN
RISIKO PERILAKU KEKERASAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Marah merupakan respon normal individu terhadap suatu kejadian atau karena
tidak terpenuhinya suatu kebutuhan, namun jika respon tersebut mengarah pada
perilaku kekerasan yang dapat membahayakan diri, orang lain dan lingkungan
tentu memerlukan intervensidari tenaga kesehatan, terutama perawat. Asuhan
keperawatan risiko perilaku kekerasan perlu dilakukan, agar pasien dapat
mengontrol perilakunya dan kembali menjalankan fungsi kehidupan sehari-hari
secara optimal.
Modul ini membahas asuhan keperawatan resiko perilaku kekerasan, agar pasien
dapat mengontrol perilakunya dan keluarga mempunyai kemampuan merawat
pasien resiko perilaku kekerasan di ruah dan lingkungan sekitarnya.
Asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosis keperawatan, tindakan keperawatan pada pasien dan keluarga (pelaku
rawat), evaluasi kemampuan pasien dan keluarga (pelaku rawat) dan dokumentasi
keperawatan.
kekerasan:
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat
172
POKOK BAHASAN
METODE
Brainstorming(curah pendapat)
Exercise/ latihan
Demonstrasi
Laser pointer
173
Spidol
Slide Presentasi
VI.
Agar proses pembelajaran dapat berjalan dan berhasil secara efektif, maka perlu
disusun langkah-langkah sebagai berikut:
A. Langkah 1 : Penyiapan Proses Pembelajaran di Kelas
1. Kegiatan Fasilitator
a. Fasilitator memulai kegiatan dengan melakukan bina suasana dikelas.
b. Fasilitator menyapa peserta dengan ramah dan hangat.
c. Jika belum pernah menyampaikan sesi di kelas, fasilitator memulai
dengan memperkenalkan diri. Perkenalkan diri dengan menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan yang disukai, instansi tempat bekerja,
dan materi yang akan disampaikan.
d. Menggali pendapat pembelajar (apersepsi) tentang apa yang dimaksud
dengan risikoperilaku kekerasan dengan metode brainstorming.
e. Menyampaikan ruang lingkup bahasan dan tujuan pembelajaran
asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan dengan menggunakan
bahan tayang.
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan
b. Mengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap penting
d. Mengajukan pertanyaan kepada fasilitator bila ada hal-hal yang belum
jelas dan perlu diklarifikasi.
B. Langkah 2 : Penjelasan Proses Keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat
174
175
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri untuk bermain peran dalam melakukan asuhan
keperawatan terhadap pasien atau keluarga (pelaku rawat).
b. Bermain peran dalam melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien
atau keluarga (pelaku rawat).
c. Mendengar dan mencatat tentang hasil evaluasi dari fasilitator.
D. Langkah 4 : Praktik lapangan asuhan keperawatan risiko perilaku
kekerasan
Kegiatan praktik lapangan selama 1 JPL (45 menit) sebagai berikut:
1. Kegiatan Fasilitator
a. Melakukan konferensi awal (pre conference).
b. Memberi
kesempatan
pada
peserta
untuk
melakukan
asuhan
176
VII.
URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN A.
KONSEP RISIKO PERILAKU KEKERASAN
1.
PENGERTIAN
Menurut Berkowitz (1993), perilaku kekerasan adalah perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis, sedangkan
menurut Citrome dan Volavka (2002, dalam Mohr, 2006) perilaku kekerasan
adalah respon dan perilaku manusia untuk merusak dan berkonotasi sebagai
agresif fisik yang dilakukan oleh seseorang terhadap orang lain dan atau
sesuatu.
Stuart dan Laraia (2005), menyatakan bahwa perilaku kekerasan adalah hasil
dari marah yang ekstrim (kemarahan) atau ketakutan (panik) sebagai respon
terhadap perasaan terancam, baik berupa ancaman serangan fisik atau konsep
diri. Perasaan terancam ini dapat berasal dari stresor eksternal (penyerangan
fisik, kehilangan orang berarti dan kritikan dari orang lain) dan internal
(perasaan gagal di tempat kerja, perasaan tidak mendapatkan kasih sayang
dan ketakutan penyakit fisik).
Menurut Keliat, dkk, perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang
bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Keliat,
dkk, 2011).
Risiko perilaku kekerasan merupakan perilaku yang memperlihatkan individu
tersebut dapat mengancam secara fisik, emosional dan atau seksual kepada
orang lain (Herdman, 2012)
Sehingga dapat dikatakan bahwa perilaku kekerasan merupakan:
177
perilaku kekerasan,
meliputi :
1) Faktor Biologis
Hal yang dikaji pada faktor biologis meliputi adanya faktor herediter
mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit atau trauma kepala, dan
riwayat penggunaan NAPZA.
2) Faktor Psikologis
Pengalaman marah adalah akibat dari respon psikologis terhadap
stimulus eksternal, internal maupun lingkungan.Perilaku kekerasan
terjadi sebagai hasil dari akumulasi frustrasi. Frustrasi terjadi apabila
keinginan individu untuk mencapai sesuatu menemui kegagalan atau
terhambat, seperti kesehatan fisik yang terganggu, hubungan social
yang terganggu. Salah satu kebutuhan manusia adalah berperilaku,
apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi melalui berperilaku
konstruktif, maka yang akan muncul adalah individu tersebut
berperilaku destruktif.
3) Faktor Sosiokultural
Fungsi dan hubungan sosial yang terganggu disertai lingkungan sosial
yang mengancam kebutuhan individu yang mempengaruhi sikap
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat
178
pada
setiap individu bersifat unik, berbeda satu orang dengan orang yang lain.
Stresor tersebut dapat merupakan penyebab yang bersifat faktor eksternal
maupun internal dari individu.
Faktor internal meliputi keinginan yang tidak terpenuhi, perasaan
kehilangan dan kegagalan akan kehidupan (pekerjaan, pendidikan, dan
kehilangan orang yang dicintai), kekhawatiran terhadap penyakit fisik.
Faktor eksternal meliputi kegiatan atau kejadian sosial yang berubah
seperti serangan fisik atau tindakan kekerasan, kritikan yang menghina,
lingkungan
yang
terlalu
ribut,
atau
putusnya
hubungan
social/kerja/sekolah.
3. TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala perilaku kekerasan dapat dinilai dari ungkapan pasien dan
didukung dengan hasil observasi.
a. Data Subjektif:
1) Ungkapan berupa ancaman
2) Ungkapan kata-kata kasar
3) Ungkapan ingin memukul/ melukai
b. Data Objektif:
a. Wajah memerah dan tegang
b. Pandangan tajam
179
POKOK BAHASAN B.
PROSES KEPERAWATAN RISIKOPERILAKU KEKERASAN
180
3.
181
tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu untuk mengingatkan pasien melatih
kemampuan mengatasi masalah yang telah diajarkan oleh perawat.
Tindakan keperawatan untuk pasien dan keluarga dilakukan pada setiap
pertemuan, minimal empat kali pertemuan dan dilanjutkan sampai pasien dan
keluarga mampu mengatasi resiko perilaku kekerasan.
a. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Risiko Perilaku Kekerasan
Tujuan: Pasien mampu:
1) Membina hubungan saling percaya
2) Menjelaskan penyebab marah
3) Menjelaskan perasaan saat
penyebab
marah/perilaku
kekerasan
4) Menjelaskan perilaku yang dilakukan saat marah
5) Menyebutkan cara mengontrol rasa marah/perilaku
6)
7)
8)
9)
kekerasan
Melatih kegiatan fisik dalam menyalurkan kemarahan
Memakan obat secara teratur
Melatih bicara yang baik saat marah
Melatih kegiatan ibadah untuk mengendalikan rasa marah
Tindakan Keperawatan
1) Membina hubungan saling percaya
Tindakan yang harus dilakukan dalam rangka membina hubungan
saling percaya adalah:
a)
c)
d)
182
e)
f)
g)
2) Diskusikan
bersama
pasien
penyebab
rasa
marah
yang
a)
4)
5)
6)
(2)
(3)
(4)
183
dilakukan
tindakan
keperawatan
berdasarkan
strategi
184
185
minum obat), masukkan pada jadwal kegiatan latihan fisik dan minum
obat.
Orientasi:
Assalamualaikum pak, sesuai dengan janji saya dua hari yang lalu sekarang saya
datang lagi. Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik nafas dalam dan pukul
kasur bantal? Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur? Coba
kita lihat jadwalkegiatannya.
Apakah selama kita tidak bertemu ada hal yang membuat bapak marah?
Apa yang bapak lakukan untuk mengatasinya? Hasilnya bagaimana pak?
Wah, bagus sekali, bapak telah menerapkan cara mengontrol marah dengan cara
tarik nafas dalam dan ternyata perasaan marahnya jadi terkontrol
Bagaimana kalau sekarang kita bicara tentang pentingnya minum obat dan
latihan tentang cara minum obat yang benar untuk mengontrol rasa marah?
Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Berapa lama bapak mau kita
berbincang-bincang tentang hal tersebut? Sekarang saya akan jelaskan tentang
pentingnya minum obat.
Kerja:
Bapak sudah dapat obat dari dokter puskesmas? Pak ini obatnya, bapak perlu
minum obat ini secara teratur agar pikirannya jadi tenang, dan tidurnya juga
menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranyenamanya
CPZ, yang warna putih ini namanya THP, dan yangmerah jambu ini namanya
HLP semuanyaini harus bapakminum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang,
danjam 7malam. Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasakering,
untuk membantu mengatasinya bapak bisa mengisap-isap es batu. Bila bapak
merasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknyaistirahat dan jangan beraktivitas
dulu. Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan
dokter ya pak
Sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label yang menempel di bungkus obat,
apakah benar nama bapak tertulis disitu. Selain itu bapak perlu memperhatikan
jenis obatnya, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus
diminum, dan cara minum obatnya. Bapak perlu secara teratur minum obat dan
tidak menghentikannya tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita masukkan
waktu minum obatnya kedalam jadwal ya pak
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol
perasaan marah dengan cara minum obat yang benar?
Coba bapak sebutkan lagi cara minum obat yang benar
Bagus!Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?
Jadwal minum obat telah kita buat tadi. Jangan lupa laksanakan semua dengan
teratur ya.
Baik, seminggu lagisaya kembali untuk melihat sejauhmana bapak
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat
186
melaksanakan kegiatan latihan fisik dan minum obat dengan teratur . Serta
apakah hal tersebut dapat mencegah rasa marah. Saya juga akan melatih bapak
cara mengontrol perasaan marah dengan cara bicara yang baik. Bapak mau jam
berapa? Sampai jumpa
187
188
Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak
merasa marah. Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan
kemarahan atau ditambah dengan Dzikir.
Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan bapak. Jam berapa
bapak akan sholat?Baik kita masukkan sholat ....... dan ........ dzikir(sesuai
kesepakatan pasien).
Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang
keempat ini?
Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus! Coba bapak
ulangi kembali cara mengontrol perasaan marah dengan cara spiritual atau
ibadah.
Bagus sekali pak! Saya harap bapak melakukan latihan sesuai dengan jadwal
yang telah diisi tadi dan menerapkan cara mengontrol perasaan marah jika bapak
merasa ingin marah. Obatnya juga tetap diminum sesuai jadwal
Dua minggu lagi saya akan datang, nanti kita bicarakan apakah
empatcaramengontrol rasa marah, yaitu dengancara fisik: menarik nafas dalam
dan memukul kasur atau bantal, patuh minum obat yang sudah bapak dapat dari
puskesmas, cara bicara yang baik, serta ibadah secara teratur dapat mengontrol
perasaan marah bapak?Saya akan lihat kemampuan bapak dalam melakukan
kegiatan yang sudah dibuat dalam jadwal ini, dan bagaimana perasaan bapak
setelah melakukannya. Mau jam berapa pak? Apakah seperti sekarang saja?
Bagaimana kalau jam 10 ya?
b.
2)
3)
4)
189
5)
Mengenal
tanda
kekambubuhan,
dan
Orientasi:
Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya suster .............., ibu bisa
memanggil saya suster ....................... Saya perawat dari puskesmas
Matraman, saya sedang melakukan kunjungan rumah. Nama ibu siapa,
senangnya dipanggil apa? Saya mendapat informasi dari kader kesehatan
bahwa ibu sedang kebingungan dengan suami ibu yang marahmarah.(Jika perawat belum pernah bertemu keluarga pasien)
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat
190
191
bapak seperti gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.
Kondisi yang dihadapi keluarga bisa berupa saat pasien sedang amuk,
pasien telah mereda amuknya, atau pasien akan mengamuk. Pada kondisi
pasien akan mengamuk, keluarga dapat membantu pasien agar tidak
sampai mengamuk, dengan cara mengingatkan untuk melakukan cara
mengontrol marah yang telah diajarkan perawat
Saya sudah mengajarkan bapak bagaimana cara mengontrol rasa
marahnya, yaitu dengan cara fisik: tarik nafas dalam dan pukul
bantal/kasur, dan sudah dibuat dalam jadwal kegiatan harian bapak. Jadi
selain ibu sudah mengetahui apa itu marah, saya akan mengajarkan juga
kepada ibu latihan fisik, yaitu cara 1 dan 2 agar ibu dapat mengingatkan
bapak untuk melakukannya ketika bapak mulai marah-marah
Baik sekali ibu sudah mengerti dan tahu caranya, ibu nanti membantu
bapak untuk melakukannya sesuai jadwal yang sudah dibuat ya
Kalau bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji
ya bu.
Terminasi:
Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
merawat bapak?
Coba ibu sebutkan lagi cara merawat bapak
Bagaimana latihan tarik nafas dalam dan pukul bantal atau kasur?
Setelah ini coba ibu ingatkan jadwal yang telah dibuat untuk bapak
latihan cara fisik ya bu
Minggu depan kita ketemu lagi dan akan melihat kemampuan bapak
dalam melakukan kegiatan sesuai jadwal serta saya akan menjelaskan cara
yang kedua mengontrol marah bapak, yaitu dengan cara patuh minum
obat
Latihan 6 untuk keluarga : latihan cara memberi minum obat
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan
pasien, validasi kemampuan keluarga dalam merawat/melatih pasien cara
fisik1 dan 2, beri pujian, jelaskan 6 benar cara memberikan obat, latih
cara memberikan membimbing minum obat, anjurkan membantu pasien
melakukan kegiatan/latihan sesuai jadwal dan memberi pujian.
Orientasi:
Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu
sekarang saya datang lagi. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Bagaimana
bapak, apakah sudah melakukan latihan tarik nafas dalam, pukul kasur
bantal? Apa yang ibu lihat setelah bapak melakukan latihan secara teratur?
Coba kita lihat daftar kegiatan bapak.
192
193
Orientasi:
Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya seminggu yang lalu
sekarang saya datang lagi. Bagaimana bu, apakah bapaksudah melakukan
latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?Bagaimana dengan
minum obatnya? Apa yang ibu lihat setelah bapak melakukan latihan
tersebut secara teratur? Bagaimana kalau sekarang kita melanjutkan
bincang-bincang tentang cara mengontrol marah yang juga sudah diajarkan
kepada bapak yaitu dengan cara bicara yang baik bila sedang marah?
Dimana sebaiknya kita berbincang-bincang tentang hal tersebut?Berapa
lama ibu bersedia bicara-bicara tentang mengontrol marah dengan cara
verbal atau sosial?
Kerja:
Hari ini bapak akan berlatih bagaimana cara bicara yang baik yang dapat
mengontrol perasaan marah.
Sekarang saya akan menjelaskan tentang cara bicara yang baik bila bapak
sedang marah. Ada tiga caranya yaitu:
1.
Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah
serta tidak menggunakan kata-kata kasar, misalnya: Bu, tolong
ambilkan saya air minum itu.
2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan tidak ingin
melakukannya, katakan: Maaf saya tidak bisa melakukannya karena
sedang ada pekerjaan
3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang
membuat kesal dapat mengatakan: Saya jadi ingin marah karena
perkataanmu itu
Sekarang, kita temui bapak bu ya...
(Perawat bersama keluarga melatih cara mengontrol marah dengan cara
bicara yang baik)
(percakapan lanjutan setelah melatih pasien cara bicara yang
baik)
Demikian bu yang sudah diajarkan kepada bapak dalam mengatasi
perasaan kesalnya. Tadi bapak mengatakan akan berlatih cara bicara yang
baik sesuai dengan jadwal yang telah disepakati tadi. Ibu dapat membantu
bapak mengatasi masalahnya dengan memberikan pujian setelah bapak
melakukan latihan sesuai jadwal dan membantu mengingatkan bapak jika
ia lupa melakukan kegiatannya. Begitu juga dengan jadwal latihan tarik
nafas dalam dan jadwal minum obatnyatetap ibu pantau ya
Bagaimana bu. ada yang ingin ditanyakan atau disampaikan?
Terminasi:
Bagaimana perasaannya bu setelah kita bercakap-cakap tentang cara
mengontrol marah dengan bicara yang baik?
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat
194
Coba ibu sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah saya jelaskan
tadi
Bagus sekali, sekarang mari kita lihat dalam jadwal kegiatan bapak.
Berapa kali disini bapak latihan bicara yang baik?Jika bapak
melakukannya jangan lupa dipuji ya bu
Seminggu lagi saya akan kembali mengunjungi ibu ya?
Bagaimana kalau waktunya seperti sekarang ini saja, bagaimana bu
setuju? Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa
marah yang terjadi pada bapak yaitu dengan cara ibadah.
Latihan 8 untuk keluarga : latihan cara spritual
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala perilaku kekerasan
pasien, validasi kemampuan keluarga merawat/melatih pasien cara fisik 1
dan 2;kepatuhan minum obat dan cara verbal/sosial; beri pujian; jelaskan
mengontrol rasa marah dengan cara spiritual; latih cara spiritual; jelaskan
follow up ke Puskesmas; tanda kambuh, identifikasi kendala atau
kesulitan dalam melakukan kegiatan dan jelaskan cara mengontrol rasa
marah pasien jika sudah terjadi perilaku merusak diri dan atau
lingkungan;latih cara pengekangandan proses rujukan;anjurkan membantu
pasien melakukan kegiatan/latihan sesuai jadwal dan memberi pujian.
Orientasi:
Assalamualaikum Ibu, sesuai dengan janji saya minggu yang lalu
sekarang saya datang lagi
Bagaimana kabarnya bu, apakah bapak sudah melakukan kegiatan sesuai
jadwal seperti latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal?Bagaimana
dengan minum obatnya? Juga apakah melakukan latihan cara bicara yang
baik dengan cara mengungkapkan, meminta atau menolak dengan benar?
Mari kita lihat jadwal bapak, bagus ibu sudah membantu bapak untuk
melakukannya. Bagaimana keadaan bapak setelah teratur minum obat dan
melakukan latihan nafas dalam, atau pukul bantal? Sudahkah bapak
melakukan cara bicara yang benar jika marah? Bagaimana hasilnya? Baik,
sudah banyak perubahan yang terjadi ya bu
Bagaimana kalau sekarang kita melanjutkan bincang-bincang tentang cara
mengontrol marah yang keempat yaitu dengan cara spiritual? Setelah itu
kita sama-sama menemui bapak untuk melatih cara mengontrol marah
dengan cara spiritual. Dimana bu? Waktunya 20 menit bu ya?
Kerja:
Ibu coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan oleh suami ibu?
Nah, kalau ibu melihat bapak sedang marah dan mencoba langsung duduk
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat
195
dan tarik nafas dalam. Jika belum reda juga marahnya sarankan bapak
untuk merebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ajak bapak untuk
ambil air wudhu kemudian sholat, bisa berjamaah dengan ibu.
(Perawat bersama keluarga melatih cara mengontrol marah dengan cara
spiritual)
(percakapan lanjutan setelah melatih pasien mengontrol emosi dengan
cara spiritual)
Jadi selain Bapak sudah diajarkan cara fisik 1 dan 2, yaitu tarik nafas dan
pukul kasur atau bantal, patuh minum obat, dan mengungkapkan secara
verbal, juga bisa melakukan sholat secara teratur dan bisa juga cara ibadah
yang lain seperti dzikir untuk meredakan kemarahannya.
Nanti ibu pantau dan ingatkan jadwal latihannya bu ya...
Bu, seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya bahwa marah adalah
suatu perasaan yang wajar tapi bila tidak disalurkan dengan benar akan
membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan, sehingga kita
sudah membahas bagaimana cara-cara mengatasinya.
Jika bapak tidak lagi mau minum obat sesuai jadwal, ibu perlu segera
membawa bapak ke Puskesmas, sekalipun belum jadwalnya untuk kontrol.
Bila bapak suatu saat terlihat marah dan mengamuk dan tidak bisa lagi
diingatkan untuk mengontrol marah seperti yang telah diajarkan, maka
segera bawa ke puskesmas, setelah sebelumnya diikat dulu (ajarkan
caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat
mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan
dijelaskan alasan mengikat yaitu agar bapak tidak menciderai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
Nah bu, kita sudah bincang-bincang tentang apa yang harus suami ibu
lakukan bila tanda-tanda kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak
dengan cara mengingatkan jadwal latihan cara mengontrol marah yang
sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal, spiritual dan minum obat teratur.
Jika bapak marah sudah sampai memukul atau merusak barang segera
hubungi saya di puskesmas atau di nomor ini 0814xxxxxxx, karena dalam
kondisi seperti itu bapak sudah butuh bantuan lebih lanjut. Jika nanti
kondisi bapak tidak dapat diatasi di puskesmas, maka kami akan merujuk
ke Rumah Sakit Umum yang memiliki fasilitas pelayanan kesehatan jiwa
atau langsung ke Rumah Sakit Jiwa.
Terminasi:
Bagaimana bu perasaannya setelah kita bercakap-cakap tentang cara
yang keempat ini?
Coba ibu sebutkan kembali kondisi-kondisi bapak yang perlu segera
dilaporkan?
Ya bagus sekali
Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang dapat dilakukan oleh
Modul Pelatihan Keperawatan Kesehatan Jiwa Masyarakat
196
suami ibu?
Bagus. Mari kita lihat jadwal kegiatan bapak, jam berapa bapak akan
sholat? Sudah bagus ya Bu. Jangan lupa ibu memujinya, jika bapak
melakukann ibadah sesuai jadwal
Selasa depan saya akan datang, nanti kita bicarakan kemampuan bapak
yang telah dilatih selama ini dan apakah bapak (suami ibu) sudah
mampumengontrol rasa marahnya, bersedia jam berapa Bu? Seperti
sekarang saja, jam 10 ya?
197
melakukan rujukan.
5. DOKUMENTASI HASIL ASUHAN KEPERAWATAN RISIKO
PERILAKU KEKERASAN
Pendokumentasian dilakukan setiap selesai melakukan pertemuan dengan
pasien dan keluarga (pelaku rawat). Berikut adalah contoh dokumentasi
asuhan keperawatan risiko perilaku kekerasan pada kunjungan pertama
IMPLEMENTASI
Kamis, 12 April 2012 pukul 10.00
Data Pasien:
Pasien mengatakan kadang-kadang
masih muncul perasaan kesal, sudah
minum obat sesuai jadwal, hanya
waktu minum obat pukul 7 pagi harus
diingatkan istrinya karena menurut
pasien suka jadi ngantuk, latihan nafas
dalam lebih dipilih pasien dan cara
verbal sudah dilakukan pasien yaitu
meminta dengan baik
Data Keluarga:
Keluarga telah mengingatkan pasien
untuk berlatih sesuai jadwal ketika
pasien lupa dan telah memberikan
pujian ketika pasien berlatih sesuai
jadwal
Diagnosis Keperawatan :
Risiko perilaku kekerasan
Tindakan Keperawatan :
Pasien:
1. Melatih pasien cara mengontrol
marah dengan kegiatan ibadah
2. Kegiatan ibadah dimasukkan
EVALUASI
S Pasien :
Pasien mengatakan senang dapat
lagi cara mengontrol rasa
marahnya dan akan melakukan
kegiatan ibadah sesuai jadwal
yang sudah dibuat
S Keluarga :
Keluarga mengatakan akan tetap
membantu pasien mengontrol
perasaan marahnya dengan cara
mengingatkan pasien berlatih
sesuai jadwal.
O Pasien :
Pasien menyebutkan cara ibadah
yang biasanya dilakukan dan
waktunya
Pasien mampu mengatakan
kegiatan ibadah yang akan
dilakukannya
Pasien mampu memasukkan
kegiatan ibadah kedalam jadwal
kegiatan hariannya
O Keluarga:
Keluarga kooperatif dan turut
mendampingi ketika perawat
melatih pasien cara mengontrol
198
Pipinf
(PIPIN F)
VIII. REFERENSI
Herdman, T.H. (2012), NANDA International Nursing Diagnoses Definition &
Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell
Keliat, B.A., dkk. (2011), Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN Basic Course). Jakarta: EGC
Stuart, G.W.& Laraia, M.T. (2005), Principles and Practice of Psychiatric
Nursing. 8thedition. Missouri: Mosby