Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERILAKU KEKERASAN Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Hari/Tanggal Waktu Tempat I.

LATAR BELAKANG Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang didasarkan pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-SosioSpritual yang komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga dan komunitas baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan keperawatan jiwa meluputi pencegahan primer adalah pendidikan kesehatan, pengubahan lingkungan dan dukungan sistem sosial. Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah. Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai cara perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga. II. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan klien dan keluarga dapat memahami informasi yang diberikan dalam penyuluhan dan dapat berguna dalam kehidupan sehari hari.
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

: Gangguan Sistem Neurobehaviour : Perilaku Kekerasan : Pasien dan keluarga yang mengalami perilaku kekerasan : Selasa, 7 Mei 2013 : 30menit : RSJP Bangli

Program Studi Ilmu Keperawatan

III. TUJUAN KHUSUS Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit klien & keluarga mampu: 1. Menyebutkan definisi (pengertian) dari Perilaku Kekerasan 2. Menyebutkan penyebab dari Perilaku Kekerasan 3. Menyebutkan rentang respon marah dari Perilaku Kekerasan 4. Menyebutkan tanda dan gejala dari Perilaku Kekerasan 5. Menyebutkan akibat dari Perilaku Kekerasan 6. Menyebutkan hal-hal yang dapat di lakukan keluarga yang mempunyai keluarga Perilaku Kekerasan 7. Menyebutkan peran keluarga dalam penanganan Perilaku Kekerasan IV. METODE Ceramah, diskusi/tanya jawab V. MEDIA Leaflet, Laptop, LCD VI. PENGORGANISASIAN 1. Fasilitator : - Karma Ardyasa - Ery Suarbawa - Desy Pariani - Mayun Sutrawan 2. Penyaji 3. Moderator 4. Notulen 5. Observer : Yogi Aristana : Vinny Wandani : Trilita Aminita : Santi Desianti

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

VII. ISI MATERI (materi lengkap terlampir) a. Definisi (pengertian) Perilaku Kekerasan b. Penyebab Perilaku Kekerasan c. Rentang respon marah Perilaku Kekerasan d. Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan e. Akibat Perilaku Kekerasan f. Hal- hal yang dapat dilakukan keluarga yang mempunyai Perilaku Kekerasan g. Peran keluargadalam penanganan Perilaku Kekerasan VIII. PROSES PELAKSANAAN No Kegiatan 1 Pendahuluan a. Memberi salam b. Menyampaikan pokok bahasan c. Menyampaikan tujuan 2 d. Melakukan apersepsi Isi Penyampaian materi tentang: a) Definisi Perilaku Kekerasan b) c) d) e) f) Penyebab Perilaku Kekerasan Kekerasan Tanda Kekerasan Akibat Perilaku Kekerasan dan Gejala Memperhatikan meniyimak & & & & & & meniyimak Perilaku Memperhatikan meniyimak Memperhatikan & Menjawab salam Menyimak Menyimak Memberikan feedback 15 menit 5 menit Respon Pasien/Keluarga Waktu

Rentang respon marah Perilaku Memperhatikan

Hal- hal yang dapat dilakukan meniyimak keluarga yang mempunyai Perilaku Memperhatikan Kekerasan meniyimak keluargadalam Memperhatikan meniyimak Memperhatikan

g)

Peran

penanganan Perilaku Kekerasan

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

meniyimak 3 Penutup a. Diskusi: 1) Memberikan kesempatan pada 1) Menanyakan hal peserta penyuluhan untuk yang belum jelas bertanya 2) Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang 2) Memperhatikan jawaban penyuluh 10 menit

berkaitan dengan materi yang 3) Menjawab pertanyaan belum jelas 3) Memberikan pertanyaan kepada audience, mengenai: a) Definisi Perilaku Kekerasan b) Penyebab Kekerasan c) Rentang respon marah Perilaku Kekerasan d) Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan e) Akibat Perilaku Kekerasan f) Hal- hal yang dapat dilakukan keluarga g) Peran penanganan Kekerasan b. Kesimpulan hasil diskusi c. Evaluasi diskusi Memberikan informed concert pada Memperhatikan & audience. Menyimak
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

yang

ditujukan.

Perilaku

yang

mempunyai

Perilaku Kekerasan keluargadalam Perilaku

Program Studi Ilmu Keperawatan

d. Memberikan salam penutup Menjawab salam IX. SETTING TEMPAT Duduk menghadap penyaji M= Vinny Wandani P= Yogi Aristana N= Trilita Aminita

LAPTOP

LCD

F=Mayun Sutrawan

PESERTA

PESERTA

F=Karma Ardyasa

PESERTA

F= Ery Suarbawa

PESERTA

PESERTA
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

F= Desy Pariani

Program Studi Ilmu Keperawatan

PESERTA

O=Santi Desianti

PESERTA

PESERTA

X. EVALUASI 1. Struktur Kegiatan berlangsung dengan baik sesuai jadwal yang telah ditentukan, tempat pelaksana tersusun rapi dan bersih, proses penyuluhan berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Pelaksana terdiri dari moderator, penyaji, fasilitator, observer dan notulen. 2. Proses Diharapkan kehadiran peserta penyuluhan 100%. Diharapkan keantusiasan peserta mendengarkan dan memahami KIE Perilaku Kekerasan mencapai 75% terlihat dari keaktifan bertanya dan dapat menyimpulkan penyakit hipertensi tersebut. Kegitan dilaksanakan tepat waktu dan sesuai jadwal 3. Hasil Kehadiran peserta penyuluhan yakni 70%, terdiri dari keluarga pasien dan pasien itu sendiri. Pasien dan keluarga pasien telah memahami tentangPerilaku Kekerasan, terlihat dari mereka aktif dalam menyimpulkan hasil dari penyuluhan yang telah dilakukan. Kegitan dilakukan pada pukul 14.30 dan berlangsung 30 menit.
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

XI. REFERENSI: Anonim. 2011. Cegah dan hindari kekerasan, diakses tanggal 2 Mei 2013. Jam 14.30 dari http://www.orangtua.org/cegahdanhidarikekerasan=804 Dadang Hawari. 2001. Pendekatan Holistik Pada Gangguan Jiwa Schizofrenia. FKUI: Jakarta. Keliat Budi Ana.1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi I. Jakarta : EGC Keliat Budi Ana.1999. Gangguan Konsep Diri. Edisi I. Jakarta : EGC Stuart GW, Sundeen.1995. Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed.).St.Louis Mosby Year Book WF Maramis. 1998. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Jakarta :EGC Keliat, Budi Anna, Akemat, dkk. 2010. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta: EGC

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

LAMPIRAN MATERI PERILAKU KEKERASAN 1. DEFINISI PERILAKU KEKERASAN Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis. Berdasarkan definisi ini perilaku kekerasaan dapat dilakukan secara verbal, diarahkan pada diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Perilaku kekerasaan dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu perilaku kekerasaan saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasaan terdahulu (riwayat perilaku kekerasaan). (Keliat, Budi Anna, Akemat, dkk. 2010, 126) Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Stuart dan Sundeen, 1995). Perilaku kekerasan adalah perilaku individu yang dapat membahayakan orang, diri sendiri baik secar fisik, emosional, dan atau seksualitas (Nanda, 2005).

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

Perilaku kekerasan atau agresif merupakan suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Berkowitz, 1993 dalam Depkes, 2000). 2. PENYEBAB PERILAKU KEKERASAN Menurut Stearen, kemarahan adalah kombinasi dari segala sesuatu yang tidak enak, cemas, tegang, dendam, sakit hati, dan frustasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kemarahan terbagi atas faktor predisposisi dan faktor presipitasi.

a. Faktor Predisposisi Berbagai pengalaman yang dialami tiap orang yang merupakan faktor predisposisi, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu : 1) Psikologis Kegagalan yang dialami dapat menimbulkan frustasi yang kemudian dapat timbul agresif atau amuk. Masa kanak-kanak yang tidak menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina, dianiayaan atau saksi penganiayaan juga berpengaruh. Sesorang yang mengalami hambatan dalam mencapai tujuan/keinginan yang diharapkannya menyebabkan ia menjadi frustasi. Ia merasa terancam dan cemas. Jika ia tidak mampu menghadapi rasa frustasi itu dengan cara lain tanpa mengendalikan orang lain dan keadaan sekitarnya maka dia menghadapinya dengan kekerasan. 2) Perilaku Reinforcement yang diterima pada saat melakukan kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah atau di luar rumah, semua aspek ini menstimulasi individu mengadopsi perilaku kekerasan. Manusia pada umumnya mempunyai keinginan untuk mengaktualisasikan
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

dirinya, ingin dihargai dan diakui statusnya. Sehingga Kebutuhan akan status dan prestise juga mempengaruhi perilaku seseorang untuk melakukan kekerasan 3) Sosial budaya Budaya tertutup dan membalas secara diam (pasif agresif) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan menciptakan seolah-olah perilaku kekerasan diterima (permisive). 4) Bioneurologis Banyak pendapat bahwa kerusakan sistem limbik, lobus frontal, lobus temporal dan ketidakseimbangan neurotransmiter turut berperan dalam terjadinya perilaku kekerasan . b. Faktor presipitasi Faktor presipitasi dapat bersumber dari klien, lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Kondisi klien seperti kelemahan fisik (penyakit fisik), keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang kurang dapat menjadi penyebab perilaku kekerasan. Demikian pula dengan situasi lingkungan yang ribut, padat, kritikan yang mengarah pada penghinaan, kehilangan orang yang dicintai/pekerjaan dan kekerasan merupakan faktor penyebab yang lain. Interaksi sosial yang provokatif dan konflik dapat pula memicu perilaku kekerasan. Hilangnya harga diri juga berpengaruh pada dasarnya manusia itu mempunyai kebutuhan yang sama untuk dihargai. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi akibatnya individu tersebut mungkin akan merasa rendah diri, tidak berani bertindak, lekas tersinggung, lekas marah, dan sebagainya. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

3. RENTANG RESPON MARAH

Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan. Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu : Mengungkapkan secara verbal, menekan, dan menantang. Dari ketiga cara ini cara yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara yang lain adalah destruktif. Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan, dan bila cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan dapat diekspresikan pada diri sendiri dan lingkungan dan akan tampak sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan ngamuk. Respons kemarahan dapat berfluktuasi dalam rentang adaptif mal adaptif. Rentang respon kemarahan dapat digambarkan sebagai berikut : (Keliat, 1997, hal 6). a. Assertif Mengungkapkan marah tanpa menyakiti, melukai perasaan orang lain, atau tanpa merendahkan harga diri orang lain. b. Frustasi Respon yang timbul akibat gagal mencapai tujuan atau keinginan yang tidak realistis. Frustasi dapat dialami sebagai suatu ancaman dan kecemasan. kemarahan. c. Pasif Respon dimana individu tidak mampu mengungkapkan perasaan yang dialami. d. Agresif Perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama dari orang lain. Tindakan destruktif terhadap lingkungan yang masih terkontrol.
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Akibat

dari

ancaman

tersebut

dapat

menimbulkan

Program Studi Ilmu Keperawatan

e. Mengamuk Rasa marah dan bermusuhan yang kuat disertai kehilangan kontrol diri. Pada keadaan ini individu dapat merusak dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Tindakan destruktif dan bermusuhan yang kuat dan tidak terkontrol. 4. TANDA DAN GEJALA PERILAKU KEKERASAN Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah sebagai berikut: a. Fisik 1) Muka merah dan tegang 2) Mata melotot/ pandangan tajam 3) Tangan mengepal 4) Rahang mengatup 5) Postur tubuh kaku 6) Jalan mondar-mandir b. Verbal 1) Bicara kasar 2) Suara tinggi, membentak atau berteriak 3) Mengancam secara verbal atau fisik 4) Mengumpat dengan kata-kata kotor 5) Suara keras 6) Ketus c. 1) 2) 3) 4) 5) d. Emosi Perilaku Melempar atau memukul benda/orang lain Menyerang orang lain Melukai diri sendiri/orang lain Merusak lingkungan Amuk/agresif

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan jengkel, tidak berdaya, e. Intelektual Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme. f. Spiritual Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar. g. Sosial Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran. h. Perhatian Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual. 5. AKIBAT PERILAKU KEKERASAN Klien dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya bagi dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain, memecahkan perabot, membakar rumah dll. 6. HAL-HAL YANG DAPAT DILAKUKAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI PERILAKU KEKERASAN a. Mengadakan kegiatan bermanfaat yang dapat menampung potensi dan minat bakat anggota keluarga yang mengalami risiko perilaku kekerasan sehingga diharapkan dapat meminimalisir kejadian perilaku kekerasan. b. Bekerja sama dengan pihak yang berhubungan dekat dengan pihak-pihak terkait contohnya badan konseling, RT, atau RW dalam membantu menyelesaiakan konflik sebelum terjadi tindakan kekerasan. c. Mengadakan kontrol khusus dengan perawat / dokter yang dapat membahas dan melaporkan perkembangan anggota keluarga yang mengalami risiko pelaku kekerasan terutama dari segi kejiwaan antara pengajar dengan pihak keluarga terutama orangtua. 7. PERAN KELUARGA DALAM PENANGANAN PERILAKU KEKERASAN
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

bermusuhan, mengamuk,

ingin

berkelahi,

menyalahkan dan menuntut.

Program Studi Ilmu Keperawatan

a.

Mencegah terjadinya perilaku amuk : 1) Menjalin komunikasi yang harmonis dan efektif antar anggota keluarga 2) Saling memberi dukungan secara moril apabila ada anggota keluarga yang berada dalam kesulitan 3) Saling menghargai pendapat dan pola pikir 4) Menjalin keterbukaan 5) Saling memaafkan apabila melakukan kesalahan 6) Menyadari setiap kekurangan diri dan orang lain dan berusaha memperbaiki kekurangan tersebut 7) Apabila terjadi konflik sebaiknya keluarga memberi kesempatan pada anggota keluarga untuk mengugkapkan perasaannya untuk membantu kien dalam menyelesaikan masalah yang konstruktif. 8) Keluarga dapat mengevaluasi sejauh mana keteraturan minum obat anggota dengan risiko pelaku kekerasan dan mendiskusikan tentang pentingnya minum obat dalam mempercepat penyembuhan. 9) Keluarga dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang telah dilatih di rumah sakit. 10)Keluarga memberi pujian atas keberhasilan klien untu mengendalikan marah. 11)Keluarga memberikan dukungan selama masa pengobatan anggota keluarga risiko pelaku kekerasan. 12)keluarga menyiapkan lingkungan di rumah agar meminimalisir kesempatan melakukan perilaku kekerasan

b. klien : 1) 2) 3)

Mengontrol Perilaku Kekerasaan dengan mengajarkan Menarik nafas dalam Memukul-mukul bantal Bila ada sesuatu yang tidak disukai anjurkan klien mengucapkan apa yang tidak disukai klien

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

4) dan shalat 5) c.

Melakukan kegiatan keagamaan seperti berwudhu Mendampingi klien dalam minum obat secara teratur. Bila Klien dalam PK

Meminta bantuan petugas terkait dan terdekat untuk membantu membawa klien ke rumah sakit jiwa terdekat. Sebelum dibawa usahakan dan utamakan keselamatan diri klien dan penolong.

DIALOG SATUAN ACARA PENYULUHAN : PERILAKU KEKERASAN Moderator Peserta Moderator : selamat pagi, bapak ibu. : selamat pagi : perkenalkan kami dari STIKES WIRA MEDIKA. Saya Vinny sebagai moderator dan teman saya Yogi Arisana sebagai penyaji dan Ery, Karma, Ita, Mayun sebagi fasilitator. Sesuai pemberithuan kami kemarin, kami akan melakukan penyuluhan degan topic Prilaku kekerasan dimana tujuannya agar bapak-ibuk mengetahui apa itu prilakukekerasan dan bagaimana pencegahannya. Penyuluhan ini akan dilakukan selama 30meit dengan pembagian acara penyampaian materi selama 15 menit dan sesi tana jawaba selama 10 menit. Nanti kalau dipertengahan
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

penyajian materi saya bilang ibu-ibu maka ibu-ibu jawab Yes Yes Yes dan ketika saya bilang bapak-bapak maka para bapak jawab Jos Jos, Jos. Megerti bapak-ibu semua?? Ok, sebelumnya disisni ada yang tahu tentang prilaku kekerasan? Peserta 1 Peserta 2 : tidak tahu : prilaku kekerasan adalah prilaku kasar yang mengakibatkan adanya luka seperti tampara, memukul dan tendangan kepada orang lain Moderator : ya tanggapan bapak benar tepuk tangan Untuk lebih jelasnya kita berika waktu ke penyaji untuk menjelaskan lebh lanjut mengenai prilaku kekerasan. Waktu dan tempat saya persilakan kepada penyaji. Penyaji Penyaji : terimakasih kepada moderator. (penyajian materi oleh penyaji 15 menit ) : baik materi telah selesai di sampaikan sekarang waktu dan tempat saya kembalikan kepada moderator moderator : baik beri tepuk tangan dulu kepada penyaji atas penyajiannya. Selanjutnya akan di berikan kesempatan pada bapak atau ibu yang ingin bertanya. Silakan bertanya, saya cari tiga orang penanya moderator : baik , setelah bapak dan ibu bertanya,sekarang giliran kami bertanya pada bapak dan ibu mengenai materi yang telah kami sampaikan, ini bertujuan untuk mengetahui apa bapak dan ibu sudah mengerti tentang materi yang kami sajikan.bapak dan ibu ada yang bisa memberikan penjelasan dari pengertian perilaku kekerasan. Peserta 1 Peserta 2 Moderator : .. : : ya jawabannya sangat bagus. Terima kasih. Sekarang siapa yang bisa menyebutkan apa saja akibat dari perilaku kekerasan.
Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

Peserta 3 Moderator Peserta 4 Moderator

: . : ya jawabannya sangat bagus, terima kasih. Saya mau bertanya lagi, apa saja pencegahan dari perilaku kekerasan? :.. : baik terima kasih atas jawabannya, dan jawaban anda sangat memuaskan. Baik penyuluhan kami sudah selesai. Sekarang bapak dan ibu sudah lebih mengerti kan tentang perilaku kekerasan khususnya cara pencegahannya karena itu sangat penting. Baik saya ucapkan terima kasih dan saya tutup penyuluhan ini dengan paramashanti om santih santih santih om

Sekolah Tiinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika PPNI Bali

Program Studi Ilmu Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai