Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI

“ TUBEKTOMI”

Oleh :

Ayu Made Dalem Galang Canangjaya

P07120219065 / II.B Str. Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

2020/2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Kesehatan Wanita


Sub Pokok Bahasan : Keluarga Berencana
Sasaran : Wanita usia subur
Hari / Tanggal : 20 April 2021
Waktu : 10.00-10.45
Tempat : Lab. Keperawatan Maternitas Poltekkes Denpasar
Penyuluhan / Petugas : Kelompok 2
I. Latar Belakang

Tubektomi adalah salah satu metode sterilisasi pada wanita, yaitu pencegahan
kehamilan yang sifatnya permanen. Biasanya, tindakan ini diambil oleh wanita yang
sudah memiliki lebih dari tiga anak, berusia di atas 30 tahun, atau tidak menginginkan
keturunan lagi. Sterilisasi juga kerap menjadi pilihan bagi mereka yang kehamilannya
berisiko tinggi.

Mengingat sifatnya yang permanen, tubektomi tidak seperti pil KB atau spiral yang
bisa dihentikan kapan pun ketika Anda memutuskan untuk hamil. Cara kerja KB steril
tubektomi adalah dengan memotong atau mengikat saluran tuba falopi.

Dengan demikian, sel telur pun tidak akan bisa menemukan jalan menuju rahim. Sel
sperma juga tak akan bisa mencapai tuba falopi dan membuahi sel telur. Tindakan
tersebut berfungsi untuk mencegah pembuahan dan kehamilan.

Sebagai KB steril yang bersifat permanen, kemampuan tubektomi dalam mencegah


kehamilan mencapai 99,9%. Artinya, dari setiap 100 wanita yang menjalani prosedur
tubektomi, ada satu atau kurang dari satu orang wanita yang hamil.

Metode tubektomi ini memang dikenal lebih efektif karena dapat melindungi Anda
dari kehamilan seumur hidup tanpa Anda harus menggunakan alat kontrasepsi
cadangan atau melakukan rutinitas minum obat seperti saat Anda menggunakan pil
KB.

Berdasarkan survey yang dilakukan pada 5 orang remaja, diperoleh data bahwa 3
orang dari 5 orang mereka tidak mengetahui penyakit endometriosis. Sendangkan
sisanya yaitu 2 orang mengetahui penyakit endometriosis tetapi tidak mengetahui
bagaimana cara pencegahan dan penanganannya.
II. Tujuan Penyuluhan
a. Tujuan Umum
Memberikan pengetahuan dan pemahaman pada wanita di usia subur agar
mampu memahami tentang cara penggunaan Tubektomi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 1x45 menit, diharapkan sasaran
dapat menjelaskan tentang :
1. Sasaran dapat mengetahui tentang pengertian tubektomi dengan benar
dan tepat.
2. Peserta dapat menyebutkan dan menjelaskan keuntungan penggunaan
tubektomi dengan benar dan tepat.
3. Sasaran dapat menyebutkan kerugian penggunaan tubektomi dengan
benar dan tepat.
4. Sasaran dapat menyebutkan jenis-jenis tubektomi dengan benar
dan tepat.
5. Peserta dapat menyebutkan efek samping penggunaan tubektomi
dengan benar dan tepat.
III. Materi: Lampiran 1
IV. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
V. Media
Media: Leaflet / brosur
VI. Rencana Evaluasi :
a. Struktur
➢ SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
➢ Alat dan tempat sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
➢ Sudah dibentuk struktur organisasi atau pembagian peran
b. Proses
➢ Alat dan tempat dapat digunakan sesuai rencana
➢ Peserta hadir tepat waktu
➢ Peserta mengikuti kegiatan yang telah direncanakan dengan penuh
perhatian
c. Hasil
• 85% peserta dapat menjelaskan pengertian dari tubektomi
• 75% peserta dapat meyebutkan keuntungan penggunaan tubektomi
• 80% peserta dapat menyebutkan kerugian tubektomi.
• 95% peserta dapat menyebutkan jenis-jenis tubektomi.
• 75% peserta dapat menyebutkan efek samping tubektomi.
VII. Kegiatan :
No Langkah- Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan
langkah Sasaran
1 Pendahuluan 5 menit Pembukaan : Menjawab
• Mengucapkan salam salam
• Memperkenalkan diri Mendengarkan
• Menjelaskan tujuan Memperhatikan
penyuluhan Mencatat
• Menyebutkan materi /
pokok bahasan yang
akan disampaikan
• Kontrak waktu
• Presepsi

2 Penyajian 30 menit Pelaksanaan : Menyimak dan


a. Menjelaskan pengertian, mencatat
keuntungan, kerugian,
jenis-jenis, efek samping
pengguaan Tubektomi
b. Memberikan

Bertanya
kesempatan pada
para wanita usia subur
untuk bertanya
mengenai materi yang
disampaikan
3 Evaluasi 10 menit Evaluasi : Menyimak,
a. Menyimpulkan inti mendengarkan
penyuluhan dan mencatat
b. Memberi kesempatan
kepada audien untuk
menjawab pertanyaan
yang ditanyakan
4 Penutup 5 menit Penutupan : Mendengakan
a. Menyimpulkan materi
penyuluhan Mengucapkan
b. Mengakhiri kegiatan salam
dengan mengucapkan
salam
c. Membagikan leaflet

VIII. Sumber
Dr. Levina Felicia. 23 Maret 2020. Tubektomi. Dikutip dari
https://www.sehatq.com/tindakan-medis/tubektomi pada tanggal 20 April
2021.
Wahhab. 8 September 2020. Pengertian Tubektomi. Dikutip dari
https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/tubektomi-adalah/ pada tanggal 20 April
2021.
Rodiani, R. 2017. Faktor –Faktor Penggunaan Alat Kontrasepsi Medis Operasi
Wanita (MOW) pada Pasangan Wanita Usia Subur. Dikutip dari
http://repository.lppm.unila.ac.id/2485/1/6.1-Chania-Forcepta.pdf pada
tanggal 20 April 2021.
Dr. Kevin Andrian. 11 Mei 2018. Ternyata Ada Risiko Kontrasepsi Tubektomi bagi
Wanita. Dikutip pada https://www.alodokter.com/ternyata-ada-risiko-
kontrasepsi-tubektomi-bagi-wanita pada tanggal 20 April 2021.
Lembar Pengesahan

Denpasar, 19 April 2021


Dosen Pembimbing Mahasiswa

Ayu Made Dalem Galang Canangjaya


Dra. I. D. A. Ketut Surinati., S.Kep.,Ns.M.Kes NIM : P07120219065
NIP. 196412311985032010
LAMPIRAN MATERI 1:

TUBEKTOMI

A. DEFINISI TUBEKTOMI
Pengertian KB

Pengertian KB menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan


pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.

Pengertian Tubektomi

Tubektomi atau kontrasepsi mantap adalah suatu kontrasepsi permanen untuk mencegah
keluarnya ovum dengan cara tindakan mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba
(Ismiyati, 2014).

MOW atau tubektomi adalah setiap tindakan operasi pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan tidak akan mendapat keturunan lagi. Tindakan operasi ini bersipat
permanen, karena dilakukan penyumbatan pada saluran telur wanita yang dilakukan
dengan cara diikat, dipotong ataupun dibakar ( Rodiani dan Forcepta, 2017). Ibu yang
melakukan prosedur ini berdasarkan hasil yang didapat berada direntang 30 – 35 tahun.

B. KEUNTUNGAN TUBEKTOMI
Keuntungan dari kontrasepsi mantap ini antara lain:
a. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sanggat tinggi,
b. Tidak menggangu kehidupan suami istri,
c. Tidak mempengaruhi ASI,
d. Lebih aman (keluhan lebih sedikit),
e. Praktis (hanya memerlukan satu kali tindakan),
f. Lebih efektif (tingkat kegagalan sangat kecil),
g. Lebih ekonomis.

C. KERUGIAN TUBEKTOMI
1. Tubektomi memang memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam mencegah
kehamilan, namun beberapa wanita dapat kembali hamil setelah menjalani prosedur
ini. Meski demikian, angka kejadiannya terbilang kecil.
2. Tubektomi pada beberapa penelitian diketahui berpengaruh tidak langsung pada
hormon, namun belum diketahui dengan pasti apakah prosedur ini memengaruhi
kapan terjadinya menopause.
3. Tidak dapat melindungi dari penyakit menular seksual, sehingga masih diperlukan
alat kontrasepsi lain seperti kondom.
4. Sulit untuk dilakukan penyambungan tuba kembali apabila wanita yang telah
menjalani tubektomi ingin kembali hamil.
5. Semakin muda usia seorang wanita melakukan tubektomi, maka semakin tinggi
kemungkinan gagal.
6. Biayanya relatif besar.

D. JENIS – JENIS TUBEKTOMI


Ada beberapa metode prosedur tubektomi. Umumnya tubektomi dilakukan pada wanita setelah
melahirkan, baik dengan persalinan normal ataupun bersamaan dengan operasi caesar. Biasanya
degan memakai metode laparotomi, yaitu menggunakan sayatan kecil di bawah pusar.
Jika dilakukan di luar masa persalinan, maka tubektomi biasanya dilakukan dengan laparoskopi.
Sebelum dilakukan pembedahan, pasien akan mendapatkan pembiusan. Dokter akan membuat
sayatan kecil dan memasukkan alat khusus yang dinamakan laparoskop.
Setelah menjalani prosedur tersebut, sebagian wanita disarankan untuk tidak berolahraga selama
beberapa hari, meski umumnya dapat kembali beraktivitas normal. Setelah merasa siap, wanita
yang melakukan tubektomi di luar masa persalinan dapat kembali melakukan aktivitas seksual.

E. EFEK SAMPING TUBEKTOMI


Tubektomi digolongkan sebagai prosedur yang aman dengan risiko komplikasi yang jarang
terjadi. Meski demikian, apapun jenis prosedur operasi yang dilakukan, tetap ada risikonya.
Risiko yang dapat terjadi pada prosedur tubektomi yakni perdarahan, kerusakan organ
(misalnya luka pada usus, kandung kemih, atau pembuluh darah), efek samping dari obat
bius, dan infeksi pasca tindakan tubektomi. Nyeri pada panggul atau perut yang
berkelanjutan juga dapat terjadi.
Selain itu, jika tuba falopi tidak menutup dengan sempurna pada saat tubektomi kehamilan
yang berisiko menjadi kehamilan ektopik dapat terjadi. Kehamilan ektopik terjadi ketika
sel telur yang dibuahi tidak menempel di rahim, melainkan di tempat lain seperti pada tuba
falopi. Hal ini tergolong berbahaya dan harus segera mendapat penanganan.
LAMPIRAN 2 EVALUASI SAP :

1. Apa yang dimaksud dengan Tubektomi?


Jawaban :
MOW atau tubektomi adalah setiap tindakan operasi pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan tidak akan mendapat keturunan lagi. Tindakan operasi ini bersipat permanen,
karena dilakukan penyumbatan pada saluran telur wanita yang dilakukan dengan cara diikat,
dipotong ataupun dibakar.
2. Sebutkan 4 keuntungan dari tubektomi!
Jawaban :
Keuntungan dari kontrasepsi mantap ini antara lain:
a. Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sanggat tinggi,
b. Tidak menggangu kehidupan suami istri,
c. Tidak mempengaruhi ASI,
d. Lebih aman (keluhan lebih sedikit).
3. Sebutkan 4 kerugian dari tubektomi!
Jawaban :
a. Tubektomi memang memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam mencegah
kehamilan, namun beberapa wanita dapat kembali hamil setelah menjalani prosedur ini.
Meski demikian, angka kejadiannya terbilang kecil.
b. Tubektomi pada beberapa penelitian diketahui berpengaruh tidak langsung pada hormon,
namun belum diketahui dengan pasti apakah prosedur ini memengaruhi kapan
terjadinya menopause.
c. Tidak dapat melindungi dari penyakit menular seksual, sehingga masih diperlukan alat
kontrasepsi lain seperti kondom.
d. Sulit untuk dilakukan penyambungan tuba kembali apabila wanita yang telah menjalani
tubektomi ingin kembali hamil.

Anda mungkin juga menyukai