Anda di halaman 1dari 7

Satuan Acara Penyuluhan

Judul : Metode Kontrasepsi Masa Pandemi Covid 19


Tempat : Praktik Mandiri Bidan Islah Wahyuni
Hari/tanggal : Selasa/ 10 Maret 2020
Waktu : 10.00 – 11.00 WIB

1. Lama Kegiatan : 60 menit


2. Sasaran : PUS yang berkunjung ke PMB
3. Pokok Pembahasan : Metode Kontrasepsi Masa Pandemi Covid 19
4. Sub Pokok Pembahasan :
a. Pengertian Kontrasepsi
b. Tujuan Kontrasepsi
c. Jenis Kontrasepsi
d. Pelayanan Kontrasepsi Masa Pandemi Covid 19
5. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta dapat memahami tentang Metode
Kontrasepsi masa pandemi covid 19
b. Tujuan Khusus
1. Menjelaskan Pengertian Kontrasepsi
2. Menjelaskan Tujuan Kontrasepsi
3. Menjelaskan Jenis Kontrasepsi
4. Menjelaskan Pelayanan Kontrasepsi Masa Pandemi Covid 19
6. Media : LCD, infokus, lembar balik
7. Materi : Terlampir
8. Metode : Ceramah,Tanya jawab
9. Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience

1 5 menit Pendahuluan Menjawab salam


a. Memberi salam dan memperhatikan
b. Memperkenalkan diri kegiatan penyuluhan
c. Menyampaikan kompetensi yang
dicapai audience
d. Menjelaskan tujuan/manfaat dari
materi kepada audience
2 40 menit Penyajian
a. Menyampaikan Pengertian Memperhatikan
Kontrasepsi materi yang di
b. Menjelaskan Tujuan Kontrasepsi sampaikan
c. Menjelaskan Jenis Kontrasepsi
d. Menjelaskan Pelayanan Kontrasepsi
Masa Pandemi Covid
e. Memberikan kesempatan kepada Mengajukan
audience untuk bertanya pertanyaan
f. Menjawab pertanyaan Mendengarkan
g. Membacakan kesimpulan
3 15 menit Penutupan
a. Menanyakan kepada audience hal – Menjawab
hal yang belum dipahami pertanyaan
b. Memberikan pertanyaan kepada
audience
c. Menutup kegiatan penyuluhan Menjawab salam
dengan mengucapkan salam

10. Evaluasi :
a. Apa saja jenis-jenis kontrasepsi?
b. Bagaimana prosedur untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi masa pandemic
covid 19?
11. Referensi :
a. Data dinkes kota pekanbaru 2018. Profil pelayanan keluarga berencana puskesmas
pekanbaru. Diambil tanggal 18 Oktober 2019
b. Hariyati, 2016. Identifikasi Efek Samping Pemakaian Alat Kontrasepsi Implan Pada
Pasangan Usia Subur (Pus) Di Wilayah Kerja Puskesmas Poasia Kota Kendari Tahun
2016 . Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Politeknik Kesehatan Kendari
Jurusan Kebidanan Program Studi DIII Tahun 2016
c. Kemenkes RI, 2014. Pedoman Manajemen Pelayanan Keluarga Berencana (Edisi
Revisi). Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Ibu Direktorat Jenderal Bina kesehatan
Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI Tahun 2014. 363.96 Ind
file:///C:/Users/User/AppData/Local/Temp/Pedoman%20Manajemen%20Pelayanan
%20KB.pdf
d. Maulana, dr. Angga, 2017. Jenis-jenis Alat Kontrasepsi yang Bisa Anda Pilih,
Beserta Kelebihan dan Kekurangannya. Akses tanggal 10 oktober 2019 dari
https://hellosehat.com/kehamilan/kontrasepsi/jenis-kb-alat-kontrasepsi/
e. Mulyani, Nina Siti, SST., Rinawati Mega, 2013. Keluarga Berencana dan alat
kontrasepsi, Jakarta. Nuha Medika.
f. Saifuddin, AB. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Ed.2 cet. 2
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirihardjo.
g. Sumadikarya MS. dr. Endriani K. 2009. Rekomendasi praktik Pilihan untuk
penggunaan kontrasepsi, edisi 2 ; EGC ; jakarta
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/43097/9241562846_ind.pdf;jsessioni
d=CA548B39801AC877CB737226F616D2EF?sequence=5
Kemenkes RI, 2020 Panduan_Pelayanan KB dan Kespro Dalam Situasi Pandemi COVID
19.pdf

12. Materi :
Metode Kontrasepsi Masa Pandemi Covid 19

A. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah pencegaha terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau
pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (Taufan Nugroho
dkk, 2014)
Keluarga berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal
melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai
dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015).
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda
atau cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas
reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang (Manuaba.2015)

B. Tujuan Kontrasepsi
1. Mencegah kehamilan berisiko pada perempuan
KB bertujuan untuk merencanakan kehamilan, kapan waktu yang tepat bagi seorang
perempuan untuk menentukan rencana kehamilan, dengan salah satu tujuannya adalah
menjaga kesehatan. Misalnya, kehamilan akan berisiko pada usia ibu terlalu muda maupun
terlalu tua
serta jarak kehamilan yang terlalu dekat sehingga mencegah ibu mengalami penyulit selama
kehamilan dan proses melahirkan seperti hipertensi (darah tinggi) pada kehamilan,
preeklampsia, eklampsia (tekanan darah tinggi dan terjadi kejang saat kehamilan), serta risiko
terjadinya kelahiran prematur yang dapat meningkatkan masalah kesehatan dan kematian
pada ibu saat melahirkan. Menurut sejumlah penelitian, perempuan yang melahirkan lebih
dari 4 orang anak akan meningkatkan risiko kematian pada ibu saat melahirkan.

2. Mencegah penularan HIV/AIDS serta penyakit menular seksual


Metode kontrasepsi juga memiliki manfaat dalam mengurangi kehamilan dari seorang ibu
penderita HIV/AIDS yang akan berisiko menginfeksi bayinya. Dalam hal ini, alat kontrasepsi
seperti kondom akan sangat berpengaruh dalam mencegah HIV/AIDS serta penyakit seksual
menular lainnya

3. Mencegah kematian pada bayi baru lahir


Kontrasepsi dapat mengatur usia ibu saat hamil, agar ibu tidak terlalu tua atau terlalu muda
saat hamil dan mengatur jarak kelahiran sehingga dapat mencegah risiko kesehatan bagi bayi
yang dikandungnya seperti risiko prematur, berat badan lahir rendah, gangguan tumbuh
kembang serta terjadinya retardasi mental. 

4. Meningkatkan kesejahteraan keluarga dan mengoptimalkan pendidikan anak


KB secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan turut menjaga
kesehatan seksual dan reproduksi dengan memberikan kesempatan bagi perempuan untuk
kembali bekerja, membantu perempuan fokus untuk memberikan ASI eksklusif bagi anaknya
(dengan menunda kehamilan berikutnya) dan membantu kedua orang tua fokus
mempersiapkan pendidikan sang buah hati. 

C. Jenis Kontrasepsi
a. Kontrasepsi Sederhana
1) Kondom Kondom merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang pada penis
sebagai tempat penampungan sperma yang dikeluarkan pria pada saat senggama sehingga
tidak tercurah pada vagina. Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan sperma
atau mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita. Sekarang sudah ada jenis
kondom untuk wanita, angka kegagalan dari penggunaan kondom ini 5-21%.
2) Coitus Interuptus Coitus interuptus atau senggama terputus adalah menghentikan
senggama dengan mencabut penis dari vagina pada saat suami menjelang ejakulasi.
Kelebihan dari cara ini adalah tidak memerlukan alat/obat sehingga relatif sehat untuk
digunakan wanita dibandingkan dengan metode kontrasepsi lain, risiko kegagalan dari
metode ini cukup tinggi.
3) KB Alami KB alami berdasarkan pada siklus masa subur dan tidak masa subur, dasar
utamanya yaitu saat terjadinya ovulasi. Untuk menentukan saat ovulasi ada 3 cara, yaitu :
metode kalender, suhu basal, dan metode lendir serviks.
4) Diafragma Diafragma merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mencegah sperma
mencapai serviks sehingga sperma tidak memperoleh akses ke saluran alat reproduksi bagian
atas (uterus dan tuba fallopi). Angka kegagalan diafragma 4-8% kehamilan.
5) Spermicida Spermicida adalah suatu zat atau bahan kimia yang dapat mematikan dan
menghentikan gerak atau melumpuhkan spermatozoa di dalam vagina, sehingga tidak dapat
membuahi sel telur. Spermicida dapat berbentuk tablet vagina, krim dan jelly, aerosol
(busa/foam), atau tisu KB. Cukup efektif apabila dipakai dengan kontrasepsi lain seperti
kondom dan diafragma
b. Kontrasepsi Hormonal
1. KB Suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet yang berisi
gabungan hormon estrogen dan progesteron (Pil Kombinasi) atau hanya terdiri dari hormon
progesteron saja (Mini Pil). Cara kerja pil KB menekan ovulasi untuk mencegah lepasnya sel
telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sperma sukar untuk
masuk kedalam rahim, dan menipiskan lapisan endometrium. Mini pil dapat dikonsumsi saat
menyusui. Efektifitas pil sangat tinggi, angka kegagalannya berkisar 1-8% untuk pil
kombinasi, dan 3-10% untuk mini pil.
2. Suntik KB Suntik KB ada dua jenis yaitu, suntik KB 1 bulan (cyclofem) dan suntik KB 3
bulan (DMPA). Cara kerjanya sama dengan pil KB. Efek sampingnya dapat terjadi gangguan
haid, depresi, keputihan, jerawat, perubahan berat badan, pemakaian jangka panjang bisa
terjadi penurunan libido, dan densitas tulang.
3. Implant Implant adalah alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit, biasanya dilengan
atas. Cara kerjanya sama dengan pil, implant mengandung levonogestrel. Keuntungan dari
metode implant ini antara lain tahan sampai 5 tahun, kesuburan akan kembali segera setelah
pengangkatan. Efektifitasnya sangat tinggi, angka kegagalannya 1-3%.
4.Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / IUD AKDR adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan kedalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastik
(polyethyline), ada yang dililit tembaga (Cu), dililit tembaga bercampur perak (Ag) dan ada
pula yang batangnya hanya berisi hormon progesteron. Cara kerjanya, meninggikan getaran
saluran telur sehingga pada waktu blastokista sampai ke rahim endometrium belum siap
menerima nidasi, menimbulkan reaksi mikro infeksi sehingga terjadi penumpukan sel darah
putih yang melarutkan blastokista, dan lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas.
Efektifitasnya tinggi, angka kegagalannya 1%.
5.Metoda Kontrasepsi Mantap (Kontap) b) Tubektomi Suatu kontrasepsi permanen untuk
mencegah keluarnya ovum dengan cara mengikat atau memotong pada kedua saluran tuba
fallopi (pembawa sel telur ke rahim), efektivitasnya mencapai 99 %. c) Vasektomi Vasektomi
merupakan operasi kecil yang dilakukan untuk menghalangi keluarnya sperma dengan cara
mengikat dan memotong saluran mani (vas defferent) sehingga sel sperma tidak keluar pada
saat senggama, efektifitasnya 99%. (Suratun, 2008)

5. Pelayanan Keluarga Berencana (KB) dalam situasi Pandemi Covid-19


Pesan Bagi Masyarakat terkait Pelayanan Keluarga Berencana Pada Situasi Pandemi Covid-
19 1. Tunda kehamilan sampai kondisi pandemi berakhir
2. Akseptor KB sebaiknya tidak datang ke petugas Kesehatan, kecuali yang mempunyai
keluhan, dengan syarat membuat perjanjian terlebih dahulu dengan petugas Kesehatan.
3. Bagi akseptor IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya, jika tidak memungkinkan
untuk datang ke petugas Kesehatan dapat menggunakan kondom yang dapat diperoleh
dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui telfon. Apabila tidak tersedia bisa
menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau senggama terputus).
4. Bagi akseptor Suntik diharapkan datang ke petugas kesehatan sesuai jadwal dengan
membuat perjanjian sebelumnya. Jika tidak memungkinkan, dapat menggunakan kondom
yang dapat diperoleh dengan menghubungi petugas PLKB atau kader melalui telfon. Apabila
tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau senggama terputus)
5. Bagi akseptor Pil diharapkan dapat menghubungi petugas PLKB atau kader atau Petugas
Kesehatan via telfon untuk mendapatkan Pil KB.
6. Ibu yang sudah melahirkan sebaiknya langsung menggunakan KB Pasca Persalinan
(KBPP)
7. Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan konseling terkait KB
dapat diperoleh secara online atau konsultasi via telpon

Anda mungkin juga menyukai