Anda di halaman 1dari 88

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Alat Kontrasepsi KB Hormonal

Sasaran : Pasangan Usia Subur

Hari/ Tanggal : Kamis/ 7 januari 2021

Waktu : 60 menit

Tempat : Gedung PKK Desa marga bakti Kecamatan Sinar

Peninjauan Kab.OKU

Penyaji : Resmita Meviarna Amd.Kep

1) Karakteristik Peserta

 Jumlah Peserta : 15 orang

 Pendidikan : SMA, Diploma dan PT

2) Tujuan Penyuluhan

a. Tujuan Umum

Setelah mendapat penyuluhan diharapkan ibu-ibu dapat mengetahui tentang Alat

Kontrasepsi KB Hormonal.

b. Tujuan Khusus

Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :

a) Peserta dapat menjelaskan pengertian KB Hormonal

b) Peserta dapat Menyebutkan Macam Macam KB Hormonal

c) Peserta dapat menjelaskan Mekanisme Kerja KB Hormonal

d) Peserta dapat menjelaskan efektifitas KB Hormonal

e) Peserta dapat menjelaskan efek samping dari KB Hormonal


f) Peserta dapat menjelaskan indikasi dan kontra indikasi dari penggunaan

KB Hormonal

3) Materi Penyuluhan

a. Terlampir

4) Metode

 Ceramah

 Tanya jawab

5) Media

Leaflet, LCD

6) Kegiatan penyuluhan

No. Tahap Kegiatan Waktu


1. Pembukaan Mengucap salam 10 menit

Perkenalan

Pendekatan dengan pesarta

Menggali pengetahuan ibu tentang alat


2. Pengembangan Menjelaskan tentang pengertian 35 menit

pengertian KB Hormonal, macam kb

hormonal, mekanisme kerja, indikasi dan

kontra indikasi serta efek samping yang

3. Penutup ditimbulkan Tanya jawab untuk


Mengadakan 15 menit

mengetahui seberapa jauh peserta paham

tentang materi yang disampaikan

Membagikan lieaflet
7) Evaluasi

a. Pelaksanaan

i. Tanggal / Jam : 7 Januari 2021

iii. Tempat : Gedung PKK Desa marga bakti Kecamatan Sinar

Peninjauan Kab. OKU


iv. Jumlah Peserta : 15 orang

v. Respon terhadap penyuluhan


1. Jumlah peserta yang aktif : 7 orang
2. Jumlah pertanyaan yang diajukan :3
3. Macam pertanyaan yang diajukan :

 Bagaimana cara agar siklus menstruasi kembali normal setelah pemakaian

KB Hormonal

 Penyebab penambahan BB pada penggunaan KB suntik

 Mengapa ketika mendekati jadwal suntik ulang kepala terasa pusing dan

kadang disertai dengan TD tinggi

A.Pengertian

Menurut (Hanafi,2004) Kontrasepsi hormonal adalah kontrasepsi yang

mengandung estrogen dan progesteron. Metoda KB hormonal adalah memakai

obat-obatan yang mengandung 2 hormon, estrogen dan progestin.

B. Macam-Macam Kontrasepsi Hormonal

1. Pil

Menurut (Saifudin, 2006) Pil di bagi menjadi 2 yaitu:


1) Pil kombinasi adalah pil yang mengandung kombinasi antara hormon estrogen

dan progesteron di mana pil kombinasi ini di bagi menjadi beberapa jenis yaitu:

a. Monofasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet yang mengandung

hormon aktif estrogen/ progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa

hormon aktif

b. Bifaasik: pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin dengan 2 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif

c. Trifasik: pil yang tersedia dalam 21 tablet yang mengandung hormon aktif

estrogen/progestin dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif

d. Pil progestin / minipil adalah pil yang hanya mengandung progesteron saja

dimana jenis minipil yaitu :

1) Kemasan dengan isi 35 pil: 300 g levonorgestrel atau 350 g noretindron.

2) Kemasan dengan isi 28 pil: 75 g desogestrel

2. Suntik

Suntik di bagi menjadi 2 (Syaifudin, 2006):

1) Suntikan kombinasi yaitu: 25 mg Depomedroksiprogesterom Asetat dan 5 mg

estradiol sipionat yang di berikan injeksi IM, 1 bulan sekali(cyclofem), dan 50 mg

Noretindron dan 5 mg estradiol valerat yang di beriukan IM 1 bulan sekali.

2) Suntikan progestin di bagi menjadi 2 jenis yaitu:


a. Depo medroksiprogesteron asetat(depoprovera) mengandung 150mg

(DMPA) yang di berikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik IM

b. Depon nerotisteron enantat(deponoristerat), yang mengandung 200 mg

noretindron enantat, di berikan setiap 2 bulan dengan cara suntik IM

3. Implan yaitu alat kontrasepsi yang berupa kapsul tipis yang fleksibel yang

dibuat semacam karet lunak yang berisi hormon yang sintetik ( jenis progesteron),

yang dipasang dibawah kulit wanita pada lengan atas, melalui operasi kecil.

Menurut (Setyaningrum, 2009) jenis-jenis implan ada 3 macam:

1) Norplant adalah implan yang terdiri dari 6 batang silastik dengan panjang 3,4

cm, dengan diameter 2,4 mm, diisi dengan 36 mg levonogestrol, dengan lama

kerjanya 5 tahun.

2) Implanon adalah implant yang terdiri dari 1 batang putih lentur, panjang 40

mm, dan diameter 2 mm, diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel, lama kerjanya 3

tahun.

3) Jadena dan Indoplan adalah implan yang terdiri dari 2 batang, diisi dengan 75

mg levonogestrel dengan lama kerjanya 3 tahun

4. AKDR dengan Progestin (steroid)

AKDR dengan prigestin yaitu AKDR yang mengandung progesteron dari mirena

yang mengandung levonogestrel. Menurut Hanafi (2003, hal: 216-23) IUD yang

mengandung hormona

1) Progestasert-T = Alza T
a. Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam b.

Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65mcg

progesteron per hari

c. Tabung insersinya berbentuk lengkung

d. Daya kerja :18 bulan

e. Tehnik insersi: plunging?(modified withdrawal)

2) LNG-20

a. Mengandung 46-60mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20mcg per hari

b. Sedang diteliti di Finlandia

c. Angka kegagalan /kehamilan sangat rendah (0,5 per 100wanita per tahun
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyuluhan (Sap) Gastritis

Sasaran : Ibu-Ibu/Bapak-Bapak

Hari/ Tanggal : Kamis/ 15 januari 2021

Waktu : 60 menit

Tempat :Gedung PKK Desa marga bakti Kecamatan Sinar

Peninjauan Kab.OKU

Penyaji : Resmita Meviarna Amd.Kep

I. latar Belakang

Gastritis adalah proses inflamsi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.

Secara histopastologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltarsi sel-sel radang

pada daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang banyak

dijumpai di klinik / ruangan penyakit dalam pada umumnya. Kejadian penyakit

gastritis meningkat sejak 5 – 6 tahun ini dan menyerang laki-laki lebih banyak

dari pada wanita. Laki- laki lebih banyak mengalami gastritis karena kebiasaan

mengkonsumsi alkohol dan merokok.

II. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti penyuluhan tentang gastritis, diharapkan keluarga

Tn. O dapat menjelaskan kembali tentang penyebab Gastritis.

III. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan tentang gastritis selama 15 menit, dapat:

1. Menjelaskan tentang pengertian Gastritis


2. Menyebutkan tanda dan gejala Gastritis

3. Menyebutkan penyebab Gastritis

4. Menyebutkan jenis - jenis Gastritis

. Kegiatan Pendidikan Kesehatan

N TAHAP PENYULUH AUDIENS WAKTU

1O Pendahulu - Memberi salam - Menjawab salam 2 menit

an - Memperkenalkan diri - Mendengarkan

- Menjelaskan TIK dan - Mendengarkan


2 Kegiatan - Menjelaskan - Mendengarkan 9 Menit
TIU
Inti tentang pengertian

Gastritis

- Menyebutkan tanda - Mendengarkan

dan gejala Gastritis - Mendengarkan

- Menyebutkan - Mendengarkan

penyebab Gastritis
3 Evaluasi - Memberi kesempatan - Bertanya 4 Menit

kepada peserta

untuk bertanya tentang

materi yang di sampaikan

- Memberi - Menjawab

pertanyaan kepada pertanyaan

peserta tentang materi -

yang di sampaikan
V. Materi Penyuluhan
Terlampir

VII. Metode

Ceramah Tanya jawab

VIII. Media

Leaflet

IX Kriteria Evaluasi

1. Struktur

a) Media dan alat memadai.

b) waktu pelaksanaan tepat waktu.

c) lingkngan yang tenang dan mendukung.

2. Proses

a) Kegiatan penyuluhan dilaksanakan tepat waktu sesuai dengan yang di

rencanakan.

b) Penyuluh menyampaikan materi menggunakan bahasa yang mudah

dimengerti.

c) Peserta mendengarkan dengan penuh perhatian.

d) Peserta terbuka dan berperan aktif dalam kegiatan penyuluhan. e) Tujuan

khsus dapat dicapai.

3. Hasil

Setelah mengikuti penyuluhan peserta mampu :

1. Menjelaskan tentang pengertian Gastritis

2. Menyebutkan tanda dan gejala Gastritis

3. Menyebutkan penyebab Gastritis


4. Menyebutkan kembali tentang Gastritis

X. LAMPIRAN MATERI

- materi tentang penyuluhan Gastritis

GASTRITIS

1. Definisi

Gastritis adalah peradangan yang terjadi pada lapisan lambung. Gastritis

merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung Peradangan ini dapat

mengakibatkan pembengkakan mukosa lambung sampai terlepasnya epitel

mukosa superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran

pencernaan

2. Tanda dan Gejala

1. Nyeri ulu hati

2. Mual, muntah

3. Tekanan darah menurun, pusing

4. Keringat dingin

5. Nadi cepat

6. Kadang berat badan menurun

7. Nafsu makan menurun

8. Perut terasa kembung

3. Penyebab Gastrtis

1) Pola makan tidak teratur

2) Sering makan makanan yang asam (nanas, kedondong, rujak, dll)


3) Suka makan makanan yang pedas (sambal, cabai, saos, dll)

4) Suka makan makanan yang banyak mengandung gas

(kubis/kol, sawi, nangka, dll)

5) Suka minum kopi

6) Stress

7) Suka minuman beralkohol

8) Kebiasaan merokok

9) Kuman helicobacter pylory

4. Jenis-Jenis Gastritis

1) Akut : terjadi mendadak/baru (kurang dari 6 bulan)

2) Kronik : terjadi menahun/lama (lebih dari 6 bulan)

5. Bahaya Jika Gastritis Tidak Ditangani

1) Perdarahan saluran cerna

2) luka pada dinding lambung

3) Kebocoran pada dinding lambung

4) Gangguan penyerapan makanan

5) Kanker lambung

6. Cara Mencegah Sakit Gastritis

1) Makan teratur setiap 2-4 jam


2) Mengurangi makan makanan yang merangsang lambung seperti makanan

pedas, asam, dan bergas.

3) Menyediakan makanan ringan

4) Mengurangi stress dengan mendekatkan diri pada Allah

LEAFLET
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : HIV/AIDS

Sasaran : Siswa-siswi SA N 8 OKU

Tempat : SMA N 8 OKU

Waktu : 1×40 menit

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah proses penyuluhan diharapkan siswa-siswi SMA N 8 OKU

dapat mengerti pengertian, penyebab, gejala, cara penularan HIV/AIDS dan

upaya preventif kuratif HIV/AIDS.

II. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan diharapkan siswa mampu:

1. Mengetahui pengertian HIV/AIDS

2. Mengetahui penyebab HIV/AIDS

3. Mengetahui gejala HIV/AIDS

4. Mengetahui cara penularan HIV/AIDS

5. Mengetahui pencegahan terhadap HIV/AIDS

6. Mengetahui cara pengobatan untuk penderita HIV/AIDS

III. Materi

1. Pengertian HIV/AIDS

2. Penyebab HIV/AIDS
3. Cara penularan HIV/AIDS

4. Gejala HIV/

5. Cara pencegahan HIV/AIDS

6. Cara pengobatan pada penderita HIV/AIDS

IV. Metode

Ceramah

V. Media

1. LCD/Proyektor

2. Video

3. Slide

VI. Pengorganisasian

1. Moderator : mengarahkan jalannya acara

2. Penyaji : menyampaikan materi penyuluhan

3. Observer : mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan,


mengevaluasi jalannya penyuluhan

4. Fasilitator : membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara aktif


dalam diskusi.

VII. Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan Mendengarkan
a) Membuka kegiatan pembukaan yang
dengan mengucapkan salam disampaikan
b) Memperkenalkan diri moderator
c) Menjelaskan tujuan
dari penyuluhan
d) Menyebutkan materi
yang akan
diberikan
2. 2 menit Menjelaskan cara Memperhatikan
pengisian form identitas cara mengisi
kepada responden identitas responden
3. 15 Melakukan pretest Mengerjakan soal
menit dengan menggunakan Pretest
kusioner pengetahuan
4. 15 Pelaksanaan Mendengarkan dan
menit Penyampaian materi melalui memberikan
media video dan slide oleh umpan balik
pemateri terhadap materi
a) Menjelaskan pengertian yang disampaikan
HIV/AIDS b) Menjelaskan
penyebab HIV/AIDS
d) Menjelaskan gejala c)
HIV/AIDS
e) Menjelaskan cara
mencegah
HIV/AIDS
f) Menjelaskan mengenai
pengobatan untuk penderita
5. 10 menit Tanya jawab Mengajukan
Memberikan kesempatan kepada Pertanyaan
peserta untuk bertanya tentang
materi yang kurang dipahami

6. 5 menit Evaluasi Menjawab


Menanyakan kembali kepada Pertanyaan
peserta tentang materi yang telah
diberikan

7. 15 menit Melakukan posttest kepada Mengerjakan soal


peserta mengenai materi yang Pretest
telah diberikan

8. 3 menit Penutup Mendengarkan dengan


a) Menjelaskan kesimpulan seksama dan
dari materi penyuluhan menjawab salam
b) Ucapan terimakasih c) Salam
penutup

70 menit Toatal
Waktu
VIII. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di SMA N 8 OKU
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

3. Evaluasi Hasil
Setelah penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan mampu mengerti

permasalahn pada kesehatan terutama pada HIV/AIDS.

MATERI PENYULUHAN HIV/AIDS

A. Pengertian HIV/AIDS

HIV adalah sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS

adalah kependekan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Acquired

berarti didapat, bukan keturunan. Immuno terkait dengan sistem kekebalan

tubuh kita. Deficiency berarti kekurangan. Syndrome atau sindrom berarti

penyakit dengan kumpulan gejala, bukan gejala tertentu. Jadi AIDS berarti

kumpulan gejala akibat kekurangan atau kelemahan sistem kekebalan tubuh yang

dibentuk setelah kita lahir.

AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita

selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih. HIV (Human Immunodeficiency

Virus) merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang

sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan
tubuh manusia. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau kumpulan

berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIV.

Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh maka semua

penyakit dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Karena sistem kekebalan

tubuhnya menjadi sangat lemah, penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan

menjadi sangat berbahaya.

B. Penyebab HIV/AIDS

Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen,

dan sekret vagina. Setelah memasuki tubuh manusia, maka target utama HIV

adalah limfosit CD 4 karena virus mempunyai afinitas terhadap molekul

permukaan CD4. Virus ini akan mengubah informasi genetiknya ke dalam bentuk

yang terintegrasi di dalam informasi genetik dari sel yang diserangnya, yaitu

merubah bentuk RNA (ribonucleic acid) menjadi DNA (deoxyribonucleic acid)

menggunakan enzim reverse transcriptase. DNA pro-virus tersebut kemudian

diintegrasikan ke dalam sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk

membentuk gen virus. Setiap kali sel yang dimasuki retrovirus membelah diri,

informasi genetik virus juga ikut diturunkan.

Cepat lamanya waktu seseorang yang terinfeksi HIV mengembangkan AIDS

dapat bervariasi antar individu. Dibiarkan tanpa pengobatan, mayoritas orang

yang terinfeksi HIV akan mengembangkan tanda-tanda penyakit terkait HIV

dalam 5-10 tahun, meskipun ini bisa lebih pendek. Waktu antara mendapatkan

HIV dan diagnosis AIDS biasanya antara 10–15 tahun, tetapi terkadang lebih
lama. Terapi antiretroviral (ART) dapat memperlambat perkembangan penyakit

dengan mencegah virus bereplikasi dan oleh karena itu mengurangi jumlah virus

dalam darah orang yang terinfeksi (dikenal sebagai 'viral load').

C. Tahapan perubahan HIV/AIDS

1. Fase 1

mur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV) individu sudah terpapar dan

terinfeksi. Tetapi ciri-ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia melakukan tes

darah. Pada fase ini antibodi terhadap HIV belum terbentuk. Bisa saja

terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan

sembuh sendiri).

2. Fase 2

Umur infeksi : 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini individu

sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit. Sudah dapat

menularkan pada orang lain. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan,

seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).

3. Fase 3

Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit. Belum disebut sebagai gejala AIDS.

Gejala-gejala yang berkaitan antara lain keringat yang berlebihan pada waktu

malam, diare terus menerus, pembengkakan kelenjar getah bening, flu yang tidak

sembuh-sembuh, nafsu makan berkurang dan badan menjadi lemah, serta

berat badan terus berkurang. Pada fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai

berkurang.

4. Fase 4
Sudah masuk pada fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah kekebalan

tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya. Timbul penyakit

tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik yaitu TBC, infeksi paru-

paru yang menyebabkan radang paru-paru dan kesulitan bernafas, kanker,

khususnya sariawan, kanker kulit atau sarcoma kaposi, infeksi usus yang

menyebabkan diare parah berminggu-minggu, dan infeksi otak yang

menyebabkan kekacauan mental dan sakit kepala.

WHO menetapkan empat stadium klinis HIV, sebagaimana berikut:

1. Stadium 1 : tanpa gejala.

2. Stadium 2 : penyakit ringan.

3. Stadium 3 : penyakit lanjut.

4. Stadium 4 : penyakit berat.

D. Penularan HIV/AIDS

1. Media penularan HIV/AIDS

HIV dapat ditularkan melalui pertukaran berbagai cairan tubuh dari individu

yang terinfeksi, seperti darah, air susu ibu, air mani dan cairan vagina.

Individu tidak dapat terinfeksi melalui kontak sehari- hari biasa seperti

berciuman, berpelukan, berjabat tangan, atau berbagi benda pribadi, makanan

atau air.

2. Cara penularan HIV/AIDS

a. Hubungan seksual : hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang

telah terpapar HIV.

b. Transfusi darah : melalui transfusi darah yang tercemar HIV.


c. Penggunaan jarum suntik : penggunaan jarum suntik, tindik, tato, dan pisau

cukur yang dapat menimbulkan luka yang tidak

E. Gejala HIV/AIDS

Gejala-gejala HIV bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Meskipun

orang yang hidup dengan HIV cenderung paling menular dalam beberapa bulan

pertama, banyak yang tidak menyadari status mereka sampai tahap selanjutnya.

Beberapa minggu pertama setelah infeksi awal, individu mungkin tidak

mengalami gejala atau penyakit seperti influenza termasuk demam, sakit kepala,

ruam, atau sakit tenggorokan.

F. Pencegahan HIV

Langkah dini yang paling efektif untuk mencegah terjadinya penularan HIV pada

bayi adalah dengan mencegah perempuan usia reproduksi tertular HIV.

Komponen ini dapat juga dinamakan pencegahan primer. Pendekatan pencegahan

primer bertujuan untuk mencegah penularan HIV dari ibu ke bayi secara dini,

bahkan sebelum terjadinya hubungan seksual. Hal ini berarti mencegah

perempuan muda pada usia reproduksi, ibu hamil dan pasangannya untuk

tidak terinfeksi HIV. Dengan demikian, penularan HIV dari ibu ke bayi dijamin

bisa dicegah. Untuk menghindari penularan HIV, dikenal konsep “ABCDE”

1. Pengobatan bagi penderita HIV/AIDS

1) HIV/AIDS belum dapat disembuhkan

Sampai saat ini belum ada obat-obatan yang dapat menghilangkan HIV dari

dalam tubuh individu. Ada beberapa kasus yang menyatakan bahwa HIV/AIDS

dapat disembuhkan. Setelah diteliti lebih lanjut, pengobatannya tidak dilakukan


dengan standar medis, tetapi dengan pengobatan alternatif atau pengobatan

lainnya. Obat-obat yang selama ini digunakan berfungsi menahan

perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh, bukan menghilangkan HIV dari

dalam tubuh. Obat-obatan ARV sudah dipasarkan secara umum, untuk obat

generik.

2) Pengobatan HIV/AIDS

Untuk menahan lajunya tahap perkembangan virus beberapa obat yang ada

adalah antiretroviral dan infeksi oportunistik. Obat antiretroviral adalah obat

yang dipergunakan untuk retrovirus seperti HIV guna menghambat

perkembangbiakan virus. Obat-obatan yang termasuk antiretroviral


SATUAN ACARA PENYULUHAN

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (Ispa)

Sasaran : Masyarakat

Hari/ Tanggal : Kamis/ 7 januari 2021

Waktu : 60 menit

Tempat : Gedung PKK Desa marga bakti Kecamatan Sinar

Peninjauan Kab.OKU

Penyaji : Resmita Meviarna Amd.Kep

a. Latar Belakang

Infeksi saluran pernapasan akut merupakan keadaan infeksi anak paling lazim,

tetapi kemakananya tergantung frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi pada

anak. Sindrom ini lebih luas dari pada orang dewasa. Biasanya anak dengan

ISPA mengalami penurunan nafsu makan tetapitindakan memaksa dia untuk

makan anak-anak untuk makan hidangan tidak ada gunanya. Sebagian besar

penyakit pada anak-anak adalah infeksi, sebagian besar infeksi adalah ISPA,

kebanyakan adalah virus,. Ispa dapat mencetus kejang demam dan serangan

asma.

Dinding dan seluruh sistem pernapasan dilapisi oleh mukosa yang saling

berhubungan sehingga infeksi yang terjadi disuatu tempat dengan mudah bisa

mempengaruhi bagian saluran pernapasan. Ispa juga menjadi alasan utama


mengapa pasienlebih memilih perawatan ambulatory atau rawat jalan. Oleh

karena itu menjadi penting bahwa perawat perlu dipersiapkan untuk memberikan

perawatan terbaik, memberikan penyuluhan dan informasi mengenai obat-obatan

kepada pasien. Meskipun teknologi kedokteran telah berkembangsedemikian

pesatnya, namun pertanyaan-pertanyaan klinis yang umum untuk penyakit ISPA

Penyakit ispa merupakan suatu masalah kesehatan utama di indonesia karena

masih tingginya angka kejadian ispa terutama pada anak- anak dan balita. Ispa

mengakibatkan sekitar 20%-30% kematian anak balita. Sebnayak

40%-60% kunjungan berobat di puskesmas dan 15%- 30% kunjungan berobat

dirawat jalan dan rawat inap.

b. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan masyarakat mengetahui dan

memahami kondisi lingkungan polusi yang tercemar agar tidak terserang ISPA,

dan bisa mencegah dari penyakit tersebut dengan upaya kuratif dan preventif

agar keluarga sehat sejahtera.

2. Tujuan khusus

Setelah mengikuti penyuluhan masyarakat dapat

a. Mampu menyebutkan pengertian dari infeksi saluran pernapasan akut

b. Mengetahui dan memahami penyebab dari infeksi saluran

pernapasan akut.
c. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari seseorang yang

terinfeksi saluran pernapasannya akut dan dapat menyebutkan upaya pencegahan

dari infeksi saluran pernapasan akut.

d. Mengetahui kegunaan dari masker dan cara serta waktu

menggunakannya.

c. Waktu dan Tempat

Waktu : Jam 14.30-15.30, Hari Senin Marat 2021

Tempat : Kediaman Tn, M

d. Sasaran

Keluarga Tn.M

e. Metode

Ceramah dan tanya jawab

f. Media/alat bantu

Leaflet

g. Kegiatan

Tahap Kegiatan pemateri Kegiatan Peserta Waktu

Pembuk aan 1. Menyampaikan salam 1. Membalas salam 10 Menit


Inti 1. Menjelaskan pengertian 1.Mendengarkan dan 20 Menit

dan penyebab dari infeksi menyimak

saluran pernapasan, tanda

dan gejala dari infeksi 2.Mengajukan

saluran pernapasan, upaya Pertanyaan

3. Mendengarkan

pencegahan dan

pengobatan dari infeksi

saluran pernapasan.

2. Memberikan kesempatan

bertanya

3. Menjawab pertanyaan
Terminasi 1. Tes akhir 1. Menjawab 30 Menit

2. Aktif bersama

2. Menyimpulkan hasil menyimpulkan

penyuluhan 3. Membalas salam

3. Memberi salam penutup

h. Evaluasi

1. Evaluasi Persiapan

a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan.

b. Media sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.

c. Tempat sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan.

d. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan

2. Evaluasi Proses

a. Masyarakat,Ibu balita memperhatikan penjelasan penyaji.

b. Ibu Balita aktif bertanya.

c. Media dapat digunakan secara efektif.

3. Evaluasi Hasil

a. Menyebutkan kembali pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

b. Menyebutkan kembali penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

c. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut.


d. Menyebutkan kembali upaya pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut.

e. Menyebutkan kembali penatalaksanaan ISPA

Materi Penyuluhan

Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)

1. Defenisi

Infeksi sluran pernapasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernapasan akut

yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang

lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan

penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulant atau

berurutan. (Nurrijal, 2009)

Istilah ISPA meliputi tiga unsur penting yaitu infeksi, saluran pernapasan, dan

akut. Dengan pengertian sebagai berikut: infeksi adalah masuknya kuman atau

mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga

menimbulkan gejala penyakit Saluran pernapasan adalah organ yang mulai dari

hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga

telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara otomatis mencakup

saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah (termasuk

jaringan paru- paru) dan organ adneksa saluran pernapasan. Sesuai dengan

batasan ini maka jaringan paru-paru termasuk saluran pernapasan. Infeksi akut

adalah infeksi yang berlangsung sampai 14 hari. Batas 14 hari diambil untuk

menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat

digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.

(Depkes, 2010). 2. Penyebab


Depkes (2004) menyatakan penyakit ispa dapat disebabkan oleh

berbagaipenyebab seperti bakteri, virus, mycoplasma, jamur dan lain- lainnya.

Ispa bagian atas umumnya disebabkan oleh virus, sedangkan ispa bagian

bawah dapat disebabkan oleh bakteri, umumnya mempunyai manifestasi klinis

yang berat sehingga menimbulkan beberapa masalah dalam penanganannya

Bakteri penyebab ispa antara lain adalah genus streptococcus, stapilococus,

pneumococus, haemophyllus, bordetella dan corynobacterium. Virus penyebab

ispa antara lain golongan paramykovirus (termasuk didalamnya virus influenza,

virus parainfluenza dan virus campak), adenovirus, coronavirus, picornavirus,

herpesvirus, dan lain-lain. Di Negara-negara berkembang umumnya kuman

penyebab ispa adalah streptococcus pneumonia dan haemopylus influenza.

3. Patofisiologi

Perjalanan klinis penyakit ispa dimulai dengan berinteraksinya virus dengan

tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernapasan menyebabkan silia

yang terdapat pada permukaan saluran napas bergerak keatas mendorong virus

kearah faring atau dengan suatu tangkapan reflex spasmus oleh laring. Jika reflex

tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran

pernapasanIritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya

batuk kering. Kerusakan struktur lapisan dinding saluran pernapasan

menyebabkankenaikan aktfitas kelenjar mucus yang banyak terdapat pada

dinding saluran napas, sehingga terjadipengeluaran cairan mukosa yang melebihi

normal. Rangsangan cairan berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk

sehingga pada tahap awal gejala ispa paling menonjol adalah batuk.
Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri.

Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang

merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernapasan terhadap infeksi

bakteri sehingga memudahkan bakteri-bakteri pathogen yang terdapat pada

saluran pernapasan atas seperti streptococcus menyerang mukosa yang rusak

tersebut. Infeksi sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mucus bertambah

banyak dan dapat menyumbat saluran napas sehingga timbul sesak napas dan

juga menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan

adanya factor-faktor seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan penelitian

menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran

napas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dan anak.

Virus yang menyerang saluran napas atas dapat menyebar ketempat- tempat yang

lain dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam, dan juga bisa

menyebar kesaluran napas bawah. Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa

menyerang saluran napas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya

ditemukan dalam saluran pernapasan atas, sesudah terjadinya infeksi virus, dapat

menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri

Penanganan penyalit saluran pernapsan pada anak harus diperhatikan aspek

imunologis saluran napas terutama dalam hal bahwa system imun disaluran napas

yang sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan system imun sistemik

pada umumnya. System imun sluran napas yang terdiri dari folikel dan jaringan

limfoid yang tersebar, merupakan cirri khas system imun mukosa. Cirri khas

berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran napas bawah,
diketahui pula bahwa sekretori IgA (sIgA) sangat berperan dalam

mempertahankan integritas mukosa saluran napas.

Dari uraian diatas, perjalanan klinis penyekit ispa ini dapat dibagi menjadi 4

tahap, yaitu:

a.Tahap prepatogenesis, penyebab telah ada tetapi penderita belum

menunjukkan reaksi apa-apa

b.Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh

menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan tubuh sebelumnya

memang sudah rendah

c.Tahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala penyakit, timbul gejala

demam dan batuk

d.Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh

sempurna, sembuh dengan atelektasis, menjadi kronis dan dapat meninggal akibat

pneumonia

a. Gejala dari ispa ringan

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih

gejala-gejala sebagai berikut:

1) Batuk

2) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara

3) Pilek, yaitu mengeluarkan lender atau ingus dari hidung

4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37 C

b. Gejala dari ispa sedang


Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika ditemukan satu atau lebih

gejala-gejala sebagai berikut:

1)Pernapasan cepat ( fast breathing) sesuai umur yaitu: untuk kelompok

umur kurang dari 2 bulan frekuensi napas 60 kali per menit atau lebih untuk umur

2-<12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih padaumur 12 bulan-<5 tahun.

2)Suhu tubuh lebih dari 39C

3)Tenggorokan berwarna merah

4)Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak

5)Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga

6) Pernapasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)

c. Gejala dari ispa berat

Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ditemukan satu atau lebih

gejala-gejala sebagai berikut:

1) Bibir atau kulit membiru

2) Anak tidak sadar atau kesadaran menurun

3) Pernapasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah

4) Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernapas

5) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba

6) Tenggorokan berwarna merah


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : penyuluhan penyakit TB

Sasaran : Masyarakat

Hari/ Tanggal : 7 januari 2021

Waktu : 60 menit

Tempat : Gedung PKK Desa marga bakti Kecamatan Sinar

Peninjauan Kab.OKU
Penyaji : Resmita Meviarna Amd.Kep

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan HE tentang pencegahan TB Paru dan Etika Batuk pada

pasien dan keluarga dapat mengetahui cara pencegahan penyakit TB Paru.

B. Tujuan Instruksional khusus

Setelah mendapatkan HE tentang penyakit TB Paru pada pasien dan

keluarga dapat:

1. Menjelaskan pengertian tuberculosis

2. Menjelaskan penyebab penyakit tuberkulosis

3. Menjelaskan tanda dan gejala penyakit tuberkulosis

4. Menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit tuberculosis

5. Menjelaskan bagaimana pengobatan dari penyakit tuberculosis.

6. Menjelaskan bagaimana cara pencegahan dari penyakit tuberculosis.

7. Menjelaskan bagaimana etika batuk yang baik dan benar

C. Materi Penyuluhan

1. Materi

Tuberculosis dan Etika batuk

2. Sub pokok pembahasan

a. Pengertian tuberculosis

b. Penyebab penyakit tuberculosis

c. Tanda dan gejala penyakit tuberculosis

d. Cara penularan penyakit tuberculosis


e. Pengobatan dari penyakit tuberculosis

f. Pencegahan dari penyakit tuberculosis.

g. Etika batuk yang baik dan benar

D. Metode

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran


1 5 menit Pembukaan

1. Salam pembuka 1. Menjawab salam

2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan


2 25 menit Pelaksanaan Memperhatikan

1. Pengertian tuberculosis

2. Penyebab penyakit

tuberculosis

3. Tanda dan gejala penyakit

tuberculosis

4. Cara penularan penyakit

tuberculosis

3 10 menit Evaluasi

1. Memberikan kesempatan 1. Bertanya dan

untuk bertanya mendengar jawaban

2. Meminta keluarga menjelaskan 2. Menjelaskan materi


4 5 menit Terminasi

1. Mengucapkan terima kasih 1. Memperhatikan

atas perhatian yang diberikan 2. Menjawab salam


a. Ceramah

b. Diskusi dan tanya jawab


c. Dokumentasi

E. Media

Leaflet

F. Proses pelaksanaan

G. Evaluasi.

Evaluasi yang dilakukan adalah :

1. Evaluasi Struktur

a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.

b. Kontrak dengan keluarga

c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan2.

Evaluasi Proses

d. Keluarga antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang

tuberculosis dan etika batuk

2. Evaluasi Proses

3. Evaluasi Hasil

Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit sasaran mampu :

a. Keluarga mampu menjelaskan pengertian tuberculosis

b. Keluarga mampu menjelaskan penyebab penyakit tuberculosis

c. Keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit tuberculosis

d. Keluarga mampu menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit

tuberculosis

e. Keluarga mampu menjelaskan bagaimana pengobatan dari penyakit

tuberculosis.
f. Keluarga mampu menjelaskan bagaimana cara pencegahan dari

penyakit tuberculosis.

g. Keluarga mampu menjelaskan bagaimana etika batuk yang baik dan

benar

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : penyuluhan Kusta

Sasaran : Masyarakat

Hari/ Tanggal : Kamis/ April 2021

Waktu : 60 menit

Tempat : Gedung PKK Desa marga bakti Kecamatan Sinar

Peninjauan Kab.OKU

Penyaji : Resmita Meviarna Amd.Kep


I. Latar Belakang

Penyakit kusta merupakan suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh

bakteri Mycobacterium Leprae yang pertama kali menyerang syaraf tepi,

selanjutnya dapat menyerang kulit, membrane mukosa, saluran pernafasan bagian

atas, mata, dan jaringan tubuh lainnya kecuali susunan saraf pusat. Penderita

kusta membawa dampak yang cukup parah bagi penderitanya, dampak tersebut

dapat berbentuk kecacatan yang menyebabkan perubahan bentuk tubuh.Dampak

dari kecacatan tersebut sangatlah besar yaitu umumnya penderita kusta merasa

malu dengan kecacatannya, segan berobat karena malu, merasa tekanan batin, dan

merasa rendah diri (Rahmad, H. 2013). Dukungan keluarga yang di berikan

keluarga merupakan suatu bentuk intervensi yang melibatkan keluarga sebagai

support system penderita.

Seperti di ketahui bahwa keluarga merupakan unit yang paling kecil dan paling

dekat dengan pasien kusta. Hal tersebut yang menyebabkan peran keluarga

sangatlah besar dalam memberikan dukungan bagi pasien dalam menjalani

pengobatan dan keperawatan yang biasanya memerlukan waktu hingga berbulan-

bulan, sehingga apabila keluarga tidak memberikan dukungan baik secara fisik

maupun psikologis maka penderita kusta tidak akan dapat menjalani

pengobatannya hingga tuntas. Diharapkan dukungan keluarga bagi penderita

kusta selalu meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik dalam

memberikan pelayanan pada penderita kusta.

II. Analisa Situasi


1) Sasaran/ Pesertapenyuluh

1) Keluarga pasien kusta

2) Jumlah peserta ± 4 orang

2) Penyuluh

1) Mampu berkomunikasi dengan baik

2) Mempunyai kemampuan ilmu tentang pemahaman penyakit kusta dan

pencegahan penularan kusta

3) Mampu membuat peserta penyuluh paham tentang penyakit kusta dan

pencegahan penularan kusta

3) Ruangan

1) Rumah pasien

2) Ruangan cukup baik, dapat menampung ± 10 orang

3) Penerangan, ventilasi, dan fasilitator cukup baik yang disertai suasana

kondusif untuk terlaksananya kegiatan penyuluhan.

III. Tujuan Instruksional

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang“ penyakit kusta dan pencegahan penularan

kusta” diharapkan keluarga dapat mengerti tentang penyakit kusta dan

pencegahan penularan kusta dengan baik dan benar2. Tujuan Instruksional

Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang“penyakit kusta dan pencegahan penularan

kusta”diharapakan keluarga pasien mampu untuk:

1) Mengetahui dan memahami definisi kusta


2) Mengetahui dan memahami penyebab kusta

3) Mengetahui dan memahami cara penularan kusta

4) Mengetahui dan memahami tanda dan gejala kusta

5) Mengetahui dan memahami pencegahan penularan kusta

6) Mengetahui dan memahami pengobatan kusta

IV. Materi Penyuluhan

(Terlampir).

V. Media

1. Leaflet

VI. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya Jawab

VII.Pengorganisasia

1. Moderator :

VII. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan pemateri Kegiatan Peserta

Pembuk aan 1. Menyampaikan salam 1. Membalas salam


Inti 1. Menjelaskan pengertian dan 1.Mendengarkan dan

penyebab dari penyakit kusta , menyimak

tanda dan gejala , upaya

pencegahan dan pengobatan 2.Mengajukan Pertanyaan

3. Mendengarkan

2. Memberikan kesempatan

bertanya

3. Menjawab pertanyaan
Terminasi 1. Tes akhir 1. Menjawab

2. Aktif bersama

2. Menyimpulkan hasil menyimpulkan

penyuluhan 3. Membalas salam

3. Memberi salam penutup

IX. Evaluasi

1. Evaluasi struktur

 Peserta hadir di tempat penyuluhan

 Peralatan dan media penyuluhan siap

 Penyelenggaraan penyuluhan di lakukan di Rumah pasien

 Tepat waktu dalam pelaksanaan penyuluhan

2. Evaluasi Proses

 Peserta memperhatikan dan mendengarkan pemateri dengan seksama

 80% peserta aktif bertanya dan menjawab pertanyaan

Dilakukan secara lisan dengan berisi tujuh pertanyaan

 100% peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir

3. Evaluasi hasil

Peserta mampu memahami mengenai penyakit kusta dan pencegahan

penularan kusta

 80 % peserta mampu menjawab pertanyaan saat evaluasi


X. Resume

Penyuluhan yang dilakukan berjalan dengan lancar dan tertib. Terbukti dengan

banyaknya peserta yang hadir pada saat penyuluhan dan memahami materi yang

disampaikan oleh penyaji. Sebagian besar peserta sudah mengetahui pengertian,

gejala serta cara pencegahan dari penyakit Kusta. Dengan adanya penyuluhan

ini, masyarakat menjadi tahu dan lebih waspada serta berhati-hati dalam

mewaspadai penyakit Kusta. terutama para peserta yang menghadir

penyuluhan

PEMBAHASAN MATERI

Penyakit Kusta dan Pencegahan Penularan Kusta

1. Pengertian Kusta

Penyakit kusta adalah penyakit menular, menahun (lama) yang disebabkan oleh

kuman kusta (Mycobacterium leprae). Penyakit tersebut menyerang kulit,

saraf tepi dan dapat menyerang jaringan tubuh lainnya kecuali otak. Kusta bukan

penyakit keturunan, dan bukan disebabkan oleh kutukan, guna- guna, dosa atau

makanan (Rahmad, H. 2013).

Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit menular kronik yang

disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae (M leprae) yang intra seluler

obligat menyerang saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan

mukosa traktus respiratorius bagian atas kemudian ke organ lain kecuali susunan

saraf pusat. Penyakit kusta dikenal juga dengan namaMorbus Hansen atau Lepra.
Istilah kusta berasal dari bahasa sansekerta, yakni kusta yang berarti kumpulan

gejala-gejala kulit secara umum. (Muharry, A. 2014).

2. Penyebab penyakit kusta

Penyakit kusta disebabkan oleh Mycobacterium Leprae (Rahmad, H. 2013).

3. Cara penularan penyakit kusta

a. Penularan terjadi dari penderita kusta yang tidak diobati ke orang lain

dengan kontak lama melalui pernafasan.

b. Kontak langsung yang lama dan erat melalui kulitc. Tidak semua orang

dapat tertular penyakit kusta, hanya sebagian kecil saja (sekitar 5%) yang

tertular kusta

d. Jadi dapat dikatakan bahwa penyakit kusta adalah penyakit menular yang

sulit menular.

e. Kemungkinan anggota keluarga dapat tertular kalau penderita tidak

berobat oleh karena itu seluruh anggota keluarga harus diperiksa (Purwanto, H.

2014).

4. Gejala penyakit Kusta

a. Makula hipopigmentasi / bercak putih pada kulit. b. Hiperpigmentasi /

perubahan warna kulit ( hitam). c. Eritematosa / bercak kemerahan pada kulit.

d. Gejala kerusakan saraf (sensorik, motoric, autonom).

e. Kerusakan jaringan (kulit, mukosa traktus repiartosius atas, tulang-tulang jari

dan wajah).

f. Kulit kering dan alopesia (Purwanto, H. 2014).

5. Pencegahan penyakit Kusta


Penyakit kusta merupakan salah satu penyakit yang dapat segera ditangani

dan di cegah. Nah berikut ini adalah rekomendasi untuk mencegah penularan

kusta:

a. Segera melakukan pengobatan sejak dini secara rutin terhadap penderita

kusta, agar bakteri yang dibawa tidak dapat lagi menularkan pada orang lain.

b. Menghindari atau mengurangi kontak fisik dengan jangka waktu yang

lama.

c. Meningkatkan kebersihan diri dan kebersihan lingkungan d. Meningkatkan

atau menjaga daya tahan tubuh, dengan cara berolahraga dan meningkatkan

pemenuhan nutrisi.

e. Tidak bertukar pakaian dengan penderita, karena basil bakteri juga

terdapat pada kelenjar keringat.

f. Memisahkan alat-alat makan dan kamar mandi penderita kusta.

g. Untuk penderita kusta, usahakan tidak meludah sembarangan, karena

basil bakteri masih dapat hidup beberapa hari dalam droplet.

h. Isolasi pada penderita kusta yang belum mendapatkan pengobatan. Untuk

penderita yang sudah mendapatkan pengobatan tidak menularkan penyakitnya

pada orang lain.

i. Melakukan vaksinasi BCG pada kontak serumah dengan penderita kusta. j.

Melakukan penyuluhan terhadap masyarakat mengenai mekanisme

penularan kusta dan informasi tentang ketersediaan obat-obatan yang

efektif di puskesmas (Purwanto, H. 2014).


Untuk masyarakat umum, jangan sampai mengucilkan penderita kusta, memang

pada dasarnya penyakit kusta tersebut menular akan tetapi para penderita kusta

juga memiliki hak untuk masih tetap dapat hidup bermasyarakat. Pada intinya,

penderita kusta yang telah menjalani pengobatan, sedikit kemungkinan untuk

dapat menularkan penyakitnya.

Para penderita kusta pada umumnya mereka mengalami penurunan kepercayaan

diri dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Sebaiknya masyarakat

dapat mendukung para penderita kusta untuk tetap memiliki keberanian dan

kepercayaan diri hidup secara normal. Salah satu wujud kepedulian suatu

kelompok masyarakat terhadap penderita

6. Pengobatan

Jika hasil pemeriksaan adalah sakit kusta, maka penderita harus minum obat

secara teratur sesuai dengan petunjuk petugas kesehatan.

a. Obat untuk menyembuhkan penyakit kusta dikemas dalam blister yang

disebut MDT (Multi Drug Therapy = Pengobatan lebih dari 1 macam obat).

b. Kombinasi obat dalam blister MDT tergantung dari tipe kusta, tipe MB

harus minum obat lebih banyak dan waktu lebih lama :

1) Tipe MB : obat harus diminum sebanyak 12 blister

2) Tipe PB : obat harus diminum sebanyak 6 blister c. Ada 4 macam blister

MDT yaitu Blister untuk PB anak :

1) Blister untuk PB dewasa

2) Blister untuk MB anak


3) Blister untuk MB dewasa Dosis pertama harus diminum di puskesmas (di

depan petugas), dan seterusnya obat diminum sesuai petunjuk / arah panah yang

ada di belakang blister


SAP (Satuan Acara Penyuluhan)

Pokok Bahasan/Topik : Demam Berdarah Dengue (DBD)

Sub Pokok Bahasan : Cara Mencegah Demam Berdarah

Dengue (DBD) Sasaran : Seluruh Masyarakat

Hari /Tanggal : 23 Februari 2021

Waktu /Tempat : Jam 09.00 WIB,

Penyuluh/penyaji :

A. Latar Belakang

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa penyakit yang sering muncul

pada musim hujan adalah Demam Berdarah Dengue yang ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aegypti.

B. Tujuan

1) Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat mencegah dan

menangani demam berdarah dengue secara mandiri

2) Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan masyarakat mampu:

a. Mengetahui apa demam berdarah dengue

b. Mengetahui penyebab demam berdarah dengue

c. Mengetahui tanda dan gejala demam berdarah dengue

d. Melakukan pencegahan penyakit demam berdarah dengue

C. Pelaksanann Kegiatan
1) Topik : Demam Berdarah Dengue (DBD) dan

Pencegahannya.

2) Sasaran : Seluruh Masyarakat

3) Metode : Ceramah, Diskusi dan Tanya Jawab

4) Media dan Alat : LCD, leaflet

5) Waktu dan Tempat : Jam 09.00 WIB/ Di Gedung PKK

6) Materi (Terlampir) : 4 Lembar

7) Strategi Pelaksana :

No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu

1 Pembukaan Salam dan Klien dan 5 menit

penjelasan keluarga

2 Penyampaian tujuandan
DBD Klien dan 15 menit

3 Tanya jawab Klien bertanya Klien dan 10 menit

dan petugas keluarga

4 Penutup menjawab
Salam dan Klien dan 5 menit

memberikan keluarga
MATERI
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
A. Pengertian DBD

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus

dengue yang dapat menyerang pada anak dan dewasa dengan gejala utama

demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama.

DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui

gigitan nyamuk Aedes aegypti.

B. Penyebab DBD

Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh gigitan nyamuk

Aedes Aegypti pada pembuluh darah.

Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Meskipun dapat

juga ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun.

Ciri-ciri nyamuk tersebut adalah :

1. Penularan DBD umumya melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Meskipun

dapat juga ditularkan oleh Aedes Albopictus yang biasanya hidup di kebun-

kebun. Tubuhnya belang hitam putih2. Menggigit pada siang hari

3. Berkembangbiak pada air bersih dan jernih yang tidak mengalir

C. Tanda dan Gejala


1) Demam tinggi 2 – 7 hari disertai menggigil. kurang nafsu makan, nyeri pada

persendiaan, serta sakit kepala.

2) Pendarahan dibawah kulit berupa : Bintik-bintik merah pada kulit , mimisan,

gusi berdarah , muntah darah dan BAB berdarah.

3) Nyeri perut ( ulu hati ) tapi tidak ada gejala kuning.

4) Mual dan muntah.

5) Terjadi syok atau pingsan pada hari ke 3 — 7 secara berulang—ulang.

Dengan tanda syok yaitu lemah, kulit dingin , basah dan tidak sadar

TANDA BAHAYA DBD :

A. Perdarahan gusi

B. Muntah darah

C. Penderita tidak sadar

D. Denyut nadi tidak teraba


D. Perawatan dan Pengobatan

Di Rumah :

1) Beri penderita minum air yang banyak (air masak, teh, susu atau minuman

lainnya)

2) Cepat bawa kedokter, puskesmas atau langsung ke rumah sakit apabila

penderita tampak gelisah, lemah, kaki dan tangan dingin, bibir pucat dan

denyut nadi lemah

E. Cara Pencegahan

1) Memelihara lingkungan tetap bersih dan cukup sinar matahari.

2) Melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dengan cara : 4 M PLUS

1. MENGURAS

Wadah air yang terdapat di dalam bangunan seperti bakmandi, ember vas bunga,

tempat penampung air kulkas agar telur dan jentik aedes mati.

2. MENUTUP
Menutup rapat semua wadah air agar nyamuk aedes tidak dapat masuk dan

bertelur.

3. MENGUBUR

Semua barang bekas yang ada disekitar rumah yang dapat menampung air hujan

seperti ban bekas, kaleng bekas dll, agar tidak menjadi tempat bersarangnya

nyamuk.

4. MEMANTAU

Semua wadah air yang berpotensi sebagai tempat pembiakan nyamuk aedes.

Dengan jangan menggantung baju, membubuhkan larvasida, dan tidur

menggunakan kelambu.

LAKUKAN 4 M PLUS SECARA RUTIN SEMINGGU SEKALI


BERANTAS NYAMUK AEDES AEGYPTI

a. Menyemprot nyamuk dengan zat kimia Lakukan pengasapan

b. Menaburkan serbuk ABATE

c. Memberikan ikan capung pada tempat penampungan air.


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : penyuluhan Stroke

Sasaran : Masyarakat

Hari/ Tanggal : April 2021

Waktu : 60 menit

Tempat : Gedung PKK Desa marga bakti Kecamatan Sinar

Peninjauan Kab.OKU

Penyaji : Resmita Meviarna Amd.Kep

A. Tujuan Instruksional umum

Pada akhir proses penyuluhan Penyakit Stroke keluarga Ny. T dapat memahami
tentang Penyakit Stroke
B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah diberikan penyuluhan penyakit stroke, keluarga mampu:

1. Menjelaskan dengan tepat pengertian stroke

2. Menjelaskan dengan tepat gejala dan penyebab stroke

3. Menjelaskan dengan tepat makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi

pada pasien dengan penyakit stroke

4. Menjelaskan dengan tepat penatalaksanaan stroke

C. Garis Besar Materi

Materi penyuluhan yang akan diberikan meliputi:

1. Pengertian stroke

2. Gejala dan penyebab


3. Makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pada pasien dengan penyakit
stroke
4. Penatalaksanaan stroke

F. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi Tanya-Jawab

G. Media dan Alat

1. Leaflet penyakit stroke

2. Meja

3. Kursi 3

4. Food model

H. Waktu

Hari/Tanggal: Selasa, 3 Juli 2018

Pukul : 10.00 s.d. 10.30 WIB

I. Alokasi Waktu

No. Acara Kegiatan Waktu

1. Persiapan Mempersiapkan alat dan media 2 menit

a. Memberikan salam

b. Memperkenalkan diri

c. Membina hubungan saling percaya d.


Menyampaikan kontrak waktu
e. Menyampaikan tujuan diadakan
2. Pembukaan penyuluhan 3 menit
a. Menyampaikan materi:

1) Pengertian stroke

2) Gejala dan penyebab stroke

3) Makanan yang boleh dan tidak boleh


dikonsumsi pada pasien dengan penyakit
stroke 15 menit
4) Penatalaksanaan stroke
3. Inti acara

b. Diskusi & Tanya Jawab 5 menit

a. Merangkum Materi

b. Mengajukan pertanyaan untuk evaluasi c.


Memberikan feedback
d. Melakukan terminasi e. Memberikan
4. Penutupan salam 5 menit

K. Evaluasi

Daftar pertanyaan evaluasi:

1. Aspek Kognitif

a. Apakah yang dimaksud dengan stroke?

b. Apa saja tanda gejala stroke?


c. Makanan apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pada pasien stroke?

d. Bagaimana penatalaksanaan pada saat serangan stroke?

e. Bagaimana penatalaksanaan pasca stroke?

2. Aspek Afektif

Setelah dilakukan penyuluhan ini, apa yang akan dilakukan terhadap Ny. T?

3. Aspek Psikomotor

Menggunakan lembar observasi Aspek Psikomotor. Lembar Observasi Aspek

Psikomotor.

No. Kegiatan Ya Tidak

1. Kontrol Rutin √

2. Melaksanakan Diet √

3. Minum Obat Teratur √

4. Memasak makanan dengan benar √

MATERI PENYULUHAN STROKE

A. Pengertian Stroke

Stroke adalah sindrom klinis yang timbulnya mendadak, progresi cepat,

berupa defisit neurologis fokal dan/atau global, yang berlangsung 24 jam atau

lebih, atau langsung menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan

oleh gangguan peredaran darah non-traumatik.

Jenis Stroke dibagi menjadi dua, antara lain:


1. Stroke karena perdarahan. Stroke ini terjadi karena satu atau beberapa

pembuluh darah di otak pecah.

2. Stroke karena penyumbatan. Stroke ini terjadi karena pembuluh darah di

otak mengalami penyumbatan oleh kolesterol atau lemak lain sehingga

suplai oksigen ke otak terhambat. Otak tidak dapat bernapas sehingga

fungsi jaringannya terganggu.

B. Bagaimana Tanda dan Gejala Stroke

Gejala stroke tergantung luas dan area otak yang mengalami gangguan stroke.

Gejala Stroke secara umum sebagai berikut:

1. Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya satu sisi saja)

yang timbul mendadak.

2. Gangguan kepekaan pada satu atau lebih anggota badan

3. Perubahan mendadak status mental (bingung, mengigau, koma)

4. Afasia (bicara tidak lancar, ucapan kurang, atau sulit memahami ucapan)

5. Disartria (bicara pelo atau cadel

6. Gangguan penglihatan atau diplopia (penglihatan dobel)

7. Ataksia (kesulitan gerakan

8. Vertigo, mual, dan muntah, atau nyeri kepala. C. Makanan/Diet untuk

Pasien Stroke

1. Pasien stroke dianjurkan untuk makan:

a. Sumber karbohidrat: beras, kentang, ubi, singkong, tapioca, biscuit,

bihun
b. Sumber protein hewani: daging sapi dan ayam tanpa kulit, ikan, telur

ayam, susu skim

c. Sumber protein nabati: semua kacang-kacangan dan produk olahannya

(tahu & tempe)

d. Sayuran: bayam, wortel, kangkung, kacang panjang, labu siam, tomat,

toge.

e. Buah: buah segar, dijus ataupun diolah dengan cara disetup, seperti

pisang, papaya, manga, jambu biji, melon, semangka.

f. Sumber lemak: minyak jagung dan mintak kedelai, margarin dan

mentega dalam jumlah terbatas, dan santan encer.

2. Makanan yan gtidak dianjurkan untuk penderita stroke:

a. Sumber karbohidrat: mie, soda (baking powder), kue-kue yang terlalu

manis

b. Sumber protein hewani: daging sapid an ayam yang berlemak, jeroan,

keju, protein hewani yang diawetkan

c. Sumber protein nabati: pindakas, produk kacang-kacang olahan yang

diawetkan.

d. Sayuran: Sayuran yan gmengandung gas seperti kol, sawi, kembang

kol, dan lobak

e. Buah-buahan: buah-buahan yan gmengangung gas seperti durian,

nangka, dan buah-buahan yang diawetkan (buah kaleng)

f. Sumber lemak: santan kental dan produk goring-gorengan. D.

Penatalaksanaan Stroke
g. Pada saat terjadi serangan

Stroke merupakan suatu kegawatdaruratan medis. Periode Emas stroke hanya 3-6

jam, sehingga penatalaksanaan cepat, tepat, dan cermat berperan besar dalam

menentukan hasil akhir pengobatan. Deteksi dini stroke dapat dilakukan dengan

F.A.S.T

Pasien Pasca Stroke

1) Latihan ROM Aktif atau Pasif

Merupakan latihan gerak untuk melatih otot dan saraf yang lemah agar dapat

berfungsi normal kembali. Latihan Gerak Aktif dilakukan oleh pasien sendiri,

sedangkan latihan gerak pasif otot pasien digerakkan oleh orang lain.

2) Memonitor tekanan darah secara rutin

3) Meminum obat sesuai anjuran dokter

4) Melakukan diet rendah garam dan rendah lemak

5) Melakukan olahraga sesuai kondisi


SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Penyakit Malaria

Sasaran : Masyarakat

Hari/ Tanggal : Juni 2021

Waktu : 60 menit

Tempat : Gedung PKK Desa marga bakti Kecamatan Sinar

Peninjauan Kab.OKU

Penyaji : Resmita Meviarna Amd.Kep

PENDAHULUAN

Penyakit Malaria adalah infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan

oleh suatu protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kepada manusia melalui

air liur dengan perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles (Corwin, 2000.

Slamet, S, dkk.

2001).

Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit menular yang mempengaruhi

angka kematian bayi, anak, dan ibu melahirkan, serta orang dewasa dapat

menurunkan produktivitas tenaga kerja.

Penyebaran penyakit malaria sangat luas didunia terutama pada negara yang

beriklim tropis dan sub tropis ditemukan pada daerah-daerah terpencil dan

sebagian besar penderitanya dari golongan ekonomi lemah

Menurut Slamet, S, dkk, 2001. Medicafarma. 2008. bahwa agent penyakit

malaria adalah genus plasmodia, family plasmodiidae, dan order Coccidiidae.

Ada empat jenis parasit malaria, yaitu:


1) Plasmodium falciparum:menyebabkan malaria falciparum atau malaria

tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal dengan nama malaria tropika

yang menyebabkan demam setiap hari.

2) Plasmodium vivax: menyebabkan malaria vivax atau disebut juga

malaria tertiana benigna (demam terjadi pada hari ke tiga

3) Plasmodium malariae: menyebabkan malaria kuartana atau malaria

malariae (demam tiap hari ke empat).

4) Plasmodium ovale: jenis ini jarang sekali dijumpai, menyebabkan

malaria ovale, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat, diIndonesia

dijumpai di Nusa Tenggara dan Irian, memberikan infeksi yang paling

ringan dan dapat sembuh spontan tanpa pengobatan

Masa inkubasi malaria atau waktu antara gigitan nyamuk dan munculnya

gejala klinis sekitar 7-14 hari untuk Plasmodium falciparum, 8-14 hari untuk

Plasmodium vivax dan Plasmodium ovale, dan 7-30 hari untuk Plasmodium

malariae.

Patogenesis malaria karena parasit plasmodium masuk ke dalam tubuh

manusia dapat terjadi melalui dua cara, antara lain: secara alami melalui gigitan

nyamuk anopheles betina yang mengandung parasit malaria dan induksi kedalam

eritrosit masuk kedalam darah manusia.

Patofisiologi malaria adalah multifaktoral terutama berhubungan dengan

gangguan aliran darah setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang

mengandung parasit pada endothelium kapiler yang berhubungan dengan


penghancuran eritrosit, pelepasan mediator endotoksin makrofag, pelepasan TNF

dan sekuestrasi eritrosit yang terinfeksi

No. Acara Kegiatan Waktu

1. Persiapan Mempersiapkan alat dan media 2 menit

a. Memberikan salam

b. Memperkenalkan diri

c. Membina hubungan saling percaya d.


Menyampaikan kontrak waktu
e. Menyampaikan tujuan diadakan
2. Pembukaan penyuluhan 3 menit

a. Menyampaikan materi:

1) Pengertian stroke

2) Gejala dan penyebab Malaria

3) Makanan yang boleh dan tidak boleh


dikonsumsi pada pasien dengan penyakit
Malaria 15 menit
4) Penatalaksanaan Malaria
3. Inti acara

b. Diskusi & Tanya Jawab 5 menit


a. Merangkum Materi
b. Mengajukan pertanyaan untuk evaluasi
c. Memberikan feedback
d. Melakukan terminasi
e. Memberikan salam
4. Penutupan 5 menit

Evaluasi yang dilakukan adalah :

1. Evaluasi Struktur

a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.

b. Kontrak dengan keluarga

c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan2.

Evaluasi Proses

d. Keluarga antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan tentang

Malaria dan etika batuk

2. Evaluasi Proses

3. Evaluasi Hasil

Setelah dilakukan penyuluhan selama 45 menit sasaran mampu :

a. Keluarga mampu menjelaskan pengertian Malaria

b. Keluarga mampu menjelaskan penyebab penyakit Malaria

c. Keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit Malaria

d. Keluarga mampu menjelaskan bagaimana cara penularan penyakit

Malaria
e. Keluarga mampu menjelaskan bagaimana pengobatan dari penyakit

Malaria.

f. Keluarga mampu menjelaskan bagaimana cara pencegahan dari

penyakit Malaria.
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Topik : Penyakit gagal ginjal kronik

Sasaran : Masyarakat

Hari/ Tanggal : Juni 2021

Waktu : 60 menit

Tempat : Gedung PKK Desa marga bakti Kecamatan Sinar

Peninjauan Kab.OKU

Penyaji : Resmita Meviarna Amd.Kep

Pokok bahasan : Diet untuk pasien gagal ginjal kronik

Sub Pokok Bahasan : Tujuan diet untuk pasien gagal ginjal akut/ kronik, bahan

Makanan yang dianjurkan bahan makanan tidak dianjurkan dibatasi.

Sasaran Penderita gagal ginjal

Waktu 10 menit

Tanggal Februari 2021

Tempat Gedung PKK

Tujuan Pembelajaran Umum ( T I U )

Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 X 10 menit, diharapkan klien mampu

memahami tentang diet untuk pasien hemodialisa

Tujuan Pembelajaran Khusus ( T I K )

Setelah diberi penyuluhan selama 1 X 10 menit, diharapkan klien dapat

Menjelakasn penegrtian gagal ginjal kronik


Menyebeutkan penyebab gagal ginjal kronik

Menyebutkan gejala gagal ginjal kronik

Menyebutkan tujuan diet untuk pasien gagal ginjal akut / kronik

Menyebutkan bahan makanan yang dianjurkan

Menyebutkan makan yang tidak dianjurkan atau dibatasi


Metode dan Media

Metode yang digunakan adalah ceramah dan tanya jawab/diskusi

Media yang digunakan leaflet

Materi Terlampir
Proses Belajar:

No Komunikator Komunikan Waktu


Pre Interaksi Menjawab salam
1 Memberi salam dan memperkenalkan diri

2 Menjelaskan tujuan penyuluhan dan tema Mendengarkan


penyuluhan

Isi
1 Menjelakasn penegrtian gagal ginjal kronik Mendengarkan 10 menit
2 Menyebeutkan penyebab gagal ginjal kronik Menjawab
3 Menyebutkan gejala gagal ginjal kronik
4 Menyebutkan tujuan diet untuk pasien gagal
ginjal akut / kronik
Menyebutkan bahan makanan yang
5 dianjurkan
6 Menyebutkan makan yang tidak dianjurkan
atau dibatasi

5 Penutup
Memberikan pertanyaan akhir Sebagai Menjawab
evaluasi

5 menit
6 Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan Mendengarkan
penyuluhan
7 Menutup penyuluhan dan Menjawab salam
mengucapkan salam
Evaluasi

Prosedur : Post test

Jenis tes : Pertanyaan secara lisan Butir – butir pertanyaan :


Sebutkan definisi diet

sebutkan bahan makanan yang dianjurkan

sebutkan makan yang tidak dianjurkan atau dibatasi


MATERI PENYULUHAN

DIET UNTUK PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK

Pengertian GGK

Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menurun secara cepat dan

fungsi tersebut tidak dapat kemali seperti semula, yaitu dimana ginjal mengalami

kegagalan dalam mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit (Rendi,

Clevo M., 2012)

Penyebab GGK

Kurang minum

Minuman beralkohol

Minuman bersoda

Tekanan darah tinggi

Infeksi penyakit

Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat

Penyakit bawaan

Batu saluran kencing

Tanda dan Gejala GGK

Sakit kepala

Sesak nafas, oedema paru, hipertensi, oliguria, anuria, oedema ekstremitas

Mual, muntah, pucat, kulit kering, anemia


Gejala dini seperti lemah, sakit kepala, berat badan menurun, lelah, dan nyeri

pinggang

Gejala lanjut seperti nafsu makan menurun, mual disertai muntah,sesak nafas baik

di waktu ada kegiatan atau tidak, bengkak yang disertai lekukan, gatal-gatal pada

kulit, dan kesadaran menurun

(Rendi, Clevo M., 2012)

Penatalaksanaan GGK

Observasi keseimbangan cairan antara yang masuk dan yang keluar (input -

output)

Batasi cairan yang masuk

Cuci darah (hemodialisis)

Operasi

Pengambilan batu

Transplantasi ginjal (cangkok ginjal)

Nutrisi

Obat-obatan

Perawatan GGK di Rumah

Pengaturan diet tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium, rendah kalium.

Gambar diet rendah protein; GGK; Gangguan Ginjal Kronik; CKD; Chronic

Kidney Disease
Jenis makanan yang diperbolehkan
Bahan makanan sumber karbohidrat: Nasi, bihun, jagung, madu, permen

Bahan makanan sumber protein: Telur, daging, ikan, ayam, susu rendah protein

Bahan makanan sumber lemak: Minyak jagung, minyak kacang tanah

Bahan makanan sumber vitamin, adalah semua sayuran dan buah- buahan dengan

pengolahan khusus, yaitu: Kupas buah atau sayur, potong-potong lalu cuci dengan

air mengalir Letakkan dalam mangkok, tambahkan air hangat sampai sayur dan

buah terendam, rendam selama kurang lebih 2 jam (banyaknya air kurang lebih 10

kali bahan makanan) Buang air rendaman Bilas dengan air mengalir Masak sayur

dan buah. Buah dapat dimasak sebagai setup/cocktail (buang air rebusan buah)

Jenis makanan yang Tidak diperbolehkan

Bahan makanan sumber karbohidrat: Umbi-umbian (kentang, singkong, ubi, talas,

dll)

Bahan makanan sumber protein: Kacang-kacangan dan hasil olahannya (tempe,

tahu, dll)

Bahan makanan sumber lemak: Minyak kelapa, santan, lemak hewan

Bahan makanan sumber vitamin dan mineral


Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium pada pasien yang memiliki kadar kalium

tinggi dalam darah.

(Almatsier, 2016)

Tujuan Diet pada pasien dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah:

Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa

fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal

Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia)

Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit

Mencegah dan mengurangi progresifitas gagal ginjal, dengan memperlambat

turunnya laju filtrasi glomerulus Pada penderita GGK sering terjadi mual, muntah,

anoreksia, dan gangguan lain yang menyebabkan asupan gizi tidak adekuat / tidak

mencukupi. Syarat pemberian Diet pada Gagal Ginjal Kronik adalah:

Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB

Protein rendah, yaitu 0,6 - 0,75 gr/kg BB


Lemak cukup, yaitu 20 - 30 % dari kebutuhan total energi, diutamakan lemak

tidak jenuh ganda

Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi yang berasal dari

protein dan lema

Natrium dibatasi, apabila ada hipertensi, oedema, asites, oliguria, atau anuria.

Banyak natrium yang diberikan antara 1 - 3 gr

Kalium dibatasi (60 - 70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah > 5,5

mEq), oliguria, atau anuria


Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah dengan pengeluaran

cairan melalui keringat dan pernapasan (± 500 ml)

Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen pridoksin, asam folat, vitamin C, dan

vitamin D

Diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu:

Diet Rendah Protein I

30gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 50 kg

Diet Rendah Protein II

35gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 60 kg

Diet Rendah Protein III

40 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat badan 65kg

Karena kebutuhan gizi pasien penyakit gagal ginjal kronik sangat bergantung pada

keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat

lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Untuk protein dapat ditingkatkan

dengan memberikan asam amino esensial murni (Almatsier, 2016)


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PADA LANSIA

OSTEOARTHRITIS

Topik : Penyakit OSTEOARTHRITIS

Sasaran : Masyarakat/Lansia dengan Osteoarthritis.

Hari/ Tanggal : Juni 2021

Waktu : 60 menit

Tempat : Gedung PKK Desa marga bakti Kecamatan Sinar

Peninjauan Kab.OKU

Penyaji : Resmita Meviarna Amd.Kep

TUJUAN

TujuanInstruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit lansia dan keluarga mampu

memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Instruksional Khusus

Setelahmendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan kelompok

mampu :

Menyebutkan Pengertian Osteoarthritis.

Menyebutkan Tanda dan Gejala Osteoarthritis.

Menyebutkan Faktor Penyebab Osteoarthritis.

Menyebutkan Komplikasi Osteoarthritis.

Menyebutkan Cara pencegahan terhadap Osteoarthritis.

Menyebutkan Cara Pengobatan Osteoarthritis.


MATERI (terlampir)

METODE

Ceramah

Diskusi / Tanya jawab

MEDIA

Media

Leaflet

Lembar Balik

WAKTU
Rabu, Mei 2021
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN KETERANGAN
.

1. 08.00 – Pembukaan Pemberi Pendidikan


08.10 Salam perkenalan Kesehatan
WIB Doa pembukaan
Menawarkan kontrak waktu

2. 08.10 – Penyajian Pemberi Pendidikan


08.50 Penyampaian materi Kesehatan
WIB Tanya Jawab

3. 08.50 – Penutup Pemberi Pendidikan


09.00 Doa dan salam penutup Kesehatan
WIB
TEMPAT

Rumah Lansia

KRITERIA EVALUASI

Kriteria Struktur :

Peserta hadir Lansia dan Keluarga.

Penyelenggara penyuluhan dilakukan di rumah.

Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat

penyuluhan.

Kriteria Proses :

Keluarga antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.

Peserta konsentrasi mendengarkan pendidikan kesehatan.

Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.

Kriteria Hasil :

Menyebutkan Pengertian Osteoarthritis.

Menyebutkan Tanda dan Gejala Osteoarthritis.

Menyebutkan Faktor Penyebab Osteoarthritis.

Menyebutkan Komplikasi Osteoarthritis.

Menyebutkan Cara pencegahan terhadap Osteoarthritis.

Menyebutkan Cara Pengobatan Osteoarthritis.

Lampiran Materi SAP

Pengertian Osteoarthritis.
Penyakit Osteoarthritismerupakan akibat dari konsumsi zat purin secara berlebihan. Purin diolah
tubuh menjadi asam urat, tetapi jika kadar asam urat berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan
sehingga kristal asam urat menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan
meradang.
Osteoarthritisadalah penyakit dari sisa metabolisme zat purin yang berasal dari

sisa makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat dalam

setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup. Dengan kata lain,

dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu karena kita memakan

makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut berpindah ke dalam tubuh kita.

Berbagai sayuran dan buah- buahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari

hasil perusakan sel- sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit

tertentu. Biasanya asam urat menyerang pada usia lanjut, karena penumpukan

bahan purin ini.

Tanda dan Gejala Osteoarthritis

Beberapa gejala osteoarthritisyang biasa dialami oleh

penderita penyakitosteoarthritis:

Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun tidur dan pada waktu malam hari

biasanya persendian terasa nyeri.

Rasa nyeri pada sendi biasanya terjadi berulang kali.

Tanda yang ditimbulkan seperti rasa nyeri di persendian, linu, ngilu, kesemutan,

membengkak dan meradang berwarna kemerahan.

Nyeri di persendian biasanya terjadi di bagian seperti jari tangan, jari kaki,

pergelangan tangan, siku, tumit dan dengkul.

Untuk kasus yang lebih parah persendian akan mengalami sakit saat mengalami

pergerakan.

Faktor Penyebab Osteoarthritis


Menurut (Ahmad, 2011) penyebab osteoarthritisyaitu:

Faktor dari luar

Penyebab yang paling utama adalah makanan atau faktor dari luar. Asam urat

dapat meningkat dengan cepat antara lain disebabkan karena nutrisi dan konsumsi

makanan dengan kadar purin tinggi.

Faktor dari dalam

Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme

yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana usia diatas 40 tahun atau

manula beresiko besar terkena asam urat. Selain itu, asam urat bisa disebabkan

oleh penyakit darah, penyakit sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat –

obatan, alkohol, obesitas, diabetes mellitus jugabisa menyebabkan asam urat.

Makanan penyebab osteoarthritisdan pantangan bagi penderita:

Makanan jeroan: hati, otak, babat, ginjal, limpa, usus,dan paru.

Daging: daging sapi, daging kuda dan daging kambing.

Ekstrak daging: dendeng dan abon.

Seafood: kepiting, cumi-cumi, kerang, sotong, remis, ikan sarden, ikan teri,tiram,

udang.

Bebek: kalkun dan angsa.

Makanan kaleng: sarden, kornet sapi dll.

Buah-buahan: nanas dan durian.

Sayuran: bayam, buncis, kembang kol, jamur kuping, daun pepaya, daun

singkong, kangkung dan asparagus.


Kacang-kacangan: kacang tanah, tauge, kacang hijau, melinjo, emping, kacang

kedelai termasuk kedelai olahan seperti tempe,susu kedelai, oncom dan tauco.

Makanan gorengan, makanan yang dimasak dengan mentega atau margarin,

makanan bersantan.

Makanan yang mengandung lemak dan protein tinggi.

Keju, kaldu, kuah daging yang kental, es krim, air kelapa dan telur.

Komplikasi Osteoarthritis

Bahaya Penyakit OsteoarthritisPada Jantung

Hiperurikemia mempunyai hubungan yang jelas dengan angka kematian yang

disebabkan berbagai macam penyakit jantung dan pembuluh darah. Pada pasien

dengan hiperurikemia dan hipertensi terdapat meningkatnya risiko 3-5 kali

timbulnya penyakit jantung koroner dan strok dibandingkan dengan yang hanya

menderita hipertensi. Hiperurikemia juga berhubungan dengan sindroma

metabolik (sindroma X) atau resistensi insulin, yaitu kumpulan kelainan-kelainan

dengan kadar insulin yang meningkat di dalam darah, hipertensi, kadar trigliserida

darah yang meningkat dan kadar lemak ‘baik’ (HDL-cholesterol) yang rendah

yang semuanya sering menyebabkan penyakit jantung koroner.

Bahaya Penyakit OsteoarthritisPada Ginjal

Penderita hiperurikemia mempunyai risiko menderita batu asam urat di dalam

perjalanan penyakitnya. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui air seni bukan

saja meningkatkan pembentukan batu asam urat di ginjal tetapi juga batu kalsium

oksalat.Pembentukan batu asam urat ini juga dipengaruhi oleh bertambahnya


keasaman air seni dan tingginya kadar asam urat di dalam air seni, sedangkan

disisi lain bahwa adanya zat sitrat dan glikosaminoglikan dapat menghambat

pembentukan batu tersebut. Selain daripada kadar asam urat yang tinggi di dalam

urine, faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi pembentukan batu asam urat

berupa volume air seni yang lebih sedikit.Adanya batu asam urat menyebabkan

peninggian tekanan di dalam ginjal dan penekanan pembuluh-pembuluh darah

yang menyebabkan bertambah tebalnya dinding pembuluh darah dan berkurangnya aliran darah
ke ginjal dengan akibat kerusakan pada ginjal seperti ginjal mengecil, ginjal bengkak, ginjal bocor,

gagal ginjal dll.

Cara pencegahan terhadap osteoarthritis

Banyak mengkonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C seperti jeruk,

strawberry, pepaya.

Buah-buahan dan sayuran yang dapat membantu mengobati asam urat seperti

buah naga, belimbing wuluh, sawi putih, sawi hijau, tomat, jahe dll.

Makanlah makanan yang banyak mengandung potasium seperti pisang, yughurt

dan kentang.

Banyaklah mengkonsumsi karbohidrat kompleks seperti roti, singkong, ubi dan

nasi.

Mengurangi mengkonsumsi permen, gula, sirup, arum manis, gulali.

Untuk orang gemuk sebaiknya menurunkan berat badan

Hindari minum obat aspirin

Hindari bekerja terlalu keras

Olahraga secara cukup.


Minum air putih 8 gelas sehari

Cara pengobatan osteoarthritis

Segera kurangi atau kalau bisa hentikan mengkonsumsi makanan yang tinggipurin

anda terkana penyakit asam urat atomatis dalam tubuh anda telah terjadi

penumpukan asam urat dan ginjal anda tidak bisa mengatasi untuk mengeluarkan

zat asam urat. Segera hentikan mengkonsumi makanan-makanan yang banyak

mengandung purin.

Perbanyaklah minum air putih. Banyak minum air putih akan membantu untuk

mengencerkan dan melarutkan kadar asam urat. Dengan demikian ginjal akan

lebih ringan didalam mengeluarkan zat asam urat dari tubuh melalu urine. Banyak

minum air putih juga salah sata cara ringan untuk melakukan detoksifikasi atau

pengeluaran racun dalam tubuh termasuk asam urat.

Konsumsilah Obat Herbal Penurun Asam Urat Dan Penguat Ginjal Sebenarnya

kita tidak perlu lagi menengok obat-obatan kimia didalam mencegah, mengatasi

dan mengobati penyakit asam urat. Di alam sudah banyak sekali tersedia bahan-

bahan herbal berkualitas anti asam urat dan penurun asam urat. Namun perlu

Anda pahami bahwa penyakit asam urat muncul dikarenakan tingginya asam urat

dan ketidakmampuan organ ginjal untuk membuang zat hasil metabolisme purin

tersebut. Jadi dalam pengobatan penyakit asam urat harus juga mencari obat

herbal yang bisa juga memperbaiki fungsi ginjal. Jadi penggunaan obat herbal

penurun asam urat harus dikombinasikan dengan herbal yang bisa memperbaiki

fungsi ginjal sehingga proses pengeluaran asam urat malalui urin berjalan lancar.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Imunisasi Campak

Sub Pokok Bahasan : Pentingnya Imunisasi Campak bagi bayi

Tempat : Puskesmas

Sasaran : Masyarakat

Waktu : 09.00-09.35 WIB

Hari dan Tanggal : Senin, juli 2021

Pembicara : Resmita

Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan masyarakat dapat memahami tentang

pentingnya imunisasi campak bagi anaknya.

1. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 35 menit tentang pentingnya

imunisasi campak bagi bayi, masyarakat dapat:

Menjelaskan pengertian penyakit campak

Menyebutkan penyebab dan gejala penyakit campak

Menjelaskan cara penularan campak

Menjelaskan cara pengobatan dan pencegahan dengan imunisasi

Materi Penyuluhan

Pengertian penyakit campak

Penyebab dan gejala penyakit campak

Cara penularan campak

Cara pengobatan dan pencegahan dengan imunisasi


Metode Penyuluhan

Ceramah

Tanya jawab

Media Penyuluhan

LCD

Slide PPT

Kegiatan Penyuluhan

No. Kegiatan Waktu Kegiatan


Pokok (menit)
Mahasiswa Audiens

1. Perkenalan 3’ Memberi salam. 1. Menjawab salam


dan Memperkenalkan diri
pembukaan

2. Inti 25’ Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan


penyuluhan. memperhatikan.
Pengertian penyakit
campak
Penyebab dan gejala
penyakit campak
Cara penularan campak
Cara
pengobatan
dan pencegahan
dengan imunisasi
Tanya jawab

Evaluasi Bertanya

Menjawab pertanyaan

3. Penutup 7’ Menyimpulkan Menyimak


Memberi salam Menjawab Salam

Metode Evaluasi

Cara : lisan

Jenis : Pertanyaan terbuka

Waktu: Setelah penyuluhan materi

Soal :

Jelaskan pengertian penyakit campak ?

Sebutkan penyebab dan gejala penyakit campak ?

Jelaskan cara penularan campak ?

Bagaimana cara pengobatan dan pencegahan dengan imunisasi ?

MATERI PENYAKIT CAMPAK

Pengertian penyakit campak

Campak adalah penyakit yang sangat menular pada masa anak-anak dan juga

menyerang orang dewasa. Gejala-gejala campak cukup menakutkan dan anak-

anak yang kurang gizi mudah terserang komplikasi yang fatal.


Penyebab dan gejala penyakit campak

Penyebab

Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus rubeola.

Gejala

Demam tinggi, paling tinggi dicapai setelah 4 hari

Bintik putih pada bagian dalam pipi di sebelah depan gigi premolar

Mata merah, berair

Tenggorokan sakit, pilek, batuk yang khas kering dan keras

Pada beberapa anak terdapat muntah-muntah dan diare

Bintik yang khas ini muncul di belakang telinga, menyebar ke muka kemudian

ke seluruh badan.

Cara penularan

Cara penularan penyakit campak, ditularkan lewat batuk, bersin dan tangan yang

kotor oleh cairan hidung. Yang patut diwaspadai, penularan penyakit campak

berlangsung sangat cepat melalui perantara udara atau semburan ludah

(droplet)yang terisap lewat hidung atau mulut.

Pengobatan dan pencegahan dengan imunisasi

Cara pengobatan

Pengobatan campak dilakukan untuk mengobati gejalanya. Hal ini disebabkan

karena penyebab campak adalah virus. Jadi, bukan mematikan virusnya. Karena

begitu gejala penyakitnya timbul virusnya sendiri sudah tak ada. Jadi, anak akan
diberi obat penurun panas untuk demam, obat sariawan untuk sariawan (bila ada),

dan obat diare untuk mengatasi diarenya. Dan obat batuk untuk mengobati

batuknya. Lalu disiapkan pula obat anti kejang bila anak punya bakat kejang.

Sebaiknya anak berpantang makanan yang merangsang batuk, seperti goreng-

gorengan, permen dan coklat. Selain itu, berilah anak makanan yang mudah

dicerna.

Umumnya bila anak terkena campak akan rentan sehingga mudah sekali terkena

penyakit lain. Misalnya bila di sekitarnya ada yang flu, radang tenggorokan atau

bahkan TBC, maka dia pun bisa terkena. Biasanya masa rentan ini berlangsung

sebulan setelah sembuh.

Pencegahan dengan Imunisasi

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak.

Imunisasi campak diberikan sebanyak 2 kali. Pertama, pada saat anak berumur 9

bulan atau lebih, Campak 2 diberikan pada umur 5- 7 tahun. Pada kejadian luar

biasa dapat diberikan pada umur 6 bulan dan diulangi 6 bulan kemudian. Vaksin

disuntikkan secara langsung di bawah kulit (subkutan).

Campak 1 diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan

Campak 2 diperlukan untuk meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat

yang tertingi.

Anda mungkin juga menyukai