METRORAGIA
KELOMPOK: 4
SEMESTER/KELAS: IV/A
C. Materi Penyuluhan
1. Definisi metroragia
2. Penyebab metroragia
3. Tanda dan gejala metroragia
4. Islamic value tentang metroragia.
D. Metode
Ceramah dan tanya jawab
E. Media
Power Poin dan Leaflet
F. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan penyebab Kegiatan peserta Pelaksana
1. 3 menit Pembukaan : Moderator
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri dan anggota 2. Mendengarkan
kelompok.
3. Menyampaikan kontrak waktu. 3. Memperhatikan
4. Menyebutkan materi yang akan 4. Memperhatikan
sampai.
5. Menyampaikan tujuan dari 5. Memperhatikan
penyuluhan
2. 10 menit Pelaksana : Tim
1. Apersepsi materi. 1. Mendengarkan penyaji
dan Menjawab
2. Menjelaskan : 2. Memperhatikan
a. Definisi metroragia
b. Penyebab metroragia
c. Tanda dan gejala metroragia
d. Islamic value tentang
metroragia
3. Memberikan kesempatan kepada 3. Bertanya
audience untuk bertanya mengenai
hal-hal yang belum dipahami
3. 4 menit Evaluasi Menjawab Moderator
1. Menanyakan kembali mengenai
materi yang telah diberikan
4. 3 menit Terminasi : Moderator
1. Mengucapkan terima kasih atas 1. Memperhatikan.
peran serta audience.
2. Mengucapkan salam penutup 2. Menjawab salam
G. Evaluasi
Pertanyaan:
1. Apa definisi metroragia ?
2. Apa penyebab dari metroragia ?
3. Apa tanda dan gejala metroragia ?
Jawaban :
1. Metroragia merupakan perdarahan rahim yang terjadi secara tidak teratur di
antara dua siklus menstruasi biasanya ringan, meskipun bisa berkisar dari noda
darah sampai perdahan.
2. Vagina: varises pecah, metastase-korio karsinoma (tumor ganas), keganasan
vagina
Serviks : karsinoma portion, perlukaan serviks, polip serviks
Rahim : polip endometrium, karsinoma korpus uteri, sub mimosa mioma uteri
Tuba falopi : karsinoma tuba, hamil ektopik tuba
Ovarium: radang oavarium dan tumor ovarium (Endang Purwoastuti dan
Elisabeth Siwi Walyani :2015)
3. Siklus menstruasi normal adalah 24-35 hari
Perdarahan terjadi di antara dua kejadian menstruasi Perdarahan terjadi dengan
konsistensi bercak-bercak (Dutton, 2011 dan Manuaba, 2008)
H. Pengorganisasian
1. Moderator :Mengatur jalannya diskusi (Nor Helmah Dianti)
2. Tim penyaji :Menyajikan materi (Monika priyanti)
3. Observer :Mengobservasi jalannya penyuluhan tentang ketepatan waktu,
ketepatan masing-masing peran :
1. Najlianti Rahmah.
2. Nur Izzatil Hasanah.
3. Prayugi Pangesty.
4. Ramadhayanti.
5. Rini Maulida.
MATERI
Metroragia
A. Definisi
Metroragia merupakan perdarahan rahim yang terjadi secara tidak teratur di
antara dua siklus menstruasi biasanya ringan, meskipun bisa berkisar dari noda darah
sampai perdahan.
Biasanya, tanda umum ini mencerminkan perdarahan fisiologik ringan dari
endometrium selama ovulasi. Meskipun demikian, metroragia dapat menjadi satu-
satunya indikator dari kelainan ginekologi dan juga dapat berasal dari stres, obat,
perawatan, dan spiral. (Gianti Wijianto; drg. Anastasia L. Juwono; Yasmin Scheiber
,Nursing: Menafsirkan Tnada-Tanda dan Gejala Penyakit:2011 hal 310).
Metroragia adalah perdarahan dengan jumlah yang bervariasi di antara periode
menstruasi, dengan interval yang tidak teratur tetapi sering terjadi. (Errol R. Norwitz ,
John O. Schorge ,At a Glance OBSTETRI DAN GINEKOLOGI :2007 hal 15)
B. Etiologi (Penyebab)
Metroragia atau metromenoragia dapat disebabkan. oleh kelainan organik pada alat
genitalia fungsional, serta penyebab lainnya :
1. Penyebab organik
a. Vagina: varises pecah, metastase-korio karsinoma (tumor ganas), keganasan
vagina
b. Serviks : karsinoma portion, perlukaan serviks, polip serviks
c. Rahim : polip endometrium, karsinoma korpus uteri, sub mimosa mioma uteri
d. Tuba falopi : karsinoma tuba, hamil ektopik tuba
e. Ovarium: radang oavarium dan tumor ovarium (Endang Purwoastuti dan
Elisabeth Siwi Walyani :2015)
2. Penyebab pendarahan disfungsional
Pendarahan disfungsional adalah pendarahan Tanpa disebabkan oleh kelainan
organik alat genetalia, tetapi gangguan Maya rantai hormonal hipotalamus-hifofisis
dan ovarium. Pendarahan disfungsional tediri:
a. Pendarahan dengan ovulasi, disebabkan:
a) korpus luteum persistens yang menyebabkan pelepasan endometrium
tidak teratur.
b) Insufisiensi korpus luteum Karena gangguan LH ( kurang nya produksi
progesteron).
c) Pecahnya pembuluh darah dalam darah.
d) Gangguan dalam mekanisme pembekuan darah.
b. Pendarahan disfungsional tanpa ovulasi disebabkan Karena penurunan kadar
estrogen yang menyebakan terhambatnya pembentukan endometrium dan
menimbulkan pendarahan yang tidak teratur sama sekali.
3. Penyebab lain : Strees psikologi serta komplikasi dari pemakaian alat kontra sepsi
a. Perdarahan ovulatori
Perdarahan ini merupakan kuang lebih 10% dari perdarahan
disfungsional dengan siklus pendek (polimenore) atau panjang (oligomenore).
Untuk menegakkan diagnosis perdarahan ovulatori perlu dilakukan kerokan
pada masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur
siklus haid tidak dikenali lagi, maka kadang-kadang bentuk survey suhu badan
basal dapat menolong.
Jika sudah dipastikan bahwa perdarahan berasa dari endometrium tipe
sekresi tanpa adanya sebab organic,maka harus dipikirkan sebagai etiologinya.
b. Perdarahan anovulatoir
Stimulasi dengan estrogen menyebabkan timbulnya endometrium.
Dengan menurunnya kadar estrogen dibawah tingkat tertentu timbul perdarahan
yang kadang-kadang bersifat siklik, kadang-kadang tidak teratur sama sekali.
Fluktuasi kadar estrogen ada sangkutpaut nya dengan jumlah folikel yang pada
statu waktu fungsional aktif. Folikel-folikel ini mengeluarkan estrogen sebelum
mengalami atresia, dan kemuadian diganti oleh folikel-folikel baru.
Endometrium dibawah pengaruh esdtrogen tumbuh terus dan dari endometrium
yang mula-mula ploriferasi dapat terjadi endometrium bersifat hiperplasia
kistik. Jika gambaran ini diperoleh pada kerokan maka dapat disimpulkan
adanya perdarahan anovulatoir. Perdarahan fungsional dapat terjadi pada setiap
waktu akan tetapi paling sering pada masa permulaan yaitu pubertas dan masa
pramenopause. Pada masa pubertas perdarahan tidak normal disebabkan oleh
karena gangguan atau keterlambatan proses maturasi pada hipotalamus, dengan
akibat bahwa pembuatan realizing faktor tidak sempurna. Pada masa
pramenopause proses terhentinya fungsi ovarium tidak selalu berjalan lancar.
Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan ada harapan
lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid menjadi ovalatoir, pada
seorang dewasa terutama dalam masa pramenopause dengan perdarahan tidak
teratur mutlak diperlukan kerokan untuk menentukan ada tidaknya tumor ganas.
Perdarahan disfungsional dapat dijumpai pada penderita-penderita dengan
penyakit metabolik, penyakit endokrin, penyakit darah, penyakit umum yang
menahun, tumor-tumor ovarium dan sebagainya. Akan tetapi disamping itu
terdapat banyak wanita dengan perdarahan disfungsional tanpa adanya
penyakit-penyakit tersebut. Selain itu faktor psikologik juga berpengaruh antara
lain stress kecelakaan, kematian, pemberian obat penenang terlalu lama dan
lain-lain dapat menyebabkan perdarahan anovulatoir. (Prof dr. Hanifa
wiknjosastro, DSOG. Ilmu kebidanan:1999)
D. Penanganan
1. Jika pengeluaran darah pada pendarahan disfungsional sangat banyak Penderita
harus istirahat baring dan diberi transfusi darah.
2. Pemberian estrogen dosis tinggi = dipropiontas estradicol 2.5 mg IM.
3. Pemberian progesteron untuk mengimbangi pengaruh estrogen terhadap
endometrium yaitu hidroksi progesteron 125mg IM atau provera I Omg, peroral.
Tetapi ini berguna pada masa wanita pubertas.
4. Jika pemberian estrogen saja atau progesteron saja kurang bermanfaat, maka
diberikan kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil kontrasepsi.
Walyani, elisabeth siwi dan endang purwoastuti. 2015. Ilmu obstetri ginekologi
sosialbagi kebidanan. Yogyakarta : Pustaka Baru
Walyani, elisabeth siwi dan endang purwoastuti. 2015. Panduan materi kesehatan
reproduksi dan keluarga berencana. Yogyakarta : Pustaka Baru