Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TANDA DAN BAHAYA KEHAMILAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

1. HELMY YATI ASRI


2. RISA FRAMUDITA
3. DONI SATRIA WIRAWAN
4. ARIF RAHMAN HAKIM
5. SUHAILI
6. M.HIZBULLAH
7. YUNI SETIAWATI
8. VIA ELISA
9. KOMALASARI

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
MATARAM2017/2018

1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TANDA DAN BAHAYA KEHAMILAN

Topik : Tanda dan bahaya kehamilan


Sasaran : Ibu hamil yang datang ke puskesmas tanjung karang
Hari / Tanggal : Rabu, 06 Juni 2018
Waktu : 30 menit
Tempat : Puskesmas Tanjung Karang

I. Latar Belakang
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu
perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena
itu kehamilan yang normal pun mempunyai resiko kehamilan, namun tidak
secara langsung meningkatkan resiko kematian ibu (DinKes, 2004).
Tingginya angka kematian ibu hamil disebabkan oleh beberapa faktor
seperti masih rendahnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan
kehamilan dan penyakit bawaan yang diderita ibu hamil. Kesehatan ibu
merupakan masalah nasional yang harus mendapatkan prioritas utama,
karena menentukan kualitas sumber daya manusia pada masa mendatang.
Pemeriksaan wanita hamil dinegara maju sekitar 15 kali selama
kehamilannya, sedangkan di Indonesia 4-5 kali pemeriksaan diangggap
bahwa sudah cukup memadai untuk kehamilan beresiko rendah. Periode
prenatal atau antenatal adalah periode persiapan, baik secara fisik, yaitu
pertumbuhan janin dan adaptasi maternal maupun psikologis yaitu persiapan
menjadi orang tua (Bobak, lowdermik & Jensen 2005). Tanda-tanda bahaya
kehamilan adalah gejala yang menunjukan bahwa ibu dan bayi dalam
keadaan bahaya (Ushwaya, 2009). Pengetahuan mengenai kehamilan dan
kesadaran ibu hamil dengan tanda-tanda bahaya pada kehamilan dapat
meningkatkan perilaku ibu hamil untuk melaksanakan pemeriksaan
kehamilannya, sehingga ibu dan janin menjadi sehat. 2 Tanda bahaya
kehamilan misalnya perdarahan, bengkak di kaki, tangan, dan wajah,
demam tinggi, keluar air ketuban sebelum waktunya, bayi tidak bergerak

2
serta ibu muntah terus tidak mau makan. Tanda bahaya dalam kehamilan
jika tidak terdeteksi akan menyebabkan kematian pada janin dan ibu.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan
peserta diharapkan dapat mengetahui apa saja tanda bahaya dalam
kehamilan.
2. Tujuan Khusus
Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :
1) Menyebutkan tanda bahaya kehamilan
2) Menjelaskan tanda bahaya kehamilan
3) Menjelaskan cara penanganan awal terhadap tanda bahaya kehamilan

II. Pelaksanaan Kegiatan


1. Topik
- Tanda dan bahaya kehamilan
2. Sasaran
- Ibu hamil yang datang ke puskesmas tanjung karang
3. Materi
Terlampir
4. Metode
Ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
5. Media dan Alat
Leaflet
6. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Rabu, 06 Juni 2018
Waktu : 30 Menit
Tempat : Puskesmas Tanjung Karang

3
IV. Pengorganisasian
1. Penanggung jawab :
2. Moderator : Helmy Yati Asri
3. Pemateri : Risa Framudita
4. Observer : Yuni Setiawati
5. Fasilitator : 1. Via Elisa
2. Komalasari
3. Arif Rahman Hakim
4. Doni Satria Wirawan
5. M. Hizbullah
6. Suhaili
Uraian Tugas
1. Penanggung jawab
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
2. Moderator
1) Membuka acara.
2) Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
3) Menjelaskan tujuan dan topik.
4) Menjelaskan kontrak waktu.
5) Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
6) Mengarahkan alur diskusi.
7) Memimpin jalannya diskusi.
8) Menutup acara.
3. Pemateri
Mempersiapkan materi untuk penyuluhan.
4. Observer
Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
5. Fasilitator
1) Memotifasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya
penyuluhan.
2) Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.

4
Setting Tempat

Keterangan:
= Moderator = Peserta

= Pemateri = Fasilitator

= Pembimbing = Observer

5
V. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Kegiatan Metode


Pembukaan 1. Mengucap salam Ceramah
(5 menit) 2. Perkenalan mahasiswa.
3. Perkenalan dengan
pembimbing.
4. Menjelaskan tujuan.
5. Menjelaskan kontrak
waktu.
Pemberian 1. Menanyakan kepada Ceramah dan diskusi
materi peserta tentang tanda
(15 menit) dan bahaya kehamilan
menurut
sepengetahuannya.
2. Penyuluh menjelaskan
materi tentang:
a. Pengertian tanda
bahaya kehamilan
b. Tanda bahaya yang
perlu dikenali
c. Cara penanganan
awal
3. Penyuluh memberi
kesempatan kepada
peserta untuk
menanyakan hal-hal yang
belum dimengerti dari
materi yang telah
dijelaskan.
Penutup 1. Menjawab pertanyaan yang Ceramah
(10 menit) diajukan.
2. Menyimpulkan diskusi.
3. Melakukan evaluasi.
4. penutup

6
VI. Materi

A. Pengertian

Tanda bahaya kehamilan adalah tanda -tanda yang mengindikasikan


adanyabahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/periode antenatal,
yang apabila tidakdilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan
kematian ibu (Pusdiknakes,2003).

B. Macam-macam tanda bahaya kehamilan, 6 tanda bahaya kehamilan


selama periode antenatal menurut Pusdiknakes
(2003) :
1. Perdarahan lewat jalan lahir atau perdarahan pervaginaan
Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami
perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu pertama
terlambat haidnya. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi
(penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim) yang dikenal
dengan tanda Hartman dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain
dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin terjadi pertanda servik
yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin normal atau
mungkin suatu tanda adanya infeksi.
Perdarahan pada masa kehamilan yang patologis dibagi menjadi dua:
a. Perdarahan pada masa awal kehamilan
Perdarahan yang terjadi pada masa awal kehamilan kurang dari
22 minggu.
Perdarahan pervaginaan dikatakan tidak normal bila ada tanda-
tanda:
 Keluar darah merah
 Perdarahan yang banyak
 Perdarahan dengan nyeri

7
Perdarahan semacam ini perlu dicurigai terjadinya:
 Abortus
Adalah penghentian atau pengeluaran hasil konsepsi pada
kehamilan 16 minggu atau sebelum plasenta selesai. Macam-
macam abortus:
- Abortus spontan adalah abortus yang terjadi secara alamiah
tanpa interval luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan
tersebut.
Penanganannya : lakukan penilaian awal untuk segera
menentukan kondisi pasien (gawat darurat, komplikasi
berat, atau masih cukup stabil), segera upayakan stabilisasi
pasien sebelum melakukantindakan lanjutan (evaluasi
medik atau merujuk), temukan danhentikan dengan segera
sumber perdarahan, lakukan pemantauan ketat tentang
kondisi pasca tindakan dan perkembangan lanjutan.
(Sarwono, 2001: 145).
- Abortus provokatus (induced abortion) adalah abortus yang
disengaja, baik dengan memakai obat–obatan mau pun
alat–alat.
- Abortus medisinalis adalah abortus karena tindakan kita
sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat
membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis)
biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter
ahli.
- Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena
tindakan–tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan
indikasi medis.
- Abortus inkompletus (keguguran bersisa) adalah hanya
sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang
tertinggal adalah desidua atau plasenta. Penanganannya:
bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan
pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan

8
jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan
kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan
antibiotika.
- Abortus insipiens (keguguran sedang berlangsung) adalah:
abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah
terbuka dan ketuban yang teraba kehamilan tidak dapat
dipertahankan lagi. Penanganannya: bila ada tanda–tanda
syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi
darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin
dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat-
obat uterotonika dan antibiotika.
- Abortus imminens (keguguran membakat) adalah
keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini
keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan
obat–obat hormonal dan anti spasmodika serta istirahat.
Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah
baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan
atau hubungan seksual, jika: perdarahan berhenti lakukan
asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai
kondisi janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi
kemungkinan adanya penyebab lain.
- Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati,
tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan
selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat
dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua
dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan
kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan
antibiotika.(Mohctar, 1998 : 211–212)
 Mola hidatidosa (hamil anggur)
Pada trimester I gambaran mola hidatidosa tidak
spesifik, sehingga sering kali sulit dibedakan dari kehamilan

9
anembrionik, missed abortion, abortus inkompletus, atau
mioma uteri.(Sarwono, 2007 : 142)
Penanganan umum: jika diagnosis kehamilan mola
telah ditegakkan,
lakukan evaluasi uterus, segera lakukan evakuasi
jaringan mola dan sementara proses evakuasi berlangsung
berikan infus 10 unit oksitosin dalam 500 ml cairan IV (NaCl
atau Ringer Laktat) dengan kecepatan 40-60 tetes per menit
(sebagai tindakan preventif terhadap perdarahan hebat dan
efektifitas kontraksi terhadap pengosongan uterus secara cepat)
Kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan)
b. Perdarahan pada masa kehamilan lanjut setelah 22 minggu
sampai sebelum persalinan. Perdarahan pervaginaan dikatakan
tidak normal bila ada tanda-tanda:
 Keluar darah merah segar atau kehitaman dengan bekuan.
 Perdarahan kadang banyak atau tidak terus menerus.
 Perdarahan disertai rasa nyeri.
Perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa, solusio
plasenta, rupture uteri, atau dicurigai adanya gangguan
pembekuan darah.
2. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
a. Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
b. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah
sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan
beristriahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat
tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya
menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam
kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.
3. Perubahan visual (penglihatan) secara tiba-tiba (pandangan kabur)
a. Penglihatan ibu bisa berubah pada masa kehamilan. Perubahan
penglihatan yang ringan (minor) adalah normal.

10
b. Masalah visual yang mengancam jiwa adalah perubahan visual
yang mendadak, misalnya tiba-tiba pandang kabur atau
terbayang, melihat bintikbintika (spot), serta mata bekunang-
kunang.
c. Perubahan penglihatan ini bisa bisa disertai denagn sakit kepala
yang hebat. Jika hal ini terjadi, kemungkinan suatu tanda
preeklamsi.
4. Nyeri perut hebat
a. Nyeri pada daerah abdomen yang tidak berhubungan dengan
persalinan normal adalah suatu kelainan.
b. Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah
nyeri perut yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah
beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan perdarahan
lewat jalan lahir.
c. Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan
ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborstus (keguguran),
penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis (maag),
solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran
kemih atau infeksi lain.
5. Bengkak pada muka dan tangan
a. Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak
yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari
dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan
meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala.
b. Bengkak dapat menjadi masalah serius jika ditandai dengan :
 muncul pada muka dan tangan.
 bengkak tidak hilang setelah beristirahat.
 bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya.
Jika hal ini merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi
ginjal, gagal jantung ataupun pre eklampsia.
c. Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk oedema (bengkak)
karena dengan menurunnya kekentalan darah pada penderita

11
anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb,
sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang
rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi
dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
a. Ibu hamil mlai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia
kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil
dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida,
baru pertama kali hamil). Jika janin tidur, gerakannya akan
melemah. janin harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam
periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam).
b. Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu
berbaring/beristirahat, makan dan minum.

Tanda-tanda bahaya lainnya yang harus diwaspadai diantaranya:


1. Rasa mual dan muntah pada trimester satu
a. Terjadi mual dan muntah poada kehamilan bahaya jika:
 Peningkatan berat badan yang tidak memadai atau kehilangan
berat badan.
 Terdapat tanda-tanda kurang gizi.
 Hiperemesis gravidarum.
 Terjadi perubahan status gizi, dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit,kehilangan berat badan yang signifikan.
 Pastikan tidak ada apendisitis, kolesistitis, atau pankreas.
b. Penyebab masih belum diketahui secara pasti, kemungkinan
disebabkan:
 Peningkatan hormon HCG, esterogen/progesterone
 Relaksasi otot-otot halus
 Metebolisme: perubahan metabolisme
 Keletihan
c. Cara meringankan atau mencegah:
 Menghindari bau atau faktor-faktor penyebabnya.

12
 Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum bangkit dari tempat
tidur.
 Duduk tegak setiap kali selesai makan.
 Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu keras atau
menyengat.
 Memakan makanan kering dan minum diantara waktu makan.
 Minum cairan berkarbonat.
 Bangun dari tidur secara berlahan-lahan dan jangan langsung
bergerak.
 Jangan menggosok gigi segera setelah selesai waktu makan.
 Istirahat cukup.
2. Mengidam
a. Mengidam pada kehamilan dikatakan bahaya jika:
 Pertambahan berat badan tidak memadai bahkan kekurangan
berat badan.
 Diikuti tanda-tanda gejala anemia karena kekurangan zat besi
atau infeksi.
 Terdapat tanda-tanda kurang gizi.
 Jika bahan mengidan adalah bahan beracun atau zat gizi yang
dimakan berada dalam jumlah yang tidak diperbolehkan.
b. Penyebab:
 Sering dikaitkan dengan anemia
 Bisa merupakan tradisi.
c. Cara meringankan atau mencegah:
 Tidak perlu dikhawatirkan selama diet dalam asupan gizi tetap
memadai.
 Beri pengertian tentang bahaya memakan makanan yang tidak
benar.
 Bahaslah rencana makanan yang dapat diterima, mencakup gizi
yangdiperlukan, serta memuaskan mengidam atau tradisi adat.

13
3. Keputihan
a. Terjadinya kaeputihan pada kehamilan dikatakan bahaya jika:
 Sangat banyak, baunya menyengat, berwarna kuning/abu-abu.
b. Penyebab:
 Hiperplasia mukosa vagina
 Kelenjar endoserviks meningkatkan produksi lendir karena
peningkatan jumlah hormon esterogen
c. Cara meringankan atau mencegah:
 Tingkatkan kebersihan dengan mandi setiap hari.
 Memakai pakaian dalam terbuat dari katun atau bahan-bahan
yang kuat daya serapnya.
 Hindari memakai pakaian dalam yang terbuat dari pantyhose
yang terbuat dari nilon.
4. Hidung tersumbat atau berdarah
a. Terjadinya hidung tersumbat/berdarah pada kehamilan dikatakan
bahaya jika:
 Ibu merasa dingin
 Terjadi demam
 Suhu tubuh >380 C
b. Penyebab:
 Penigkatan jumlah hormon esterogen dan progesteron.
 Pembesaran kapiler.
 Relaksasi otot halus vaskular serta genangan vaskular hidung.
 Volume sirkulasi darah yang meningkat.
c. Cara mengurangi atau mencegah: Gunakan vaprorizer udara dingin
5. Gatal-gatal
a. Terjadi gatal-gatal pada kehamilan dikatakan bahaya jika:
 Adanya pruritis gravidarum, intrahepatik kolestatis kehamilan,
tanpa atau dengan sakit kuning yang berkaitan dengannya.
 Dibarengi dengan mual dan muntah, sakit kuning dan kolestasis.
b. Penyebab: kemungkinan karena hipersensitivitas terhadap antigen
plasenta.

14
c. Cara meringankan atau mengurangi:
 Gunakan kompres atau mandi menggunakan siranan air sejuk.
 Gunakan cara mandi outmeal.
6. Diare
a. Terjadinya diare dalam kehamilan dikatakan bahaya jika:
 Terjadi dehidrasi
 Disertai demam
 Terdapat darah dalam kotoran
b. Penyebab:
 Mungkin karena hormone
 Mungkin karena faktor makanan
c. Cara mengurangi atau mencegah:
 Cairan pengganti atau rehidrasi mural
 Hindari makan berserat tinggi
 Makan sedikit tapi sering
7. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Yang dinamakan ketuban pecah dini adalah apabila terjadi
sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya
kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri atau oleh
kedua faktor tersebut, juga karena adanya infeksi yang dapat berasal dari
vagina dan servik dan penilaiannya ditentukan dengan adanya cairan
ketuban di vagina. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes
lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru (Saifuddin, 2002).
8. Kejang
Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya
keadaan dan terjadinya gejala -gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati
sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur,
kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat
merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002).
9. Demam tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam
kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan

15
gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu (Saifuddin,2002). Demam dapat disebabkan oleh
infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke
dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya
tanda atau gejala –gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi
demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama
kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).
10. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan muda
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa
terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu.
Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan
HCG dalam serum. Mual dan muntah yang sampai mengganggu aktifitas
sehari -hari dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan
Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2002).
11. Selaput kelopak mata pucat
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan
hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester I dan III, <10,5gr% pada
trimester II. Nilai tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak hamil
terjadi hemodilusi, terutama pada trimester II. Anemia dalam kehamilan
disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang
keduanya saling berinteraksi (Saifuddin, 2002).
Agar terhindar dari semua masalah itu, pastikan bahwa calon
ibu benar-benar sehat saat akan merencanakan kehamilan, pemeriksaan
kehamilan dini dan teratur akan meminimalkan risiko kelainan dan
gangguan kehamilan serta membina komunikasi yang baik dengan
pasien, sehingga pasien memiliki kehamilan serta persalinan yang sehat
dan menyenangkan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada akehamilan Fisiologis dan


Patologis. Jakarta: Salemba Medika
Wiknjosastro,Hanifa (editor) . 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Rustam, Mochtar. 1989. SINOPSIS OBSTETRI. Jakarta: EGC
Http://masdanang.co.cc
Http://erm4_chimut.blog.friendster.com/2008/02/tanda-tanda-bahayaaakehamilan

17

Anda mungkin juga menyukai