Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG DISMENORE PADA REMAJA PUTRI

DISUSUN OLEH:

Desta Pamungkas ( SN202003 )

Ernawati ( SN202005 )

Heriza Febriyana Z ( SN202014 )

Kurniawan Dwi U ( SN202019 )

Rezza Cindy Fatika ( SN202035 )

Rosy Nur I ( SN202037 )

Saiful Risky R ( SN202038 )

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


A. PENDAHULUAN

Dismenorea adalah nyeri saat haid, biasanya dengan rasa kram dan
terpusat di abdomen bawah (Prawirohardjo,2011). Dismenorea dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu dismenorea primer dan dismenorea sekunder.
Dismenorea primer adalah nyeri haid tanpa ditemukan keadaan patologi pada
panggul atau alat kandungan dan organ lainnya, sedangkan dismenorea sekunder
adalah nyeri haid yang berhubungan dengan berbagai keadaan patologi di organ
genitalia. Derajat dismenorea atau nyeri menstruasi ini dapat terjadi bervariasi
mulai dari yang ringan sampai berat (Manuaba, 2009). Hampir semua
perempuan mengalami nyeri pada saat haid, nyeri haid yang dialami biasanya
terbatas pada bagian perut bagian bawah, tetapi dapat pula menyebar ke bagian
pinggang, paha atau kaki. Rasa nyeri tersebut dapat disertai dengan mual,
muntah, diare, sakit kepala, sembelit, sering kencing bahkan pingsan
(Anuroogo,2011). Permasalahan nyeri haid merupakan permasalahan yang
sering terjadi pada seorang perempuan, nyeri hiad atau dismenore ini digunakan
apabila nyeri haid demikian hebatnya sehingga memaksa seorang perempuan
datang ke klinik atau dokter untuk memeriksakan dirinya bahkan memaksa
seorang perempuan meninggalkan semua aktivitas sehari-hari dan istirahat untuk
beberapa jam atau beberapa hari (Anurogo,2011 ).
Remaja yang mengalami dismenore pada saat menstruasi mempunyai
lebih banyak hari libur dan prestasinya kurang begitu baik di sekolah
dibandingkan remaja yang tidak terkena dismenore. Dampak yang terjadi jika
dismenore tidak ditangani maka patologi (kelainan atau gangguan) yang
mendasari dapat memicu kenaikan angka kematian, termasuk kemandulan.
Selain itu konflik emosional, ketegangan dan kegelisahan dapat memainkan
peranan serta menimbulkan perasaan yang tidak nyaman dan asing (Anurogo
dan Wulandari, 2011). Remaja putri yang mengalami gangguan nyeri menstruasi
sangat mengganggu dalam proses belajar mengajar. Hal ini menyebabkan remaja
putri sulit berkonsentrasi karena ketidaknyamanan yang dirasakan ketika nyeri
haid. Oleh karena itu pada usia remaja dismenore harus ditangani agar tidak
terjadi dampak yang lebih buruk (Nirwana, 2011). Angka kejadian nyeri
menstruasi di dunia lebih dari 50 % perempuan di setiap Negara
mengalami nyeri menstruasi.
Sedangkan angka kejadian dismenore di Indonesia mencapai 55 %
(Proverawati dan Misroh,2009). Persentase dismenorea diseluruh dunia lebih
dari 50 % perempuan disetiap dunia mengalaminya, diantaranya 15,8 - 89,5%
dengan tingkat prevelensi yang lebih tinggi dilaporkan pada tingkat remaja. Dari
remaja yang mengeluh nyeri, nyeri berat 12%, nyeri sedang 37 %, dan nyeri
ringan 49 % (Lidya dan Retnoningrum,2013).
Angka kejadian dismenore di Indonesia sebesar 64,52% yang terdiri dari
54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Angka kejadian
dismenore pada remaja di provinsi Jawa Tengah mencapai 56 %.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan tentang dismenore pada remaja putri.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang dismenore
berdasarkan karakteristik pendidikan.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tenntang dismenore
berdasarkan sumber informasi yang digunakan.
C. RENCANA KEGIATAN
1. Topik
Materi kesehatan tentang Nyeri saat Menstruasi (Disminore)
2. Metode Penatalaksaan
Presentasi, Tanya jawab dan demonstrasi
3. Sasaran
Remaja usia 15-20 tahun yang memasuki masa subur atau remaja yang sudah menstruasi.
4. waktu dan tempat
a. Waktu : hari jum’at , 30 Juli 2021, jam 08.30 – selesai
b. Tempat : Rumah Masing-masing
5. Jumlah peserta
Jumlah pesertan 5-10 remaja putri
6. Media dan alat bantu
a. Media : Powerpoint dan Leaflet tentang Disminore
b. Alat bantu : Leptop, Zoom metting
7. Setting Tempat
Tempat di rumah masing-masing, melalui zoom metting
8. Sususnan Acara
Hari Jum’at 30 Juli 2021, Jam 08.30

No Tahap Kegiatan waktu


1 Pendahuluan 1. Memberikan salam
Terapeutik
2. Perkenalan 3 Menit
3. Menjelaskan tujuan.
4. Kontrak waktu
2 Penyajian Pelaksanaan
1. menjelaskan definisi
Disminorea
2. Penyebab Disminorea 15 menit
3. Patofisiologi Disminorea
4. Tanda dan Gejala
Disminorea
5. Penatalaksaan Disminorea
Tanya Jawab 10 menit
1. Tanya jawab ke peserta
3. Evaluasi 1. Menanyakan kembali hal-
hal yang sudah dijelaskan
mengenai Dismonorea
2. Meminta untuk pembimbing
untuk memberikan saran dan 10 menit
masukan dalam penyuluhan
kesehatan yang sudah
dilakukan

4 Penutup 1. Menutup pertemuan dengan


menyimpulkan materi yang
sudah di bahas 5 menit
2. Memberikan salam penutup

9. Pembagian Tugas

A. Protokol / Pembawa acara:


Tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c. Menutup acara penyuluhan
B. Penyuluh / Pengajar Uraian tugas:
Tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya.
C. Fasilitator 
Tugas :
a. Ikut bergabung dalam zoom bersama di antara peserta.
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta
D. Observer
Tugas:
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan
e. Menyampaikan evaluasi langsung ke penyuluh yang dirasakan tidak sesuai
dengan rencana penyuluh
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di Zoom Metting yang sudah di sediakan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah masing-masing melalui via
Online (zoom metting) 
2. Evaluasi Proses 
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b.  Tidak ada peserta yang meninggalkan Zoom Metting
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil
a. Remaja mengetahui tentang pengertian Nyeri Saat Menstruasi Disminorea
b.  Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5-10 orang Remaja

E. LAMPIRAN MATERI
A. Definisi
Dismenorea adalah gangguan menstruasi yang dihubungkan dengan nyeri selama
menstruasi yang dapat mengganggu aktifitas, penurunan nafsu makan, mual, muntah dan
pada beberapa kasus dapat menyebabkan hilangnya kesadaran atau pingsan (Adiputri et al.
2018). Dismenorea primer adalah nyeri haid yang berhubungan dengan pelepasan dari
prostaglandin dalam siklus ovulasi, tetapi tidak terkait dengan penyakit pelvis. Dismenorea
sekunder adalah nyeri haid yang berkaitan dengan kondisi patologis pelvis, bermanifestasi
saat usia reproduksi dan dapat terjadi setiap saat dalam siklus menstruasi (Huether &
McChance, 2019).

B. Etiologi
Desminore primer disebabkan oleh prostaglandin yang berlebihan, stimulan kuat
miometrium dan vasokonstriktor. Sedangkan desminore sekunder disebabkan oleh
gangguan seperti endometriosis, endometritis, penyakit radang panggul, adhesi, obstruktif
uterus atau anomali vagina, fibroma uterus, peradangan, polip, tumor, kista atau alat
kontrasepsi dalam rahim (Huether & McChance, 2019).
Menurut penelitian Tsamara et al (2020) terdapat gaya hidup yang berhubungan
dengan kejadian dismenore primer yaitu tingkat stres, tingkat aktivitas fisik dan konsumsi
fast food yang berlebih.

C. Pathofisiologi
Peningkatan kadar prostaglandin selama menstruasi, terutama PGF2α dan PGE2α,
meningkatkan kontraksi miometrium, mengakibatkan kontriksi pembuluh darah
endometrium dan meningkatkan hipersensitivitas saraf, sehingga menyebabkan nyeri.
Peningkatan sintesis prostaglandin mungkin disebabkan oleh peningkatan enzim
siklooksigenase (COX). Mediator inflamasi yang diproduksi di leukosit (leukotrien) juga
berkontribusi terhadap peningkatan kadar nyeri. Waktu 48 jam pertama menstruasi
berhubungan dengan tingkat prostaglandin yang lebih tinggi (Huether & McChance, 2019).
D. Tanda dan gejala
Gejala desminorea dapat berupa adanya nyeri atau kram pada perut bagian bawah,
nyeri kepala, mual, muntah, diare daan pada beberapa perempuan desminorea dapat berefek
pada aktifitas sehari-hari (Sholihah & Azizah, 2019).

E. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan desminorea dapat dilakukan denga dua cara yaitu farmakologi dan
nor farmakologi. Secara farmakologi dengan sedative dan analgetik sedangkan secara non
farmakologi dengan tindakan fisik (masase, vibrator, kompres hangat dan dingin, olah
raga ringan seperti jalan kaki, senam dan bersepeda, dan tidur terlentang dengan
kaki/lutut diganjal bantal) dan tindakan kognitif behavior (relaksasi dan distraksi). Produk
herbal atau fitofarmaka juga bisa menjadi terapi alternatif untuk mengurangi nyeri haid pada
beberapa orang. Senam haid dan konsumsi kunyit asam adalah beberapa contoh terapi
untuk mengurangi nyeri haid. Senam haid dapat mengurangi nyeri haid, karena dengan
melakukan olah raga atau senam dapat menghasilkan hormon endorphin yang
berfungsi sebagai obat penenang alami yang dapat menimbulkan rasa nyaman sedangkan
minuman kunyit asam, mengandung berbagai bahan aktif alami yang dapat menurunkan
aktivitas enzim siklooksigenasi (COX). Oleh karena itu, minuman ini sering digunakan
untuk mengurangi nyeri haid (Agussafutri & Pangesti, 2019) Menurut penelitian Abunawas
& Khotimah (2017) latihan stretching dan effleurage massage (usapan lembut secara ritmik
pada perut) dapat digunakan untuk menurunkan nyeri haid. Pemberian effleurage massage
dapat di kombinasikan dengan aromaterapi lavender oil, yang memiliki efek menenangkan
(Adiputri et al. 2018).
Daftar pustaka

Abunawas, DWS & Khotimah, S. (2017). Perbedaan Pengaruh Stretching Dan Massage
Effleurage Terhadap Penurunan Nyeri Haid Pada Mahasiswi Fisioterapi Di UNISA
Yogyakarta, diakses 24 juli 2017 <http://digilib.unisayogya.ac.id>
Adiputri, A, Darmiyanti, NM & Candra, IW. (2018). The Effectiveness Of Lavender Oil
Treatment Using Effleurage Massage Technique Towards Dysmenorrhea Intensity Of
Female Students At Midwifery Academy of Kartini Bali. International Journal Of
Research In Medical Sciences, diakses 24 juli 2021 <https://www.msjonline.org>

Agussafutri, WD & Pangesti, CB. (2019). Efektivitas Penatalaksanaan Nyeri Haid Dengan
Teknik Senam Haid Dan Konsumsi Kunyit Asam Pada Mahasiswi Stikes Kusuma Husada
Surakarta. Jurnal Kebidanan Indonesia, vol 10 no 1, diaskes 24 juli 2021
<https://jurnal.stikesmus.ac.id>
Huether, SE & McChance, K. (2019). Buku Ajar Patofisiologi. Singapore: Elsevier

Sholihah, NR & Azizah, I. (2019). The Effect of Effleurage Massage on Primary Dysmenorrhea
in Female Adolescent Students. Jurnal info kesehatan, vol 18 no 1, diakses 24 juli 2021, <
http://jurnal.poltekeskupang.ac.id>

Tsamara, G, Raharjo, W & Putri, EA. (2020). Hubungan Gaya Hidup Dengan Kejadian
Dismenore Primer Pada Mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan, volume 2, diakses 24 juli 2020
<
https://journal.unhas.ac.id>

Anda mungkin juga menyukai