Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMEN STRES PADA IBU HAMIL

D
I
S
U
S
U
N
OLEH KELOMPOK 2
1. I
Dosen Pembimbing:

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat serta penyertaa-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini untuk memenuhi tugas KEPERAWATAN MATERNITAS tantang
Manajemen Stres Pada Ibu Hamil.
Dalam proses penyusunan makalah ini tentunya kami kelompok 2
mengalami berbagai maslah. Namun berkat arahan dan dukungan dari beberapa
pihak akhirnya makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Pada
kesampatan ini kami kelompok 2 mengucapkan terimakasih kepada dosen
matakuliah yang telah membimbing kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu kami sebagai penyusun menyadari bahwa
makalah kami ini jauh dari kesempurnaan serta masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan susunan kalimat maupun tata bahasanya. Maka kami harap
kerjasam, supaya segala sesuatu bentuk kesalahannya mohon dimaklumi dan kami
berharap adanya masukan untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
DAFTAR ISI
PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS FARMASIDAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Jl.Kapten Muslim No.79

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Keperawatan Maternitas

Semester : III

Waktu : 60 menit

Jumlah Pertemuan : Satu kali

Pokok Bahasan : Manajemen stress pada ibu hamil

Sub Pokok Bahasan : Pengertian stres dan kehamilan, Faktor yang


menyebabkan stres selama masa kehamilan, Dampak stress pada ibu hamil,
Resiko stres dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil, Cara mengurangi tingkat
stres pada ibu hamil

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti proses pembelajaran ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami tentang penyakit influenza

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti pembelajaran ini mahasiswa mampu:
1. Menyebutkan pengertian stres dan kehamilan
2. Menjelaskan faktor penyebab stress selama masa kehamilan
3. Menjelaskan dampak stress pada ibu hamil
4. Menjelaskan resiko stres yang mempengaruhi kesehatan ibu hamil
5. Menjelaskan cara megurangi tingkat stress pada ibu hamil
III. Materi Pelajaran
1. Defenisi stres dan kehamilan
2. Penyebab penyebab stres
3. Dampak stres
4. Resiko srtres
5. Cara mengurangi tingakat stres

IV. Metode Pembelajaran


1. Ceramah
2. Tanya jawab

V. Media Pembelajaran
1. PPT
2. Leaflet

VI. Daftar Pustaka


Christian, M. 2006. 1001 Tentang Kehamilan. Bandung: PT. Triext Media.
Hani, U. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Proses Kehamilan Fisiologis.
Jakarta: Salemba Medika.
Priyadi, K., 2006. 101 Tips Terpenting Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat
Sunarsih, T. 2011. Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
VII. Kegiatan Belajar Mengajar

No. Tahap Waktu Penyuluhan Sasaran


1. Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam Menjawabsalam.
2. Memperkenalkan Menyimak
diri Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dengan seksama
penyuluhan Menjawab
4. Menyebutkan materi pertanyaan
pokok yang akan
disampaikan
5. Memberikan
pertanyaan apersepsi
2. Inti 15 menit 1. Menjelaskan materi Mendengarkan dan
penyuluhan: memperhatikan
 Pengertian stres
dan kehamilan
 Faktor yang
menyebabkan
stres selama
masa kehamila
 Dampak strees
pada ibu hamil
 Resiko stres
dapat
mempengaruhi
kesehatan ibu
hamil
 Cara
mengurangi
tingkat stress
pada ibu hamil
3. Tanya 35 menit 2. Memperhatikan Peserta mengajukan
Jawab respon klien pertanyaan dan
1. Penyuluh Pemateri
memberikan memberikan
kesempatan kepada pertanyaan kembali
sasaran untuk kepada sasaran
bertanya dan
mengevaluasi
dengan memberi
pertanyaan kepada
sasaran
2. Penyuluh
memperbaiki
4. Penutup 5 menit jawaban dengan Peserta
tepat memperhatikan dan
1. 1. Menyimpulkan hasil menjawab salam
penyuluhan
2. 2. Memberi saran dan
kritik
3. 3. Memberi salam dan
meminta maaf bila ada
kesalahan
4. 4.Mengucapkan
terimakasih atas
perhatian audience
5. 5. Mengucapkan salam
penutup
MANAJEMEN STRES PADA IBU HAMIL

1. Pengertian
Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis emosi maupun mental.
Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang. Bahkan
stres dapat membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan gangguan-gangguan
mental. Pada dasarnya, stres adalah sebuah bentuk ketegangan ketegangan.
Menurut Robbins (2001) stres juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi
yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai suatu kesempatan
dimana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang.
Menurut Woolfolk dan Richardson (1979) menyatakan bahwa adanya
sistem kognitif, apresiasi stres menyebabkan segala peristiwa yang terjadi
disekitar kita akan dihayati sebagai suatu stres berdasarkan arti atau
interprestasi yang kita berikan terhadap peristiwa tersebut dan bukan karena
peristiwa itu sendiri.
Sedangkan menurut Handoko (1997), stres adalah suatu kondisi
ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang.
Stres menurut Hans Selye (1976) merupakan respons tubuh yang bersifat
tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya.

2. Penyebab Stres Selama Kehamilan


Stres yang terjadi pada ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan
janin. Janin dapat mengalami keterhambatan perkembangan atau gangguan
emosi saat lahir nanti jika stres pada ibu tidak tertangani dengan baik. Stres ini
di bagi menjadi 2 :
a. Stres Internal : Faktor psikologis yang mempengaruhi dalam kehamilan
dapat berasal dari dalam diri ibu hamil (internal). Faktor psikologis yang
mempengaruhi ibu hamil sendiri ialah latar belakang kepribadian ibu dan
pengaruh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Ibu hamil
memiliki kepribadian immature atau kurang matang biasanya dijumpai
pada calon ibu dengan usia ibu yang masih sangat muda, introvet atau
tidak mau berbagi dengan orang lain.
b. Stres Eksternal : berasal dari orang lain, sikap penerimaan atau penolakan
orang lain terhadap individu. Penyebab lain dari stres dapat berasal dari
eksternal dimana terjadinya keretakan dalam rumah tangga, pengangguran
atau adanya kematian anggota keluarga.
Stres yang terjadi pada ibu hamil juga berasal dari support
keluarga. Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat
berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan
mempengaruhi keadaan keluarga. Bagi pasangan baru, kehamilan
merupakan kondisi dari masa anak menjadi orang tua sehingga kehamilan
dianggap suatu krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti oleh
stres dan kecemasan. Dukungan keluarga memegang peranan yang besar
dalam menentukan status kesehatan ibu, karena selama hamil ibu
mengalami perubahan fisik atau psikologis sehingga membuat emosi ibu
hamil labil.
Subtstance Abuse adalah pola psikoaktif dari penggunaan zat atau
bahan yang beresiko secara fisik bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya,
dapat memberikan pengaruh juga secara psikologis. Pengaruh psikologis
tersebut dalam bentuk ketergantungan, kecanduan dan penyalahgunaan.
Gejala- gejala gangguan psikologis akibat substance abuse antara lain :
ganggguan dalam sosialisasi, gelisah, sifat lekas marah, halusinasi,
euphoria atau ketagihan dan over dosis, paranoid, stres.
Partner abuse merupakan kekerasan atau penyiksaan yang
dilakukan oleh pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap
proses kehamilan. Kekerasan terebut dapat berupa kekerasan
emosional,seksual atau fisik, kekerasan seperti pemukulan, penyiksaan
dibebani kerja berat. Kekerasan psikologis seperti tidak di perhatikan,
suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab yang pasti, istri menanggung beban
keluarga, tingkah laku suami yang buruk seperti mabuk,judi dan pemarah.
Kekerasan terhadap wanita dapat terjadi pada semua kebudayaan,
pendidikan, ras, agama dan latar belakang sosial ekonomi.
3. Dampak Stress Pada Ibu Hamil

Ibu hamil yang mengalami stress berkepanjangan selama kehamilannya


akan mempunyai resiko keguguran janin (abortus) yang lebih besar
dibandingkan dengan yang tidak mengalaminya. Karena memang pada masing-
masing kehamilan ibu mempunyai daya tahan dan manajemen yang berbeda
ketika sedang menghadapi stress.

Dampak stres bagi wanita hamil merupakan suatu hal yang perlu diketahui
agar ibu hamil lebih aware akan bahayanya dan berusaha mengendalikannya.
Berikut ini akan adalah beberapa dampak stres yang perlu diperhatikan oleh
wanita hamil:

a. Mempengaruhi perkembangan otak janin

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Journal Endocrinology


Clinical, seorang wanita hamil yang mengalami stres berlebihan akan
bisa menyebabkan terganggunya otak janin. Hal ini terutama jika stres
yang dialami terjadi pada saat kehamilan menginjak 17 minggu setelah
terjadi pembuahan. Proses pembentukan otak janin bisa terganggu yang
selanjutnya bisa mempengaruhi masalah pertumbuhan bayi.

b. Mempengaruhi pertumbuhan janin

Seorang wanita hamil harus memiliki manajemen stres yang baik.


Hal ini karena stres yang dialami wanita hamil juga bisa menyebabkan
pertumbuhan janin terganggu. Penyebabnya adalah stres bisa
mempengaruhi aliran darah ke rahim menjadi tidak normal yang secara
signifikan akan mengganggu pertumbuhan janin di dalam kandungan.

c. Memicu kelahiran prematur

Stres yang dialami oleh wanita hamil juga akan mempengaruhi


fungsi plasenta. Pada wanita hamil yang menginjak trimester pertama,
ketika mengalami stres akan memicu plasenta meningkatkan produksi
hormon CRH atau hormon pelepas kortikotropin. Hormon ini memiliki
fungsi untuk mengatur waktu kehamilan. Ketika hormon ini diproduksi
banyak, akan muncul resiko bayi lahir prematur.

d. Mengganggu pasokan oksigen

Telah disebutkan sebelumnya bahwa stres pada wanita hamil akan


bisa mengganggu aliran darah ke janin. Hal ini tentu juga akan berakibat
pada aliran oksigen kepada janin dalam kandungan. Ketika wanita hamil
mengalami stres, tubuhnya juga akan memproduksi hormon epinephrine
dan norepinephrine yang merupakan hormon stres. Akibat dari
diproduksinya hormon ini adalah akan membuat pembuluh darah
menyempit sehingga suplai oksigen ke rahim pun akan berkurang.

e. Gangguan penyaluran nutrisi pada bayi

Tidak hanya mengganggu suplai oksigen, dengan menyempitnya


pembuluh darah akibat hormon epinephrine dan norepinephrine juga
akan menyebabkan terganggunya penyaluran nutrisi makanan melalui tali
pusar. Akibatnya, nutrisi didapat wanita hamil melalui makanan tidak
bisa disalurkan ke bayi dalam kandungan dengan baik.

f. Bayi lahir kurang gizi

Masih dalam akibat diproduksinya hormon epinephrine dan


norepinephrine, dengan terganggunya suplai oksigen dan makanan ke
bayi dalam kandungan, akan menyebabkan bayi lahir dengan keadaan
kekurangan nutrisi. Bayi bisa dilahirkan dengan berat badan yang kurang.

g. Keguguran

Skenario terburuk dari terganggunya suplai oksigen dan makanan


ke bayi dalam kandungan adalah bayi bisa meninggal dalam kandungan
dan terjadi keguguran. Stres bisa menyebabkan terjadinya preeklampsia.
Preeklampsia itu adalah gangguan pada kehamilan yang ditunjukkan
dengan gejala tekanan darah yang meningkat dan kadar protein di urin
juga meningkat. Hal ini juga bisa membuat terjadinya gangguan di ginjal,
hati dan mata.

h. Bayi bisa terkena alergi

Ibu hamil yang mengalami stres karena terlalu banyak masalah dan
pikiran juga akan mengeluarkan hormon kortisol. Hormon kortisol yang
banyak diproduksi juga bisa masuk ke dalam tubuh bayi dalam
kandungan dan memicu resiko alergi pada bayi saat lahir. Hal ini terbukti
dalam sebuah penelitian, dimana ditunjukkan bahwa bayi yang mendapat
banyak hormon kortisol dalam kandungan memiliki resiko alergi yang
lebih tinggi dimana bayi yang tidak mendapat banyak hormon kortisol.

i. Bayi mudah sakit

Seseorang yang sedang stres pasti mengalami rasa panik, cemas,


tegang dan khawatir yang berlebihan. Kondisi ini jika dialami oleh
wanita hamil juga akan menyebabkan sistem kekebalan tubuh pada bayi
yang dikandungnya melemah. Hal ini telah terbukti pada penelitian yang
dilakukan oleh Jurnal Brain. Biasanya, sistem kekebalan tubuh yang
rendah ini baru dapat dilihat ketika bayi menginjak usia 6 bulan.

j. Menimbulkan gangguan perilaku pada anak

Dampak stres bagi wanita hamil tidak hanya terjadi pada saat
wanita tersebut mengandung, melainkan juga akan berdampak dalam
jangka panjang. Hal inilah yang harus diwaspadai. Bayi yang dilahirkan
oleh ibu yang mengalami stres atau depresi selama masa kehamilan,
memiliki resiko 1,5 kali lebih tinggi untuk mengalami depresi ketika
usianya menginjak 18 tahun. Bahkan, anak tersebut berpotensi
mengalami gangguan emosi, seperti menunjukkan perilaku yang agresif.
4. Resiko Stres Dalam Mempengaruhi Kesehatan Ibu Hamil
Saat hamil, seorang calon ibu tidak hanya mengalami perubahan fisik saja,
tetapi juga mengalami perubahan psikis. Oleh karena itu seorang calon ibu
harus mempersiapkan fisik dan mental dengan matang, hal ini dikarenakan
adanya perubahan hormon selama hamil yang bisa mempengaruhi emosi dan
mental ibu. Bila kondisi ini tidak didukung dengan lingkungan dan keluarga
yang harmonis maka ibu akan mengalami stres, terutama pada calon ibu yang
masih bekerja di kantor saat hamil.
Stres yang dialami ibu sewaktu hamil tentu akan dapat mempengaruhi
janin yang ada dalam andungan. Ada banyak hal yang sering dikhawatirkan
para ibu pada masa kehamilannya, rasa khawatir yang berlebih inilah yang
membuat stres tak dapat dihindari. Berikut ini adalah beberapa resiko stres
yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan anak dalam kandungan.
a. Meningkatkan Resiko Alergi Pada Janin
Sebuah penelitian mengungkapakan bahwasanya stres yang dialami
ibu ketika hamil akan mampu meningkatkan resiko alergi pada bayi
kelak. Hal ini terjadi, disebabkan saat stres, janin akan menyerap hormon
kortisol yang diproduksi oleh ibu sewaktu mengalami stres. Dan bayi
dengan tingkat kadar hormon kortisol yang tinggi akan memiliki resiko
lebih besar mengidap alergi dibandingkan bayi dengan kadar hormon
kortisol yang rendah.
b. Meningkatkan Resiko Abortus (Keguguran)
Stres yang menimpa ibu hamil tentunya akan beresiko lebih bahaya
terhadap kesehatan janin yang ada dalam kandungannya. Pada kondisi
terparah hal ini dapat menyebabkan ibu kehilangan janinnya atau
keguguran. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan ibu dngan tingkat
stresor yang lebih rendah dan memiliki sistem pengendalian stres yang
lebih baik ketika menghadapi sumber stres pada ibu hamil.
c. Membuat Sistem Kekebalan Bayi Berkurang
Sebagaimana diungkapkan oleh sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Jurnal Brain, Behavior anda Immunity, bahwa ibu hamil yang sering
mengalami tegang, panik, dan cemas yang berlebihan akan dapat
melemahkan sistem kekebalan bayi ketika bayi berusia 6 bulan.
d. Terganggunya Kesehatan Ibu
Jika seorang ibu mengalami stres baik itu ringan ataupun berat,
seorang ibu akan kehilangan nafsu makan, hal ini dapat menyebabkan
seorang ibu kekurangan nutrisi dan timbulah berbagai macam gangguan
yang mempengaruhi kesehatan seorang ibu, seperti diare, pusing, lemas,
lesu dan berbagai gangguan metabolisme lainnya.

5. Cara Mengurangi Tingkat Stres Selama Masa Kehamilan


Seorang wanita biasanya lebih cepat bereaksi dengan setiap kondisi
daripada seorang pria. Begitu juga ketika seorang wanita sedang hamil dan
tidak dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan maka bisa membuatnya
mudah stres. Ada beberapa hal dan cara yang dapat mengurangi tingkat stres
selama kehamilan, yaitu:
a. Dukungan Suami
Dukungan suami kepada istri sangat penting dan diperlukan dalam
membantu melewati masa kehamilan. Dengan menumbuhkan rasa
percaya diri kepada istri dapat membuat mentalnya menjadi lebih kuat.
Selain itu, membantu istri dalam menyiapkan kebutuhan calon bayi akan
menumbukan rasa aman dan nyaman pada sang istri. Dan dengan begitu,
yang awalnya sang istri takut, cemas, dan stres akan mulai menghilang
menjadi kebahagiaan.

b. Menghindari Pekerjaan yang Beresiko


Pada saat ini, baik di Indonesia maupun di luar negeri, jumlah
wanita yang memiliki pekerjaan cukup banyak. Tetapi pada saat
kehamilan, sebuah pekerjaan menjadi masalah yang cukup dilema
sehingga membuat sebahagian wanita stres dalam memikirkannya. Stres
bisa melemahkan kondisi fisik dan mengganggu perkembangan janin.
Jika dihadapi oleh masalah dilema seperti ini, maka tidak ada salahnya
meminta dipindahkan kebagian yang tidak beresiko bagi perkembangan
janin atau bahkan meminta cuti dalam jangka waktu yang lama. Tetapi
jika dua hal ini tidak mungkin untuk dilakukan, maka wanita hamil harus
tegas dalam memutuskan pekerjaan yang diambil atau kesehatan bayi.
Dari banyaknya pekerjaan, ada beberapa pekerjaan yang mungkin
harus dihidari oleh wanita yang sedang hamil misalnya ahli di
laboatorium, bertani, polisi lalu-lintas, juru masak, dan pekerjaan yang
memerlukan waktu yang lama ketika duduk berjam-jam di depan layar
komputer. Selain itu, jangan pernah menganggap remeh pekerjaan rumah
tangga. Pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan yang lain sama
melelahkan dan menguras tenaga dan pikiran.

c. Melakukan Yoga
Selain mengurangi dan menghilangi stres, yoga dapat mengurangi
rasa sakit punggung dan memelihara kesehatan baik untuk sang ibu atau
calon bayi. Berlatih yoga juga dapat memberi dampak positif yaitu
mempermudah dan mempercepat proses kelahiran yang akan mendatang.
Posisi-posisi berikut ini dapat membantu menyesuaikan diri untuk
menghilangkan stress, yaitu:
1) Posisi Mudah
Duduk tegak, luruskan punggung hingga menyangga dengan baik.
Letakkan kedua tangan di lutut.
2) Relaksasi terakhir
Berbaring terlentang dan tutup mata. Gulingkan kepala dari satu
sisi ke sisi lainnya, lalu kembalilah ke posisi tengah. Tarik napas
dalam-dalam. Rentangkan tangan, dengan telapak ke atas.
Kendorkan rahang dan wajah. Diamlah selama 10 menit.
(Elizabeth, 2006)

d. Mengikuti Senam Hamil


Kelas kelahiran adalah suatu program pelatihan untuk menghadapi
kelahiran di bawah bimbingan dokter kandungan atau bidan yang sudah
berpengalaman. Tujuan mengikuti kelas ini adalah mempersiapkan diri
ibu hamil secara fisik dan mental. Sering kali ibu hamil mengalami
ketakutan akan rasa nyeri pada saat melahirkan sehingga menyebabkan
stres. Melahirkan memang nyeri, tetapi ditambah dengan rasa takut dan
stres justru memperburuk keadaan. Dengan mengikuti kelas kelahiran,
maka ibu hamil dapat mematahkan hubungan antara rasa nyeri-takut.
Disana juga ibu hamil juga dapat bertemu dengan ibu-ibu yang lain
dengan kondisi yang sama sehingga bisa saling bertukar informasi dan
memberi dukungan.
BAB III

3.1 KESIMPULAN

3.2 SARA
DAFTAR PUSTAKA
Christian, M., Yusron N., 2006. 1001 Tentang Kehamilan. Bandung: PT. Triext
Media.
Hani, U., Kusbandiyah, J., Yulifah, R., Marjati. 2011. Asuhan Kebidanan pada
Proses Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba Medika.
Priyadi, K., 2006. 101 Tips Terpenting Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat
Sunarsih, T., Dewi, Vivian Nanny Lia. 2011. Asuhan Kehamilan untuk
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai