Anda di halaman 1dari 14

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

PRODI KEBIDANAN METRO TAHUN 2021


===================================================================

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Persiapan Pra Nikah


Sasaran : Remaja Yang Akan Menikah
Hari / tanggal : 01 Maret 2021
Waktu : 08.00 – 11.30 WIB
Tempat : Balai Kelurahan Metro
Penyuluh : Mahasiswa Bidan

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah penyuluhan tentang Persiapan Pra Nikah, Remaja yang akan menikah dapat memahami
tentang Persiapan Pra Nikah dan menerapkannya secara tepat.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah penyuluhan tentang Persiapan Pra Nikah , Remaja yang akan menikah dapat :

1. Menyebutkan pengertian tentang persiapan pra nikah


2. Menjelaskan sasaran promosi kesehatan Persiapan Pra Nikah
3. Memahami bentuk bentuk promosi kesehatan Persiapan Pra Nikah
4. Menjelaskan tentang pemeriksaan kesehatan pra nikah
5. Menjelaskan tentang upaya promosi kesehatan pada pasangan pra nikah
6. Menjelaskan metode konseling pra nikah

MATERI PELAJARAN

1. Pengertian tentang persiapan pranikah


2. Sasaran promosi kesehatan Persiapan Pra Nikah
3. Bentuk bentuk promosi kesehatan Persiapan Pra Nikah
4. Pemeriksaan kesehatan Pranikah
5. Upaya promosi kesehatan pada pasangan pranikah
6. Metode konseling pranikah
SASARAN

Remaja Yang Akan Menikah

METODE

1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

MEDIA DAN ALAT


1. Poster
2. LCD
3. Speaker

PROSES PELAKSANAAN

NO LANGKAH KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA MEDIA

1. Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam


(10 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Menanggapi dari
3. Menjelaskan tujuan dari perkenalan Sound
penyuluhan 3. Memperhatikan sistem
4. Melakukan kontrak penjelasan penyuluh
waktu 4. Menyepakati kontrak
5. Melakukan Apersepsi waktu bersama penyuluh
5. Memperhatikan
penjelasan dan
menjawab pertanyaan

2. Inti / 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan


Pelaksanaan penyuluhan yang memeprhatikan
(70 menit) meliputi : pengertian, penjelasan penyuluh LCD
sasaran dan bentuk- 2. Bertanya tentang materi Poster
bentuk persiapan pra yang sedang dibahas Speaker
nikah 3. Memperhatikan
2. Menjawab pertanyaan penjelasan selanjutnya
audien dan 4. Menanyakan materi yang
menjelaskannya belum jelas
3. Melanjutkan penjelasan 5. Mendengarkan
tentang pemerisaan, penjelasan dan
upaya, dan metode pra memperhatikan materi
nikah. pada poster
4. Memberikan 6. Menjawab pertanyaan
kesempatan audien dari penyuluh.
untuk bertanya
5. Menjabarkan kembali
materi tentang persiapan
pra nikah
6. Melakukan evaluasi
dengan memberikan
pertanyaan pada peserta

3. Penutup 1. Bersama audien 1. Bersama penyuluh


(10 menit) menyimpulkan menyimpulkan
materi yang baru materi yang baru
dibahas dibahas --
2. Mengakhiri 2. Mengucapkan
penyuluhan dengan terimakasih atas
mengucapkan salam kegiatan penyuluhan
dan menjawab salam

EVALUASI
1. Prosedur : Selama proses penyuluhan
2. Jenis : Esay dan lisan

EVALUASI STRUKTUR
1. Sebutkan pengertian promosi kesehatan pranikah?
2. Sebutkan sasaran promosi kesehatan pranikah?
3. Apa saja bentuk bentuk promkes pranikah ?
4. Apa saja hal-hal penting terkait tes kesehatan bagi pasangan yang akan menikah?
5. Uraikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perawatan payudara ?

Jawaban :
Materi Penyuluhan:
1. Pengertian Promosi kesehatan pranikah:
Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditunjukan pada
masyarakat Reproduktif pra nikah.

2. Sasaran promosi pra nikah:


Sasaran promosi kesehatan pra nikah Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan
disampaikan kepada kelompok remaja wanita atau pada wanita yang akan menikah

3. Bentuk- bentuk promkes pra nikah :


Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup:
1. Perkawinan yang sehat
2. Keluarga yang sehat.
3. System reproduksi dan masalahnya.
4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehailan dan persalinan atau sebaliknya .
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan.

4. Hal-hal penting terkait tes kesehatan bagi pasangan yang akan menikah :

1. Infeksi saluran reproduksi atau infeksi menular sexual (ISR/IMS)


2. Rhesus yang bersilangan
3. Penyakit keturunan
4. Cek kesuburan (Fertilitas)
5. Pemeriksaan laboratorium

5. Upaya-Upaya Promotif Pada Pasangan Pranikah:

Upaya promotif

1. Penyuluhan tentang gizi pada pranikah


2. Sex Education
3. Personal hygiene
4. Imunisasi CATIN

SUMBER :

1. Notoatmodjo, soekidjo. 2003. Prinsip-prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat.Cet


ke- 2. Jakarta:Rineka Cipta
2. Yulifah, Rita.2009. Komunikasi Dan Konseling Dalam Konseling. Jakarta : Salemba
Medika
3. Saydan Syafni.2012. Waspadai Penyakit Reproduksi Anda!!!.Bandung: Pustaka Reka
Cipta

Metro, 1 Maret 2021


Penyuluh

PERSIAPAN PRA NIKAH


PADA REMAJA YANG AKAN MENIKAH
1. DEFINISI PROMOSI KESEHATAN PRA NIKAH
Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang
ditunjukan pada masyarakat Reproduktif pra nikah. Remaja wanita yang akan
memasuki jenjang perkawinan perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para
remaja diberi pengertian tentang hubungan yang seksual yang sehat, kesiapan mental
dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang proses kehamilan dan
persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca kehamilan.

2. SASARAN PROMOSI KESEHATAN PRA NIKAH


Promosi kesehatan pada masa pra kehamilan disampaikan kepada kelompok remaja
wanita atau pada wanita yang akan menikah. Penyampaian nasehat tentang kesehatan
pada masa pra nikah ini disesuai kan dengan tingkat intelektual para calon ibu nasehat
yang diberikan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti karena informasi yang
diberikan bersifat pribadi dan sensitive.
Faktor keluarga juga turut mempengaruhi kondisi kesehatan pra remaja yang akan
memasuki pintu gerbang pernikahan. Perawat dapat menggunakan pengaruh keluarga
untuk memperkuat mental remaja dalam memasuki masa perkawinan dan kehamilan.

3. BENTUK-BENTUK PROMOSI KESEHATAN


Pembinaan kesehatan remaja terutama wanitanya, tidak hanya ditunjukan semata
kepada masalah gangguan kesehatan (penyakit system reproduksi) faktor
perkembangan psikologis dan social perlu diperhatiakan dalam pembinaan kesehatan
remaja.
Bimbingan terhadap remaja antara lain mencakup:
1. Perkawinan yang sehat
bagaimana mempersiapkan diri ditinjau dari sudut kesehatan, menghadapi
perkawinan, disampaikan kepada remaja. Perkawinan bukan sekedar hubungan
anatara suami dan istri. Perkawinan memberikan buah untuk menghasilkan
keturunan. Bayi yang dilahirkan juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.
2. Keluarga yang sehat.
Kepada remaja disampaikan tentang keluarga sehat dan cara mewujudkan serta
membinanya. Keluarga yang diidamkan adalah keluarga yang memiliki norma
kelurga kecil,bahagia dan sejahterah. Jumlah keluarga yang ideal adalah
suami,istri,dan dua anak. Keluarga bahagia adalah kelurga yang
aman,tentram,disertai rasa ketakwaan kepada tuhan yang maha esa. Keluarga
sejahtera adalah keluarga yang social ekonominya mendukungkehidupan anggota
keluarganya dan mampu menabung untuk persiapkan masa depan. Selain itu
kelurga sejahterah juga dapat membantu dan mendorong peningkatan taraf hidup
keluarga lain.
3. System reproduksi dan masalahnya.
Perubahan yang terjadi pada system reproduksi pada masa kehamilan, persalinan,
pascapersalinan dijelaskan. Penjelasan juga diberikan mengenai perawatan bayi.
Gangguan system reproduksi yang dijelaskan seperti gangguan menstruasi,
kelianan system reproduksi dan penyakit. Penyakit system reproduksi yang
dimaksud seperti penyakit-penyakit hubungan seksual, HIV/AIDS dan tumor.
4. Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan atau
sebaliknya .
Remaja yang siap sebagai ibu harus dapat mengetahui penykit-penyakit yang
memberatkan kehamilan atau persalinan atau semua juga penyakit yang akan
membahayakan dalam masa kehamilan atau persalinan. Penyakit-penyakit
tersebut perlu dijelaskan. Penyakit yang perlu dan penting dijelaskan suwaktu
diadakan bimbingan antara lain penyakit jantung, penyakit ginjal, hipertensi, DM,
anemia dan tumor.
5. Sikap dan perilaku pada masa kehamilan dan persalinan.
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada masa kehamilan dan persalinan.
Akibat perubahan sikap dan perilaku atau akan menggangu kesehatan,misalnya
pada masa hamil muda terjadi gangguan psikologi misalnya benci terhadap
seseorang (suami )atau benda tertentu. Emosi yang berlebihan dimungkinkan
akibat perubahan prilaku. Pada masa persalinan atau pasca persalinan gangguan
jiwa mungkin terjadi. Disamping hal tersebut diatas masih adalagi permasalahan
remaja dan dikaitkan dengan kesehatan keluarga. Perawat harus dapat
memberikan bimbingan suwaktu remaja berkonsultasi atau meberikan
penyuluhan. Bila masalah remaja menyangkut perawat lain maka dapat dirujuk
pada yang lebih ahli. Misalnya bila remaja merasa ketakutan yang amat sangat
dalam menghadapi kehamilan dapat dirujuk kedokter spesialis jiwa atau psikolog.
Bimbingan remaja dilakukan melalui organisasi atau remaja seperti karang taruna,
pramuka, organisasi pelajar, mahasiswa dan pemuda.

4. PEMERIKSAAN KESEHATAN PRANIKAH

Idealnya tes kesehatan pranikah dilakukan 6 bulan sebelum dilakukan pernikahan.


Tes kesehatan pranikah dapat dilakukan kapan pun selama pernikahan belum
berlangsung. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah maka
pengobatan dapat dilakukan setelah menikah.

Berikut ini adalah hal-hal penting terkait tes kesehatan bagi pasangan yang akan
menikah :

1. Infeksi saluran reproduksi atau infeksi menular sexual (ISR/IMS)


Tes kesehatan untuk menghindari adanya penularan penyakit yang ditularkan
melalui hubungan sexual, seperti sifilis, gonorrhea, Human Immunodeficiency
Virus (HIV), dan pennyakit Hepatitis. Perempuan sebenarnya lebih rentan
terkena penyakit kelamin daripada pria. Karena alat kelamin perempuan
berbentuk “V” yang seakan “menampung” virus. Sedangkan alat kelamin pria
tidak bersifat “menampung” dan bisa langsung dibersihkan. Jika salah satu
pasangan mereka ISR/IMS, sebelum menikah harus diobati dulu sampai sembuh.
Selain itu jika misalnya seorang pria mengidap hepatitis B dan akan menikah,
calon istrinya harus dibuat memiliki kekebalan terhadap penyakit hepatitis B
tersebut. Caranya, dengan imunisasi hepatitis B. jika sang pasangan belum
sembuh dari penyakit kelamin dan akan tetap menikah, meskipun tidak
menjamin 100% namun penggunaan kondom sangat dianjurkan.
2. Rhesus yang bersilangan
Kebanyakan bangsa asia memiliki rhesus positif sedangkan bangsa eropa rata-
rata negative. Terkadang pasangan suami istri tidak tau rhesus darah pasangan
masing-masing. Padahal, jika rhesus nya bersilang bisa mempengaruhi kualitas
keturunan nya, jika seorang perempuan rhesus negative menikah dengan laki-
laki rhesus positif, bayi pertamanya memiliki kemungkinan untuk berehsus
negative atau positif. Jika bayi mempunyai rhesus negative, tidak ada masalah.
Tetapi, jika ia bereshus positif, masalah mungkin timbul terjadi pada kehamilan
selanjutnya. Bila ternyata bayi kedua mempunya rhesus positif kehamilan ini
berbahaya karena antibody anti rhesus dari ibu dapat memasuki sel darah merah
janin sebaiknya tidak masalah jika si perempuan berrhesus positif dan laki-laki
negative.
3. Penyakit keturunan
Tes kesehatan pra nikah bisa mendeteksi kemungkinan penyakit yang bisa
diturunkan secara genetic kepada anak, semisal albino. Misalnya suami
membawa sifat albino tetapi istrinya tidak, maka anak yang lahir tidak jadi
albino. Sebaliknya, jika istrinya juga membawa sifat albino, maka anaknya pasti
albino. Jika bertemu dengan pasangan yang sama-ama membawa sifat ini,
pernikahan tidak harus dihentikan. Hanya saja perlu saja disepakati ingin punya
anak atau tidak. Kalau masih ingin punya anak, ya resikonya si anak akan
menjadi albino atau memiliki tidak mempunyai anak. Pernikahan tidak harus
tertunda dengan halangan seperti ini. Yang penting adalah pencegahan nya.
4. Cek kesuburan (Fertilitas)
Jika pasangan ingin segera punya anak perlu menjalani konseling pranikah
dalam hal ini dilakukan pernikahan dengan tujuan agar kehamilan bisa
dipersiapkan dengan baik. Dibutuhkan riwayat kesehatan dan kondisi sosialnya.
Antara lain status ekonomi, bekerja atau tidak bekerja dan suasana dilingkungan
keluarga. Termasuk prilaku-prilaku yang tidak mendukung kehamilan, semisal
merokok, minum alcohol, dan meminum obat-obatan psikotoprika. Selain itu,
perlu juga dievaluasi resiko yang bersifat individual yang mungkin timbul
terhadap kehamilan. Antara lain, usia (masih reproduktif atau tidak), kondisi
nutrisi, aktifitas fisik, level pendidikan, lever stress, dan bagaimana hubungan
dengan pasangan.
5. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui organ reproduksi juga diperlukan
antara lain pap smear (jika seorang perempuan aktif secara sexual) Rahim, dan
status kekebalan terhadap pernyakit ( Rubella, toksoplasma). Ada juga
pemeriksaan sel telur, jika sebelumnya pasangan yang bersangkutan dianggap
infertill (sulit punya anak) penyebab ketidaksuburan 45% disebabkan oleh pria
dan 55% oleh wanita. Pemeriksaan dengan USG (Ultrasonografi) bisa melihat
apakah seorang perempuan menderita kista, mioma, tumor, atau keputihan. Jika
ada kelainan atau infeksi harus dibersihkan karena bisa mengganggu proses
kehamilan.

5. Upaya-Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasangan Pranikah

Upaya-Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasangan Pranikah sebagai berikut :

a. Upaya promotif
1. Penyuluhan tentang gizi pada pranikah
Pasangan pranikah banyak mengesampinhkan nutrisinya dengan alas an sibuk
mempersiapkan pernikahannya yang sebenarnya tidak perlu terlalu
dipusingkan. Hal ini sering terjadi pada wanita yang sibuk dengan program
dietnya yang nanti akan berdampak pada psikologisnya. Untuk itu penyuluhan
tentang gizi seimbang sangat diperlukan agar tidak terjadi kekurangan nutrisi,
serta tambahan tablet tambah darah dan asam folat

Gizi atau makanan tidak saja diperlukan bagi pertumbuhan, perkembangan


fisik dan mental serta kesehatan, tetapi diperlukan juga untuk fertilitas atau
kesuburan seseorang agar mendapatkan keturunan yang selalu didambakan
dalam kehidupan berkeluarga.

Kehadiran buah hati akan memberikan kebahagiaan dan keharmonisan dalam


kehidupan berkeluarga dan akan menjadi lengkaplah arti sebuah keluarga. Pada
saat pasangan suami-istri memutuskan untuk mempunyai anak, perlu segera
mempersiapkan diri di antaranya mengatur asupan nutrisi yang adekuat untuk
meningkatkan fungsi reproduksi sehingga dapat menunjang fertilitas atau
kesuburan (Neil, 2001), dengan cara:

 Menghindari diet makanan pengendali berat badan Memilih makanan


sehat dan seimbang

 Memilih makanan segar


 Mengolah makanan dengan baik

 Makanan bervariasi

 Menghindari makanan yang mengandung zat pengawet

Zat Gizi Pendukung Fertilitas

Untuk meningkatkan kesuburan pasangan yang terpenting dilakukan adalah


mengonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang, sebaiknya pasangan
menghindari makanan yang terlalu diolah atau mengandung bahan-bahan
tiruan, di antaranya keju olahan, daging olahan, makanan beku, makanan
kalengan. Bila membeli buahbuahan jangan yang dalam kaleng atau hanya
sirupnya saja. Untuk sayuran hindarkan sayuran kaleng, kudapan asin, kacang
dan minyak terhidrogenasi, hindari roti putih, jangan terlalu sering minum susu
skim kalengan, jangan mengonsumsi makanan yang sudah tidak segar lagi.
Menurut Neil (2001) untuk menambah kesuburan sebaiknya pilih makanan
sebagai berikut: daging dan alternatifnya (ikan, telur, kacang-kacangan), buah
dan sayuran (buah, sayuran mentah, makanan segar, jus buah/ sayuran, buah
kering), dan roti dan sereal yang tidak banyak diolah (roti, bubur, makanan
kering, biji-bijian, gandum, spageti dan beras merah), susu dan hasil olahan
susu (susu, yoghurt, keju).

Pilih makanan yang belum disuling: nasi, roti, sereal dan kripsi biji-bijian,
makanlah makanan segar seperti susu dan sayuran, baik yang mentah atau yang
telah dimasak. Telur adalah sumber protein terbaik dan juga mengandung
berbagai macam gizi, karena diperlukan untuk pembuahan. Kacang-kacangan
dan biji-bijian dari tanaman juga sangat bergizi, kacang polong. Ikan
dikonsumsi sekali ' seminggu. Untuk daging bervariasi, sayuran dan buah
merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat baik. Memasak lebih baik
dikukus, pengaturan gizi ini dilakukan sejak wanita berusia 19 tahun sampai 26
tahun.

Pengaruh Zat Gizi pada Fertilitas

Kesuburan seseorang selain dapat dipengaruhi oleh faktor keturunan dan faktor
usia, juga dipengaruhi oleh faktor gizi pasanganl faktor gizi ini mempunyai
peran yang sangat penting dalam mendukung kesuburan tersebut. Kekurangan
nutrisi pada seseorang akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi, hal
ini dapat diketahui apabila seseorang mengalami anoreksia nervosa, maka akan
terlihat perubahan-perubahan hormonal tertentu, yang ditandai dengan
penurunan berat badan yang mencolok, hal ini terjadi karena kadar
gonadotropin dalam serum dan urine menurun, serta penurunan pola
sekresinya, kejadian tersebut berhubungan dengan gangguan fungsi
hipotalamus.

Pada wanita anoreksia kadar hormon steroid mengalami perubahan yaitu


meningkatnya kadar testosteron serum dan penurunan ekskresi 17-keto-steroid
dalam urine, di antaranya androsteron dan epiandrosteron, dampaknya terjadi
perubahan siklus ovulasi. Bila anoreksia tidak terlalu berat dapat diberikan
hormon GRH (gonadotrophin relating hormone), karena hormon tersebut dapat
mengembalikan siklus haid ke arah normal.

Berhubungan dengan fungsi menstruasi, secara khusus jumlah wanita yang


anovulasi akan meningkat bila berat badannya meningkat. Pada penelitian
ternyata wanita gemuk memiliki risiko tinggi terhadap ovulasi infertil, dan
fungsi ovulasi terganggu, sel hingga menjadi tidak subur. Keadaan ini terjadi
apabila peningkatan berat badan terlalu cepat, pada umumnya peningkatan
berat badan disebabkan karena asupan gizi yang berlebihan. Bila siklus
berlangsung tanpa ovulasi pada wanita gemuk, menunjukkan adanya kelainan
pada pengeluaran hormon. Bila kadar SHBG rendah, akan terjadi peningkatan
produksi hormon androgen baik di ovarium maupun di kelenjar adrenal.
Kondisi kegemukan berkaitan dengan proses perubahan androgen menjadi
estrogen. Hipotalamus merangsang peningkatan sekresi hormon LH serta
terjadi hiperandrogenisme.

Mekanisme lain adalah gangguan pematangan folikel akibat peningkatan LH


dan kadar testosteron yang rendah. Wanita kegemukan dengan siklus
menstruasi normal kadar testosteronnya lebih rendah daripada wanita gemuk
yang mengalami amenore. Seberapa gemuk yang akan menyebabkan siklus
anovulasi tidak diketahui dengan pasti, yang jelas bahwa diet dan berat badan
sangat memengaruhi fungsi menstruasi.

Berdasarkan uraian di atas sudah jelas bahwa diet memengaruhi siklus


menstruasi, hal ini berhubungan dengan perubahan kadar hormon steroid yang
merupakan faktor kunci dalam proses pengaturan siklus tersebut. Walaupun
telah terbukti bahwa gizi lebih maupun gizi kurang mengurangi tingkat
fertilitas, namun mekanisme terjadinya masih belum jelas. Pada wanita dengan
diet normal, asupan kalori memengaruhi siklus menstruasi, tetapi belum jelas
asupan apa yang berkontribusi pada peningkatan asupan kalori. Asupan tinggi
lemak berpengaruh terhadap kadar hormon steroid, dibuktikan diet rendah
lemak memperpanjang siklus," haid“ menstruasi serta memperpanjang lamanya
fase folikuler.

2. Sex Education
Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada pasangan pranikah
agar hubungannya tetap harmonis. Karena fakta membuktikan banyak
pasangan bercerai karena kurangnya pendidikan seks sebelum nika. Pendidikan
seks ini dapat kita lakukan dengan cara penyuluhan seperti pendidikan
kesehatan reproduksi,PMS(penyakit menular seksual)cara dan waktu
berhubungan yang sehat,dan lain-lain.
3. Personal hygiene
Merupakan sesuatu yan menjadi prioritas utama bagi pasangan pranikah.
Dimana biasanya pasangan pranikah terutama wanita lebih sering melakukan
perawatan yang terdiri dari perawatan payudara,kulit,rambut,kuku,genitalia,dll.
Tetapi hal ini terkadan tergantung pada budaya masing-masing daerah
4. Imunisasi TT CATIN
Imunisasi bertujuan untuk mecegah pasangan terutama pada wanita agar tidak
terserang oleh virus clostridium teteani,apabila nanti wanita tersebut hamil dan
terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah mengalami
infeksi dan pendarah postpartum.
b. Upaya preventif
1. Pemeriksaan papsmear
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada dan tidak ada seseorang itu
terjangkit kanker serviks. Dapat disarangkan pada pasangan melakukan
pemeriksaan ke laboratorium atau rumah sakit.
2. Pemeriksaan hematolog
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada dan tidak adanya seseorang
menderita kelainan darah. Seperti terjangkit HIV,TB,virus rubella,virus
tocoplasma dan sebagianya. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan 6 bulan
sebelum pernikahan karena dalam jarak waktu yang cukup akan keluar hasil
pemeriksaan dan ika ada kelainan dapat dilakukan penanggulangan
permasalahannya.
c. Upaya kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker serviks pada wanita yang akan menikah dengan
memberikan pengobatan secara intensif. Meyakinkan pada pasangan kalau
terjangkitny penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan menjalani
hidup sebagai seorang istri. Perbaikan nutrisi pada pasangan pranikah untuk
memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas.
d. Upaya Rehabilitatif
Didalam upaya promosi kesehatan rehabilitative pra nikah, dapat mengenai
perawatan kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan perawatab pada wanita yang
akan menikah dan akan menjalani pengobatan lanjutan. Disini dilakukan
pemulihan fisik dan mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri pasien
sehingga dapat menjalani hidupnya sebagai seorang istri dan ibu nantinya.
6. METODE KONSELING PERNIKAHAN

Menurut dr. Wiryawan Permadi special obstetric dan ginekologi dari fakultas
kedokteran padjajaran atau rumah sakit Hasan Sadikin Bandung pemeriksaan dan
koseling kesehatan bagian suami dan istri penting dilakukan, terutama untuk mengetahui
kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan. Dengan pemeriksaan itu,
dapat diketahui riwayat kesehatan kedua belah pihak, termasuk soal genetic penyakit
kronis, sehingga penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan.
Dengan pemeriksaan kesehatan dapat diketahui riwayat genetic dalam keluarga calon
mempelai perempuan dan lelaki. Misalnya ada tidaknya penyakit kelainan darah seperti
thalassemia dan hemophilia. Kedua penyakit itu bisa diturunkan melalui pernikahan
dengan mengidapnya atau mereka yang bersifat pembawa atau carier .

Setelah pemeriksaan, dapat dilihat kemungkinan perpaduan kromosom yang timbul.


Jika memang dalam keluarga kedua atau salah seorang mempelai dapat dilihat
kemungkinan resiko yang timbul, seperti terjadi keguguran atau cacat abwaan
(Kongenital) jika kelak memiliki anak. Dari sini, calon pasangan suami istri (pasutri)
akan punya pemahaman bahwa bila orang tua atau garis keturunan mengidap penyakit
genetic, anak yang akan lahir nantipun beresiko mengidap penyakit yang sama. Penyakit
lainnya yang perlu di deteksi pra pernikahan adalah penyakit kronis seperti diabetes
melituss (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), kelainan jantung, hepatitis B,
HIV, atau AIDS.

Penyakit-penyakit itu dapat mempengaruhi saat terjadinya kelainan, bahwa dapat


dipengaruhi. Penyakit lainnya yang penting diketahui sebelum pernikahan adalah infeksi
TORCH (pada wanita), dan penyakit menular sexual. TORCH merupakan kepanjangan
dari Toksoplastosis (suatu penyakit yang aslinya merupakan parasite pada hewan
peliharaan seperti kucing), Rubella (campak jerman), cytomeglavirus, herpes virus 1 dan
Herpes virus 2. Kelompok penyakit ini seringkali menyebabkan masalah pada ibu hamil
(sering keguguran), bahkan infertilitas (ketidaksuburan),atau cacat bawaan pada anak.
Jika penyakit infeksi itu diketahui sejak awal, dapat diobati sebelum terjadi kehamilan.
Dengan demikian, resiko terjadinya kelainan atau keguguran akibat TORCH dapat
dieliminasi. Jangan sampai timbul penyesalan setelah menikah hanya gara-gara penyakit
yang bisa disembuhkan jauh jauh hari, setelah menikah ternyata harus berkali-kali
mengalami keguguran karena toksoplasmosis yang sebenarnya bisa disembuhkan dari
dulu.

Ada tidaknya penyakit menular sexual (PMS) juga penting untuk diketahui karena
sebagian besar PMS termasuk syphilis, Herpes, dan gonorrhea bisa menyebabkan
terjadinya kecacatan pada janin. Bila salah satu pasangan sebelumnya terdeteksi pernah
melakukan sex bebas. Sebaiknya kedua pasangan melakukan pemeriksaan penyakit ini,
untuk memastikan benar benar sembuh sebelum melakukan pernikahan.
Dr. Wiryawan mengatakan, idelnya pemeriksaan kesehatan pranikah dilakukan 6
bulan sebelum melakukan pernikahan. Pertimbangan, jika ada suatu masalah pada hasil
pemeriksaan kesehatan kedua mempelai masih ada cukup waktu untuk konseling atau
pengobatan untuk penderita. Artinya, pemeriksaan kesehatan pranikah dapat dilakukan
kapanpun sebelum pernikahan dilakukan. Saat ini, pemeriksaan kesehatan dan konseling
pranikah masih jarang dilakukan karena dianggap menambah daftar kesibukan dan
pemborosan dengan mahalnya biaya. Bahkan, ada yang berfikir pemeriksaan seperti itu
dapat mempengaruhi hubungan keduanya.

Pemeriksaan kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi pasangan serta


proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
(Fertilitas dan Genetika (Keturunan)), untuk mempersiapkan kesiapan mental karena
masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan .

Anda mungkin juga menyukai