Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN REPRODUKSI PADA CALON PENGANTIN

I.Identifikasi masalah

Kesehatan merupakan kebutuhan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang

melekat dalam diri setiap insan.Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara

individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.

Banyak orang yang bingung ketika menghadapi pernikahan. Ada yang sibuk

mempersiapkan pernak-pernik pernikahan dan pesta pernikahan, tetapi lupa mempersiapkan

ilmu, mental, spiritual dan kesehatan dalam menjalaninya. Meskipun setiap orang tahu

bahwa pernikahan adalah ibadah, menggenapkan setengah agama, tetapi karena kesibukan

persiapan perlengkapan nikah dan pestanya sering membuat nuansa ibadah dalam pernikahan

tersebut terlupakan

Dari data pengkajian diperoleh bahwa masih banyak calon pasangan suami istri

meremehkan pemeriksaan kesehatan sebelum menikah.Oleh karena itu diharapkan dengan

diadakan penyuluhan tentang promkes pranikah ini akan menambah informasi pada kalangan

remaja baik perempuan maupun laki-laki yang akan menikah.

II.  Pengantar

Topik :  kesehatan reproduksi pranikah

Sasaran :  calon pengantin laki-laki dan perempuan

Hari /tanggal : Senin / 19 Juli 2021

Jam                : 09.00 WIB

Waktu          : 30 menit

Tempat          : Aula Puskesmas Kaliori

III. Tujuan Intuksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti kegiatan selama 30 menit, diharapkan calon pengantin dapat

memahami tentang persiapan pranikah.


IV. Tujuan Intruksional Kusus (TIK)

Setelah mengukuti kegiatan selama 30 menit diharapkan calon pengantin dapat

memahami  tentang:

1. pengertian promkes pranikah

2. mengetahui upaya-upaya konseling kesehatan pranikah

3. mengetahui pentingnya kesehatan pranikah

4. mengetahui bagaimana prosedur pemeriksaan kesehatan pranikah

V.  Materi

1. pengertian promkes pranikah

2. upaya-upaya konseling kesehatan pranikah

3. pentingnya kesehatan pranikah

4. prosedur pemeriksaan kesehatan pranikah

VI. Metode :

1. Ceramah

2. Tanya jawab

VII. Media

1. Slide

2. Leaflet

VII. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Pengajar Subyek Belajar

1 Pembukaan 4 menit? Memberi salam ?  Menjawab salam

? Memfokuskan materi ?  Memperhatikan dengan


dengan bercerita seksama

? Menjelaskan tujuan ?  Memperhatikan

pembelajaran

? Menjelaskan Pengertian?  Mendengarkan dan

2 Pengemban 20 promkes pranikah mencatat

gan menit ? Menjelaskan upaya- ?  Memperhatikan dan

upaya konseling mencatat

pranikah ?

? Memberi kesempatan MMengajukan per-tanyaan

audiens untuk bertanya?

? Menjawab pertanyaan Menjawab/mengajukan

pendapat

? Menjelaskan pentingnya?  Memperhatikan dan

kesehatan pranikah mencatat

? Menjelaskan prosedur ?  Memperhatikan dan

pemeriksaan kesehatan mencatat

pranikah ?

? Memberi kesempatan Mengajukan

audience untuk berta- pertanyaan

nya ?

? Menjawab pertanyaan Menjawab/mengajukan

pendapat

peserta merangkum ma- Memperhatikan dan

3 Penutup 6 menit teri yang telah disam- mencatat

paikan

? Menjelaskan prosedur ?  Memperhatikan

evaluasi
? Memberikan evaluasi

secara lisan ?  Menjawab pertanyaan

? Memberi salam penu-tup evaluasi

?  Menjawab salam

IX. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

 Kesiapan materi

 Kesiapan SAP

 Kesiapan media: Slide dan Leaflet

 Ada peserta yang hadir ditempat penyuluhan

 Penyelenggaraan Penyuluhan dilaksanakan di luar kelas

 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses

 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan

 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar

 Suasana penyuluhan tertib

 Ada peserta yang mendengarkan materi penyuluhan

 Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 20 orang

3. Evaluasi Hasil

Peserta penyuluhan dapat

a. Menjelaskan pengertian promkes pranikah

b. Menjelaskan upaya-upaya konseling pranikah

c. Menjelaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan pranikah

X. PELAKSANA
Penyuluh     : Sekowati

MATERI

PROMOSI KESEHATAN PRANIKAH

PENGERTIAN

Promosi kesehatan pranikah merupakan suatu proses untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang ditujukan pada

masyarakat reproduktif pranikah. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan

perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan

seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang

proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca

kehamilan.

Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir

batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa.perkawinan diindonesia hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19

tahun, sedangkan pihak wanita mencapai umur 16 tahun.

Upaya-Upaya Promosi Kesehatan Pada Pasangan Pranikah

1. Persiapan Pranikah

Ada beberapa persiapan yang perlu dihadapi menjelang pernikahan, yaitu

persiapan ilmu tentang pernikahan, persiapan mental/psikologis dalam

menghadapi pernikahan, persiapan ruhiyyah menjelang pernikahan serta persiapan

fisik sebelum menikah.

a. Persiapan Ilmu tentang pernikahan.


Hal yang perlu dipersiapkan adalah memperjelas visi pernikahan. Untuk apa

kita menikah. Visi yang jelas dan juga sama antara calon suami dan isteri

diharapkan akan melanggengkan pernikahan.

b. Persiapan mental/psikologis menghadapi pernikahan.

Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda dari masa-masa

sebelumnya. Dalam pernikahan berkumpul dua pribadi yang berbeda yang

berasal dari keluarga yang memiliki kebiasaan yang berbeda. Didalamnya

terbuka semua sifat-sifat asli masing-masing. Mempersiapkan diri untuk

berlapang dada menghadapi segala kekurangan pasangan adalah hal yang

mutlak diperlukan. Begitu juga cara-cara mengkomunikasikan pikiran dan

perasan kita dengan baik kepada pasangan juga perlu diperhatikan, agar emosi

negatif tidak mewarnai rumah tangga kita.

c. Persiapan Ruhiyyah/ spiritual.

Menikah itu ibadah, oleh karena itu seluruh proses yang dilalui dalam

pernikahan itu harus dengan nuansa ibadah. Proses sebelum menikah sampai

pernikahan itu sendiri juga setelah menikah tidak boleh jauh dari nuansa

penghambaan diri kepada Allah.

d. Persiapan Fisik

Yang terakhir yang tidak kalah penting dalah mempersiapkan tubuh kita untuk

memasuki dunia pernikahan. Mengetahui alat-alat reproduksi wanita dan cara

kerjanya sangat penting bagi kita. Memeriksa kesehatan alat-alat reproduksi

juga penting agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan setelah menikah.

Selain itu juga kita harus mengetahui tentang seks yang sehat. Banyak ornag

yang sudah menikah tapi tidak tahu bagaimana berhubungan seks dengan

sehat dan menyenangkan bagi masing-masing pasangan. Hal ini penting

karena merupakan bagian dari kunci kebahagiaan dalam berumah tangga.


2. Menurut Pratiwi 2011, upaya-upaya promosi kesehatan pada pasangan

pranikah sebagai berikut :

A. Upaya promotif

1. Penyuluhan tentang gizi pada pranikah

Pasangan pranikah banyak mengesampingkan nutrisi nya dengan alasan sibuk

mempersiapkan pernikahannya yang sebenarnya tidak perlu terlalu dipusingkan. Al

ini sering tejadi pada wanita  yang sibuk dengan program diet nya yang nanti akan

berdampak pada psikologisnya.u. untuk itu penyuluhan tentang gizi seimbang sanat

diperlukan agar tidak terjadi kekurangan nutrisi

2. Sex Education

Hal ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan pada pasangan pranikah

agar hubungan nya tetap harmonis. KarenA fakta membuktikan banyak pasangan

yang bercerai karena kurangnya pendidikan seks sebelum nikah. Pendidikan seks ini

dapat kita lakukan dengan cara penyuluhan seperti pendidikan tentang kesehatan

reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual), cara dan waktu berhubungan yang

sehat, dan lain-lain.

·         3. Personal Hygiene

Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi pasangan pranikah.

Dimana biasanya pasangan pranikah terutama wanita lebih sering melakukan

perawatan yang terdiri dari perawatan payudara, kulit, rambut, kuku, genitalia dll.

Tetapi hal ini terkadang tergantung pada budaya masing-masing daerah.

·         4. Imunisasi TT
Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada wanita agar

tidak terserang oleh virus Tetanus Toxoid, apabila nanti wanita tersebut hamil dan

terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah mengalami infeksi dan

perdarahan postpartum.Ada 3 vaksinasi yang perlu dilakukan oleh ibu untuk

melindungi kehamilan dan menjalani proses persalinan, yaitu, vaksinasi MMR

(mesles,mump, rubella).vaksinasi anti tetanus / TT dilakukan 2 bulan

sebelumnya( unrtuk yang wanita) dan Hepatitis B.

B. Upaya Preventif

·         1. Pemeriksaan papsmear

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya seseorang itu terjangkit

kanker serviks. Dapat disarankan pada pasangan melakukan pemeriksaan ke

laboratorium atau ke rumah sakit.

·        2.  Pemeriksaan Hematologi

Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak nya seseorang menderita

kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, virus rubella ,virus toxoplasma dan

sebagainya. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukakan 6 bulan sebelum pernikahan

karna dalam jarak waktu yang cukup akan keluar hasil pemeriksaan dan jika ada

kelainan dapat dilakukan penanggulangan permasalahannya.

C. Upaya kuratif

Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah dengan

memberikan pengobatan secara intensif.Menyakinkan pada pasangan kalau

terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan menjalani

hidup sebagai seorang istri Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah untuk

memperbai
ki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas.

D.    Upaya Rehabilitatif

Di dalam upaya rehabilitatif promosi kesehatan pra nikah, dapat mengenai perawatan

kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan perawatan pada wanita yang akan menikah

dan telah menjalani pengobatan lanjutan. Disini dilakukan pemulihan fisik dan

mental. Meyakinkan dan memulihkan kepercayaan diri pasien sehingga dapat

menjalani hidupnya sebagai seorang istri dan ibu nantinya


Metode Konseling Pranikah serta pentingnya kesehatan pranikah

Menurut dr. Wiryawan Permadi, spesialis obstetri dan ginekologi dari Fakultas

Kedokteran Universitas Padjadjaran/Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Pemeriksaan dan

konseling kesehatan bagi calon suami istri penting dilakukan, terutama untuk mengetahui

kemungkinan kondisi kesehatan anak yang akan dilahirkan. Dengan pemeriksaan itu,dapat

diketahui riwayat kesehatan kedua belah pihak, termasuk soal genetik, penyakit kronis,

hingga penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan. Dengan

pemeriksaan kesehatan, dapat diketahui riwayat genetik dalam keluarga calon mempelai pria

dan wanita. Misalnya ada tidaknya penyakit kelainan darah seperti thalassemia dan hemofilia.

Kedua penyakit itu bisa diturunkan melalui pernikahan dengan pengidapnya atau mereka

yang bersifat pembawa (carrier). (Wilda Nurlianti, 2012).

Setelah pemeriksaan, dapat dilihat kemungkinan perpaduan kromoson yang timbul.

Jika memang ada penyakit keturunan dalam riwayat keluarga kedua atau salah satu calon

mempelai, dapat dilihatkemungkinan risiko yang timbul, seperti terjadinya keguguran hingga

kemungkinan cacat bawaan(kongenital) jika kelak memiliki anak. Dari sini, calon pasangan

suami istri (pasutri) akan punyapemahaman bahwa bila orang tua atau garis keturunannya

mengidap penyakit genetik, anak yangakan lahir nanti pun berisiko mengidap penyakit yang

sama. Penyakit lainnya yang perlu dideteksi prapernikahan adalah penyakit kronis seperti

diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), kelainan jantung,

hepatitis B hingga HIV/AIDS.Penyakit-penyakit itu dapat memengaruhi saat terjadinya

kehamilan, bahkan dapat diturunkan. (Wilda Nurlianti, 2012).

Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling banyak terjadi

pada calon ibu khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya virus toksoplasma. Virus yang

bisa mengakibatkan kecacatan pada bayi ini biasanya disebabkan seringnya kaum perempuan

mengkonsumsi daging yang kurang matang atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang

piaraan. Oleh karena itu, untuk mengetahuinya, agar dapat ditangani Secara dini diperlukan
pemeriksaan toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, dan herpes yaitu yang sering disingkat

dengan istilah pemeriksaan terhadap TORCH.

Demikian pula, pada calon pengantin pria biasanya diperlukan untuk dilakukan

pemeriksaan sejumlah infeksi seperti sipilis dan gonorrhea. Selain itu banyak juga dari

pengalaman klinis dilakukan pemeriksaan sperma untuk memastikan kesuburan untuk calon

mempelai pria. Dalam kapasitas ini, pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu

jumlah sperma, gerakan sperma dan bentuk sperma.

Sperma yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya dengan

gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30% . Bila dalam pemeriksaan

ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu tiga bulan setelah pemeriksaan dianggap sudah

cukup untuk melakukan penyembuhan. Demikian halnya bagi calon mempelai wanita, jangka

waktu tiga bulan juga dianggap memadai untuk memperbaiki siklus menstruasi calon

pengantin wanita yang memiliki masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin mengikuti

terapi khusus dan intens secara kontinyu.

Pemeriksaan standar menyangkut darah antara lain dilakukan untuk mengetahui jenis

resus. Seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia memiliki resus darah positif.

Sedangkan bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya memiliki resus negatif. Karena itu,

pemeriksaan resus untuk pasangan campuran yang berasal dari dua bangsa berbeda sangatlah

penting. Resus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah mengetahui

golongan dara seseorang seperti A, B, O biasanya resusnya juga ditentukan untuk

mempermudah identifikasi. Hal itu karena perbedaan resus pada pasangan bisa berdampak

fatal saat kehamilan.

Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka biasanya

disarankan para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini karena tidak mungkin

janin akan bertahan hidup secara normal di dalam rahim ibu. Meskipun pasangan ingin tetap

mempertahankan janin, nantinya akan gugur juga. Pengalaman ini biasanya di kalangan

medis disebut sebagai kasus incompabilitas resus.

Calon pengantin juga sering diminta untuk melakukan pemeriksaan darah anticardiolipin

antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa mengakibatkan aliran darah
mengental sehingga darah si ibu sulit mengirimkan makanan kepada janin yang berada di

dalam rahimnya. Selain itu, jika salah satu calon pengantin memiliki catatan down syndrome

karena kromosom dalam keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih intensif lagi.

Sebab, riwayat itu bisa mengakibatkan bayi lahir idiot.

Dokter Wiryawan mengatakan, idealnya pemeriksaan kesehatan pranikah dilakukan

enam bulan sebelum dilangsungkan pernikahan. Pertimbangannya, jika ada sesuatu masalah

pada hasil pemeriksaan kesehatan kedua calon mempelai, masih ada cukup waktu

untuk konseling atau pengobatan terhadap penyakit yang diderita. Ukuran waktu itu pun

fleksibel. Artinya, pemeriksaan kesehatan pranikah dapat dilakukan kapan pun selama

pernikahan belum berlangsung.

Pemeriksaan kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi pasangan

serta proyeksi masa depan pernikahan Anda, terutama yang berkaitan dengan masalah

kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), juga untuk memperoleh kesiapan

mental karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya.

Melalui pemeriksaan kesehatan pranikah juga dapat diketahui penyakit-penyakit yang

nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan calon pasutri, termasuk bakal

keturunannya. (Wilda Nurlianti, 2012).

Menurut Wiryawan, juga penting dilakukan untuk mencegah kehamilan yang tidak

direncanakan, terutama pada pasangan yang akan menikah dalam usia muda. Kehamilan

adalah sesuatu yang sebaiknya direncanakan dan dipersiapkan. Untuk itulah bagi calon

pasutri usia belia, perlu konseling mengenai kontrasepsi. Maka dari itu, jangan sepelekan

pemeriksaan kesehatan dan konseling pranikah. Jika tak waspada,ada banyak risiko yang

dapat menghadang dalam menjalani pernikahan. Jadi, hindari risiko sedini mungkin,

periksakan kesehatan Anda dan pasangan ke dokter atau rumah sakit terdekat, yang

menyediakan paket pemeriksaan kesehatan khusus untuk calon pengantin. (Wilda Nurlianti,

2012).

2.5 Prosedur pemeriksaan kesehatan pra nikah


Adapun untuk prosedur pemeriksaan kesehatan pra nikah ini, umumnya dilakukan

dengan mendatangi dokter spesialis kandungan (obgyn), dokter puskesmas atau dokter

umum, wawancara singkat tentang riwayat kesehatan guna mengetahui penyakit apa yang

pernah diderita, riwayat kesehatan pada anggota keluarga, juga keadaan lingkungan sekitar

dan kebiasaan sehari-hari (merokok, pengguna obat-obatan terlarang). Kemudian akan

dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan fisik seperti tekanan darah, keadaan

jantung, paru-paru, dan tanda-tanda fisik dari penyakit. (Wilda Nurlianti, 2012).

Jenis pemeriksaan kesehatan pra nikah yang dilakukan seperti :

1. Pemeriksaan hematologi rutin dan analisa hemoglobin, untuk mengetahui adanya

kelainan atau penyakit darah.

2. Pemeriksaan urinalisis lengkap, untuk memantau fungsi ginjal dan penyakit lain yang

berhubungan dengan ginjal atau saluran kemih, pemeriksaan golongan darah dan

rhesus yang akan berguna bagi calon janin.

3. Pemeriksaan gula darah untuk memantau kemungkinan diabetes melitus.

4. Pemeriksaan HbsAG untuk mengetahui kemungkinan peradangan hati.

5. Pemeriksaan VDLR/ RPR untuk mengetahui adanya kemungkinan penyakit sifilis.

6. Pemeriksaan TORC untuk mendeteksi infeksi yang disebabkan parasit Toxoplasma,

virus Rubella dan virus Cytomegalo yang bila menyerang pada perempuan di masa

kehamilan nanti.

Untuk persiapan, pasien biasanya diharuskan berpuasa, sehari sebelum pemeriksaan.

Setelah sample darah diambil, Anda dapat menikmati sarapan. Selama puasa, hanya

diperbolehkan minum air putih. Jangan lupa membawa sedikit sample faeces (tinja) pagi

hari di dalam wadah yang bersih. Kini tinggal bagaimana kesadaran dan kemauan calon

mempelai berdua. Apakah mau untuk ”sedia payung sebelum hujan” dan berlatih menerima

pasangan sepenuhnya. Akan tetapi perlu diingat, jangan membuat hasil pemeriksaan pranikah

sebagai dasar utama kelangsungan suatu pernikahan.(Wilda Nurlianti, 2012).

Anda mungkin juga menyukai