I.Identifikasi masalah
Kesehatan merupakan kebutuhan hak setiap insan agar dapat kemampuan yang
melekat dalam diri setiap insan.Hal ini hanya dapat dicapai bila masyarakat, baik secara
individu maupun kelompok, berperan serta untuk meningkatkan kemampuan hidup sehatnya.
Banyak orang yang bingung ketika menghadapi pernikahan. Ada yang sibuk
ilmu, mental, spiritual dan kesehatan dalam menjalaninya. Meskipun setiap orang tahu
bahwa pernikahan adalah ibadah, menggenapkan setengah agama, tetapi karena kesibukan
persiapan perlengkapan nikah dan pestanya sering membuat nuansa ibadah dalam pernikahan
tersebut terlupakan
Dari data pengkajian diperoleh bahwa masih banyak calon pasangan suami istri
diadakan penyuluhan tentang promkes pranikah ini akan menambah informasi pada kalangan
II. Pengantar
Waktu : 30 menit
memahami tentang:
V. Materi
VI. Metode :
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. Media
1. Slide
2. Leaflet
pembelajaran
pranikah ?
pendapat
pranikah ?
nya ?
pendapat
paikan
evaluasi
? Memberikan evaluasi
? Menjawab salam
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan materi
Kesiapan SAP
2. Evaluasi Proses
3. Evaluasi Hasil
X. PELAKSANA
Penyuluh : Sekowati
MATERI
PENGERTIAN
masyarakat reproduktif pranikah. Remaja wanita yang akan memasuki jenjang perkawinan
perlu dijaga kondisi kesehatannya. Kepada para remaja di beri pengertian tentang hubungan
seksual yang sehat, kesiapan mental dalam menghadapi kehamilan dan pengetahuan tentang
proses kehamilan dan persalinan, pemeliharaan kesehatan dalam masa pra dan pasca
kehamilan.
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa.perkawinan diindonesia hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19
1. Persiapan Pranikah
kita menikah. Visi yang jelas dan juga sama antara calon suami dan isteri
Pernikahan adalah kehidupan baru yang sangat jauh berbeda dari masa-masa
perasan kita dengan baik kepada pasangan juga perlu diperhatikan, agar emosi
Menikah itu ibadah, oleh karena itu seluruh proses yang dilalui dalam
pernikahan itu harus dengan nuansa ibadah. Proses sebelum menikah sampai
pernikahan itu sendiri juga setelah menikah tidak boleh jauh dari nuansa
d. Persiapan Fisik
Yang terakhir yang tidak kalah penting dalah mempersiapkan tubuh kita untuk
juga penting agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan setelah menikah.
Selain itu juga kita harus mengetahui tentang seks yang sehat. Banyak ornag
yang sudah menikah tapi tidak tahu bagaimana berhubungan seks dengan
A. Upaya promotif
ini sering tejadi pada wanita yang sibuk dengan program diet nya yang nanti akan
berdampak pada psikologisnya.u. untuk itu penyuluhan tentang gizi seimbang sanat
2. Sex Education
agar hubungan nya tetap harmonis. KarenA fakta membuktikan banyak pasangan
yang bercerai karena kurangnya pendidikan seks sebelum nikah. Pendidikan seks ini
dapat kita lakukan dengan cara penyuluhan seperti pendidikan tentang kesehatan
reproduksi, PMS (Penyakit Menular Seksual), cara dan waktu berhubungan yang
Merupakan salah satu yang menjadi prioritas utama bagi pasangan pranikah.
perawatan yang terdiri dari perawatan payudara, kulit, rambut, kuku, genitalia dll.
· 4. Imunisasi TT
Imunisasi bertujuan untuk mencegah pasangan terutama pada wanita agar
tidak terserang oleh virus Tetanus Toxoid, apabila nanti wanita tersebut hamil dan
terjadi perlukaan saat persalinan maka si ibu tidak akan mudah mengalami infeksi dan
B. Upaya Preventif
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya seseorang itu terjangkit
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak nya seseorang menderita
kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, virus rubella ,virus toxoplasma dan
karna dalam jarak waktu yang cukup akan keluar hasil pemeriksaan dan jika ada
C. Upaya kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah dengan
terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan menjalani
hidup sebagai seorang istri Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah untuk
memperbai
ki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas.
Di dalam upaya rehabilitatif promosi kesehatan pra nikah, dapat mengenai perawatan
kanker serviks tingkat lanjut. Memberikan perawatan pada wanita yang akan menikah
dan telah menjalani pengobatan lanjutan. Disini dilakukan pemulihan fisik dan
konseling kesehatan bagi calon suami istri penting dilakukan, terutama untuk mengetahui
diketahui riwayat kesehatan kedua belah pihak, termasuk soal genetik, penyakit kronis,
hingga penyakit infeksi yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan keturunan. Dengan
pemeriksaan kesehatan, dapat diketahui riwayat genetik dalam keluarga calon mempelai pria
dan wanita. Misalnya ada tidaknya penyakit kelainan darah seperti thalassemia dan hemofilia.
Kedua penyakit itu bisa diturunkan melalui pernikahan dengan pengidapnya atau mereka
Jika memang ada penyakit keturunan dalam riwayat keluarga kedua atau salah satu calon
mempelai, dapat dilihatkemungkinan risiko yang timbul, seperti terjadinya keguguran hingga
kemungkinan cacat bawaan(kongenital) jika kelak memiliki anak. Dari sini, calon pasangan
suami istri (pasutri) akan punyapemahaman bahwa bila orang tua atau garis keturunannya
mengidap penyakit genetik, anak yangakan lahir nanti pun berisiko mengidap penyakit yang
sama. Penyakit lainnya yang perlu dideteksi prapernikahan adalah penyakit kronis seperti
diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi (tekanan darah tinggi), kelainan jantung,
Hasil analisa data medis mengungkapkan bahwa kasus yang paling banyak terjadi
pada calon ibu khususnya di Indonesia adalah terjangkitnya virus toksoplasma. Virus yang
bisa mengakibatkan kecacatan pada bayi ini biasanya disebabkan seringnya kaum perempuan
mengkonsumsi daging yang kurang matang atau tersebar melalui kotoran atau bulu binatang
piaraan. Oleh karena itu, untuk mengetahuinya, agar dapat ditangani Secara dini diperlukan
pemeriksaan toksoplasma, rubella, virus cytomegalo, dan herpes yaitu yang sering disingkat
Demikian pula, pada calon pengantin pria biasanya diperlukan untuk dilakukan
pemeriksaan sejumlah infeksi seperti sipilis dan gonorrhea. Selain itu banyak juga dari
pengalaman klinis dilakukan pemeriksaan sperma untuk memastikan kesuburan untuk calon
mempelai pria. Dalam kapasitas ini, pemeriksaan sperma dilakukan dalam tiga kategori yaitu
Sperma yang baik menurut para ahli, jumlahnya harus lebih dari 20 juta setiap cc-nya dengan
gerakan lebih dari 50% dan memiliki bentuk normal lebih dari 30% . Bila dalam pemeriksaan
ditemukan kelainan pada sperma, maka waktu tiga bulan setelah pemeriksaan dianggap sudah
cukup untuk melakukan penyembuhan. Demikian halnya bagi calon mempelai wanita, jangka
waktu tiga bulan juga dianggap memadai untuk memperbaiki siklus menstruasi calon
pengantin wanita yang memiliki masa menstruasi tidak lancar dengan disiplin mengikuti
Pemeriksaan standar menyangkut darah antara lain dilakukan untuk mengetahui jenis
resus. Seperti bangsa Asia lainnya, perempuan Indonesia memiliki resus darah positif.
Sedangkan bangsa Eropa dan Kaukasia biasanya memiliki resus negatif. Karena itu,
pemeriksaan resus untuk pasangan campuran yang berasal dari dua bangsa berbeda sangatlah
penting. Resus berfungsi sama dengan sidik jari yaitu sebagai penentu. Setelah mengetahui
mempermudah identifikasi. Hal itu karena perbedaan resus pada pasangan bisa berdampak
Jika ibu memiliki resus positif dan embrio menunjukkan resus negatif, maka biasanya
disarankan para ahli medis untuk melakukan pengguguran sejak dini karena tidak mungkin
janin akan bertahan hidup secara normal di dalam rahim ibu. Meskipun pasangan ingin tetap
mempertahankan janin, nantinya akan gugur juga. Pengalaman ini biasanya di kalangan
Calon pengantin juga sering diminta untuk melakukan pemeriksaan darah anticardiolipin
antibody (ACA). Penyakit yang berkaitan dengan hal itu bisa mengakibatkan aliran darah
mengental sehingga darah si ibu sulit mengirimkan makanan kepada janin yang berada di
dalam rahimnya. Selain itu, jika salah satu calon pengantin memiliki catatan down syndrome
karena kromosom dalam keluarganya, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih intensif lagi.
enam bulan sebelum dilangsungkan pernikahan. Pertimbangannya, jika ada sesuatu masalah
pada hasil pemeriksaan kesehatan kedua calon mempelai, masih ada cukup waktu
untuk konseling atau pengobatan terhadap penyakit yang diderita. Ukuran waktu itu pun
kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), juga untuk memperoleh kesiapan
nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan calon pasutri, termasuk bakal
direncanakan, terutama pada pasangan yang akan menikah dalam usia muda. Kehamilan
adalah sesuatu yang sebaiknya direncanakan dan dipersiapkan. Untuk itulah bagi calon
pasutri usia belia, perlu konseling mengenai kontrasepsi. Maka dari itu, jangan sepelekan
pemeriksaan kesehatan dan konseling pranikah. Jika tak waspada,ada banyak risiko yang
dapat menghadang dalam menjalani pernikahan. Jadi, hindari risiko sedini mungkin,
periksakan kesehatan Anda dan pasangan ke dokter atau rumah sakit terdekat, yang
menyediakan paket pemeriksaan kesehatan khusus untuk calon pengantin. (Wilda Nurlianti,
2012).
dengan mendatangi dokter spesialis kandungan (obgyn), dokter puskesmas atau dokter
umum, wawancara singkat tentang riwayat kesehatan guna mengetahui penyakit apa yang
pernah diderita, riwayat kesehatan pada anggota keluarga, juga keadaan lingkungan sekitar
dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui kelainan fisik seperti tekanan darah, keadaan
jantung, paru-paru, dan tanda-tanda fisik dari penyakit. (Wilda Nurlianti, 2012).
2. Pemeriksaan urinalisis lengkap, untuk memantau fungsi ginjal dan penyakit lain yang
berhubungan dengan ginjal atau saluran kemih, pemeriksaan golongan darah dan
virus Rubella dan virus Cytomegalo yang bila menyerang pada perempuan di masa
kehamilan nanti.
Setelah sample darah diambil, Anda dapat menikmati sarapan. Selama puasa, hanya
diperbolehkan minum air putih. Jangan lupa membawa sedikit sample faeces (tinja) pagi
hari di dalam wadah yang bersih. Kini tinggal bagaimana kesadaran dan kemauan calon
mempelai berdua. Apakah mau untuk ”sedia payung sebelum hujan” dan berlatih menerima