Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

GANGGUAN KECEMASAN

OLEH KELOMPOK 2 :

1. Assimudin, S.Kep (2114901064)


2. Desi Mariza Elsi, S.Kep (2114901063)
3. Dinaliza Utami, S.Kep (2114901054)
4. Feggi Nurzarti, S.Kep (2114901050)
5. Pebie Yenanda, S.Kep (2114901047)
6. Yuli Martini, S.Kep (2114901056)

CI AKADEMIK CI KLINIK

( ) ( )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATN UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN 2023
PROPOSAL
PENYULUHAN KESEHATAN

A. Latar Belakang

Ansietas merupakan keadaaan ketika individu atau kelompok mengalami

perasaan gelisah ( penilaian atau opini) dan aktivasi sistem saraf autonom dalam

berespon terhadap ancaman yang tidak jelas, nonspesifik.

Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan

dengan perasaan tidak pasti dan tidak percaya diri. Keadaan emosi ini tidak memiliki

obyek yang spesifik. Ansietas dialami secara subjektif an dikomunikasikan secara

interpersonal. Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian

intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah respon emosional

terhadap penilaian tersebut. Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan

hidup, tetapi tingkat ansietas yang berat tidak sejalan dengan kehidupan.

Kecemasan pada dasarnya menyertai disetiap kehidupan manusia terutama bila

dihadapkan pada hal-hal yang baru maupun adanya sebuah konflik. Sebenarnya

kecemasan merupakan suatu kondisi yang pernah dialami oleh hampir semua orang,

hanya taraf nya saja yang berbeda-beda. Kecemasan merupakan perasaan campuran

berisikan ketakutan dan berisi keprihatinan mengenai masa-masa yang akan datang tanpa

sebab khsusus untuk ketakutan tersebut.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga diharapkan

peserta dapat mengerti dan memahami tentang gangguan kecemasan.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga diharapkan

mereka mampu menjelaskan tentang :

a. Pengertian kecemasan

b. Menguraikan tingkat kecemasan

c. Tanda dan gejala kecemasan

d. Cara mengurangi gangguan kecemasan

e. Mempraktikkan cara mengatasi kecemasan

f. Melakukan perawatan pasien di rumah

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik : Gangguan Kecemasan

2. Sasaran dan Target : Pengunjung di poli

3. Metode : Ceramah dan diskusi

4. Media dan Alat : Leaflet dan Infocus

5. Waktu dan Tempat : 08.00 WIB / Rabu 20 Januari 2023 Di Poli Jiwa RSJD Jambi

6. Pengorganisasian dan fungsinya / uraian tugas :

A. Moderator : Desi Mariza

 Membuka acara

 Memperkenalkan anggta kelompok

 Membuat kontrak waktu

 Menjelaskan tujuan acara kegiatan senam

 Menutup acara

B. Penyaji : Dina Liza Utami

 Memberikan penyuluhan pada peserta

 Melakukan evaluasi

C. Observer : Pebie Yenanda


 Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir

 Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

D. Fasilitator : Feggi Nurzarti

Yuli Martini

Asimudin

E. Memotivasi peserta agar berperan aktif

 Membuat absensi penyuluhan

 Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan

7. Setting tempat

Keterangan:

: Penyaji : Observer

: Fasilitator : Audients

: Moderator

: Pembimbing
8. Kegiatan penyuluhan

No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta

1 5 menit Pembukaan: 1. Menjawab salam


1. Memberi salam dan 2. Mengajukan pertanyaan
memperkenalkan diri 3. Menjawab pertanyaan
2. Memberikan pertanyaan 4. Menyimak
apersepsi
3. Mengkomunikasikan
pokok bahasan
4. Mengkomunikasikan
tujuan
15 menit Kegiatan Inti : 1. Menyimak
1. Menjelaskan materi 2. Mengajukan pertanyaan
2
2. Memberi kesempatan 3. Memperhatikan dan
bertanya mengikuti saran yang
3. Menjawab pertanyaan diberikan
4. Memberikan reinforcement 4. Melakukan redemonstrasi
5. Melakukan demonstrasi 5. Menyimak dan menjawab
pertanyaan

3 10 menit Penutup : 1. Menyimak


1. Menyimpulkan materi 2. Menjawab pertanyaan
2. Melaksanakan evaluasi 3. Menjawab salam
3. Mengucapkan salam
penutup
10. Kriteria Evaluasi :
a. Evaluasi Struktur
1) Membuat SAP
2) Kontrak Waktu
3) Menyiapkan Peralatan
4) Setting
b. Evaluasi proses
1) Peserta
- Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai.
- Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan
- Pertemuan berjalan dengan lancar.
2) Penyuluh
- Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
- Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
- Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif. 
c. Evaluasi Hasil
Sasaran penyuluhan mampu :
1) Memahami dan mampu menjelaskan kembali definisi gangguan kecemasan
2) Memahami dan mampu menyebutkan kembali tanda dan gejala gangguan
kecemasan
3) Memahami dan mampu menyebutkan kembali cirri-ciri gangguan kecemasan
4) Memahami dan menyebutkan kembali cara penanganan gangguan kecemasan
di keluarga.
Lampiran Materi

GANGGUAN KECEMASAN

A. Pengertian kecemasan
Kecemasan atau ansietas merupakan reaksi emosional terhadap penilaian
individu yang subyektif dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan tidak diketahui
secara khusus penyebabnya. Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti
dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi
dialami secara subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.
Ansietas berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap
sesuatu terhadap sesuatu yang berbahaya.

B. Perbedaan Kecemasan dengan Rasa Takut


1. Kecemasan
Penyebab yang jelas dan adanya fakta-fakta atau keadaan yang benar-benar
membahayakan.
2. Takut
Penyebab tidak jelasa, karena merupakan suatu prasangka pribadi yang
menyebabkan seseorang mengalami kecemasan.

C. Jenis-jenis kecemasan menurut Freud (dalam Suryabrata, 1982)


1. Kecemasan neurotis yang timbul karena id (rangsangan insting yang menuntut
pemuasan segera) muncul sebagai suatu rangsangan yang mendorong ego untuk
melakukan hel-hal yang tidak dapat diterima oleh lingkungan. Ciri kecemasan
neurotic yang dapat dilihat dengan jelas adalah ketakutan yang tegang dan tidak
rasional phobia).
2. Kecemasan moral, individu yang superego berkembang baik cenderung untuk
merasa berdosa apabila ia melakukan atau bahkan berpikir untuk melakukan
sesuatu yang bertentangan dengan norma-norma moral. Kecemasan moral ini
juga mempunyai dasar dalam realitas karena dimasa yang lampau orang telah
mendapatkan hukuman sebagai akibat dari perbuatan yang melanggar kode
moral dan mungkin akan mendapatkan hukuman lagi.
3. kecemasan realistis, kecemasan yang timbul karena adanya ancaman dari dunia
luar. Kecemasan ini sering kali di interpretasikan sebagai rasa takut. Kecemasan
realistis ini adalah kecemasan yang paling pokok sedangkan dua kecemasan
yang lain (neurotik dan moral) berasal dari kecemasan ini.

D. Tingkat Kecemasan
Tingat kecemasan terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Cemas Ringan
Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan
sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-
hati dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas. Respons cemas ringan seperti sesekali bernapas
pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan pada lambung, muka
berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas, konsentrasi pada masalah,
menyelesaikan masalah secara efektif, tidak dapat duduk dengan tenang, dan
tremor halus pada tangan.
2. Cemas Sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap masalah menurun. Individu lebih
berfokus pada hal-hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain. Respons
cemas sedang seperti sering napas pendek, nadi dan tekanan darah meningkat,
mulut kering, anoreksia, gelisah, lapang pandang menyempit, rangsangan luar
tidak mampu diterima, bicara banyak dan lebih cepat, susah tidur, dan perasaan
tidak enak.
3. Cemas Berat
Pada cemas berat lahan persepsi sangat sempit. Seseorang cenderung hanya
memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang penting. Seseorang
tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan lebih banyak pengarahan /
tuntunan.Respon kecemasan berat seperti napas pendek, nadi dan tekanan darah
meningkat, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur, ketegangan, lapang
persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan masalah, verbalisasi cepat,
dan perasaan ancaman meningkat.
4. Panik
Berhubungan dengan terpengaruh, ketakutan dan teror. Hal yang rinci terpecah
dari proporsinya. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang
mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan arahan.
Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan peningkatan
aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang
lain persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional tingkat
kecemasan ini tidak sejalan dengan kehidupan: jika berlangsung terus dalam
waktu yang lama dapat terjadi kelelahan dan kematian.

E. Rentang Respon
rentang respon individu terhadap cemas fluktuasi antara respon adaptif dan
adaptif. Rentang respon paling adatif adalah antisipasi di mana individu siap siaga
untuk beradaptasi dengan cemas yang mungkin muncul. sedangkan rentang yang
paling mal adaptif adalah panik di mana individu sudah tidak mampu lagi
merespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga mengalami gangguan fisik,
perilaku maupun kognitif.
seseorang yang merespon adaptif terhadap kecemasannya maka tingkat
kecemasan yang dialaminya ringan, semakin maladati respon seseorang terhadap
kecemasan maka semakin berat pula tingkat kecemasan yang dialaminya, seperti
gambar di bawah:

Gambar Rentang Respon Ansietas (Stuart & Sundeen, 1990)

F. Tanda dan Gejala kecemasan


1. Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada, letih,
pegal, sakit kepala, sakit leher.
2. Gejala otonomik, berupa hiperaktivitas saraf otonomik terutama saraf simpatis
ditandai dengan gejala; palpitasi, hiperhidrosis, sesak nafas, diare, parestesia dll.
3. Khawatir
Rasa khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-hal yang belum terjadi
seperti mau mendapat musibah.
4. Kewaspadaan berlebihan
Kewaspadaan yang berlebihan meliputi gejala tidur terganggu, sulit
berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dll.

G. Faktor-faktor yang menimbulkan stress


1. Lingkungan yang asing
2. Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan
bantuan orang lain
3. Berpisah dengan pasangan dan keluarga
4. Masalah biaya
5. Kurang informasi
6. Ancaman akan penyakit yang lebih parah
7. Masalah pengobatan

G. Cara mengurangi cemas


1. Teknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing):
a. Ambil napas selama 3 detik dengan lambat,
b. Tahan napas selama 3 detik.
c. Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut
d. Ulangi selama 3 kali
2. Teknik guided imagery:
a. Diri dalam keadaan rileks
b. Teman dan konselor membimbing anda dengan kondisi verbal (bicara
perlahan dan lembut)
c. Klien dapat terbawa ke tempat yang paling aman yang diinginkan oleh suara
hatinya.
d. Saat terbangun dari proses imagery, klien akan merasa damai, dan akan
mempunyai persepsi yang baru terhadap sesuatu yang membebani, atau lebih
siap menghadapinya.
3. Hindari kafein, alkohol dan rokok
Rasa cemas ternyata bisa pula dipicu oleh makanan, minuman, serta
kebiasaan yang kita konsumsi atau lakoni. Kafein, alkohol, dan rokok disebut-
sebut sebagai substansi yang bisa meningkatkan rasa cemas seseorang.
4. Tertawa dan olahraga.
Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu dianggap
menyehatkan. Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para pakar juga
menyarankan agar kita banyak tertawa. Karena cara tersebut ampuh mengusir
emosi dengan sesuatu positif sifatnya. Tak ubahnya dengan olahraga. 20 hingga
30 menit melakukan olahraga bisa membantu mengurangi rasa cemas.
5. Tulislah rasa cemas dalam secarik kertas.
Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi dan rasa
sesak di dada. Karenanya, tulislah dengan jujur ketakutan dan kecemasan yang
ada dalam benak Anda, seperti "Saya takut ketika...", "Saya cemas karena...",
atau "Saya nggak yakin kalau harus...".
6. Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas lainnya.
Karena itu, usahakan untuk menyisihkan waktu buat bersenang-senang dan
bersantai. Atau waktu tersebut bisa pula digunakan untuk meditasi, membangun
mimpi dan berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi
rasa cemas.
7. Dengar musik.
Berbahagialah orang yang gemar mendengarkan musik. Karena dengan
mendengarkan musik-musik favorit, akan membantu menjalani ritme hidup
Anda yang menyenangkan.

H. Cara melakukan perawatan pasien dirumah


Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam
merawat pasien di rumah antara lain :
1. Memberikan kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal sehari – hari
2. selalu menemani dan tidak membiarkan penderita sendiri dalam melakukan
suatu kegiatan, misalnya : makan bersama, bekerja bersama, bepergian dll.
3. meminta keluarga atau teman untuk menyapa klien, jik klien mulai menyendiri
atau berbicara sendiri
4. mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam kegiatan masyarakat, misalnya :
pengajian, kerja bakti dll
5. berikan pujian, umpan balik  atau dukungan untuk ketrampilan sosial yang dapat
dilakukan pasien
6.  mengontrol kepatuhan minum obat secara benar sesuai dengan resep dokter
7. jika klien malas minum obat, anjurkan untuk minum obat secara halus dan
emapti. Hindari tindakan paksa yang menimbulkan trauma bagi pasien.
8. kontrol suasana lingkungan / pembicaraan yang dapat memancing terjadinya
marah
9.  mengenali tanda – tanda yang muncul sebagai gejala kekambuhan
10.  segera kontrol ke dokter/RS jika muncul perubahan perilaku yang
menyimpang atau obat habis.
DAFTAR PUSTAKA

  Alimul, A. Aziz. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

 Hall, C. S. 1980. Suatu Pengantar Kedalam Ilmu Jiwa Sigmund Freud


(Terjemahan Oleh Tasrif). Bandung: Pustaka Pelajar.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume
2. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.

Duenges, Marylin. E.2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Merencanakan &


Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai