Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI SENI MELUKIS PADA PASIEN HALUSINASI


DI POLI JIWA RSUD BANYUMAS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Tugas Stase


Keperawatan Jiwa Program Pendidikan Profesi Ners

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 22
Leni Nur Fitriyani 2111040084
Dyah Ajeng Retno Asih 2111040100
Hefty Elles Petrinda 2111040117
Sahrul Munir 2111040120
Sindi Nurkhayati 2111040132

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMAMDIYAH PURWOKERTO
2022
1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


TERAPI SENI MELUKIS PADA PASIEN HALUSINASI
DI POLI JIWA RSUD BANYUMAS
Topik : Art Therapy (melukis)
Sub Topik : Terapi Melukis Pada Pasien Halusinasi
Sasaran : Keluarga Pasien dan Pasien di Poli Jiwa
Tempat : Poli Jiwa RSUD Banyumas
Hari/tanggal :Rabu, 16 Februari 2022
Waktu : 08.00 – 08.45 WIB

A. PENDAHULUAN
Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang dialami
suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus ekstren atau persepsi palsu
(Prabowo, 2014). Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi yang disebabkan stimulus yang sebenarnya itu
tidak ada (Sutejo, 2017).
Terapi melukis merupakan terapi yang mendorong seseorang
mengekspresikan, memahami emosimelalui ekspresi artistik, dan melalui
proses kreatif sehingga dapat memperbaiki fungsi kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Melukis bagi pasien skizofrenia merupakan bentuk komunikasi dari alam
bawah sadarnya, berdasarkan visualisasi atau simbol-simbol yang muncul,
akan terdapat image yang merupakan simbolisasi dari ekspresi bawah sadar
pasien. bahwa terapi seni membawa perubahan bagi kesehatan mental
penderitadan terapi seni di sebut sebagai Simbolicspeech bahwa kata-kata
dapat di salurkan melalui kegiatan melukis sehingga melalui terapi melukis
terdapat perbaikan dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
B. LATAR BELAKANG
2

World Health Organization tahun 2009 menyatakan paling tidak 1 dari 4


orang atau sekitar 450 juta orang memiliki gangguan mental, sekitar 10% orang
dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan
akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Setiap
tahunnya, upaya bunuh diri yang dilakukan oleh para klien dengan gangguan
jiwa mencapai 20 juta jiwa. Penelitian yang dilakukan World Health
Organitation diberbagai Negara menunjukan bahwa sebesar 20- 30% pasien
yang datang ke pelayanan kesehatan menunjukkan gejala gangguan jiwa.
Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil.
Gangguan jiwa berat terbanyak di DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan,
Bali, dan Jawa Tengah. Proporsi RT (rumah tangga) yang pernah memasung
ART (anggota rumah tangga) gangguan jiwa berat 14,3% dan terbanyak pada
penduduk yang tinggal di perdesaan 18,2%, serta pada kelompok penduduk
dengan kuintil indeks kepemilikan terbawah 19,5% (Riskesdas, 2013).
Pasien dengan diagnosis Skizofrenia akan mengalami kemunduran dalam
kehidupan sehari-hari, hal ini ditandai dengan hilangnya motivasi dan tanggung
jawab, selain itu pasien cenderung apatis, menghindari kegiatan dan
mengalami gangguan dalam penampilan. Pasien Skizofrenia akan mengalami
gangguan dalam memenuhi tuntutan hidup sehari-hari seperti kebersihan diri.
Penatalaksanaan pasien Skizofrenia berupa psikofarmakologi, psikoterapi,
milieu therapy, pendekatan keperawatan, terapi modalitas. Terapi modalitas
merupakan metode pemberian terapi yang menggunakan kemampuan fisik atau
elektrik, yang bertujuan untuk membantu proses penyembuhan atau
mengurangi keluhan yang dialami oleh klien.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penjelasan tentang art therapy pasien dapat
mempraktikan secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penjelasan terapi melukis selama 30 menit,
diharapkan :
3

a. Pasiendan keluarga pasien mengerti tentangterapi melukis


b. Pasien dan keluarga pasienmengerti tentangjenis - jenisterapi melukis
c. Pasien dan keluarga pasienmengerti tentangmanfaatterapi melukis
d. Pasien dan keluarga pasienmengerti tentangprosedurterapi melukis

D. PENGORGANISASIAN DAN JOB DESKRIPSI


1. Pembicara : 1. Sahrul Munir, S.Kep
2. Hefty Elles Petrinda, S.Kep
Tugas
- Menyajikan materi penyuluhan
- Menjawab pertanyaan diskusi
2. Moderator : Dyah Ajeng Retno Asih, S.Kep
Tugas
- Mengawal dan mengawasi jalannya forum
- Memperkenalkan setiap anggota penyuluh
- Mendeskripsikan tujuan dari penyuluhan
- Membuka sesi diskusi
- Memandu jalannya diskusi
- Menutup acara
3. Observer dan fasilitator : 1. Sindi Nurkhayati, S.Kep
2.Leni Nur Fitriyani, S.Kep
Tugas
- Mengobservasi jalannya acara dari awal sampai akhir
- Memfasilitasi kebutuhan penyuluh
- Sebagai penghubung antara penyuluh dengan peserta
E. METODE
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu ceramah, simulasi, dan
tanya jawab.
F. MEDIA
1. Laptop
2. LCD
4

3. Leaflet
4. Kertas hvs
5. Alat tulis
6. Pewarna
G. MATERI
1. Menjelaskan tentangterapi seni (melukis)
2. Menjelaskan tentangjenis – jenis terapi melukis
3. Menjelaskan tentangmanfaat terapi melukis
4. Menjelaskan tentangprosedur terapi melukis

H. PELAKSANAAN
Uraian Kegiatan
Kegiatan Waktu Pelaksana
Kegiatan Peserta
Pembukaan 5 menit 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab Moderator
2. Memperkenalkan salam dan peserta
terapis dan fasilitator 2. Mendengarka
3. Peserta n
memperkenalkan diri 3. Menyebutkan
4. Menjelaskan tujuan nama
penyuluhan 4. Memperhatika
n
Pelaksanaan 25 menit A. Menjelaskan materi 1. Pembicara
terkait: Memperhatika dan peserta
1. Menjelaskan n penjelasan
tentangterapi dari
melukis pembicara
2. Menjelaskan 2.
tentang jenis – Mensimulasika
jenis, manfaat, dan n terapi
prosedurterapi melukis
melukis bersama
3. Mensimulasikan fasilitator
terapi melukis di
media yang sudah
disiapkan bersama
dengan peserta
Diskusi 5 menit B. Diskusi materi terkait: 1. Mengajukan Pembicara
5

\ pertanyaan dan peserta


1. Memberikan 2. Menjawab
kesempatan pertanyaan
peserta untuk
mengajukan
pertanyaan
2. Memberikan
pertanyaan secara
lisan kepada
peserta secara
untuk bertanya
3. Moderator
menjawab
pertanyaan yang
diajukan peserta
Evaluasi 10 menit C. Tanya jawab terkait Moderator
materi 1. Menjawab
1. Evaluasi salam
pemahaman
peserta tentang
materi
2. Memberika
reinforcement
3. Evaluasi perasaan
4. Mengucapkan
terima kasih atas
partisipasi peserta
5. Mengucapkan
salam
6

I. SETTING TEMPAT

Keterangan:

: Pembicara
: Peserta
:Fasilitator
: Moderator
: Observer

J. KRITERIA EVALUASI
1. EvaluasiStruktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Kontrak pada hari H.
c. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara
penyuluhan
d. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang
disepakati.
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi dan dapat
menjelaskan kembali tentang pembahasan.
3. Pertanyaan Evaluasi
1) Sebutkan definisi terapi seni melukis
2) Sebutkan jenis-jenis terapi seni melukis
3) Sebutkan manfaat terapi seni melukis
4) Sebutkan prosedut terapi seni melukis
4. Evaluasi Hasil
a. Seluruh peserta kooperatif selama proses pemaparan materi
b. Peserta sebanyak 80% mengikuti kegiatan penyuluhan
7

kesehatan dari awal hingga akhir dan tidak ada yang


meninggalkan tempat sebelumacara selesai.
8

Materi Terapi Melukis

A. Definisi dari Terapi Seni Melukis


Art therapy atau terapi seni adalah terapi dengan menggunakan
seni sebagai media utamanya.Art therapy dapat diartikan sebagai seni
yang menjadi media terapi atau melakukan kegiatan seni sebagai
terapi.Terapi seni merupakan salah satu jenis dari berbagai jenis terapi
ekspresif melibatkan individu dalam aktivitas kreatif dalam bentuk
penciptaan (karya atau produk) seni.Art therapy merupakan metode
terapeutik yang menggunakan pembuatan seni, hubungan professional,
pada individu yang memiliki pengalaman yang menyakitkan, trauma,
atau individu yang memiliki tantangan dalam hidupnya.Melalui
kesenian dan melakukan refleksi terhadap senidan prosesnya, individu
dapat meningkatkan kesadaran terhadap diri sendiri dan orang lain,
mengatasi gejala-gejala stress, pengalaman traumatic, meningkatkan
kemampuan kognitif, dan dapat menikmati kehidupan yang
menyenangkan dengan membuat kesenian. Melalui aktifitas seni
tersebut individu diasumsikan mendapat media paling aman untuk
memfasilitasi komunikasi melalui eksplorasi pikiran, persepsi,
keyakinan, dan pengalaman, khususnya emosi (Holt & Kaiser, 2009).
Terapi melukis ialah proses kreatif yang terlibat dalam
pembuatan karya lukis dengan melibatkan kapasitas intuisi, yaitu
kapasitas dalam mengolah potensi indra (sense) untuk menghasilkan
sebuah ‘citra’ melalui medium lukisan dengan mencampurkan warna
cat di atas kertas/kanvas sebagai proses terapeutik yang mampu
meningkatkan hidup. Seni Lukis adalah seni yang mengapresiasikan
pengalaman artistik seorang seniman melalui bidang dua dimensi.
Berdasarkan media, bahan, dan tekniknya seni lukis dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, seperti lukisan cat minyak, lukisan cat air
(water color), lukisan pastel (oil pastel), lukisan arang (conte), lukisan
Al Fresco, lukisan Al Secco, lukisan tempera, lukisan Azalejo dan
lukisan mozaik.
9

B. Jenis-jenis Terapi Melukis


1) Terapi seni dalam melukis atau menggambar.
Melukis sebagai terapi, berkaitan dengan aspek kontemplatif
atau sublimasi. Kontemplatif atau sublimasi merupakan suatu cara
atau proses yang bersifat menyalurkan atau mengeluarkan segala
sesuatu yang bersifat kejiwaan, seperti perasaan, memori, pada saat
kegiatan berkarya seni berlangsung. Aspek ini merupakan salah satu
fungsi seni yang dimanfaatkan secara optimal pada setiap sesi terapi.
Kontemplatif dalam arti, berbagai endapan batin yang ditumpuk,
baik itu berupa memori, perasaan, dan berbagai gangguan persepsi
visual dan auditorial, diusahakan untuk dikeluarkan atau
disampaikan. Dengan demikian pasien tidak terjebak pada suatu
situasi dimana hanya diri sendiri terjebak pada realitas imajiner yang
diciptakan oleh diri sendiri.
Aspek kontemplatif atau sublimasi inilah yang kemudian
dikenal dengan istilah katarsis dalam dunia psikoanalisa.Hal
tersebut, juga sekaligus dapat menjadi media untuk mencari pemicu
atau akar permasalahan melalui berbagai visualisasi atau simbol-
simbol yang muncul selama terapi berlangsung.Berdasar visualisasi
yang tercurah selama terapi berlangsung, seringkali tampak gambar
beberapa image yang merupakan simbolisasi dari ekspresi bawah
sadar dari pasien.Kemudian bagi terapis, beragam visualisasi inilah
yang menjadi perangkat untuk menentukan diagnosa sampai sejauh
apakah kerusakan kondisi kejiwaan pasien, dan pengobatan jenis
apakah yang sesuai bagi pasien.
2) Jenis-jenis seni lukis
a. Klasisme
b. Romantisme
c. Realism
d. Naturalisme
e. Ekspresionisme
f. Surealisme
10

g. Abstrak
h. Gotik
i. Futurism
j. Konstruktivisme

C. Manfaat dari Terapi Melukis


a. meningkatkan fungsi kognitifnya.
b. Melukis bebas dapat menurunkan gejala halusinasi karena pada
saat pelaksanaan melukis dapat meminimalisirkan interaksi
pasien dengan dunianya sendiri.
c. mengeluarkan pikiran, perasaan, ata emosi yang selama ini
mempegaruhi perilaku yang tidak disadarinya.
d. memberi motivasi dan memberikan kegembiraan, hiburan.
e. mengalihkan perhatian pasien dari halusinasi sehingga pasien
tidak terfokus dengan halusinasinya.
Manfaat dari penerapan terapi seni menurut Edward, 2014 yaitu:
a. Menstrimulasi partisipasi yang aktif
b. Mendorong untuk mempelajari hal dan fungsi yang baru
c. Meningkatkan kesadaran diri
d. Memperkuat memori
e. Dapat meningkatkan konsep diri dapat terjadi karena tumbuhnya
percaya diri dalam bersosialisasi, sehingga memudahkan mereka
untuk memandang dirinya lebih positif.
f. Mengeksplorasi perasaan klien
g. Mengembangkan keterampilan sosial
h. Mengurangi kecemasan
i. Mampu mengatasi tekanan fisik seperti nyeri.
j. Berpetualang dengan pikiran
k. Meningkatkan saraf motorik dan sensorik
11

D. Prosedur yang digunakan dalam melakukan terapi melukis


Prosedur yang digunakan yaitu

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MELUKIS

Mata Kuliah : Komplementer


Kompetensi : Pemberian Terapi Seni ( Melukis )
Pengertian : Pemberian terapi seni untuk penyembuhan trauma
kepada orang yang mempunyai kendala dalam
mengekspresikan perasaan melalui bahasa verbal
melalui seni melukis.
Tujuan : Memperbaiki kondisi fisik, emosional, dan kesehatan
spiritual pasien.
Persiapan alat : 1. Kertas gambar
dan bahan 2. Pensil/alat tulis yang berhubungan
3. Alat mewarnai

Prosedur :

N
PROSEDUR

Pre interaksi
1 Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien (jika ada)
2 Siapkan alat-alat
3 Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
4 Cuci tangan
Tahap orientasi
5 Beri salam dan panggil klien dengan namanya.
Bina hubungan saling percaya.
6 Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada klien/keluarga
Tahap kerja
12

7 Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


8 Menanyakan keluhan utama klien / perasaan yang dirasakan saat ini
9 Atur posisi klien sebelum dilakukan terapi melukis.
Berikan ruang agartidak mengganggu klien yang lainnya
10 Menetapkan ketertarikan klien terhadap melukis
11 Bagikan alat lukis yang diperlukan dan damping klien saat melukis
apabila klien bersedia di damping.
12 Identifikasi pilihan/jenis lukisan.
13 Anjurkan klien untuk melukis sesuai dengan keinginan klien.
13 Berdiskusi dengan klien dengan tujuan berbagi pengalaman.
15 Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman.
16 Apabila sudah selesai berikan kesempatan klien untuk menjelaskan
Lukisannya
17 Anjurkan klien untuk melukis kembali apabila klien ingin melukis

Terminasi
18 Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan klien)
19 Simpulkan hasil kegiatan
20 Berikan umpan balik positif
21 Kontrak pertemuan selanjutnya
22 Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
23 Bereskan alat-alat
24 Cuci tangan
Dokumentasi
25 Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
- Nama Px, Umur, Jenis kelamin, dll
- Keluhan utama
- Tindakan yang dilakukan (terapi melukis)
- Lama tindakan
- Jenis terapi melukis yang diberikan
- Reaksi selama, setelah terapi pemberian terapi melukis
- Respon pasien.
- Nama perawat
13

- Tanggal pemeriksaan
14

DAFTAR PUSTAKA

Damajanti.(2013). Psikologi Seni. Bandung: ITB.


Edward David. (2014). Art Therapy 2ndEdition.India : SAGE
Feldman, Edmund Burke. (1967). Art as Image and Idea. New Jersey:
PrenticeHall, Inc. Kartika, Yunita Ayu. (2017). Pengaruh Pemberian
Terapi Seni dengan Metode Menggambar Terhadap Penurunan Stres
Kerja pada Mahasiswa yang Bekerja.Disertasi. Yogyakarta: Universitas
Mercu Buana
Geue, Kristina ., Goetze, Heide., Buttstaedt, Marianne., Kleinert, Evelyn.,
Richter, Diana dan Singer, Susanne. (2010). An overview of art therapy
interventions for cancer patients and the results of research.
Complementary TherapiesinMedicine (2010) 18, 160—170.
doi:10.1016/j.ctim.2010.04.001
Holt, E & Kaiser, D.H. (2009). The first step series: art therapy for early
substance abuse treatment. The Arts in Psychotherapy.
Sutejo. 2017. Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa:
Ganguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.

Anda mungkin juga menyukai