Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA PENYULUHAN

( SAP )

Masalah : Gangguan Sistem Neurologi


Pokok Bahasan : Cerebral Palsy
Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien di Poli Anak Sehat
Sakt RSUD Abdul Wahab Sjahranie
Waktu : 30 menit
Tanggal : 07 Februari 2019
Tempat : Ruang Poli Anak Sehat Sakit RSUD Abdul
Wahab Sjahranie

A. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien mampu mengetahui tentang
penyakit cerebral palsy pada anak.

B. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah diberi penyuluhan selama 15 menit, diharapkan klien dapat :
1. Menyebutkan pengertian cerebral palsy
2. Menyebutkan penyebab cerebral palsy
3. Menyebutkan tanda dan gejala cerebral palsy
4. Menyebutkan terapi pada cerebral palsy
5. Menyebutkan terapi untuk anak cerebral palsy
6. Menyebutkan dampak dari cerebral palsy

C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian cerebral palsy
2. Penyebab cerebral palsy
3. Tanda dan gejala cerebral palsy
4. Pemeriksaan diagnostik cerebral palsy
5. Terapi cerebral palsy
6. Dampak dari cerebral palsy

1
D. Kegiatan Pembelajaran
a. Metode :
1. Ceramah
2. Diskusi
b. Langkah – langkah kegiatan :

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN


PENYULUH PESERTA
1 Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam a. Peserta menjawab salam
b. Memperkenalkan b. Peserta mendengarkan
diri c. Peserta mendengarkan
c. Menyampaikan d. Peserta menyetujui
tujuan
d. Kontrak waktu
2 Pelaksanaan 20 menit a. Menjelaskan isi a. Peserta mendengarkan
materi. dengan seksama.
b. Mengevaluasi secara b. Peserta menjawab
verbal pada peserta beberapa pertanyaan
penkes. yang di lontarkan
c. Membagi leaflet perawat.
c. Peserta menerima leaflet

3 Penutup 5 menit a. Menyimpulkan hasil a. Peserta memperhatikan.


kegiatan. b. Peserta menjawab salam
b.Mengakhiri kegiatan
dengan
mengucapkan salam

E. Media
1. Brosur
2. LCD
3. PPT

F. Pengorganisasian
Pembimbing Klinik : Elfrida Amd.Kep

Pembimbing Pendidikan : Ns. Siti Mukarommah, M.Kep., Sp.Kom

2
Penyaji : Evalina Prastika Putri
Moderator : Amir Ma’aruf

Observer : Sulistiawati, Widya Ashariana


Fasilitator : Irayani Ingan, Maria Kristiana, Dwi Ayu
Ramadani, Bella Novela Sari, Ahmad Fu’ady

Job Description

1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara


2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab
pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak
secara aktif dalam diskusi
4. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan,
mengevaluasi jalannya penyuluhan

G. Seting Tempat

Keterangan:
: presenter : fasilitator

: moderator : observer

: audiens : meja

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. SAP sudah siap satu hari sebelum dilaksanakan kegiatan
b. Alat dan tempat siap
c. Sudah dibentuk struktur organisasi atau pembagian peran
d. Perencanaan pendidikan kesehatan yang sesuai dan tepat

3
e. Penyuluh dan peserta siap

2. Evaluasi Proses
a. Alat dan tempat dapat untuk digunakan sesuai rencana
b. Peserta mau atau bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah
direncanakan

3. Evaluasi Hasil
a. 75% peserta dapat menyebutkan pengertian cerebral palsy
b. 75% peserta dapat menyebutkan minimal 3 penyebab cerebral palsy
c. 75% peserta dapat menyebutkan minimal 3 tanda dan gejala cerebral
palsy
d. 75% peserta dapat menyebutkan minimal 2 terapi untuk anak cerebral
palsy
e. 75% peserta dapat menyebutkan minimal 2 dari dampak cerebral palsy
f. Penyuluh dapat melaksanakan tugas sesuai peran.

4
LAMPIRAN

MATERI PENYULUHAN

A. Latar Belakang
Anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan pendidikan secara khusus
karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka mempunyai
gangguan (Impairment) kecerdasan atau intelegensi, mental sosial emosi dan
fisik. Salah satu jenis anak berkebutuhan khusus adalah anak Cerebral
Palsy. Cerebral Palsy adalah sebutan yang diberikan para medis pada mereka yang
menderita kerusakan otak. Karena adanya kerusakan otak inilah, gerakan tubuh
seseorang akan terpengaruh kontrol dan koordinasinya pada otot, gerakan refleks
serta tonusnya, berpengaruh besar pada bentuk tubuh dan
posturya. Penyakit Cerebral Palsy ini pertama kali diperkenalkan oleh William
John Little (1843), yang menyebutnya dengan istilah Cerebral Diplegia, sebagai
akibat prematuritas atau afiksia neonatorum. Sir William Olser adalah yang
pertama kali memperkenalkan istilah Cerebral Palsy, sedangkan Sigmud Freud
menyebutnya dengan istilah infantile Cerebral Paralysis.
Dari pengertian di atas dapat diambil suatu pengertian mengenai
anak Cerebral Palsy, mereka mengalami gangguan (impairment) yang ditandai
dengan terdapatnya gangguan pada sistem motorik pergerakan otot atau sikap tubuh
yang dapat pula disertai dengan kondisi keterbelakangan mental ataupun gejala
syaraf lainnya, dimana kesemuanya ini disebabkan karena fungsi kontrol otot akibat
adanya ketidaknormalan di dalam area otak atau akibat disfungsi otak sebelum
perkembangan yang sempurna. Dengan demikian dapat dilihat perbedaan antara
anak Cerebral Palsy dengan anak berkebutuhan khusus lainnya dimana kecacatan
fisik pada mereka menyebabkan aktivitas gerakannya menjadi terganggu.

5
B. PENGERTIAN CEREBRAL PALSY
Cerebral Palsy adalah suatu keadaan kerusakan jaringan otak yang kekal dan
tidak progresif. Terjadi pada waktu masih muda (sejak di lahirkan) dan merintangi
perkembangan otak normal dengan gambaran klinis dapat berubah selama hidup
dan menunjukkan kelainan dalam sikap dan pergerakan , disertai kelainan
neurologis berupa kelumpuhan spastis , gangguan ganglia basalis dan serebellum
dan kelainan mental.(3) Cerebral palsy pada dasarnya adalah gangguan terhadap
pergerakan dan postur tubuh. Hal ini di istilahkan sebagai “payung” yang mencakup
gangguan pengontrolan gerakan akibat adanya lesi atau kelainan terhadap
perkembangan otak di awal tahap kehidupan dengan latar belakang penyakit yang
tidak progresif.
Kelainan yang disebabkan adanya kerusakan otak ini tidak dapat
disembuhkan atau dibentuk normal kembali karena sifatnya yang permanen dan
sulit untuk diperbaiki. Yang berarti bahwa belum ditemukannya obat atau bahan
pemulih bagi mereka yang mengalami kelainan karena kerusakan otak. Namun,
untuk membantu dalam pengelolaan tubuh yang menderita Cerebral Palsy, terapi
menjadi salah satu hal yang diperlukan.
Cerebral Palsy tidak akan berubah menjadi lebih baik atau lebih buruk
selama masa hidupnya. Akan tetapi, jika kondisi asosiatifnya tidak mendapat
perawatan yang intensif serta benar dan disesuaikan dengan tingkatan kerusakan
otak seorang penderita tersebut, kondisinya akan menjadi buruk dari waktu ke
waktu. Dengan kata lain, mereka yang menderita Cerebral Palsy membutuhkan
terapi pengobatan seperti operasi, obat-obatan serta teknologi yang dapat
membantu mereka memaksimalkan kemandirian, mengurangi kesulitan yang
menjadi hambatan mereka, dan meningkatkan inklusi mereka, karena hal itulah
yang membantu mereka untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Dalam
kebanyakan kasus Cerebral Palsy yang terjadi, kerusakan otak seorang penderita
terjadi pada saat otak sedang mengalami perkembangannya.
Efek besar bagi penderita Cerebral Palsy adalah mereka mengalami
kesulitan dalam mengontrol gerakan tubuhnya akibat koordinasi dan
keseimbangan yang tidak bisa mereka dapatkan. Ini terjadi akibat adanya

6
kesalahan dari otot-otot yang menerima perintah karena motor korteks serebral
mereka tidak berkembang secara normal kemungkinan pada saat perkembangan
janin. Kemudian penderita mengalami cedera otak baik sebelum, selama atau
setelah bayi lahir.

C. PENYEBAB CEREBRAL PALSY


Penyebab dari Cerebral Palsy ini dapat di lihat dalam 3 proses. Yaitu proses
pranatal (saat bayi dalam kandungan), proses perinatal (saat bayi dilahirkan), dan
proses pascanatal (sesudah bayi dilahirkan atau berada di luar kandungan). Kasus-
kasus tersebut dapat di lihat sebagai berikut :
1. PRANATAL ( Proses ketika bayi berada di dalam kandungan)
Pada saat janin berada dalam kandungan, kemungkinan terjadinya gangguan
perkembangan pada otak bayi sangatlah besar. Gangguan tersebutlah yang
menyebabkan otak bayi menjadi abnormal atau memiliki cedera. Hal ini dapat
terjadi apabila ibu hamil terkena infeksi toksoplasma, rubela, CMV, Cacar air,
atau herpes sangat rentan sekali mempengaruhi keadaan bayi di dalam
kandungan. Hal ini akan menyebabkan bayi mengalami masalah
perkembangan jaringan otak. 75% dari kasus Cerebral Palsy terjadi saat berada
dalam masa Pranatal seperti itu.

2. PERINATAL (Proses Persalinan)


Ketika bayi berada pada proses persalinan terutama persalinan yang lama
bahkan sulit kemudian dibutuhkan alat bantu melahirkannya, kemungkinan
terjadi luka di kepala bayi juga dapat dijadikan penyebab terjadinya Cerebral
Palsy. Kemudian terjadi tali pusar yang melilit bayi yang menyebabkan bayi
kesulitan bernapas dapat menyebabkan cedera otak akibat kekurangan asupan
oksigen yang membuat bayi tersebut kejang lalu mengalami pendarahan. Bayi
prematur juga rentan terkena infeksi otak dan pendarahan otak. Kasus Cerebral
Palsy pada masa Perinatal ini terjadi sampai 10-15%.

7
3. PASCANATAL (Proses sesudah dilahirkan/di luar kandungan)
Bayi yang lahir prematur dan memiliki berat badan yang berada di bawah 2 kg
akan rentan terkena penyakit kuning yang juga menjadi salah satu faktor
penyebab terjadinya Cerebral Palsy. Dan bayi yang menderita malaria dan
infeksi otak seperti meningitis, radang selaput otak lalu mengalami panas tinggi
dan juga mengalami kecelakaan akibat kelalaian orang tuanya seperti terjatuh
yang kemudian menyebabkan luka pada kepala yang lalu mempengaruhi otak
sehingga menimbulkan trauma juga berpengaruh terjadinya Cerebral Palsy.
Bayi yang kekurangan asupan oksigen dan beberapa kasus yang tidak diketahui
penyebabnya juga merupakan faktor dari Cerebral Palsy dan 10%
kemungkinan dapat terjadi pada bayi pasca dilahirkan ke dunia.

D. TANDA DAN GEJALA CEREBRAL PALSY


Mereka yang menderita Cerebral Palsy tidak serta-merta gejalanya dapat
dilihat begitu saja setelah bayi dilahirkan. Ciri-ciri cerebral palsy akan diketahui
saat bayi berusia hampir satu tahun, karena umumnya mereka mengalami
ganggungan ortopedi. Dan ciri-ciri yang biasa tampak pada anak pengidap Cerebral
Palsy antara lain :
1. Gangguan Tonus Otot
Ciri ini akan begitu mencolok terlihat karena mereka yang mengidap
Cerebral Palsy akan mengalami kesulitan dalam mengontrol kemampuan otot
mereka untuk bekerja sama dalam mempertahankan stabilitas tubuhnya. Otot-
otot mereka akan melakukan koordinasi dengan otot lain yang menjadi
pasangannya untuk berkontraksi dalam bekerja atau sekadar rileks. Walaupun
hanya melakukan gerakan yang sederhana seperti duduk, hal ini juga
membutuhkan koordinasi beberapa otot penggerak, di mana satu sisi
berkontraksi dan sisi lain mengendur (rileks). Cedera otak atau pun malformasi
(kegagalan pembentukan organ) sebagai penyebab Cerebral Palsy akan
merusak kemampuan susunan syaraf pusat dalam mengontrol gerakan otot.
Tonus otot yang normal mempunyai efek pada kemampuan tungkai
untuk bergerak dan berkontraksi tanpa kesulitan sehingga memungkinkan
orang itu untuk duduk, berdiri, dan menjaga posturnya tanpa bantuan. Kelainan

8
tonus otot ini dapat terjadi saat melakukan koordinasi. Hal yang yang terjadi,
otot tidak memadai terjadi ketika otot tidak berkoordinasi bersama-sama.
Ketika ini terjadi, otot yang bekerja secara berpasangan mengalami kontraksi
secara bersamaan dan bahkan refleks bersamaaan sehingga terjadi
ketidakseimbangan pada pergerakan otot tersebut.
Meski hanya melakukan gerakan yang sederhana, misalnya duduk,
membutuhkan koordinasi beberapa otot penggerak yang satu sisi harus
berkontraksi dan sisi lain harus mengendur (rileks). Cedera otak ataupun
malformasi (kegagalan pembentukan organ) sebagai penyebab Cerebral Palsy
akan merusak kemampuan susunan syaraf pusat dalam mengontrol gerakan
otot. Tonus otot yg normal akan berefek pada kemampuan tungkai untuk
bergerak dan berkontraksi tanpa kesulitan, memungkinkan seseorang untuk
duduk, berdiri dan menjaga postur tanpa bantuan. Kelainan tonus otot terjadi
pada saat melakukan koordinasi. Saat hal ini terjadi,
Otot tidak memadai terjadi ketika otot tidak berkoordinasi bersama-sama
. Ketika ini terjadi , otot yg bekerja secara berpasangan, misalnya biceps dan
triceps, mungkin berkontraksi bersamaan, atau justru rileks dua-duanya. Otot
penyangga tulang belakang mungkin terlalu rileks, yg membuat control batang
tubuh kesulitan untuk tegak, postur yg buruk dan kesulitan bergerak dari duduk
ke berdiri.
Anak Cerebral Palsy mempunyai kombinasi tanda-tanda sebagai berikut.
Adanya perbedaan anggota gerak diakibatkan oleh perbedaan kerusakan di
sruktur otak.dua gejala utama dari tonus abnormal adalah hypotonia dan
hypertonia, tetapi, tonus dapat dijelaskan pula dengan cara perbandingan
berikut :
a. Hypotonia; penurunan tonus otot atau ketegangannya (flasid, rileks atau
floppy)
b. Hipertonia, meningkatnya tonus otot / ketegangan (lengan / tungkai
menjadi kaku)
c. Distonia, naik turunnya tonus otot
d. Campuran , adanya hipotonus pada otot penyangga postur tubuh,
sementara lengan dan tungkai hipertonus

9
e. Spasme otot, kontraksi otot yang tidak disadari, biasanya ada nyeri
f. Kaku sendi, sendi yang terkunci sehingga mencegah gerakan leluasa
g. Tonus leher dan batang tubuh abnormal- menurun menjadi hipotonia atau
meninggi menjadi hipertonia sesuai tipe kelainan Cerebral Palsy nya
h. Klonus : spasme otot dengan kontraksi biasa. Ada di ankle dan telapak
tangan

2. Gangguan Kontrol Gerakan dan Koordinasi


Gangguan pada tonus otot mempengaruhi gerakan tubuh dan anggota
gerak, sehingga semua anak Cerebral Palsy akan bisa merasakan control otot
dan koordinasinya yang buruk. Gangguan control gerakan ortot dapat
menyebabkan komplikasi anggota gerak yang selalu lurus / ekstensi,
berkontraksi terus menerus, selalu bergerak atapun pola ritmik menyerupai
spastic. Gejala lain akan lebih terlihat saat anak dalam kesulitan / stress, juga
pada saat diberikan tugas motorik seperti mengambil dan meraih objek.
Kadang –kadang gejala tidak terlihat saat anak tertidur dan otot menjadi
rileks.

3. Gangguan Refleks
Reflex adalah gerakan tidak disadari dari tubuh sebagai respons dari
sebuah stimulus/rangsangan. Reflex tertentu akan muncul pada saat lahir atau
beberapa bulan setelah lahir lalu hilang secara terprediksi sebagai tanda
perkembangan bayi. Pada reflex tertentu tidak akan hilang pada anak cerebral
palsy. Beberapa reflex tertentu mengindikasikan kelainan Cerebral Palsy.
Hiper refleksia yaitu merupakan tanda eksesif yang menyebabkan kedutan
dan spastisitas. Kurang berkembangnya reflex postural dan reflex protektif
adalah rambu-rambu tanda perkembangan abnormal, termasuk Cerebral
Palsy . Reflex primitive abnormal tidak terjadi pada anak Cerebral Palsy, atau
tidak terlihat secara spesifik seperti yang nampak pada anak dengan
perkembangan normal.

10
Berikut beberapa tanda cerebral palsy pada anak sesuai dengan usianya:
 Bayi usia di bawah 6 bulan
a) Tidak mengangkat kepala ketika Anda menarik tangannya.
b) Tubuhnya terkulai lemas.
c) Saat dipeluk, tubuhnya menjauhi Anda.
d) Saat tubuhnya diangkat, kaki menjadi kaku dan bentuk kakinya
bersilang.
 Bayi di atas 6 bulan
a) Mengulurkan hanya dengan satu tangan sambil mengepal.
b) Sulit mengunyah makanan.
Bayi usia di atas 10 bulan
a. Merangkak dengan posisi miring, mendorong pakai satu tangan dan kaki
menyeret.
b. Menggerakkan bokong dengan kondisi terduduk tanpa merangkak.

E. TIPE-TIPE CEREBRAL PALSY


Klasifikasi berdasarkan keekstriman :
1. Hemiplegia : Gangguan hanya terjadi pada setengah badan.
2. Diplegia : Gangguan pada kaki lebih parah daripada tangan.
3. Quadriplegia : Gangguan terjadi pada kaki dan tangan.
4. Paraplegia : Gangguan terjadi hanya pada kaki.
5. Monoplegia : Gangguan terjadi hanya pada tangan. Jenis ini jarang terjadi.
6. Double Hemiplegia : Gangguan pada kedua bagian tubuh tetapi kanan dan kiri
berbeda tingkat keparahannya.
7. Triplegia : Gangguan terjadi pada 3 bagian dari kaki dan tangan. Contoh
gangguan terjadi pada kedua tangan dan satu kaki.

Klasifikasi menurut tipe gangguan motorik


1. Spasticity
Mengacu pada ketidakharmonisan otot motorik. Otot anak yang mengalami
spasicity tidak langsung bergerak ketika tiba-tiba direntangkan atau
digerakkan. Kontraksi spastik mengakibatkan ketegangan otot dan membuat

11
gerak tidak akurat. 50% dari penderita Cerebral Palsy memperlihatkan gejala
ini.
2. Athetosis
Mengacu pada gerakan reflek, gerakan tersentak-sentak, menggeliat terutama
pada jari dan pergelangan tangan. Gerakan yang berlangsung berturu-turut ini
tidak bisa dikontrol pleh beberapa kelompok otot. Gejala ini akan berhenti
ketika penderita tidur. 25% dari penderita Cerebral Palsy mengalami gangguan
ini.
3. Ataksia
Ataksia adalah gangguan pada koordinasi. Bayi dalam golongan ini biasanya
menunjukan perkembangan motorik yang lambat. Kehilangan keseimbangan
tampak bila mulai belajar duduk. Mulai berjalan sangat lambat dan semua
pergerakan canggung dan kaku. 25% penderita Cerebral Palsy mengalami
gangguan ini.
4. Rigidity Cerebral Palsy
Mengacu pada kekakuan otot. Tipe ini jarang terjadi.
5. Tremor Cerebral Palsy
Mengacu pada gangguan syaraf yang menyebabkan tidak terkontrolnya
gerakan pada bagian otot tertentu. Gerakan tersebut terjadi berulang-ulang
dalam selang waktu tertentu.
6. Mixed Cerebral Palsy
Jenis Cerebral Palsy ini merupakan gabungan dari dua atau tiga tipe gangguan
di atas.

F. APA SAJA TES YANG BIASA DILAKUKAN UNTUK CEREBRAL PALSY


Cerebral palsy adalah penyakit yang membutuhkan penanganan khusus.
Dokter akan memeriksa fisik dan pergerakan anak dengan hati-hati. Dokter
mungkin menyuruh tes untuk memastikan CP, termasuk :
1. CT-scan : Mencatat struktur jaringan otak, seperti area otak yang kurang
berkembang.
2. MRI : Untuk menciptakan gambar dan struktur internal otak.

12
3. Ultrasonography (USG) : Alat ini dapat menggambarkan masalah dalam
jaringan otak
4. Electroencephalogram (EEG) : Alat ini bekerja dengan prinsip mencatat
aktivitas elektrik di dalam otak.

G. TERAPI UNTUK ANAK CEREBRAL PALSY


Meski cerebral palsy adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, Terapi
ditujukan untuk meringankan gejala, mengoptimalkan penderita agar dapat
semandiri mungkin dalam aktivitas kesehariannya, serta mendapatkan tumbuh
kembang seoptimal mungkin. Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan agar
kemampuan anak lebih baik, dilansir dari :
1. Latihan fisik
Bentuk terapi latihan fisik bisa membantu kekuatan otot, fleksibilitas,
keseimbangan, perkembangan motorik, dan mobilitas anak. Bentuk latihannya
seperti menggenggam sesuatu benda, menggulung, mengontrol gerak kepala,
dan badan. Setelah itu, terapis akan melatih anak untuk pemakaian kursi roda.
Dalam latihan bersama terapis yang sudah ahli, Anda bisa belajar cara merawat
dengan aman dan nyaman untuk kebutuhan sehari-hari anak di rumah. Seperti
mandi, memberi makan, dan lainnya.
2. Terapi wicara dan bahasa
Anak dengan cerebral palsy mengalami kesulitan dalam bicara. Untuk melatih
kemampuan bicara anak, Anda membutuhkan ahli bahasa yang bisa
meningkatkan kemampuan berkomunikasi, setidaknya dengan bahasa isyarat.
Bila kesulitan dalam berkomunikasi, mereka juga akan mengajarkan anak
menggunakan alat komunikasi lain, seperti komputer dan ponsel. Terapi wicara
juga bisa mengatasi kesulitan mengunyah dan menelan.
3. Terapi rekreasi
Maksud dari terapi ini yaitu aktivitas di luar ruangan yang membuat anak lebih
banyak bergerak agar motoriknya terlatih. Seperti, menunggang kuda, berjalan
di rerumputan. Jenis terapi ini bisa membantu anak dalam meningkatkan
keterampilan motorik, bicara, dan perkembangan emosional anak.

13
H. PENANGANAN RUMAHAN YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK
MENGATASI CEREBRAL PALSY
Gaya hidup dan pengobatan rumahan di bawah ini mungkin membantu
mengatasi cerebral palsy:
1. Hubungi dokter tentang pengobatan yang membantu mengurangi gejala.
2. Cari tahu sekolah dengan pendidikan khusus dan layanan yang terkait untuk
anak.
3. Bersikap positif tentang orang dengan CP.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ayres. A. J.(2012). Sensory Integration and Practice Test. Los Angeles: Western
Psychological Services.
Anderson. J. M. (2010).Sensory Motor Issues in Autism. Texas: Therapy Skill Builders.
Kimbal. J. G. (2014). Sensory Integration Frame of Reference. Philadelphia: Lipincot
Williams&Wilkins.
Casey, Kevin. (2016). Teaching Children with Special Need. Claremont Teachers College
: Clarement, Western Australia.
Hallahan, Daniel P. & James M. Kauffman. (2016). Exceptional Children Introduction to
Special Education. Prentice-Hall, INC.: Englewood, New Jersey.

15

Anda mungkin juga menyukai